Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Bismallahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullah hiwabarakatuh.
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT.atas segala limpahan rahmat,
nikmat dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Asuhan Kebidanan
Komunitas ini. Makalah ini kami buat untuk mendapatkan nilai mata kuliah Maternitas.
Dalam hal ini tak luput kami ucapkan terima kasih kepada Dosen bidang studi
Maternitas yang telah membimbing kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik mungkin, dan kami juga mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam makalah ini.
Demikianlah, makalah ini semoga bermanfaat bagi yang membacanya. Terima
kasih.Wassalam mu’alaikum warahmatullah hiwabarakatuh.

Bengkulu, Mei 2014

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar belakang...............................................................................................
B. Rumusan masalah.........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………....…
A. Pengertian kanker serviks.............................................................................
B. Klasifikasi kanker serviks
C. Gejala kanker serviks....................................................................................
D. Faktor penyebab kanker serviks...................................................................
E. Patofisiologi Kanker Serviks........................................................................
F. Pengobatan ...................................................................................................
G. Pencegahan dan Penanganan........................................................................
ASUHAN KEPERAWATAN...................................................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

2
A. Latar Belakang

Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam
leher rahim/serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina.
Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun. 90% dari kanker serviks
berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar
[4]
penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim. Karsinoma serviks
biasanya timbul pada zona transisional yang terletak antara epitel sel skuamosa dan epitel
sel kolumnar.

Hingga saat ini kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak akibat
penyakit kanker di negara berkembang. Sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah bila
program skrining sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaiki. Diperkirakan setiap tahun
dijumpai sekitar 500.000 penderita baru di seluruh dunia dan umumnya terjadi di negara
berkembang.

Penyakit ini berawal dari infeksi virus yang merangsang perubahan perilaku sel
epitel serviks. Pada saat ini sedang dilakukan penelitian vaksinasi sebagai upaya
pencegahan dan terapi utama penyakit ini di masa mendatang.

Risiko terinfeksi virus HPV dan beberapa kondisi lain seperti perilaku seksual,
kontrasepsi, atau merokok akan mempromosi terjadinya kanker serviks. Mekanisme
timbulnya kanker serviks ini merupakan suatu proses yang kompleks dan sangat variasi
hingga sulit untuk dipahami.

Insiden dan mortalitas kanker serviks di dunia menempati urutan kedua setelah
kanker payudara. sementara itu, di negara berkembang masih menempati urutan pertama
sebagai penyebab kematian akibat kanker pada usia reproduktif. Hampir 80% kasus
berada di negara berkembang. Sebelum tahun 1930, kanker servik merupakan penyebab
utama kematian wanita dan kasusnya turun secara drastik semenjak diperkenalkannya
teknik skrining pap smear oleh Papanikolau. Namun, sayang hingga kini program skrining
belum lagi memasyarakat di negara berkembang, hingga mudah dimengerti mengapa
insiden kanker serviks masih tetap tinggi.

3
Hal terpenting menghadapi penderita kanker serviks adalah menegakkan
diagnosis sedini mungkin dan memberikan terapi yang efektif sekaligus prediksi
prognosisnya. Hingga saat ini pilihan terapi masih terbatas pada operasi, radiasi dan
kemoterapi, atau kombinasi dari beberapa modalitas terapi ini. Namun, tentu saja terapi ini
masih berupa “simptomatis” karena masih belum menyentuh dasar penyebab kanker yaitu
adanya perubahan perilaku sel. Terapi yang lebih mendasar atau imunoterapi masih dalam
tahap penelitian.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebelumnya, maka dapat dirumuskan beberapa


permasalahan sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan kanker serviks uterus dan apa sajakah kalsifikasi dan gejala
klinis dari kanker serviks ?

