Anda di halaman 1dari 31

Hari/ Tanggal : Senin/ 05 Maret 2018

Kelompok :4
Tugas :4

MAKALAH
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA
Fungsi Media Pembelajaran Fisika

OLEH
Nurul Fadieny
17175022

DOSEN:

Prof. Dr. Hj. Festiyed, M.S


Dr. Desnita, M.Si

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Fungsi
Media Pembelajaran Fisika” yang dibimbing oleh Ibu Prof. Dr. Hj. Festiyed,
M.S. dan Ibu Dr. Desnita, M.Si.
Makalah ditulis dengan mengambil sumber dari buku maupun dari internet
dan membuat gagasan dari beberapa sumber yang ada tersebut. Penulis berterima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini..
Penulis juga menyadari bahwa makalah yang penulis tulis ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan bagi pembaca untuk
menyampaikan saran atau kritik yang membangun demi tercapainya makalah
yang jauh lebih baik.

Padang, Maret 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A.Latar Belakang.....................................................................................1
B.Rumusan Masalah................................................................................2
C.Tujuan Penulisan..................................................................................2
D. Manfaat Penulisan...............................................................................3
BAB II KAJIAN TEORI...................................................................................4
A.Landasan Penggunaan Media Pembelajaran Fisika..........................4
B.Hakikat Pembelajaran Fisika.............................................................9
C. Pengertian Media Pembelajaran Fisika.......................................... 11
D.Fungsi Media Pembelajaran Fisika.................................................12
BAB III PEMBAHASAN................................................................................25
A.Matriks Perbedaan Fungsi Umum dan Fungsi Khusus Media
Pembelajaran Fisika............................................................................25
BAB IV PENUTUP..........................................................................................27
A. Kesimpulan.....................................................................................27
B. Saran...............................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................28

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses pembimbingan
dan pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia
yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat dan berakhlak mulia.
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas) menegaskan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (pasal 3).
Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam pembangunan bangsa.
Terkait dengan ini perkembangan pendidikan itu sendiri harus memiliki tujuan
yang seiring dengan tujuan pendidikan nasional. Pemerintah mulai tahun ajaran
2013/2014 menetapkan bahwa kurikulum yang dipakai adalah kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara beriman, produktif,
kreatif, inovatif dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Pembelajaran dalam
kurikulum 2013 menekankan pada pendekatan saintifik yang terdiri atas lima
tahapan, yaitu: mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan.
Pengimplementasian pendekatan saintifik dalam pembelajaran sangat
dirasakan dalam suatu disiplin ilmu pengetahuan, yaitu Fisika. Fisika merupakan
bagian dari ilmu Sains yang memberikan konstribusi besar terhadap kemajuan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang lahir dan berkembang dari rasa
keingintahuan tentang alam semesta, serta berbagai gejala atau fenomena yang
dijumpai di alam.Fisika memberikan perhatian penuh terhadap permasalahan yang
ada dalam kehidupan sehari-hari sampai pada menemukan pemecahan dari suatu

1
permasalahan. Pembelajaran fisika seharusnya mampu mendorong dan
memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya. Berdasarkan
hal ini, setiap satuan pendidikan dalam proses pembelajaran harus mampu
mengembangkan sendiri elemen atau aspek yang dibutuhkan dalam pembelajaran
seperti media yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran fisika tidak hanya mencakup pada teori namun juga
bagaimana peserta didik memahami fenomena alam disekitarnya.Oleh karena itu,
untuk memahami fenomena alam tersebut, diperlukan kegiatan pembelajaran yang
dapat memberikan pengalaman langsung pada peserta didik dalam memecahkan
dan menyelesaikan suatu permasalahan dalam pembelajaran. Salah satu cara yang
dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan pembelajaran melalui peran guru
dalam menyampaikaan pembelajaran. Guru hendaknya mampu membuat
pembelajaran Fisika menjadi lebih mudah dipahami peserta didik sesuai dengan
tuntutan kurikulum 2013 yaitu pembelajaran yang inovatif, kreatif dan efisien,
salah satunya adalah penggunaan media dalam pembelajaran Fisika. Penggunaan
media dalam pembelajaran Fisika harus sesuai dengan karakteristik Fisika dan
pembelajaran Fisika itu sendiri.
Mengingat begitu besarnya peran media dalam pembelajaran Fisika makalah
ini diharapkan dapat membantu kita sebagai calon guru dalam mengenal berbagai
media pembelajaran Fisika dan fungsinya yang dapat dimanfaatkan untuk kita
mengajar kedepannya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan media pembelajaran fisika?
2. Bagaimana fungsi umum media pembelajaran fisika?
3. Bagaimana funsgi khusus media pembelajaran fisika ?

2
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian media pembelajaran fisika.
2. Mengetahui fungsi umum media pembelajaran fisika
3. Mengetahui funsgi khusus media pembelajaran fisika

D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk:
1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang fungsi media pembelajaran.
2. Membantu mahasiswa memahami tentang fungsi media pembelajaran.
3. Memenuhi persyaratan untuk mengikuti mata kuliah pengembangan media
pembelajaran Fisika, program studi pendidikan Fisika program
pascasarjana Universitas Negeri Padang.

3
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran Fisika


Dalam proses pembelajaran Fisika guru dituntut tidak hanya dapat
menggunakan media pembelajaran Fisika yang sudah tersedia saja, melainkan
harus dapat mengembangkan media dari berbagai bahan dan alat, banyak media
yang dapat dikembangkan sesuai dengan tingkat keterampilan dan kreativitas
guru. Tujuan dari penggunaan dan pengembangan media adalah agar dapat
menyampaikan pesan kepada perserta didik dapat lebih efektif dan efisien. Untuk
menggunakan dan mengembangkan media pembelajaran guru harus
memperhatikan beberapa landasan media.
1. Landasan Agama
Berdasarkan Q.S Thaha : 114

Artinya: Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah
kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya
kepadamu, dan Katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu
pengetahuan."

