Anda di halaman 1dari 19

PT PLN (Persero)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Perhitungan Setting Relai Proteksi Penghantar

BAB- I POLA PROTEKSI PENGHANTAR


1.1 POLA PPROTEKSI SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT)
Sistem pengaman suatu peralatan karena berbagai macam faktor dapat
mengalami kegagalan operasi (gagal operasi). Berdasarkan hal-hal
tersebut maka suatu sistem proteksi dapat dibagi dalam dua kelompok,
yaitu :
a. Pengaman Utama
merupakan sistem proteksi yang diharapkan segera bekerja jika
terjadi kondisi abnormal atau gangguan pada daerah
pengamanannya
b. Pengaman Cadangan
diperlukan apabila pengaman utama tidak dapat bekerja atau terjadi
gangguan pada sistem pengaman utama itu sendiri.

Pada dasarnya sistem proteksi cadangan dapat dibagi menjadi dua


katagori, yaitu
ƒ Sistem proteksi cadangan lokal (local back up protection system)
Pengaman cadangan lokal adalah pengamanan yang dicadangkan
bekerja bilamana pengaman utama yang sama gagal bekerja.
Contohnya : penggunaan OCR atau GFR.
ƒ Sistem proteksi jarak jauh (remote back up protection system)
Pengaman cadangan jarak jauh adalah pengamanan yang
dicadangkan bekerja bilamana pengaman utama di tempat lain gagal
bekerja.

Pengaman cadangan lokal dan jarak jauh diusahakan koordinasi


waktunya dengan pengaman utama di tempat berikutnya. Koordinasi
waktu dibuat sedemikian hingga pengaman cadangan dari jauh bekerja
lebih dahulu dari pengaman cadangan lokal. Hal ini berarti bahwa
kemungkinan sekali bahwa pengaman cadangan dari jauh akan bekerja
lebih efektif dari pengaman cadangan lokal.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Halaman 1


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Perhitungan Setting Relai Proteksi Penghantar

Dengan penjelasan di atas berarti bahwa waktu penundaan bagi


pengaman cadangan lokal cukup lama sehingga mungkin sekali
mengorbankan kemantapan sistem demi keselamatan peralatan.

Dengan demikian berarti pula bahwa pengaman cadangan lokal hanya


sekedar pengaman cadangan terakhir demi keselamatan peralatan.

1.1.1 Waktu Pemutusan Pengaman SUTT


Untuk memperoleh waktu clearing time yang cepat maka pemakaian
relai jarak sebagai pengaman utama SUTT pada sistem 70 dan 150
kV harus dilengkapi dengan teleproteksi. Pada dasarnya pemilihan
pola pengaman dengan pilot dimaksudkan untuk meningkatkan
keandalan sistem yaitu jika terjadi gangguan diluar zone-1nya tetapi
berada pada saluran yang diamankan maka relai jarak yang
menggunakan teleproteksi akan bekerja lebih cepat dibandingkan
relai jarak tanpa teleproteksi.
Sistem proteksi SUTT yang akan dibahas disini adalah SUTT 150 kV
dan 70 kV, dimana waktu pembebasan gangguan pada sistem 150
kV harus lebih singkat daripada sistem 70 kV akibat dari arus
gangguan yang lebih besar pada sistem 150 kV tersebut. Bilamana
pada sistem 70 kV waktu dasarnya 150 ms, maka pada sistem 150
kV direkomendasikan 120 ms untuk gangguan yang terjadi pada
zone yang diamankannya. Rekomendasi ini hanya berlaku pada
SUTT yang menggunakan relai jarak yang dilengkapi teleproteksi.
Adapun pembagian clearing time gangguan tersebut, adalah :

No. Uraian Pembagian Waktu Sistem 150 kV Sistem 70 kV


(milli sec) (milli sec)
1. Penjatuhan Relai
• Sinyal Pembawa (PLC/FO) 20 20
• Relai 40 70
2. Pembukaan PMT 60 60
TOTAL 120 150

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Halaman 2


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Perhitungan Setting Relai Proteksi Penghantar

1.1.2 SUTT 70 kV
Pada sistem 70 kV terdapat dua macam pentanahan netral sistem, yaitu :
a. Pentanahan netral dengan tahanan rendah atau solid grounded,
misalnya terdapat di wilayah Jawa Barat, Jakarta Raya, Bengkulu, dan
Sulawesi utara.
b. Pentanahan netral dengan tahanan tinggi, misalnya terdapat di wilayah
Jawa Timur dan Palembang.