2. Apa yang menjadi faktor penyebab dan faktoe resiko dari kanker serviks ?

3. Bagaimanakah gambaran epidemiologi kanker serviks ?

4. Bagaimanakah patologi, penyebaran, dan diagnosis dari kanker serviks ?

5. Bagaimana cara pengobatan dan pencegahan kanker serviks ?

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kanker Serviks

Kanker leher rahim (serviks) atau karsinoma serviks uterus merupakan kanker
pembunuh wanita nomor dua di dunia setelah kanker payudara. Di Indonesia, kanker leher
rahim bahkan menduduki peringkat pertama. Kanker serviks yang sudah masuk ke
stadium lanjut sering menyebabkan kematian dalam jangka waktu relatif cepat.

Kanker serviks uterus adalah keganasan yang paling sering ditemukan dikalangan
wanita. Penyakit ini merupakan proses perubahan dari suatu epithelium yang normal
sampai menjadi Ca invasive yang memberikan gejala dan merupakan proses yang
perlahan-lahan dan mengambil waktu bertahun-tahun.

Serviks atau leher rahim/mulut rahim merupakan bagian ujung bawah rahim yang
menonjol ke liang sanggama (vagina). Kanker serviks berkembang secara bertahap, tetapi
progresif. Proses terjadinya kanker ini dimulai dengan sel yang mengalami mutasi lalu
berkembang menjadi sel displastik sehingga terjadi kelainan epitel yang disebut displasia.
Dimulai dari displasia ringan, displasia sedang, displasia berat, dan akhirnya menjadi
karsinoma in-situ (KIS), kemudian berkembang lagi menjadi karsinoma invasif. Tingkat
displasia dan KIS dikenal juga sebagai tingkat pra-kanker. Dari displasia menjadi

5
karsinoma in-situ diperlukan waktu 1-7 tahun, sedangkan karsinoma in-situ menjadi
karsinoma invasif berkisar 3-20 tahun.

Kanker ini 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik,
yang menyerang leher rahim. Berawal terjadi pada leher rahim, apabila telah memasuki
tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh penderita.

B. Klasifikasi Kanker Serviks


Ada beberapa klasifikasi tapi yang paling banyak penganutnya adalah yang dibuat
oleh IFGO (International Federation of Ginekoloi and Obstetrics) yaitu sebagai berikut :
Stage 0 : Casrsinoma insitu = Ca intraepithelial = Ca preinvasif.
Stage 1 : Ca terbatas pada cerviks.
Stage 1 a : Disertai invasi daro stoma (preclinical-Ca) yang hanya diketahui secara
histology.
Stage 1 b : Semua kasus-kasus lainnya dari stage 1.
Stage 2 : Sudah menjalar keluar serviks tapi belum sampai ke panggul, telah
mengenai dinding vagina tapi tidak melebihi 2/3 bagian proximal.
Stage 3 : Sudah sampai dinding panggung dan sepertiga bagian bawah vagina
Stage 4 : Sudah mengenai organ-organ yang lain

C. Gejala Klinis Kanker Serviks

Tidak khas pada stadium dini. Sering hanya sebagai fluos dengan sedikit darah,
pendarahan pastkoital atau perdarahan pervagina yang disangka sebagai perpanjangan
waktu haid. Pada stadium lanjut baru terlihat tanda-tanda yang lebih khas, baik berupa
perdarahan yang hebat (terutama dalam bentuk eksofitik), fluor albus yang berbau dan rasa
sakit yang sangat hebat.

Pada fase prakanker, sering tidak ada gejala atau tanda-tanda yang khas. Namun,
kadang bisa ditemukan gejala-gejala sebagai berikut :

1. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina. Getah yang keluar dari vagina ini
makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan

2. Perdarahan setelah sanggama (post coital bleeding) yang kemudian berlanjut menjadi
perdarahan yang abnormal.

6
3. Timbulnya perdarahan setelah masa menopause.

4. Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan dapat
bercampur dengan darah.

5. Timbul gejala-gejala anemia bila terjadi perdarahan kronis.

6. Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada radang panggul.
Bila nyeri terjadi di daerah pinggang ke bawah, kemungkinan terjadi hidronefrosis.
Selain itu, bisa juga timbul nyeri di tempat-tempat lainnya.

7. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, edema kaki,
timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rectum),
terbentuknya fistel vesikovaginal atau rektovaginal, atau timbul gejala-gejala akibat
metastasis jauh.

D. Faktor Penyebab dan Faktor Resiko Kanker Serviks

1. Faktor Penyebab

HPV (Human Papiloma Virus) merupakan penyebab terbanyak. Sebagai


tambahan perokok sigaret telah ditemukan sebagai penyebab juga. Wanita perokok
mengandung konsentrat nikotin dan kotinin didalam serviks mereka yang merusak sel.
Laki-laki perokok juga terdapat konsetrat bahan ini pada sekret genitalnya, dan dapat
memenuhi servik selama intercourse.Defisiensi beberapa nutrisional dapat juga
menyebabkan servikal displasia.National Cancer Institute merekomendasikan bahwa
wanita sebaiknya mengkonsumsi lima kali buah-buahan segar dan sayuran setiap hari.
Jika anda tidak dapat melakukan ini, pertimbangkan konsumsi multivitamin dengan
antioksidan seperti vitamin E atau beta karoten setiap hari.

2. Faktor Resiko

a. Pola hubungan seksual

7
Studi epidemiologi mengungkapkan bahwa resiko terjangkit kanker serviks
meningkat seiring meningkatnya jumlah pasangan.aktifitas seksual yang dimulai
pada usia dini, yaitu kurang dari 20 tahun,juga dapat dijadkan sebagai faktr resko
terjadinya kanke servks. Hal ini diuga ada hubungannya dengan belum matannya
derah transformas pada sia tesebut bila serin terekspos. Frekuensi hubungna seksual
juga berpengaruh pada lebi tingginya resiko pada usia tersebut, yeyapitidak pada
kelompok usia lebih tua. (Schiffman,1996).

b. Paritas

Kanker serviks sering dijumpai pada wanita yan sering melahirkan.


Semakin sering melahirkan,maka semain besar resiko terjamgkit kanker serviks.
Pemelitian di Amerika Latin menunjukkan hubungan antara resiko dengan
multiparitas setelah dikontrol dengan infeksi HPV.

c. Merokok

Beberapa peneitian menunukan hubungan yang kuat antara merokok


dengan kanker serviks, bahkan setelah dikontrol dengan variabel konfounding sepert
pola hubungna seksual. Penemuan lain mempekhatkan ditemkanna nikotin paa
cairan serviks wanita perokok bahan ini bersifata sebaai kokassnoen dan bersama-
sma dengan kasinoge yan elah ada selanjutnya mendoron pertumbuhan ke arah
kanker.

d. Kontrasepsi oral

Penelitian secara perspektif yang dilakukan oleh Vessey dkk tahun 1983
(Schiffman,1996) mendapatkan bahwa peningkatan insiden kanker serviks
dipengaruhi oleh lama pemakaian kontrasepsi oral. Penelitian tersebut juga
mendapatkan bahwa semua kejadian kanker serviks invasive terdapat pada pengguna

8
kontrasepsi oral. Penelitian lain mendapatkan bahwa insiden kanker setelah 10 tahun
pemakaian 4 kali lebih tinggi daripada bukan pengguna kontrasepsi oral. Namun
penelitian serupa yang dilakukan oleh peritz dkk menyimpulkan bahwa aktifitas
seksual merupakan confounding yang erat kaitannya dengan hal tersebut.

WHO mereview berbagai peneltian yang menghubungkan penggunaan


kontrasepsi oral dengan risko terjadinya kanker serviks, menyimpulkan bahwa sulit
untuk menginterpretasikan hubungan tersebut mengingat bahwa lama penggunaan
kontraseps oral berinteraksi dengan factor lain khususnya pola kebiasaan seksual
dalam mempengaruhi resiko kanker serviks. Selain itu, adanya kemungkinan bahwa
wanita yang menggunakan kontrasepsi oral lain lebih sering melakukan pemeriksaan
smera serviks,sehingga displasia dan karsinoma in situ nampak lebih frekuen pada
kelompok tersebut. Diperlukan kehati-hatian dalam menginterpretasikan asosiasi
antara lama penggunaan kontrasepsi oral dengan resiko kanker serviks karena
adanya bias dan faktor confounding.