Berdasarkan surat diatas dijelaskan bahwa Allah memerintahkan kepada kita


untuk tidak tergesa-gesa terhadap segala sesuatu hal, baik itu dalam kehidupan
dan proses pembelajaran. Kita dapat menggunakan segala sesuatu yang telah ada
semaksimal mungkin, agar pengetahuan kita bertambah. Salah satunya yaitu
dalam menggunakan media dalam proses pembelajaran khususnya Fisika.

4
Selanjutnya Allah berfirman dalam Q.S Al-Maidah : 46

Artinya : Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israil) dengan Isa
putra Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu : Taurat. Dan Kami
telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan
cahaya (yang menerangi), dan membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab
Taurat.Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang
bertaqwa.

Berdasarkan Q.S Al-Maidah ayat 46 diketahui bahwa al-qur’an diturunkan untuk


menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya. Al-qur’an berisi petunjuk dan pedoman
bagi umat manusia. Begitu juga dalam pengembangan media pemebalajaran
Fisika diharapkan mampu menjadi pedoman bagi peserta didik dalam
melaksanakan pembelajaran. Media pembelajaran Fisika yang baik
mencantumkan petunjuk belajar bagi peserta didik dan disampaikan dengan
bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa.

2. Landasan Yuridis
Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Nomor
20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan nasional berperan mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, disebutkan dalam
undang-undang tersebut bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.

5
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Dari penjelasan di atas diketahui bahwa untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional guru sebagai fasilitator harus inovatif dalam proses
pembelajaran, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membuat bahan
ajar. Bahan ajar terdiri dari bahan ajar cetak dan non cetak dan media Presentasi
Power Point merupakan bahan ajar noncetak. Selanjutnya Kemendiknas 2010
menyatakan bahwa bahan ajar non cetak atau media Presentasi dikembangkan
memberikan kontribusi positif dalam hal : (1) membantu terjadinya proses
pembelajaran dan pengembangan kompetensi (2) memberikan pengalaman yang
nyata dan real (3) memotivasi adanya tindakan (action).

B. Hakikat Pembelajaran Fisika


1. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara pendidik dan
peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan
ilmu pengetahuan, penguasaan kemahiran dan pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Menurut Mulyasa
(2009:255) “Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara siswa
dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih
baik baik”. Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi yang bermakna berupa
pemberian informasi antara peserta didik dengan peserta didik lain dan antara
peserta didik dengan pendidik. Dari proses interaksi tersebut diharapkan peserta
didik mengalami perubahan perilaku ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.
Menurut Sagala (2009:61) pembelajaran adalah membelajarkan siswa
menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu
utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua

6
arah. Hal ini diperkuat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.
20 Tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas
berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat
meningkatkan kemampuan mengkontruksikan pengetahuan baru sebagai upaya
meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.
Menurut Hamalik (2006:239) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material fasilitas, perlengkapan dan
prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran. Dari teori-
teori yang dikemukakan banyak ahli tentang pembelajaran, Hamalik
mengemukakan 3 (tiga) rumusan yang dianggap lebih maju, yaitu:
a. Pembelajaran adalah upaya mengorganisasikan lingkungan untuk
menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik.
b. Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi
warga masyarakat yang baik.

c. Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan


masyarakat sehari-hari

Menurut permendiknas nomor 69 (2013:2) karakteristik dari pembelajaran


adalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran berpusat pada siswa.
b. Pembelajaran berbentuk pola pembelajaran interaktif, aktif, dan kritis.
c. Sistem pembelajaran jejaring dimana siswa dapat menimba ilmu
darimana saja dan dari siapa saja.
d. Pembelajaran dengan ilmu pengetahuan jamak
e. Pembelajaran didasarkan pada kebutuhan dengan mengembangkan
potensi khusus yang dimiliki oleh siswa
f. Pola pembelajaran berbasis alat media

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa


pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara pendidik dengan
peserta didik dalam upaya meningkatkan kemampuan peserta didik menjadi

7
lebih baik dan saling mempengaruhi hingga tercapainya tujuan pembelajaran.
Salah satu pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah ialah fisika.
2. Ilmu Fisika
Fisika merupakan ilmu eksperimental dan merupakan bagian dari
sains yang mempelajari tentang alam dan fenomenanya yang terdiri atas
proses dan produk. Proses yang dimaksudkan disini adalah sebuah proses
yang langkah-langkahnya menggunakan metode ilmiah seperti merumuskan
masalah; merumuskan hipotesis; merancang eksperimen; mengumpulkan
data; menganalisis data; dan menarik kesimpulan. Sedangkan produk fisika
berupa fakta, proses, konsep, prinsip, teori, hukum, rumus, dan lain-lain.
Fakta merupakan benda/peristiwa/kejadian yang sesuai dengan kenyataan.
Konsep merupakan definisi yang tidak terbantahkan. Sedangkan prinsip
merupakan hubungan antar konsep yang jika terbukti akan menjadi sebuah
hukum yaitu hukum fisika.
Berdasarkan pernyataan yang telah dikemukakan, dapat diketahui
bahwa hakikat fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-
gejala melalui serangkaian proses ilmiah yang dibangun atas sikap ilmiah dan
hasilnya berupa produk ilmiah.
a. Fisika sebagai proses
Fisika sebagai proses memberikan gambaran mengenai pendekatan
yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan mengenai
fenomena-fenomena alam yang ada dalam kehidupan ini. Hal ini berkaitan
dengan kata-kata kunci fenomena, dugaan, pengamatan, pengukuran,
penyelidikan, dan publikasi
b. Fisika sebagai sikap
Dari kegiatan-kegiatan kreatif (pengamatan, pengukuran,
penyelidikan, dll) yang dilakukan tersebut, berpengaruh kepada pola
perilaku orang yang bersangkutan. Dari kegiatan-kegiatan kreatif tersebut
akan muncul rasa ingin tahu yang tinggi diiringi rasa percaya, sifat
objektif, jujur, terbuka, tanggung jawab, dan mau mendengarkan pendapat
orang lain. Sikap-sikap sepeerti itulah yang memaknai bahwa hakkat fisika
sebagai sikap.
c. Fisika sebagai produk
Hasil penemuan dari kegiatan penyelidikan tersebut dikumpulkan dan
disusun secara sistematik menjadi sebuah kumpulan pengetahuan yang