Pada sistem dengan tahanan rendah, relai jarak dapat dipakai sekaligus
untuk gangguan fasa maupun gangguan tanah, tetapi pada sistem
dengan tahanan tinggi dimana arus gangguannya kecil yang
menyebabkan relai jarak tidak bekerja, sehingga harus dipasang relai
gangguan tanah tersendiri. Untuk gangguan tanah pada sistem dengan
tahanan tinggi dipakai dua jenis pengaman, yaitu :
a. Relai tanah selektif (selection ground relay)
b. Relai tanah terarah (directional ground relay)
yang akan bekerja sebagai pengaman utama (main protection) dan
pengaman cadangan (back-up protection) secara timbal balik antara
keduanya sesuai dengan jenis dan keadaan serta macam (tempat)
gangguan.
Seperti halnya pada pengaman utama maka pada pengaman cadangan
inipun sistem dengan tahanan rendah dan sistem dengan tahanan tinggi
mempunyai pengaman gangguan fasa yang sama, tetapi mempunyai
pengaman gangguan tanah yang berbeda.
Untuk pengaman gangguan fasa sebaiknya dipilih relai arus lebih waktu
terbalik (invers time overcurrent), tak terarah (non-directional) karena relai
ini sederhana dan murah tetapi dianggap cukup mampu bekerja sesuai
dengan fungsinya. Sebaliknya, untuk pengaman gangguan tanah
diperlukan relai arus lebih terarah, waktu-terbalik atau waktu tertentu
(definite time) tergantung pentanahan netralnya.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Halaman 3


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Perhitungan Setting Relai Proteksi Penghantar

Pada sistem dengan tahanan rendah dipilih relai waktu terbalik bilamana
arus gangguan akan sangat berbeda pada pelbagai tempat atau relai
waktu tertentu,bilamana arus gangguan dimana-mana hampir sama.
Sedang pada sistem dengan tahanan tinggi dipilih relai waktu tertentu
karena arus gangguan yang kecil dimana-mana.

1.1.2.1 Pentanahan netral dengan tahanan rendah / solid grounded


Sesuai SPLN No. 52-1 tahun 1984 bagian A tentang pola
pengaman sistem 66 kV bahwa pentanahan sistem 70 kV untuk
Jawa Barat dan Jakarta Raya menggunakan pentanahan rendah
untuk netral sistemnya , sehingga pola pengaman untuk sistem 70
kV adalah sbb :

1. Pengaman Utama
a) Gangguan fasa-fasa : Relai Jarak
b) Gangguan fasa-netral : Relai Jarak
2. Pengaman Cadangan
a) Gangguan fasa-fasa : Relai arus lebih waktu terbalik (tak
terarah)

b) Gangguan fasa-netral : Relai arus lebih waktu terarah, waktu


tertentu atau waktu terbalik.

Dengan waktu pembebasan gangguan :

1. Pengaman Utama : Waktu dasar maksimum 150 millisecond


Dengan penundaan waktu maksimum
600 millisecond.
2. Pengaman Cadangan
a) Jarak Jauh : Dengan penundaan waktu maksimum
600 millisecond.

b) Lokal : Dengan penundaan waktu 1000 second


untuk gangguan di bus.

Untuk saluran yang pendek (misalnya kira-kira 20 km) dimana


relai tidak dapat lagi melihat gangguan, terutama karena adanya

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Halaman 4


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Perhitungan Setting Relai Proteksi Penghantar

tahanan gangguan (Rf), seharusnya relai jarak dilengkapi dengan


pola pilot (pengoperasian teleproteksi), sebaiknya pola blocking.
Idealnya penggunaan relai jarak yang dilengkapi sistem
teleproteksi digunakan untuk seluruh saluran udara tegangan
tinggi. Namun atas pertimbangan biaya dan tingkat keadalan
sistem maka tidak seluruh jaringan harus dipasang. Adapun
prioritas bagi pemasangan sistem teleproteksi bagi sistem 70 kV,
adalah penghantar 70 kV yang merupakan pasokan langsung dari
sistem 150 kV melalui IBT 150/70 kV.

1.1.2.2 Pentanahan netral dengan tahanan tinggi

Sedangkan untuk daerah yang menggunakan tahanan tinggi untuk


sistem pentanahannya, sesuai SPLN No. 51-1 tahun 1984 bagian
A, adalah sbb :
1. Pengaman Utama
a) Gangguan fasa-fasa : Relai Jarak
b) Gangguan fasa-netral : 1. Relai tanah selektif
2. Relai tanah terarah
2. Pengaman Cadangan
a) Gangguan fasa-fasa : Relai arus lebih waktu terbalik (tak
terarah)
b) Gangguan fasa-netral : Relai arus lebih waktu terarah, waktu
tertentu atau waktu terbalik.