e. Defisiensi gizi

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa defisiensi zat gizi tertentu seperti


betakaroten dan vitamin A serta asam folat, berhubungna dengan peningkatan resiko
terhadap displasia ringan dan sedang.. Namun sampasaat ini tdak ada indikasi bahwa
perbaikan defisensi gizi tersebut akan enurunkan resiko.

f. Sosial ekonomi

Studi secara deskrptif maupun analitik menunjukkan hubungan yang kuat


antara kejadian kanker serviks dengan tingkat social ekonomi yang rendah. Hal ini
juga diperkuat oleh penelitian yang menunjukkan bahwa infeksi HPV lebih prevalen
pada wanita dengan tingkat pendidkan dan pendapatan rendah. Faktor defisiensi
nutrisi, multilaritas dan kebersihan genitalia juga dduga berhubungan dengan
masalah tersebut.

9
g. Pasangan seksual

Peranan pasangan seksual dari penderita kanker serviks mulai menjadi


bahan yang menarik untuk diteliti. Penggunaan kondom yang frekuen ternyata
memberi resiko yang rendah terhadap terjadinya kanker serviks. Rendahnya
kebersihan genetalia yang dikaitkan dengan sirkumsisi juga menjadi pembahasan
panjang terhadap kejadian kanker serviks. Jumlah pasangan ganda selain istri juga
merupakan factor resiko yang lain.

E. Patofisiologi Kanker Serviks


Karsinoma serviks timbul dibatasi antara epitel yang melapisi ektoserviks
(portio) dan endoserviks kanalis serviks yang disebut skuamo kolumnar junction (SCJ).
Pada wanita muda SCJ terletak diluar OUE, sedang pada wanita diatas 35 tahun, didalam
kanalis serviks.
Tumor dapat tumbuh :
1. Eksofitik. Mulai dari SCJ kearah lumen vagina sebagai massa proliferatif yang
mengalami infeksi sekunder dan nekrosis.

2 Endofitik. Mulai dari SCJ tumbuh kedalam stroma serviks dan cenderung infitratif
membentuk ulkus

3. Ulseratif. Mulai dari SCJ dan cenderung merusak struktur


jaringan pelvis dengan melibatkan fornices vagina untuk menjadi ulkus yang luas.
Serviks normal secara alami mengalami metaplasi/erosi akibat saling desak kedua jenis
epitel yang melapisinya. Dengan masuknya mutagen, portio yang erosif (metaplasia
skuamos) yang semula faali berubah menjadi patologik (diplatik-diskariotik) melalui
tingkatan NIS-I, II, III dan KIS untuk akhirnya menjadi karsinoma invasive. Sekali
menjadi mikroinvasive, proses keganasan akan berjalan terus.

10
Gambar 1. Lokasi Kanker Leher Rahim

Gambar 2. Progresivitas Kanker Serviks

11
Gambar 3. Perbandingan Gambaran Serviks yang Normal dan Abnormal

F. Pengobatan untuk Kanker Serviks

Pemilihan pengobatan untuk kanker serviks tergantung kepada lokasi dan ukuran
tumor, stadium penyakit, usia, keadaan umum penderita dan rencana penderita untuk
hamil lagi.

1. Pembedahan

Pada karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar),
seluruh kanker seringkali dapat diangkat dengan bantuan pisau bedah ataupun melalui
LEEP. Dengan pengobatan tersebut, penderita masih bisa memiliki anak. Karena kanker
bisa kembali kambuh, dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan ulang dan Pap smear
setiap 3 bulan selama 1 tahun pertama dan selanjutnya setiap 6 bulan. Jika penderita
tidak memiliki rencana untuk hamil lagi, dianjurkan untuk menjalani histerektomi. Pada
kanker invasif, dilakukan histerektomi dan pengangkatan struktur di sekitarnya
(prosedur ini disebut histerektomi radikal) serta kelenjar getah bening. Pada wanita
muda, ovarium (indung telur) yang normal dan masih berfungsi tidak diangkat.