8
disebut produk. Pengelompokan hasil penemuan tersebut menghasilkan
ilmu pengetahuan yang disebut Fisika. Kumpulan pengetahuan fisika dapat
berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori, dan model.

Fisika adalah bagian dari IPA, sehingga karakteristik yang dimiliki IPA
berlaku juga untuk Fisika yang pada akhirnya akan mempengaruhi pelaksanaan
pengajaran Fisika. Menurut Gerthsen (1985) yang dikutip oleh Druxes (1986:
3): “Fisika adalah suatu teori yang menerangkan gejala-gejala alam
sesederhana mungkin dan berusaha menemukan hubungan antara kenyataan-
kenyataan persyaratan utama untuk pemecahan soal adalah dengan mengamati
gejala-gejala tersebut”. Sedangkan menurut pendapat Brockhaus (1972) yang
dikutip oleh Druxes (1986: 3): “Fisika adalah pelajaran tentang kejadian alam
yang memungkinkan peneliti dengan percobaan dan pengujian secara
sistematis dan berdasarkan peraturan umum”.
Dari beberapa pendapat tentang Fisika di atas dapat disimpulkan bahwa
Fisika adalah salah satu cabang dari IPA yang menerangkan gejala-gejala alam
yang bersifat fisik yang dapat dipelajari melalui pengamatan, eksperimen, serta
teori. Secara pengamatan dan eksperimen, Fisika dapat dipelajari dengan
kegiatan berdasarkan analisis rasional dengan berpijak pada teori yang telah
ditemukan sebelumnya. Hasil-hasil Fisika diungkapkan dalam bentuk fakta,
konsep, prinsip, hukum dan teori. Fisika meliputi proses, sikap, dan produk.
Proses Fisika berupa aktivitas-aktivitas yang bertujuan mempelajari, menggali,
mencari, dan menyelidiki kejadian alam. Sikap fisika berupa sikap mental yang
diperlukan selama melakukan proses kegiatan Fisika (jujur, terbuka, kritis,
menghargai pendapat orang lain). Produk Fisika adalah hasil kegiatan Fisika
berupa konsep, hukum, dan teori yang tersusun berdasarkan fakta-fakta alam.
Mata pelajaran Fisika bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
a. Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari
keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan
Yang Maha Esa.
b. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan
dapat bekerjasama dengan orang lain.

9
c. Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah,
mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan
merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan
menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara
lisan dan tertulis.
d. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis
induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika
untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah
baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
e. Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan
mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal
untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dari tujuan tersebut dapata disimpulkan bahwa banyak manfaat
mempelajari fisika terutama bagi peserta didik.
3. Pembelajaran Fisika
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari dan menganalisis gejala dan
fenomena alam serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran fisika merupakan proses membangun pengetahuan dalam
mengkaji berbagai fenomena fisika yang terjadi di alam semesta.
Karakteristik pembelajaran fisika yang didasarkan pada Permendikbud No 16
Tahun 2017 dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Materi disusun seimbang, yaitu susunan materi harus mencakup seluruh
kompetensi secara seimbang baik kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
b. Materi fisika mengandung pengetahuan faktual, konseptual dan
prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Pembelajaran fisika membentuk kemampuan berpikir dan bertindak secara
efektif dan kreatif dalam aspek abstrak maupun konkret.
d. Materi fisika diperkaya dengan kebutuhan peserta didik untuk berpikir
kritis dan analitis.
e. Pembelajaran fisika menggunakan bermacam-macam alat dalam
membantu pengamatan.

10
f. Pembelajaran fisika berdasarkan pengamatan, pertanyaan, pengumpulan
data, penalaran, dan penyajian hasil melalui pemanfaatan sebagai sumber
belajar.

Pembelajaran fisika yang baik memiliki unsur penting yang membangun


pembelajaran tersebut. Menurut Suparno (2007: 2) “Unsur yang terpenting dalam
pembelajaran yang baik adalah 1) siswa yang belajar, 2) guru yang mengajar, 3)
bahan pelajaran, dan 4) hubungan antara guru dan siswa”. Pembelajaran fisika
menghendaki siswa yang aktif belajar. Guru berperan dalam mengarahkan,
membantu dan mendorong agar siswa mau mempelajari fisika sendiri. Untuk
mengarahkan dan mendorong siswa dalam proses pembelajaran guru diharapkan
dapat menguasai bahan pembelajaran serta dapat menyusun bahan pembelajaran
sehingga materi yang diajarkan mudah diterima oleh siswa. Komunikasi antara
guru dan siswa merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran fisika
sehingga mereka dapat saling membantu mewujudkan tujuan pembelajaran fisika
yang diinginkan.
Selanjutnya secara garis besar pembelajaran Fisika seperti yang
diungkapkan oleh Abu Hamid (Suryono; 2012), adalah sebagai berikut:
a. Proses belajar Fisika bersifat untuk menentukan konsep, prinsip, teori, dan
hukum-hukum alam, serta untuk dapat menimbulkan reaksi, atau jawaban
yang dapat dipahami dan diterima secara objektif, jujur dan rasional.
b. Pada hakikatnya mengajar Fisika merupakan suatu usaha untuk memilih
strategi mendidik dan mengajar yang sesuai dengan materi yang akan
disampaikan, dan upaya untuk menyediakan kondisi-kondisi dan situasi
belajar Fisika yang kondusif, agar murid secara fisik dan psikologis dapat
melakukan proses eksplorasi untuk menemukan konsep, prinsip, teori, dan
hukum-hukum alam serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Pada hakikatnya hasil belajar Fisika merupakan kesadaran murid untuk
memperoleh konsep dan jaringan konsep Fisika melalui eksplorasi dan
eksperimentasi, serta kesadaran murid untuk menerapkan pengetahuannya
untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya sehari-hari.