Beberapa kasus khusus perlu diberikan pengarahan sebagai


berikut :
Untuk saluran yang pendek ditetapkan sebagai berikut :
A. Sistem dengan tahanan rendah / solid grounded
ƒ Relai jarak dengan pola blocking, atau
ƒ Relai diferensial kawat-pilot
Keduanya sebagai pengaman gangguan fasa maupun gangguan
fasa maupun gangguan tanah.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Halaman 5


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Perhitungan Setting Relai Proteksi Penghantar

B. Sistem dengan tahanan tinggi


ƒ Relai jarak dengan pola blocking, atau
ƒ Relai diferensial kawat-pilot
ƒ Relai fasa selektif
Ketiganya sebagai pengaman gangguan fasa, sedang sebagai
pengaman gangguan tanah seperti pada tabel diatas.

1.1.3 SUTT 150 kV


Berbeda dengan sistem transmisi 70 kV dimana terdapat 2 (dua)
macam pentanahan netral sistem, pada sistem transmisi 150 kV ini
terdapat hanya satu macam pentanahan netral sistem yaitu
pentanahan efektif. Berbeda dengan SUTT 70 kV, penggunaan rele
jarak sebagai pengaman utama yang dilengkapi teleproteksi
menjadi suatu keharusan, khususnya bagi :
1) Penghantar yang dioperasikan looping dengan sistem 150 kV
lainnya
2) Penghantar kV yang radial double circuit.

Untuk penghantar dengan katagori saluran pendek, rele pengaman


direkomendasikan menggunakan prinsip differensia:
a) Current Differential
b) Current Comparison
c) Phase Differential

Ada dua macam pola pengaman dengan pilot yang telah dan akan
diterapakan pada SUTT 150 kV PLN P3B, yaitu :

1) Permissive Transfer Trip Scheme


1.a) Permissive Underreach Transfer Trip (PUTT)
1.b) Permissive Overreach Transfer Trip (POTT )

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Halaman 6


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Perhitungan Setting Relai Proteksi Penghantar

2) Blocking Scheme

Pola Pengaman Saluran Udara Tegangan Tinggi 150 kV


‰ Pengaman Utama
a) Gangguan fasa-fasa : Relai Jarak yang dilengkapi sistem
teleproteksi
b) Gangguan fasa-netral : Relai Jarak yang dilengkapi sistem
teleproteksi
‰ Pengaman Cadangan
a) Gangguan fasa-fasa : Relai arus lebih waktu terbalik (tak terarah)

b) Gangguan fasa-netral : Relai arus lebih waktu terbalik (tak terarah)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Halaman 7


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Perhitungan Setting Relai Proteksi Penghantar

1.2 POLA PROTEKSI SALURAN KABEL TEGANGAN TINGGI (SKTT)

SKTT 70 kV dan 150 kV


Pemakaian kabel tanah dapat dinyatakan sebagai standar yang berlaku
umum di dalam kota. Untuk saluran yang pendek sebaiknya digunakan
relai differential pilot, karena menggunakan kabel pilot sebagai media
sinyal.
Relai diferensial pilot saat ini paling banyak dipakai dan dianggap tepat
sebagai pengaman utama, baik bagi sistem dengan tahanan rendah
maupun bagi sistem dengan tahanan pentanahan tinggi.

Tabel -1 : Pola Pengaman Transmisi 70 kV Saluran Kabel Tanah

Pola Pengaman Sistem


Sirkit Pentanahan Pengaman Utama Pengaman Cadangan
Netral Sistem Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan
Fasa Tanah antar fasa 1-fasa ke
atau 3-fasa tanah
(1) Saluran
sirkit ganda A. Rendah Relai arus Relai arus
paralel, dua lebih lebih
sumber waktu terbalik waktu terbalik

(2) Saluran
yang sama Tahanan Relai Relai Relai arus Relai daya
(1) dengan B. Tinggi Differential Differential lebih urutan nol
beberapa waktu terbalik
sumber,
merupakan
jaringan,
terbuka
atau
tertutup

Di samping pengaman utama perlu pula ditetapkan pengaman cadangan


dan dalam hal ini merupakan pengaman cadangan lokal. Pengaman
cadangan lokal ini harus dipilih pengaman yang mempunyai keadalan
yang tinggi demi untuk penyelamatan kabel tanah sewaktu terjadi
gangguan.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Halaman 8


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Perhitungan Setting Relai Proteksi Penghantar

Untuk pengaman cadangan ini harus dibedakan 2 macam pengaman


yaitu :
1) pengaman gangguan antar fasa atau tiga fasa
2) pengaman gangguan satu fasa ke tanah.

