Bismallahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullah hiwabarakatuh.
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT.atas segala limpahan rahmat,
nikmat dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Asuhan Kebidanan
Komunitas ini. Makalah ini kami buat untuk mendapatkan nilai mata kuliah Maternitas.
Dalam hal ini tak luput kami ucapkan terima kasih kepada Dosen bidang studi
Maternitas yang telah membimbing kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik mungkin, dan kami juga mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam makalah ini.
Demikianlah, makalah ini semoga bermanfaat bagi yang membacanya. Terima
kasih.Wassalam mu’alaikum warahmatullah hiwabarakatuh.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar belakang...............................................................................................
B. Rumusan masalah.........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………....…
A. Pengertian kanker serviks.............................................................................
B. Klasifikasi kanker serviks
C. Gejala kanker serviks....................................................................................
D. Faktor penyebab kanker serviks...................................................................
E. Patofisiologi Kanker Serviks........................................................................
F. Pengobatan ...................................................................................................
G. Pencegahan dan Penanganan........................................................................
ASUHAN KEPERAWATAN...................................................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
2
A. Latar Belakang
Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam
leher rahim/serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina.
Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun. 90% dari kanker serviks
berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar
[4]
penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim. Karsinoma serviks
biasanya timbul pada zona transisional yang terletak antara epitel sel skuamosa dan epitel
sel kolumnar.
Hingga saat ini kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak akibat
penyakit kanker di negara berkembang. Sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah bila
program skrining sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaiki. Diperkirakan setiap tahun
dijumpai sekitar 500.000 penderita baru di seluruh dunia dan umumnya terjadi di negara
berkembang.
Penyakit ini berawal dari infeksi virus yang merangsang perubahan perilaku sel
epitel serviks. Pada saat ini sedang dilakukan penelitian vaksinasi sebagai upaya
pencegahan dan terapi utama penyakit ini di masa mendatang.
Risiko terinfeksi virus HPV dan beberapa kondisi lain seperti perilaku seksual,
kontrasepsi, atau merokok akan mempromosi terjadinya kanker serviks. Mekanisme
timbulnya kanker serviks ini merupakan suatu proses yang kompleks dan sangat variasi
hingga sulit untuk dipahami.
Insiden dan mortalitas kanker serviks di dunia menempati urutan kedua setelah
kanker payudara. sementara itu, di negara berkembang masih menempati urutan pertama
sebagai penyebab kematian akibat kanker pada usia reproduktif. Hampir 80% kasus
berada di negara berkembang. Sebelum tahun 1930, kanker servik merupakan penyebab
utama kematian wanita dan kasusnya turun secara drastik semenjak diperkenalkannya
teknik skrining pap smear oleh Papanikolau. Namun, sayang hingga kini program skrining
belum lagi memasyarakat di negara berkembang, hingga mudah dimengerti mengapa
insiden kanker serviks masih tetap tinggi.
3
Hal terpenting menghadapi penderita kanker serviks adalah menegakkan
diagnosis sedini mungkin dan memberikan terapi yang efektif sekaligus prediksi
prognosisnya. Hingga saat ini pilihan terapi masih terbatas pada operasi, radiasi dan
kemoterapi, atau kombinasi dari beberapa modalitas terapi ini. Namun, tentu saja terapi ini
masih berupa “simptomatis” karena masih belum menyentuh dasar penyebab kanker yaitu
adanya perubahan perilaku sel. Terapi yang lebih mendasar atau imunoterapi masih dalam
tahap penelitian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kanker serviks uterus dan apa sajakah kalsifikasi dan gejala
klinis dari kanker serviks ?
2. Apa yang menjadi faktor penyebab dan faktoe resiko dari kanker serviks ?
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kanker Serviks
Kanker leher rahim (serviks) atau karsinoma serviks uterus merupakan kanker
pembunuh wanita nomor dua di dunia setelah kanker payudara. Di Indonesia, kanker leher
rahim bahkan menduduki peringkat pertama. Kanker serviks yang sudah masuk ke
stadium lanjut sering menyebabkan kematian dalam jangka waktu relatif cepat.