11
Setiap proses pembelajaran memiliki tujuan yang ingin dicapai begitu pula
dengan pembelajaran fisika. Berdasarkan Permendikbud Nomor 59 tahun 2014,
pembelajaran Fisika SMA/MA bertujuan untuk:
a. Menambah keimanan peserta didik dengan menyadari hubungan
keteraturan, keindahan alam, dan kompleksitas alam dalam jagad raya
terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya;
b. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur,
teliti, cermat, tekun, ulet, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis,
kreatif, inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai
wujud implementasi sikap ilmiah dalam melakukan percobaan dan
berdiskusi;
c. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil
percobaan; memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis
dan dapat bekerjasama dengan orang lain;
d. Mengembangkan pengalaman untuk menggunakan metode ilmiah dalam
merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui
percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan,
mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan
secara lisan dan tertulis;
e. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan
deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan
berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif
maupun kuantitatif;
f. Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan
mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pembelajaran fisika bertujuan untuk menghasilkan siswa yang memiliki


potensi baik dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Tujuan pembelajaran
fisika sesuai dengan pembelajaran kurikulum 2013 adalah mengembangkan
seluruh potensi yang dimiliki peserta didik. Untuk mencapai tujuan pembelajaran
Fisika ini, peran guru sangatlah penting yaitu sebagai mediator dan fasilitator

12
dalam menyampaikan materi pembelajaran yang mudah dipahami siswa. Hal yang
dapat dilakukan guru adalah mengembangkan media pembelajaran Fisika
sehingga siswa termotivasi untuk belajar.

C. Media Pembelajaran Fisika


Proses pembelajaran setiap tahunnya mengalami perkembangan yang baik,
salah satunya adalah dengan adanya media pembelajaran yang baru. Media
pembelajaran ini selain dapat meningkatkan kualitas pembelajaran juga dapat
mempermudah siswa dalam menyerap setiap pelajaran yang diberikan gurunya.
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pendukung keberhasilan
proses belajar mengajar (Sunarno, 1998). Pada proses pembelajaran guru biasanya
menggunakan alat uji seperti instrumen alat fisika sederhana. Misalnya saja dalam
pelajaran fisika yang membahas tentang lensa. Guru akan menunjukkan lensa
pada siswa untuk memperaktekannya. Saai ini, media pembelajaran telah
berkembang dengan adanya komputer. Komputer termasuk salah satu media
pembelajaran. Penggunaan komputer dalam pembelajaran merupakan aplikasi
teknologi dalam pendidikan. Pada dasarnya teknologi dapat menunjang proses
pencapaian tujuan pendidikan.
Dalam pembelajaran fisika media pembelajaran yang dapat diberikan dapat
berupa bentuk cetak, gambar dan electronic learning. Ketiga media baik
digunakan dalam memberikan pelajaran fisika pada peserta didik, karena tanpa
adanya media pembelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan baik.
Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium”
yang secara harfiah berarti ‘perantara’ atau ‘pengantar’ yaitu perantara atau
pengantar sumber pesan dengan penerima pesan.
Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Menurut
Sanaky (2010: 3) media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi
menyampaikan pesan, sedangkan media pembelajaran adalah sebuah alat yang
berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Sementara,
Murshall McLuhan (dalam Oemar Hamalik, 2003: 201) berpendapat bahwa media
adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain
yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia. Sesuai dengan rumusan ini,

13
media komunikasi mencakup surat-surat, televisi, film dan telepon, bahwa jalan
raya dan jalan kereta api merupakan media yang memungkinkan seseorang
berkomunikasi dengan orang lain.
Muhson (2010: 3) menyatakan media pembelajaran merupakan “perangkat
lunak” (Software) yang berupa pesan atau informasi pendidikan yang disajikan
dengan memakai suatu peralatan bantu (Hardware) agar pesan/informasi tersebut
dapat sampai kepada peserta didik. Sedangkan Sanaky (2011:4) menyatakan
media pembelajaran adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai
perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi
mencapai tujuan tujuan pembelajaran. Lebih lanjut Oemar Hamalik membedakan
pengertian media pembelajaran menjadi dua yaitu dalam arti sempit dan dalam
arti luas. Dalam arti sempit, media pengajaran hanya meliputi media yang dapat
digunakan secara efektif dalam proses pengajaran yang terencana, sedangkan
dalam artian luas, media tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang
kompleks, tetapi juga mencakup alat-alat sederhana, seperti slide, fotografi,
diagram, dan bagan buatan guru, objek-objek nyata, serta kunjungan ke luar
sekolah. Sejalan dengan pandangan itu, guru-guru pun dianggap sebagai media
penyajian, di samping radio dan televisi karena sama-sama membutuhkan dan
menggunakan banyak waktu untuk menyampaikan informasi kepada siswa.
Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran fisika adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan materi pelajaran fisika dari guru ke peserta didik ataupun sebaliknya
sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta didik
sehingga tercipta proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

D. Fungsi Media Pembelajaran Fisika


Media dipandang sebagai salah satu faktor yang dapat meningkatkan
efektifitas proses pembelajaran, hal ini disebabkan karena media memiliki
peran dan fungsi strategis yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
mempengaruhi motivasi, minat dan atensi peserta didik dalam belajar serta
mampu memvisualisasikan materi abstrak yang diajarkan sehingga
memudahkan pemahaman peserta didik. Selain itu, media mampu membuat

14
pembelajaran lebih jelas serta mampu memanipulasi dan menghadirkan objek
yang sulit dijangkau oleh peserta didik. Media pembelajaran sangat penting
bagi kegiatan belajar mengajar karena dapat mendukung tercapainya tujuan
belajar dengan lebih baik dan lebih cepat.