Adapun Pola Pengaman Sistem Transmisi 70 kV Saluran Kabel Tanah,


sesuai SPLN No. 52-1 tahun 1984 bagian A, adalah sbb :
Untuk gangguan antar dan tiga fasa, yang arus gangguannya besar
sebaiknya dipakai relai arus lebih waktu terbalik, sedang untuk gangguan
satu-fasa ke tanah, yang arus gangguannya kecil, sebaliknya dipakai relai
arus lebih waktu terbalik, atau relai daya urutan nol, yang lebih peka dari
relai arus lebih waktu terbalik. Dengan demikian untuk gangguan satu
fasa ke tanah, relai arus lebih waktu terbalik dipakai pada sistem dengan
tahanan rendah, sedang relai daya nol dipakai pada sistem dengan
tahanan tinggi.
Oleh karena sistem pentanahan netral di 150 kV ini hanya menggunakan
pentanahan efektif maka pola pengaman untuk SKTT 150 kV-nya hanya
mengguanakan satu pola, yaitu relai diferensial longitudinal sebagai
pengaman utama untuk gangguan fasa-fasa dan fasa tanah. Sedangkan
sebagai pengaman cadangan lokalnya menggunakan relai aruslebih
waktu terbalik.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Halaman 9


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Perhitungan Setting Relai Proteksi Penghantar

Tabel -2 : Pola Pengaman Transmisi 150 kV Saluran Kabel Tanah

Pola Pengaman Sistem


Sirkit Pentanahan Pengaman Utama Pengaman Cadangan
Netral Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan
Sistem Fasa Tanah antar fasa 1-fasa ke
atau 3-fasa tanah
1) Saluran sirkit gan-
da paralel, dua
sumber

2) Saluran yg sama Effektif Relai Relai Relai arus Relai arus


1) dgn beberapa Differential Differential lebih lebih
sumber, merupa- waktu waktu terbalik
kan jaringan, terbalik
terbuka atau
tertutup

1.3 SALURAN CAMPURAN


Untuk kasus khusus dimana saluran tersebut merupakan saluran
campuran antara udara dengan kabel tanah, maka digunakan pola
pengaman sebagai berikut :
1). Pada saluran campuran dimana saluran kabel tanah lebih dominan
dari saluran udara maka dipakai pola pengaman seperti tabel-3
2). Pada saluran yang bercampur sehingga sulit ditetapkan saluran
mana (udara atau kabel tanah) yang dominan, ditetapkan
berdasarkan perhitungan-perhitungan sesuai dengan keadaan sirkit
tersebut, sehingga dapat diketahui saluran yang dominan.

Tabep-3 : Pola Pengaman Saluran Campuran dengan Saluran Kabel Dominan


1. Pengaman Utama
a) Gangguan fasa-fasa : Relai diferential
b) Gangguan fasa-netral : Relai diferential

2. Pengaman Cadangan
a) Gangguan fasa-fasa : Relai arus lebih waktu terbalik
b) Gangguan fasa-netral : Relai arus lebih waktu terbalik

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Halaman 10


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Perhitungan Setting Relai Proteksi Penghantar

1.4 Prinsip Kerja Relai Proteksi


1.4.1 Distance relay
Distance relay pada penghantar prinsip kerjanya berdasarkan pengukuran
impedansi penghantar. Impedansi penghantar yang dirasakan oleh relai
adalah hasil bagi tegangan dengan arus dari sebuah sirkit. Relai ini
mempunyai ketergantungan terhadap besarnya SIR dan keterbatasan
sensitivitas untuk gangguan satu fasa ke tanah.
Distance relay mempunyai beberapa karaktristik seperti mho,
quadrilateral, reaktanse, adaptive mho dll. Sebagai unit proteksi relai ini
dilengkapi dengan pola teleproteksi seperti PUTT, POTT dan Blocking.
Jika tidak terdapat teleproteksi maka relai ini berupa step distance saja
(basic).
Distance relay pada jangkauan zone-1 berfungsi sebagai pengaman
utama, sedangkan untuk jangkauan Zone-2, Zone-3, Zone-3 reverse
berfungsi sebagai proteksi cadangan jauh (remote back up) untuk
penghantar didepan maupun belakangnya. Untuk mencegah terjadinya
mencegah malakerja relai akibat ayunan daya (power swing), biasanya
Relai ini dilengkapi dengan elemen power swing blocking.