2. Terapi penyinaran

12
Terapi penyinaran (radioterapi) efektif untuk mengobati kanker invasif yang
masih terbatas pada daerah panggul. Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi
untuk merusak sel-sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya. Ada 2 macam
radioterapi, yaitu :

 Radiasi eksternal : sinar berasar dari sebuah mesin besar


Penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit, penyinaran biasanya dilakukan
sebanyak 5 hari/minggu selama 5-6 minggu.

 Radiasi internal : zat radioaktif terdapat di dalam sebuah kapsul dimasukkan


langsung ke dalam serviks.
Kapsul ini dibiarkan selama 1-3 hari dan selama itu penderita dirawat di rumah sakit.
Pengobatan ini bisa diulang beberapa kali selama 1-2 minggu.

Efek samping dari terapi penyinaran adalah :

 Iritasi rektum dan vagina

 Kerusakan kandung kemih dan rektum

 Ovarium berhenti berfungsi.

3. Kemoterapi

Jika kanker telah menyebar ke luar panggul, kadang dianjurkan untuk


menjalani kemoterapi. Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-
sel kanker. Obat anti-kanker bisa diberikan melalui suntikan intravena atau melalui
mulut. Kemoterapi diberikan dalam suatu siklus, artinya suatu periode pengobatan
diselingi dengan periode pemulihan, lalu dilakukan pengobatan, diselingi denga
pemulihan, begitu seterusnya.

4. Terapi biologis

13
Pada terapi biologis digunakan zat-zat untuk memperbaiki sistem kekebalan
tubuh dalam melawan penyakit. Terapi biologis dilakukan pada kanker yang telah
menyebar ke bagian tubuh lainnya. Yang paling sering digunakan adalah interferon,
yang bisa dikombinasikan dengan kemoterapi.

G. Pencegahan dan Penanganan Kanker Serviks

Pengendalian kinder serviks dengan pencegahan dapat dibagi menjadi tiga


bagian, yaitu pencegahan prmer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier Strategi
kesehatan masyarakat dalam mencegah kematian karena kanker serviks antara lain adalah
dengan pencegahan primer dan pencegaan sekunder.

1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer merupakan kegiatan uang dapat dilakukan oleh setiap


orang untuk menghindari diri dari faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya
kanker serviks. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menekankan perilaku hdup sehat
untuk mengurangi atau menghindari faktor resiko seperti kawin muda, pasangan
seksual ganda dan lain-lain. Selain itu juga pencegahan primer dapat dilakukan dengan
imuisasi HPV pada kelompok masyarakat

2. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder kanker serviks dilakukan dengan deteksi dini dan


skrining kanker serviks yang bertujuan untuk menemukan kasus-kasus kanker serviks
secara dibni sehingga kemungkinan penyembuhan dapat ditingkatkan. Perkembangan
kanker serviks memerlukan waktu yang lama. Dari prainvasif ke invasive memerlukan
waktu sekitar 10 tahun atau lebih. Pemeriksaan sitologi merupakan metode sederhana
dan sensitive untuk mwndeteksi karsinoa pra invasive. Bila diobati dengan baik,
karsinoma pra invasive mempunyai tingkat penyembuhan mendekati 100%. Diagnosa
kasus pada fase invasive hanya memiliki tingkat ketahanan sekitar 35%. Program
skrining dengan pemeriksaan sitologi dikenal dengan Pap mear test dan telah dilakukan
di Negara-negara maju. Pencegahan dengan pap smear terbukimampu menurunkan

14
tingkat kematian akibat kanker serviks 50-60% dalamkurun waktu 20 tahun
(WHO,1986).