1. Fungsi Umum Media Pembelajaran Fisika


Fungsi pokok dari media pembelajaran dalam proses pembelajaran, menurut
Sudjana (2005: 99), adalah
a. penggunaan media pengajaaran dalam proses pembelajaran bukan
merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai
alat bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif;
b. penggunaan media pembelajaran merupakan bagian yang integral dari
keseluruhan situasi mengajar, ini berarti bahwa media pembelajaran
merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru;

c. dalam pembelajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi


pelajaran. Fungsi mengandung pengertian bahwa penggunaan media harus
melihat kepada tujuan dan materi pelajaran;

d. penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran bukan semata-mata


alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi proses
belajar supaya lebih menarik perhatian siswa;

e. penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran lebih diutamakan


untuk mempercepat proses pembelajaran dan membantu siswa dalam
menangkap pengertian yang diberikan guru; dan

f. penggunaan media dalam pembelajaran diutamakan untuk mempertinggi


mutu pembelajaran.

Daryanto (2010: 5), ada enam fungsi pokok dari media pembelajaran dalam
proses belajar-mengajar, yaitu:
a. memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis;
b. mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indera
c. menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan
sumber belajar

15
d. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual, auditori dan kinestetiknya
e. memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan persepsi yang sama; dan
f. proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru
(komunikator), bahan pembelajarn, media pembelajaran, siswa
(komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi, media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan
pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan
perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Menurut Asyhar (2011: 29), mengelompokkan fungsi media pembelajaran


terbagi menjadi tujuh bagian, yaitu:
a. Media sebagai sumber belajar;
Belajar adalah proses aktif dan konstruktif melalui suatu pengalaman
dalam memperoleh informasi. Dalam proses aktif tersebut, media pembelajaran
berperan sebagai salah satu sumber belajar bagi siswa. Artinya melalui media
peserta didik memperoleh pesan dan informasi sehingga membentuk pengetahuan
baru pada siswa. Dalam batas tertentu, media dapat menggantikan fungsi guru
sebagai sumber informasi/pengetahuan bagi peserta didik. Media pembelajaran
sebagai sumber belajar merupakan suatu komponen system pembelajaran yang
meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan, yang dapat
mempengaruhi hasil belajar peserta didik. (Mudhoffir,dalam Munadi, 2008).

16
b. Fungsi semantik
Fungsi semantik sebuah media pembelajaran memiliki makna bahwa
simbol, gambar, foto, tabel, maupun grafik yang ditampilkan dalam menjelaskan
sebuah topik pembelajaran yang abstrak menjadi konkret dalam pemahaman
siswa. Materi pembelaran yang sulit pahami oleh siswa yang disampaikan secara
verbalis, media pembelajaran merupakan media yang mampu menjembatani guru
untuk membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna. Gambar memang tidak
memiliki kata-kata, tapi gambar diketika ditayangkan dihadapan siswa memiliki
ratusan bahkan ribuah kata yang memiliki banyak arti, sehingga materi abstrak
akan lebih konkret dan bermakna menggunakan media.
Dalam pembelajaran fisika, kita akan menjumpai simbol, rumus dan
persamaan matematis. Simbol, rumus, dan persamaan tersebut biasanya
dimaksudkan sebagai simplifikasi dalam merepresentasikan suatu keadaan atau
benda. Dalam ilmu fisika banyak simbol diambil dari bahasa inggris misalnya
simbol untuk gaya (Force) F, m (mass) untuk massa benda, a (acceleration) untuk
percepatan.

c. Fungsi manipilatif
Fungsi manipulatif adalah kemampuan media dalam menampilkan kembali
suatu benda/peistiwa dengan berbagai cara, sesuai kondisi, situasi, tujuan dan
sasarannya. Manipulasi ini seringkali dibutuhkan oleh pendidik untuk
menggambarkan suatu benda yang terlalu besar, terlalu kecil atau terlalu
berbahaya serta sulit diakses mungkin karena letak dan posisinya yang jauh atau
proses nya terlalu lama untuk diobservasi dalam waktu yang terbatas. Dalam
pembelajaran fisika bisa dicontohkan proses rotasi dan revolusi bumi, serta reaksi
nuklir.

d. Fungsi fiksatif
Fungsi fiksatif adalah fungsi yang berkenaan dengan kemampuan suatu
media untuk menangkap, menyimpan, menampilkan kembali suatu objek atau
kejadian yang sudah lama terjadi. Artinya, fungsi fiksatif ini terkait dengan
kemampuan merekam (record) media pada suatu peristiwa atau objek dan