2 2.0
2.0

TA
x

TB
x 1
TC
x

0
0 0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000

0 x Zmax

PIP PLIMO
ZL1 =
ZL6= 28.7
ZL5=2.99
OMBILIN
PLTA ZL4=10.04
SKRAK Ω
LBAL

Gbr-1.1 : Contoh jangkauan distance relay pht 150 kV PLTA


Singkarak – Lubuk Alung – PIP-Pauh Limo

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Halaman 11


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Perhitungan Setting Relai Proteksi Penghantar

1.4.2 Jenis karakteristik Distance relay


Karakteristik relai jarak merupakan penerapan langsung dari prinsip dasar
relai jarak, karakteristik ini biasa digambarkan didalam diagram R-X.

a). Karakteristik impedansi


Ciri-ciri nya :
ƒ Merupakan lingkaran dengan titik pusatnya ditengah-tengah,
sehingga mempunyai sifat non directional. Untuk diaplikasikan
sebagai pengaman SUTT perlu ditambahkan relai directional.
ƒ Mempunyai keterbatasan mengantisipasi gangguan tanah high
resistance.
ƒ Karakteristik impedan sensitive oleh perubahan beban, terutama
untuk SUTT yang panjang sehingga jangkauan lingkaran impedansi
dekat dengan daerah beban.

X
Z

Z1 Z2 R

Directional

Gbr 1.2 : Karakteristik Impedansi

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Halaman 12


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Perhitungan Setting Relai Proteksi Penghantar

b) Karakteristik Mho
Ciri-ciri :
ƒ Titik pusatnya bergeser sehingga mempunyai sifat directional.
ƒ Mempunyai keterbatasan untuk mengantisipasi gangguan tanah
high resistance.
ƒ Untuk SUTT yang panjang dipilih Zone-3 dengan karakteristik Mho
lensa geser.

X
ZL

Z1 Z2 Z3

Gbr-1.3 : Karakteristik Mho


Z1,Z2 partial Cross-polarise Mho, Z3 Lensa geser

X
ZL

Z1 Z2 Z3

Gambar 1.4 : Karakteristik Mho Z1,Z2 parsial Cross-polarise Mho, Z3 Lensa geser

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Halaman 13


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Perhitungan Setting Relai Proteksi Penghantar

c). Karakteristik Reaktance


Ciri-ciri :
ƒ Karateristik reaktance mempunyai sifat non directional. Untuk
aplikasi di SUTT perlu ditambah relai directional.
ƒ Dengan seting jangkauan resistif cukup besar maka relai reactance
dapat mengantisipasi gangguan tanah dengan tahanan tinggi.

X ZL

Z3

Z2

Z1
R

Gambar 1.5 : Karakteristik Reaktance dengan Starting Mho

d). Karakteristik Quadrilateral


Ciri-ciri :
ƒ Karateristik quadrilateral merupakan kombinasi dari 3 macam
komponen yaitu : reactance, berarah dan resistif.
ƒ Dengan seting jangkauan resistif cukup besar maka karakteristik
relai quadrilateral dapat mengantisipasi gangguan tanah dengan
tahanan tinggi.
ƒ Umumnya kecepatan relai lebih lambat dari jenis mho.
X ZL

Z3

Z2

Z1
R
Gbr 1.6 : Karakteristik Quadrilateral

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Halaman 14


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Perhitungan Setting Relai Proteksi Penghantar

1.4.2 Relai Diferensial Penghantar


Untuk penghantar pendek selektifitas sulit dicapai apabila menggunakan
relai jenis impedansi, maka sebagai solusi dipilih relai jenis diferensial.
Relai ini mempunyai kelebihan dibandingkan dengan relai impedansi,
antara lain :
• tidak terpengaruh oleh power swing (ayunan daya) dan SIR.
• sensistif terhadap gangguan dengan tahanan tinggi.

Macam-macam Relai Diferensial Penghantar

a) Relai Diferensial Arus

Prinsip kerja Relai diferensial arus penghantar adalah membandingkan


besaran arus di kedua ujung penghantar melalui saluran
telekomunikasi fiber optic. Relai ini sangat tergantung dengan saluran
komunikasi.