Selain itu, terdapat juga tiga tingkatan pencegahan dan penanganan kanker
serviks, yaitu :
1. Pencegahan Tingkat Pertama
a. Promosi Kesehatan Masyarakat misalnya :
1) Kampanye kesadaran masyarakat
2) Program pendidikan kesehatan masyarakat
3) Promosi kesehatan
b. Pencegahan khusus, misalnya :
1) Interfensi sumber keterpaparan
2) Kemopreventif

2. Pencegahan Tingkat Kedua


a. Diagnosis dini, misalnya screening
b. Pengobatan, misalnya :
1) Kemoterapi
2) Bedah

3. Pencegahan Tingkat Ketiga


Rehabilitasi, misalnya perawatan rumah sedangkan penanganan kanker
umumnya ialah secara pendekatan multidiscipline. Hasil pengobatan radioterapi dan
operasi radikal kurang lebih sama, meskipun sebenarnya sukar untuk dibandingkan
karena umumnya yang dioperasi penderita yang masih muda dan umumnya baik.

Meski kanker serviks menakutkan, namun kita semua bisa mencegahnya. Anda
dapat melakukan banyak tindakan pencegahan sebelum terinfeksi HPV dan akhirnya
menderita kanker serviks. Beberapa cara praktis yang dapat Anda lakukan dalam
kehidupan sehari-hari antara lain :

1. Miliki pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk
merangsang sistem kekebalan tubuh. Misalnya mengkonsumsi berbagai karotena,
vitamin A, C, dan E, dan asam folat dapat mengurangi risiko terkena kanker leher
rahim.

2. Hindari merokok. Banyak bukti menunjukkan penggunaan tembakau dapat


meningkatkan risiko terkena kanker serviks.

3. Hindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda atau belasan tahun.

15
4. Hindari berhubungan seks selama masa haid terbukti efektif untuk mencegah dan
menghambat terbentuknya dan berkembangnya kanker serviks.

5. Hindari berhubungan seks dengan banyak partner.

6. Secara rutin menjalani tes Pap smear secara teratur. Saat ini tes Pap smear bahkan
sudah bisa dilakukan di tingkat Puskesmas dengan harga terjangkau.

7. Alternatif tes Pap smear yaitu tes IVA dengan biaya yang lebih murah dari Pap smear.
Tujuannya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV.

8. Pemberian vaksin atau vaksinasi HPV untuk mencegah terinfeksi HPV.

9. Melakukan pembersihan organ intim atau dikenal dengan istilah vagina toilet. Ini
dapat dilakukan sendiri atau dapat juga dengan bantuan dokter ahli. Tujuannya untuk
membersihkan organ intim wanita dari kotoran dan penyakit.

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
1.1 Data dasar
Pengumpulan data pada pasien dan keluarga dilakukan dengan cara anamnesa,
pemeriksaan fisik dan melalui pemeriksaan penunjang

1.1.1 Data pasien


Identitas pasien, usia, status perkawinan, pekerjaan jumlah anak, agama,
alamat jenis kelamin dan pendidikan terakhir.

16
1.1.2 Keluhan utama
Pasien biasanya datang dengan keluhan intra servikal dan disertai keputihan
menyerupai air.

1.1.3 Riwayat penyakit sekarang


Biasanya klien pada stsdium awal tidak merasakan keluhan yang
mengganggu, baru pada stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan
seperti : perdarahan, keputihan dan rasa nyeri intra servikal.

1.1.4 Riwayat penyakit sebelumnya


Data yang perlu dikaji adalah :

Riwayat abortus, infeksi pasca abortus, infeksi masa nifas, riwayat ooperasi
kandungan, serta adanya tumor. Riwayat keluarga yang menderita kanker.

1.1.5 Keadaan Psiko-sosial-ekonomi dan budaya:


Ca. Serviks sering dijumpai pada kelompok sosial ekonomi yang rendah,
berkaitan erat dengan kualitas dan kuantitas makanan atau gizi yang dapat
mempengaruhi imunitas tubuh, serta tingkat personal hygiene terutama
kebersihan dari saluran urogenital.