17
menyimpannya dalam waktu yang tak terbatas sehingga sewaktu-waktu dapat
diputar kembali ketika diperlukan.
Peristiwa yang diabadikan dalam bentuk video dan bisa ditayangkan kapan
dan dimana saja. Peserta didik akan mudah memahami peristiwa tersebut
meskipun mereka tidak mengalaminya secara langsung. Fungsi fiksatif media juga
bisa ditunjukkan dengan kemampuan menyimpan file data secara rapi dan aman.
File-file data itu bisa ditampilkan sesuai kebutuhan. Contoh dari fungsi fiksatif
media adalah kemampuannya dalam mengabadikan dan menyimpan kejadian
Tsunami Aceh bulan Desember tahun 2004 yang dapat diamati oleh generasi ke
generasi mendatang.

e. Fungsi distributif
Fungsi distributif media pembelajaran berarti dalam sekali pengguanaan
satu materi, objek atau kejadian, dapat diikuti oleh peserta didik dalam jumlah
besar (tak terbatas) dan dalam jangkauan yang sangat luas sehingga dapat
meningkatkan efisiensi baik waktu maupun biaya.
Sebagai contoh, media yang disajikan melalui teleconference dapat diikuti
secara jarak jauh. Demikian pula materi pembelajaran yang disajikan melalui
media TV dapat diikuti oleh peserta didik dari seluruh pelosok daerah dan dengan
jumlah yang tak terbatas. Hal yang salam juga dicapai dengan menggunakan
media audio yang disajikan melalui radio, misalnya dalam acara-acara seksi
pendidikan, budaya dan lain-lain.

f. Fungsi psikologis
1. Fungsi Atensi
Media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian (attention) siswa
terhadap materi ajar. Setiap orang memiliki sel saraf penghambat, yakni sel
khusus yang berfungsi membuang sejumlah sensasi yang datang. Dengan
adanya sel penghambat ini para siswa dapat memfokuskan perhatiannya pada
rangsangan yang di anggapnya menarik dan membuan rangsangan yang
lainnaya.

Dengan demikian, media belajar yang tepat guna adalah media belajar
yang menarik dan memfokuskan siswa. Dalam psikologi komunikasi,
fenomena ini terjadi ketika kita memperhatikan rangsangan tertentu sambil

18
membuang rangsangan yang lainnya di sebut perhatia selektif (selectiv
attention).

2. Fungsi afektif
Fungsi afektif yakni menggugah perasaan, emosi, dan tingkatan
penerimaanatau penolakan siswa terhadap sesuatu. Setiap orang memiliki
gejala batin jiwa yang berisikan kualitas karakter dan kesadaran.ia berwujud
pencurahan perasaan minat, dan sikap penghargaan, nilai nilai, atau perangkat
emosi dan kecenderungan kecenderuangan batin.
Media pembelajaran yang tepat guna dapat meningkatkan sambutan dan
penerimaan siswa terhadap setimulus tertentu. Sambutan dan penerimaan
tersebut berupa kemauan.dengan adannya media pembelajaran, terlihat pada
diri siswa kesediaan untuk menerima beban pelajaran, dan untuk itu
perhatiannya akan tertuju pada pembelajaran yang diikutinya. Hal lain dari
penerimaan itu adalah munculnya tanggapan yakni partisipasi siswa dalam
keselurukan peroses pemeblajaran siswa secara suka rela, ini merupakan
relaksasi siswa terhadap rangsangan yang di terimannya. Pabila siswa
tersebut di lakukan dengan terus menerus, maka tidak menutup kemungkinan
jiwannya melakukan penilaian dan penghargaan terhadap nilai nilai atau
norma norma yang di perolehnnya. Pada tingkat tertentu nilai nilai atau
norma norama itu akan di terimannya dan di yakininnya. Kemudian terjadilah
pengorganisasian nilai nilai norma norma, kepercayaan, ide, dan sikap yang
menjadi sistem batin yang konsisten yag di sebut dengan karakteristik.
3. Fungsi kognitif
Siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan memperoleh dan
menggunakan bentuk bentu reperensiyang mewakili objek objek yang di
hadapi, baik objek berupa orang, benda, atau kejadian/peristiawa. Objek
objek itu di reperensikan atau di hadirkan dalam diri sesorang melalui
tanggapan, gagasan atau lambang, yang dalam psikologi semuannya
merupakan sesuatu yang bersifat mental.
Belajar melalui peristiwa seperti darmawisata, ia mempu menceritakan
pengalamannya selama melakukan kegiatan itu kepada temannya. Tempat
tempat yang ia kunjungi selama berdarma wisata tidak di bawa pulang,

19
dirinya sendiri juga tidak hadir di tempat darmawisata itu saat ia bercerita
pada temannya tersebut. Tetapi semua pengalaman tercatat di dalam
benaknya. Dalam bentuk gagasan gagasan dan tanggapan tanggapan. Gagasan
dan tanggapan itu di tuangkan dalam kata kata yang di sampaikan kepada
temannya yang mendengarkan ceritannya. Dengan demikian pengalaman
selama berkunjung ke tempat darma wisata di wakilkan atau di persentasikan
dalam betuk gagasan atau tanggapan yang kedua dalam bentuk mental.
Jelaslah kirannya, media pembelajaran itu telah andil delam mengembangkan
kognitif siswa. Semakin banyak ia di hadapkan dengan obkek objek akan
semakin banyak pula pikiran dan gagasan yang di milikinya, atau semakin
kaya dan luas pikiran kognitifnya.
4. Fungsi imajinatif
Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan
imajinatif siswa. Imajinatif dalam kamus lengkap psikologi adalah peroses
menciptakan objek atau peristiwatanpa pemenfaatan data sensoris. Imajinatif
ini mencakup penimbuln atau kereasi objek objek baru sebagai rencana di
masa mendatang, atau dapat pula mengambil bentuk fantasi (khayal) yang di
dominasi kuat sekali oleh pikiran pikiran autisik.
5. Fungsi motivasi
Motivasi merupakan seni yang mendorong siswa untuk terdorong
melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Dengan
demikian mitivasi merupakan usah dari pihak luar dalam hal ini adalah guru
untuk mendorong, mengaktifkan, menggerakkan siswannya untuk terlibat
secara aktif dalam proses pembelajaran.
Guru dapat memotivasi siswanya dengan cara membangkitkan minat
belajarnnya dan dengan cara memberikan dan menimbulkan harapan. Donald
O. Hebb (Aminnudin Rasyid 2003: 93) menyebutkan cara pertama dalam
arousal dan kedua dalam expectancy. Yang pertama, aurosal adalah suatu
usaha guru untuk membangkitkan motivasi instrinsik peserta didik,
sedangkan dengan expectancy adalah suatu keyakinan yang secara seketika
timbul untuk terpenuhi suatu harapan yang mendorong seseorang untuk
melakukan kegiatan. Harapan akan tercapainnya hasrat dan tujuan dapat