Kanker serviks uterus adalah keganasan yang paling sering ditemukan dikalangan
wanita. Penyakit ini merupakan proses perubahan dari suatu epithelium yang normal
sampai menjadi Ca invasive yang memberikan gejala dan merupakan proses yang
perlahan-lahan dan mengambil waktu bertahun-tahun.
Serviks atau leher rahim/mulut rahim merupakan bagian ujung bawah rahim yang
menonjol ke liang sanggama (vagina). Kanker serviks berkembang secara bertahap, tetapi
progresif. Proses terjadinya kanker ini dimulai dengan sel yang mengalami mutasi lalu
berkembang menjadi sel displastik sehingga terjadi kelainan epitel yang disebut displasia.
Dimulai dari displasia ringan, displasia sedang, displasia berat, dan akhirnya menjadi
karsinoma in-situ (KIS), kemudian berkembang lagi menjadi karsinoma invasif. Tingkat
displasia dan KIS dikenal juga sebagai tingkat pra-kanker. Dari displasia menjadi
5
karsinoma in-situ diperlukan waktu 1-7 tahun, sedangkan karsinoma in-situ menjadi
karsinoma invasif berkisar 3-20 tahun.
Kanker ini 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik,
yang menyerang leher rahim. Berawal terjadi pada leher rahim, apabila telah memasuki
tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh penderita.
Tidak khas pada stadium dini. Sering hanya sebagai fluos dengan sedikit darah,
pendarahan pastkoital atau perdarahan pervagina yang disangka sebagai perpanjangan
waktu haid. Pada stadium lanjut baru terlihat tanda-tanda yang lebih khas, baik berupa
perdarahan yang hebat (terutama dalam bentuk eksofitik), fluor albus yang berbau dan rasa
sakit yang sangat hebat.
Pada fase prakanker, sering tidak ada gejala atau tanda-tanda yang khas. Namun,
kadang bisa ditemukan gejala-gejala sebagai berikut :
1. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina. Getah yang keluar dari vagina ini
makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan
2. Perdarahan setelah sanggama (post coital bleeding) yang kemudian berlanjut menjadi
perdarahan yang abnormal.
6
3. Timbulnya perdarahan setelah masa menopause.
4. Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan dapat
bercampur dengan darah.
6. Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada radang panggul.
Bila nyeri terjadi di daerah pinggang ke bawah, kemungkinan terjadi hidronefrosis.
Selain itu, bisa juga timbul nyeri di tempat-tempat lainnya.
7. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, edema kaki,
timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rectum),
terbentuknya fistel vesikovaginal atau rektovaginal, atau timbul gejala-gejala akibat
metastasis jauh.
1. Faktor Penyebab
2. Faktor Resiko
7
Studi epidemiologi mengungkapkan bahwa resiko terjangkit kanker serviks
meningkat seiring meningkatnya jumlah pasangan.aktifitas seksual yang dimulai
pada usia dini, yaitu kurang dari 20 tahun,juga dapat dijadkan sebagai faktr resko
terjadinya kanke servks. Hal ini diuga ada hubungannya dengan belum matannya
derah transformas pada sia tesebut bila serin terekspos. Frekuensi hubungna seksual
juga berpengaruh pada lebi tingginya resiko pada usia tersebut, yeyapitidak pada
kelompok usia lebih tua. (Schiffman,1996).