1.2 Data khusus


1.2.1 Riwayat kebidanan ; paritas, kelainan menstruasi, lama,jumlah dan warna
darah, adakah hubungan perdarahan dengan aktifitas, apakah darah keluar
setelah koitus, pekerjaan yang dilakukan sekarang

1.2.2 Pemeriksaan penunjang


Sitologi dengan cara pemeriksaan Pap Smear, kolposkopi, servikografi,
pemeriksaan visual langsung, gineskopi.

2. Diagnosa Keperawatan
2.1 Gangguan perfusi jaringan (anemia) b.d perdarahn intraservikal
2.2 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d penurunan nafsu makan
2.3 Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d proses desakan pada jaringan intra servikal
3. Perencanaan
3.1 Gangguan perfusi jaringan (anemia) b.d perdarahan masif intra cervikal

17
Tujuan : Setelah diberikan perawatan selama 1 X 24 jam diharapkan perfusi
jaringan membaik :

Kriteria hasil :

 Perdarahan intra servikal sudah berkurang


 Konjunctiva tidak pucat
 Mukosa bibir basah dan kemerahan
 Ektremitas hangat
 Hb 11-15 gr
 Tanda vital 120-140 / 70 - 80 mm Hg, Nadi : 70 - 80 X/mnt, S : 36-
370C, RR : 18 - 24 X/mnt.
Intervensi :

 Observasi tanda-tanda vital


 Observasi perdarahan ( jumlah, warna, lama )
 Cek Hb
 Cek golongan darah
 Beri O2 jika diperlukan
 Pemasangan vaginal tampon.
 Therapi IV
3.2 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d penurunan nafsu makan.
Tujuan : Setelah dilakukan perawatan kebutuhan nutrisi klien akan terpenuhi

Kriteria hasil :

 Tidak terjadi penurunan berat badan


 Porsi makan yang disediakan habis.
 Keluhan mual dan muntah kurang
Intervensi :

 Jelaskan tentang pentingnya nutrisi untuk penyembuhan


 Berika makan TKTP
 Anjurkan makan sedikit tapi sering

18
 Jaga lingkungan pada saat makan
 Pasang NGT jika perlu
 Beri Nutrisi parenteral jika perlu.
3.3 Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d proses desakan pada jaringan intra servikal
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan 1 X 24 jam diharapka klien tahu cara-cara
mengatasi nyeri yang timbul akibat kanker yang dialami

Kriteria hasil :

 Klien dapat menyebutkan cara-cara menguangi nyeri yang dirasakan


 Intensitas nyeri berkurangnya
 Ekpresi muka dan tubuh rileks
Intervensi :

 Tanyakan lokasi nyeri yang dirasakan klien


 Tanyakan derajat nyeri yang dirasakan klien dan nilai dengan skala
nyeri.
 Ajarkan teknik relasasi dan distraksi
 Anjurkan keluarga untuk mendampingi klien
 Kolaborasi dengan tim paliatif nyeri

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Kanker serviks uterus adalah keganasan yang paling sering ditemukan dikalangan
wanita. Penyakit ini merupakan proses perubahan dari suatu epithelium yang normal
sampai menjadi Ca invasive yang memberikan gejala dan merupakan proses yang
perlahan-lahan dan mengambil waktu bertahun-tahun. Ada beberapa klasifikasi tapi
yang paling banyak penganutnya adalah yang dibuat oleh IFGO (International

19
Federation of Ginekoloi and Obstetrics), yaitu Stage 0, 1, 1 a , 1 b, 2, 3 , dan 4. Gejala
klinis kanker serviks pada stadium lanjut baru terlihat tanda-tanda yang lebih khas,
baik berupa perdarahan yang hebat (terutama dalam bentuk eksofitik), fluor albus
yang berbau dan rasa sakit yang sangat hebat.

2. HPV (Human Papiloma Virus) merupakan penyebab terbanyak kanker serviks.


Sebagai tambahan perokok sigaret telah ditemukan sebagai penyebab juga. Adapun
faktor resikonya, yaitu : Pola hubungan seksual, Paritas, Merokok, Kontrasepsi oral,
Defisiensi gizi, Sosial ekonomi, dan Pasangan seksual.