20
menjadi motivasi yang di timbukan guru kedalam diri siswa. Salah satu
pemberian harapan itu yakni dengan cara memudahkan siswa, bahkan yang di
anggap lemah sekalipun dalam memahami dan menerima isi pelajaran yaknu
melalui pemanfaatan media pembelajaran yang tepat guna.

g. Fungsi sosio-kultural
Fungsi media pembelajaran di lihat dari sosio-kultural, yakni mengatasi
hambatan sosio-kultural antar peserta komunikasi pembelajaran. Bukan hal yang
mudah untuk memahami para siswa yang memiliki jumlah yang cukup banyak
(paling tidak dalam satu kelas berjumlah 40 orang). Masing masing memiliki
karakteristik yang berbeda-beda apalagi di hubungkan dengan adat, keyakinan,
lingkungan, pengalaman, dan lain lain. Sedangkan dari pihak lain, kurikulum dan
materi ajar ditentukan dan dilakukan secara sama untuk setiap siswa. Tentunya
guru akan menghadapi kesulitan terlebih guru harus mengatasinya sendirian.
Apalagi bila latar belakang dirinya (guru) baik adat, budaya, lingkungan, dan
pengalaman yang berbeda dari para siswanya. Hal ini dapat di atasi dengan media
pembelajaran, karena media pembelajaran memiliki kemampuan dalam
memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan
menimbulkan pesepsi yang sama.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan tentang fungsi


umum media pembelajaran fisika, dapat disimpulkan bahwa fungsi umum dari
media pembelajaran fisika ialah:
a. Media pembelajaran fisika sebagai sumber belajar
b. Media pembelajaran fisika memiliki fungsi semantik
c. Media pembelajaran fisika memiliki fungsi manipulatif
d. Media pembelajaran fisika memiliki fungsi fiksatif
e. Media pembelajaran fisika memiliki fungsi distributif
f. Media pembelajaran fisika memiliki fungsi psikologis, yang terbagi menjadi
enam fungsi, yaitu:
1) Fungsi atensi
2) Fungsi afektif
3) Fungsi kognitif
4) Fungsi psikomotorik
5) Fungsi imajinatif
6) Fungsi motivasi

g. Media pembelajaran fisika memilliki fungsi sosio-kultural

21
2. Fungsi Khusus Media Pembelajaran Fisika
a. Fungsi Media Audio
Fungsi media audio menurut Arsyad (2003: 4 ) beliau mengutip pendapat
Sudjana dan Rivai (1991: 130) adalah untuk melatih segala kegiatan
pengembangan keterampilan terutama yang berhubungan dengan aspek-aspek
keterampilan pendengaran, yang dapat dicapai dengan media audio ialah berupa :
1.) Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian.
2.) Megikuti pengarahan
3.) Melatih daya analisis
4.) Menentukan arti dan konteks
5.) Memilih informasi dan gagasan
6.) Merangkum, mengingat kembali dan menggali informasi.

Fungsi lain dari Media Audio adalah sebagai alat bantu bagi para pendidik,
karena sifatnya hanya sekedar membantu, maka dalam pemanfaatannya
memerlukan bantuan metode atau media lain, sehingga pengalaman dan
pengetahuan siap dimiliki oleh pendengar yang akan membantu keberhasilan.
Selain itu juga Sudjana (2005 : 129) menambahkan pemanfaatan fungsi
Media Audio dalam pengajaran terutama digunakan dalam ;
1.) Pengajaran musik literaty (pembacaan sajak) , dan kegiatan dokumentasi
2.) Pengajaran Bahasa Asing, baik secara Audio ataupun secara Audio Visual
3.) Pengajaran melalui radio atau radio pendidikan
4.) Paket-paket untuk berbagai jenis materi, yang memungkinkan siswa dapat
melatih daya penafsirannya dalam suatu bidang studi

b. Fungsi Media Visual


Livie dan Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran
visual, yaitu :
1.) Fungsi Atensi, berarti media visual merupakan inti, menarik, dan
mengarahkan perhatian pembelajar untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran
yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks
materi pelajaran.
2.) Fungsi afektif maksudnya, media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan
pembelajar ketika belajar membaca teks bergambar. Gambar atau lambang
visual akan dapat menggugah emosi dan sikap pembelajar.

22
3.) Fungsi kognitif bermakna media visual mengungkapkan bahwa lambang
visual memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mendengar
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4.) Fungsi kompensatoris artinya media visual memberikan konteks untuk
memahami teks membantu pembelajar yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatkannya kembali.

c. Fungsi Media Audiovisual


Fungsi media audio visual dalam pembelajaran fisika dalam konteks
komunikasi memiliki fungsi yang sangat luas yakni sebagai berikut :
1.) Fungsi edukatif, memberikan pengaruh yang bernilai pendidikan,
mendidik siswa dan masyarakat untuk berfikir kritis, memberi pengalaman
yang bermakna, serta mengembangkan dan memperluas cakrawala berpikir
siswa.
2.) Fungsi social, memberikan informasi autentik dalam berbagai bidang
kehidupan dan konsep yang sama pada setiap orang sehingga dapat
memperluas pergaulan, pengenalan, pemahaman tentang orang, adat istiadat
dan cara bergaul.