b. Paritas
c. Merokok
d. Kontrasepsi oral
Penelitian secara perspektif yang dilakukan oleh Vessey dkk tahun 1983
(Schiffman,1996) mendapatkan bahwa peningkatan insiden kanker serviks
dipengaruhi oleh lama pemakaian kontrasepsi oral. Penelitian tersebut juga
mendapatkan bahwa semua kejadian kanker serviks invasive terdapat pada pengguna
8
kontrasepsi oral. Penelitian lain mendapatkan bahwa insiden kanker setelah 10 tahun
pemakaian 4 kali lebih tinggi daripada bukan pengguna kontrasepsi oral. Namun
penelitian serupa yang dilakukan oleh peritz dkk menyimpulkan bahwa aktifitas
seksual merupakan confounding yang erat kaitannya dengan hal tersebut.
e. Defisiensi gizi
f. Sosial ekonomi
9
g. Pasangan seksual
2 Endofitik. Mulai dari SCJ tumbuh kedalam stroma serviks dan cenderung infitratif
membentuk ulkus
10
Gambar 1. Lokasi Kanker Leher Rahim
11
Gambar 3. Perbandingan Gambaran Serviks yang Normal dan Abnormal
Pemilihan pengobatan untuk kanker serviks tergantung kepada lokasi dan ukuran
tumor, stadium penyakit, usia, keadaan umum penderita dan rencana penderita untuk
hamil lagi.
1. Pembedahan
Pada karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar),
seluruh kanker seringkali dapat diangkat dengan bantuan pisau bedah ataupun melalui
LEEP. Dengan pengobatan tersebut, penderita masih bisa memiliki anak. Karena kanker
bisa kembali kambuh, dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan ulang dan Pap smear
setiap 3 bulan selama 1 tahun pertama dan selanjutnya setiap 6 bulan. Jika penderita
tidak memiliki rencana untuk hamil lagi, dianjurkan untuk menjalani histerektomi. Pada
kanker invasif, dilakukan histerektomi dan pengangkatan struktur di sekitarnya
(prosedur ini disebut histerektomi radikal) serta kelenjar getah bening. Pada wanita
muda, ovarium (indung telur) yang normal dan masih berfungsi tidak diangkat.
2. Terapi penyinaran
12
Terapi penyinaran (radioterapi) efektif untuk mengobati kanker invasif yang
masih terbatas pada daerah panggul. Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi
untuk merusak sel-sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya. Ada 2 macam
radioterapi, yaitu :
3. Kemoterapi
4. Terapi biologis
13
Pada terapi biologis digunakan zat-zat untuk memperbaiki sistem kekebalan
tubuh dalam melawan penyakit. Terapi biologis dilakukan pada kanker yang telah
menyebar ke bagian tubuh lainnya. Yang paling sering digunakan adalah interferon,
yang bisa dikombinasikan dengan kemoterapi.
1. Pencegahan Primer
2. Pencegahan sekunder
14
tingkat kematian akibat kanker serviks 50-60% dalamkurun waktu 20 tahun
(WHO,1986).
Selain itu, terdapat juga tiga tingkatan pencegahan dan penanganan kanker
serviks, yaitu :
1. Pencegahan Tingkat Pertama
a. Promosi Kesehatan Masyarakat misalnya :
1) Kampanye kesadaran masyarakat
2) Program pendidikan kesehatan masyarakat
3) Promosi kesehatan
b. Pencegahan khusus, misalnya :
1) Interfensi sumber keterpaparan
2) Kemopreventif
Meski kanker serviks menakutkan, namun kita semua bisa mencegahnya. Anda
dapat melakukan banyak tindakan pencegahan sebelum terinfeksi HPV dan akhirnya
menderita kanker serviks. Beberapa cara praktis yang dapat Anda lakukan dalam
kehidupan sehari-hari antara lain :
1. Miliki pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk
merangsang sistem kekebalan tubuh. Misalnya mengkonsumsi berbagai karotena,
vitamin A, C, dan E, dan asam folat dapat mengurangi risiko terkena kanker leher
rahim.
3. Hindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda atau belasan tahun.
15
4. Hindari berhubungan seks selama masa haid terbukti efektif untuk mencegah dan
menghambat terbentuknya dan berkembangnya kanker serviks.