GI- A GI-B

IF
IA IB

Relay A Relay B

Gbr-1.7 : Typikal relai differensial arus

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Halaman 15


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Perhitungan Setting Relai Proteksi Penghantar

− Pada kondisi normal (tidak ada gangguan) atau ada gangguan


diluar daerah proteksinya (eksternal ), maka IA +IB = 0 sehingga
relai tidak bekerja
− Sebaliknya, pada kondisi gangguan internal, IA +IB ≠ 0 (= IF),
sehingga relay akan bekerja dikedua sisi GI. A & GI.B

b). Relai Diferensial Pilot

Pada dasarnya relai diferensial pilot adalah relai diferensial


penghantar yang menggunakan kabel pilot dengan prinsip kerja
circulating current atau balanced voltage seperti pada gambar 2b dan
2c. Relai ini dilengkapi dengan Direct Transfer Trip (DTT) ke Relai
pasangannya.

B B
I
OP OP
V V

Circulating Current

Gbr-1.8a : relai differensial pilot jenis arus

OP OP

B B
v v

Balanced Voltage

Gbr-18b : relai differensial pilot jenis tegangan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Halaman 16


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Perhitungan Setting Relai Proteksi Penghantar

c). Relai Perbandingan Sudut Fasa (Phase comparison Relay)


Prinsip kerja relai ini adalah membandingkan sudut fasa antara arus
yang masuk dengan arus yang keluar daerah yang diproteksi, seperti
yang diperlihatkan pada gambar-3.
Pada kondisi tidak ada gangguan atau ada gangguan diluar daerah
pengamanannya (eksternal), output dari comparator memberikan nilai
0, sehingga relay tidak bekerja. Sebaliknya pada kondisi gangguan
internal, output dari comparator memberikan nilai 1, sehingga relay
bekerja.

A B A B

a. Fasa arus di A

b. Logic fasa arus di A

c. Fasa arus di B

d. Logic fasa arus di B

Output comparator di A:
e=b+d

Output discriminator
Stability setting

a) Gangguan eksternal b) Gangguan internal

Gbr-1.9 : Tipikal relai perbandingan sudut fasa

Pada penghantar yang panjang dimana beda tegangan terminal


cenderung tidak sama, maka pola proteksi jenis ini kurang selektif,
sehingga tidak direkomendasikan dipakai untuk memproteksi
penghantar yang panjang.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Halaman 17


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Perhitungan Setting Relai Proteksi Penghantar

d). Directional Selective Relai


Pada penghantar 70 kV yang menggunakan sistem pentanahan titik
netral dengan tahanan tinggi (high resistance) 100 – 200 Ω, arus
hubung singkat satu fasa ketanah sangat kecil, seperti sistem 70 kV di
Jawa Timur (200 Ω) dan sistem 70 kV Palembang (133 Ω).
Sehingga penggunaan distance relay tidak efektif, dan jika
menggunakan current differential juga tidak efisien (mahal) karena
perlu jaringan komunikasi. Oleh karena itu pada pola proteksi yang
digunakan pada penghantar 70 kV high resistance adalah dengan
Selective relay.
Persyaratan selective relay yaitu :
• Pola operasi penghantar harus sirkit ganda (double circuit)
• Proteksi sirkit 1 & 2 di satu GI harus sama
• Penggunakan directional relay untuk OCR /GFR

Prinsip kerja :
1. Selective directional relai bekerja berdasarkan perbedaan arus yang
mengalir melalui kedua penghantar pada saat terjadi gangguan.
Besar selisih arus gangguan tersebut akan dirasakan oleh relai dan
dengan inputan tegangan relai dapat membedakan lokasi gangguan
pada penghantar 1 atau penghantar 2.
2. Selective directional relai tidak boleh bekerja ketika penghantar
beroperasi satu sirkit dan harus ter-blok ketika salah satu
penghantar trip karena gangguan.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Halaman 18


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Perhitungan Setting Relai Proteksi Penghantar

BUS 70 KV

4
2 INPUT VOLTAGE
50S1 Phase to phase
3 1
INPUT VOLTAGE f 1 3
Open delta a 50SG1
2 3
4
50SA
2 4
INPUT VOLTAGE a 4
Open delta f 50SG2
1 3
3 1 INPUT VOLTAGE
50S2 Phase to phase
2
4

LINE 1 LINE 1

Gbr-1.10 : Diagram pola directional selective relay

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Halaman 19

Anda mungkin juga menyukai