3.) Fungsi ekonomis, dengan menggunakan media pendidikan pencapaian


tujuan dapat dilakukan dengan efisien, penyampaian materi dapat menekan
sedikit mungkin penggunaan biaya, tenaga, serta waktu tanpa mengurangi
efektivitas dalam pencapaian tujuan.

4.) Fungsi budaya, memberikan perubahan-perubahan dalam segi kehidupan


manusia, dapat mewariskan dan meneruskan unsur-unsur budaya dan seni
yang ada di masyarakat.

23
BAB III
PEMBAHASAN

A. Matriks Perbedaan Fungsi Umum dan Fungsi Khusus Media Pembelajaran Fisika
Tabel 1. Matriks Perbedaan Fungsi Umum dan Fungsi Khusus Media Pembelajaran Fisika

24
Karakteristik Pembelajaran Pengertian Media Fungsi Media Pembelajaran Fisika
Fisika Pembelajaran Fisika Fungsi Umum Fungsi Khusus
a. Materi disusun seimbang, Media pembelajaran fisika a. Media pembelajaran fisika sebagai Fungsi Media Audio ialah
yaitu susunan materi harus adalah segala sesuatu yang sumber belajar a. Untuk melatih segala kegiatan
mencakup seluruh b. Media pembelajaran fisika memiliki pengembangan keterampilan terutama
dapat digunakan untuk fungsi semantik
kompetensi secara seimbang yang berhubungan dengan aspek-aspek
baik kompetensi sikap, menyalurkan materi pelajaran c. Media pembelajaran fisika memiliki keterampilan pendengaran, yang dapat
pengetahuan, dan fungsi manipulatif dicapai dengan media audio ialah
fisika dari guru ke peserta
d. Media pembelajaran fisika memiliki
keterampilan. berupa :
didik ataupun sebaliknya fungsi fiksatif 1.) Pemusatan perhatian dan
b. Materi fisika mengandung
pengetahuan faktual, sehingga dapat merangsang e. Media pembelajaran fisika memiliki
mempertahankan perhatian.
fungsi distributif 2.) Megikuti pengarahan
konseptual dan prosedural, fikiran, perasaan, perhatian dan f. Media pembelajaran fisika memiliki 3.) Melatih daya analisis
dan metakognitif dalam fungsi psikologis, yang terbagi menjadi
minat peserta didik sehingga 4.) Menentukan arti dan konteks
ilmu pengetahuan dan enam fungsi, yaitu: 5.) Memilih informasi dan gagasan
teknologi. tercipta proses pembelajaran
1) Fungsi atensi 6.) Merangkum, mengingat kembali
c. Pembelajaran fisika yang efektif dan efisien 2) Fungsi afektif dan menggali informasi.
membentuk kemampuan 3) Fungsi kognitif b. Sebagai alat bantu bagi para pendidik,
berpikir dan bertindak 4) Fungsi psikomotorik karena sifatnya hanya sekedar
secara efektif dan kreatif 5) Fungsi imajinatif
membantu, maka dalam
6) Fungsi motivasi
dalam aspek abstrak pemanfaatannya memerlukan bantuan
maupun konkret. metode atau media lain

25
Karakteristik Pembelajaran Pengertian Media Fungsi Media Pembelajaran Fisika
Fisika Pembelajaran Fisika Fungsi Umum Fungsi Khusus
d. Materi fisika diperkaya g. Media pembelajaran fisika memilliki Fungsi Media Visual:
dengan kebutuhan peserta fungsi sosio-kultural a. Fungsi Atensi
didik untuk berpikir kritis b. Fungsi afektif
dan analitis. c. Fungsi kognitif
e. Pembelajaran fisika d. Fungsi kompensatoris
menggunakan bermacam- Fungsi Media Audio-Visual :
macam alat dalam a. Fungsi edukatif
membantu pengamatan. b. Fungsi sosial
f. Pembelajaran fisika c. Fungsi ekonomis
berdasarkan pengamatan, d. Fungsi budaya
pertanyaan, pengumpulan
data, penalaran, dan
penyajian hasil melalui
pemanfaatan sebagai
sumber belajar.

26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Media pembeajaran fisika adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan materi pelajaran fisika dari guru ke peserta didik
ataupun sebaliknya sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan,
perhatian dan minat peserta didik sehingga tercipta proses pembelajaran
yang efektif dan efisien.
2. Fungsi umum media pembelajaran fisika
3. Fungsi khusus media pembelajaran fisika
B. Saran
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan.Untuk itu kritik dan saran yang konstruktif sangat saya
harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya.Semoga makalah ini
dapat memberikan sedikit manfaat bagi pembaca pada umumnya dan pemakalah
pada khususnya.

27
DAFTAR PUSTAKA

Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:


Referensi Jakarta

Carin & Sund. 1993. Metode Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek.
Jakarta: Remaja Rosdakarya.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional. Jakarta.

Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 Bagian C PMP FIS-minat SMA. Jakarta:


Kemendikbud.

Sanaky, Hujair AH. 2011. Media Pembelajaran.Yogyakarta: Kaukaba Dipantara

Sudjana, N. & Rivai, A. 1992. Media Pengajaran. Bandung: Penerbit CV. Sinar
Baru Badung.

Suparno, P. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta: Universitas


Sanata Dharma.

Sutrisno. 2006. Fisika dan Pembelajarannya (Diktat Pembelajaran). Bandung:


Universitas Pendidikan Indonesia.

28

Anda mungkin juga menyukai