6. Secara rutin menjalani tes Pap smear secara teratur. Saat ini tes Pap smear bahkan
sudah bisa dilakukan di tingkat Puskesmas dengan harga terjangkau.
7. Alternatif tes Pap smear yaitu tes IVA dengan biaya yang lebih murah dari Pap smear.
Tujuannya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV.
9. Melakukan pembersihan organ intim atau dikenal dengan istilah vagina toilet. Ini
dapat dilakukan sendiri atau dapat juga dengan bantuan dokter ahli. Tujuannya untuk
membersihkan organ intim wanita dari kotoran dan penyakit.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1.1 Data dasar
Pengumpulan data pada pasien dan keluarga dilakukan dengan cara anamnesa,
pemeriksaan fisik dan melalui pemeriksaan penunjang
16
1.1.2 Keluhan utama
Pasien biasanya datang dengan keluhan intra servikal dan disertai keputihan
menyerupai air.
Riwayat abortus, infeksi pasca abortus, infeksi masa nifas, riwayat ooperasi
kandungan, serta adanya tumor. Riwayat keluarga yang menderita kanker.
2. Diagnosa Keperawatan
2.1 Gangguan perfusi jaringan (anemia) b.d perdarahn intraservikal
2.2 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d penurunan nafsu makan
2.3 Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d proses desakan pada jaringan intra servikal
3. Perencanaan
3.1 Gangguan perfusi jaringan (anemia) b.d perdarahan masif intra cervikal
17
Tujuan : Setelah diberikan perawatan selama 1 X 24 jam diharapkan perfusi
jaringan membaik :
Kriteria hasil :
Kriteria hasil :
18
Jaga lingkungan pada saat makan
Pasang NGT jika perlu
Beri Nutrisi parenteral jika perlu.
3.3 Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d proses desakan pada jaringan intra servikal
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan 1 X 24 jam diharapka klien tahu cara-cara
mengatasi nyeri yang timbul akibat kanker yang dialami
Kriteria hasil :
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kanker serviks uterus adalah keganasan yang paling sering ditemukan dikalangan
wanita. Penyakit ini merupakan proses perubahan dari suatu epithelium yang normal
sampai menjadi Ca invasive yang memberikan gejala dan merupakan proses yang
perlahan-lahan dan mengambil waktu bertahun-tahun. Ada beberapa klasifikasi tapi
yang paling banyak penganutnya adalah yang dibuat oleh IFGO (International
19
Federation of Ginekoloi and Obstetrics), yaitu Stage 0, 1, 1 a , 1 b, 2, 3 , dan 4. Gejala
klinis kanker serviks pada stadium lanjut baru terlihat tanda-tanda yang lebih khas,
baik berupa perdarahan yang hebat (terutama dalam bentuk eksofitik), fluor albus
yang berbau dan rasa sakit yang sangat hebat.
20
untuk mencegah terinfeksi HPV, melakukan pembersihan organ intim atau dikenal
dengan istilah vagina toilet, hindari berhubungan seks dengan banyak partner, secara
rutin menjalani tes Pap smear secara teratur, dan sebagainya.
B. Saran
Berhati-hatilah dengan penyakit kanker serviks, lebih baik mencegah dari pada
mengobati.Ternyata tidak mudah menjadi seorang wanita, tapi bukan berarti sulit untuk
menjalaninya. Penyakit bisa kita hindari asal kita selalu berusaha hidup sehat dan teratur.
DAFTAR PUSTAKA
21
Alfian Elwin Zai. 2009. Skripsi : Karakteristik Penderita Kanker leher Rahim Yang Dirawat
Inap Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2003-2007. FKM
Universitas Sumatera Utara Medan.
(http://www.researchgate.net/publication/42356226_Karakteristik_Penderita_Kanker_l
eher_Rahim_Yang_Dirawat_Inap_Di_Rumah_Sakit_Umum_Pusat_Haji_Adam_Malik
_Medan). Diakses Tanggal 5 Februari 2011.
22