3. Dari laporan FIGO (Internasional Federation Of Gynecology and Obstetrics) tahun


1988, kelompok umur 30-39 tahun dan kelompok umur 60-69 tahun terlihat sama
banyaknya. Secara umum, stadium IA lebih sering ditemukan pada kelompok umur
30-39 tahun, sedangkan untuk stadium IB dan II sering ditemukan pada kelompok
umur 40-49 tahun, stadium III dan IV sering ditemukan pada kelompok umur 60-69
tahun. Frekwensi kanker rahim terbanyak dijumpai pada negara-negara berkembang
seperti Indonesia, India, Bangladesh, Thailand, Vietnam dan Filipina. Di Amerika
Latin dan Afrika Selatan frekwensi kanker rahim juga merupakan penyakit keganasan
terbanyak dari semua penyakit keganasan yang ada lainnya.
4. Karsinoma serviks timbul dibatasi antara epitel yang melapisi ektoserviks (portio)
dan endoserviks kanalis serviks yang disebut skuamo kolumnar junction (SCJ). Pada
wanita muda SCJ terletak diluar OUE, sedang pada wanita diatas 35 tahun, di dalam
kanalis serviks. Penyebaran kanker serviks pada umumnya secara limfogen melalui
pembuluh getah bening menuju 3 arah : a) ke arah fornices dan dinding vagina, b) ke
arah korpus uterus, dan c) ke arah parametrium dan dalam tingkatan yang lanjut
menginfiltrasi septum rektovaginal dan kandung kemih. Diagnosis kanker serviks
tidaklah sulit apalagi tingkatannya sudah lanjut. Yang menjadi masalah adalah
bagaimana melakukan skrining untuk mencegah kanker serviks, dilakukan dengan
deteksi, eradikasi, dan pengamatan terhadap lesi prakanker serviks.
5. Pengobatan kanker serviks yang dapat dilakukan, yiatu : Pembedahan, Terapi
penyinaran, Kemoterapi, dan Terapi biologis. Sedangkan beberapa cara praktis yang
dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah kanker serviks, yaitu :
miliki pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk
merangsang sistem kekebalan tubuh, hindari merokok, hindari seks sebelum menikah
atau di usia sangat muda atau belasan tahun, pemberian vaksin atau vaksinasi HPV

20
untuk mencegah terinfeksi HPV, melakukan pembersihan organ intim atau dikenal
dengan istilah vagina toilet, hindari berhubungan seks dengan banyak partner, secara
rutin menjalani tes Pap smear secara teratur, dan sebagainya.

B. Saran

Berhati-hatilah dengan penyakit kanker serviks, lebih baik mencegah dari pada
mengobati.Ternyata tidak mudah menjadi seorang wanita, tapi bukan berarti sulit untuk
menjalaninya. Penyakit bisa kita hindari asal kita selalu berusaha hidup sehat dan teratur.

DAFTAR PUSTAKA

21
Alfian Elwin Zai. 2009. Skripsi : Karakteristik Penderita Kanker leher Rahim Yang Dirawat
Inap Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2003-2007. FKM
Universitas Sumatera Utara Medan.
(http://www.researchgate.net/publication/42356226_Karakteristik_Penderita_Kanker_l
eher_Rahim_Yang_Dirawat_Inap_Di_Rumah_Sakit_Umum_Pusat_Haji_Adam_Malik
_Medan). Diakses Tanggal 5 Februari 2011.

Ayu Izza. 2009. Epidemiologi Kanker Serviks.


(http://ayuizza.blogspot.com/2009/12/epidemiologi-kanker-serviks.html). Diakses
Tanggal 5 Februari 2011.

Satyadeng. 2010. Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks).


(http://drvegan.wordpress.com/2010/01/10/kanker-leher-rahim-kanker-serviks/).
Diakses Tanggal 5 Februari 2011.

Kumpulan info sehat. 2009. Kanker Serviks Pembunuh Banyak Wanita.


(http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/237-kanker-serviks-
leher-rahim-pembunuh-wanita.html). Diakses Tanggal 5 Februari 2011.

22

Anda mungkin juga menyukai