Anda di halaman 1dari 22

Perbedaan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual dengan SAP

Berbasis Akrual
KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH
NO KETERANGAN CASH TOWARD ACCRUAL ACCRUAL

1 Penyusutan Aset Tidak diuraikan dalam kerangka Aset yang digunakan pemerintah, kecuali
Tetap konseptual beberapa aset tertentu seperti tanah,
mempunyai masa manfaat dan kapasitas
yang terbatas. Seiring dengan penurunan
kapasitas dan manfaat dari suatu aset (Par
16)

2 Entitas Akuntansi Belum ada uraian mengenai Entitas Terdapat uraian mengenai Entitas
Akuntansi Akuntansi

3 Entitas Pelaporan a) Pemerintah Pusat; Selain sebagaimana disebutkan pada CTA,


ditegaskan pula bahwa entitas pelaporan
b) Pemerintah Daerah; termasuk kementerian negara atau
c) satuan organisasi di lingkungan lembaga di lingkungan pemerintah pusat
Pemerintah Pusat/Daerah atau (Par 22)
organisasi lainnya yang diwajibkan
menyajikan LK menurut peraturan
Per-UU-an (Par 19)

4 Peranan Laporan Pelaporan diperlukan untuk Pelaporan diperlukan untuk kepentingan:


Keuangan kepentingan:
- Akuntabilitas;
- Akuntabilitas;
- Manajemen;
- Manajemen;
- Transparansi; dan
- Transparansi; dan
- Keseimbangan antar generasi
- Keseimbangan antar generasi (Par
22) - Evaluasi Kinerja (Par 25)

5 Komponen Laporan Laporan Keuangan Pokok Keuangan Pokok


Keuangan
- LRA - LRA

- Neraca - Laporan Perubahan SAL


- LAK - Neraca

- CaLK (Par 25) - Laporan Operasional (LO)

- LAK

Laporan yang Bersifat optional - Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

- Laporan Kinerja Keuangan (LKK) - CaLK (Par 28)

- Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)


(par 26)

6 Basis Akuntansi Basis kas untuk pengakuan Basis akrual untuk pengakuan
pendapatan, belanja dan pendapatan-LO, beban, aset, kewajiban,
pembiayaan dalam LRA dan ekuitas (Par 42)

Basis akrual untuk pengakuan aset, Dalam hal anggaran disusun dan
kewajiban, dan ekuitas dalam dilaksanakan berdasar basis kas, maka LRA
Neraca (Par 39) disusun berdasarkan basis kas.

Bilamana anggaran disusun dan


dilaksanakan berdasarkan basis akrual,
maka LRA disusun berdasarkan basis
akrual. (Par 44)

7 Unsur Laporan a. LRA Unsur Laporan Keuangan


Keuangan
-Pendapatan Laporan Pelaksanaan Anggaran

-Belanja a. LRA

-Transfer -Pendapatan-LRA

-Pembiayaan -Belanja

-Transfer

b. Neraca -Pembiayaan

- Aset

- Kewajiban b. Laporan Perubahan SAL

- Ekuitas Dana (Ekuitas dana Laporan Finansial


lancar, investasi dan dana cadangan)
(Par 57-77) a. Neraca
- Aset

c. Laporan Kinerja Keuangan - Kewajiban

Laporan realisasi pendapatan (basis - Ekuitas (Par 60- 83)


akrual) & belanja (basis akrual) –
bersifat OPTIONAL b. Laporan Operasional (LO)

- Pendapatan-LO

- Beban

d. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) - Transfer

Kenaikan dan penurunan ekuitas - Pos Luar Biasa


tahun pelaporan dibandingkan
tahun sebelumnya - bersifat
OPTIONAL c. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

Kenaikan dan penurunan ekuitas tahun


pelaporan dibandingkan tahun
e. Laporan Arus Kas sebelumnya
-Penerimaan Kas

-Pengeluaran Kas d. Laporan Arus Kas

-Penerimaan Kas
f. CaLK -Pengeluaran Kas

e. CalK

8 Pengakuan Unsur Pengakuan Pendapatan (Par 88) Pengakuan Pendapatan (Par 95)
Laporan Keuangan
Pendapatan menurut basis akrual Pendapatan-LO diakui pada saat
diakui pada saat timbulnya hak atas timbulnya hak atas pendapatan tersebut
pendapatan tersebut atau ada aliran atau ada aliran masuk sumber daya
masuk sumber daya ekonomi. ekonomi.

Pendapatan menurut basis kas Pendapatan-LRA diakui pada saat kas


diakui pada saat kas diterima di diterima di Rekening Kas Umum
Rekening Kas Umum Negara/Daerah Negara/Daerah atau oleh entitas
atau oleh entitas pelaporan. pelaporan
Pengakuan Belanja (Par 89) Pengakuan Belanja dan Beban (Par96-97)

Belanja menurut basis akrual diakui Beban diakui pada saat timbulnya
pada saat timbulnya kewajiban atau kewajiban, terjadinya konsumsi aset,
pada saat diperoleh manfaat. atau terjadinya penurunan manfaat
ekonomi atau potensi jasa.
Belanja menurut basis kas diakui
pada saat terjadinya pengeluaran Belanja diakui berdasarkan terjadinya
dari Rekening Kas Umum pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah atau entitas Negara/Daerah atau entitas pelaporan
pelaporan

9 Pengukuran Unsur Menggunakan nilai perolehan Menggunakan nilai perolehan Historis.


Laporan Keuangan Historis.
Aset dicatat sebesar pengeluaran/
Aset dicatat sebesar pengeluaran penggunaan sumber daya ekonomi atau
kas dan setara kas atau sebesar sebesar nilai wajar dari imbalan yang
nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset
diberikan untuk memperoleh aset tersebut
tersebut

Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar


Kewajiban dicatat sebesar nilai sumber daya ekonomi yang digunakan
nominal pemerintah untuk memenuhi kewajiban
yang bersangkutan. (Par 98)
(Par 90)

PSAP 01 - PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

NO KETERANGAN CASH TOWARDS ACCRUAL ACCRUAL

1 Basis Akuntansi Basis akuntansi yang digunakan dalam Basis akuntansi yang digunakan dalam
laporan keuangan pemerintah yaitu basis laporan keuangan pemerintah yaitu basis
kas untuk pengakuan pos-pos akrual
pendapatan, belanja, dan pembiayaan
dan basis akrual untuk pengakuan pos- (Par 5)
pos aset, kewajiban, dan ekuitas
dana.(Par 5)
Penggunaan sepenuhnya basis akrual
bersifat optional (Par 6)

2 Definisi Pendapatan: adalah semua penerimaan Pendapatan-LRA: semua penerimaan


Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang
menambah ekuitas dana lancar dalam menambah Saldo Anggaran Lebih dalam
periode tahun anggaran yang periode tahun anggaran yang bersangkutan
bersangkutan yang menjadi hak yang menjadi hak pemerintah, dan tidak
pemerintah, dan tidak perlu dibayar perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
kembali oleh pemerintah.

(Par 8)
Pendapatan-LO: hak pemerintah
pusat/daerah yang diakui sebagai penambah
ekuitas dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan dan tidak perlu dibayar
kembali.(Par 8)

Belanja: semua pengeluaran dari Belanja: semua pengeluaran dari Rekening


Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang Kas Umum Negara/Daerah yang mengurangi
mengurangi ekuitas dana lancar dalam Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun
periode tahun anggaran bersangkutan anggaran bersangkutan yang tidak akan
yang tidak akan diperoleh diperoleh pembayarannya kembali oleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah.
pemerintah.

(Par 8)
Beban: penurunan manfaat ekonomi atau
potensi jasa dalam periode pelaporan yang
menurunkan ekuitas, yang dapat berupa
pengeluaran atau konsumsi aset atau
timbulnya kewajiban.

(Par 8)

Surplus/Defisit: selisih lebih/kurang Surplus/Defisit-LRA:selisih lebih/kurang


antara pendapatan dan belanja selama antara pendapatan-LRA dan belanja selama
satu periode pelaporan. satu periode pelaporan.

Surplus/Defisit-LO: selisih antara


pendapatan-LO dan beban selama satu
periode pelaporan, setelah diperhitungkan
surplus/ defisit dari kegiatan non
operasional dan pos luar biasa.
Penyusutan adalah penyesuaian nilai Penyusutan adalah alokasi yang sistematis
sehubungan dengan penurunan kapasitas atas nilai suatu aset tetap yang dapat
dan manfaat dari suatu aset disusutkan (depreciable assets) selama masa
manfaat aset yang bersangkutan.
(Par 8)
(Par 8)

Tidak ada Pos luar biasa: pendapatan luar biasa/


beban luar biasa yg terjadi karena kejadian
atau transaksi yg bukan merupakan operasi
biasa, tidak diharapkan sering atau rutin
terjadi, dan berada di luar kendali atau
pengaruh entitas bersangkutan.

Tidak ada Saldo Anggaran Lebih adalah gunggungan


saldo yang berasal dari akumulasi
SiLPA/SiKPA tahun-tahun anggaran
sebelumnya dan tahun berjalan serta
penyesuaian lain yang diperkenankan

(Par 8)

3 Informasi Laporan Laporan keuangan menyediakan -Aset;


Keuangan informasi mengenai entitas pelaporan
dalam hal: -Kewajiban;

-Aset; -Ekuitas;

-Kewajiban; -Pendapatan-LRA;

-Ekuitas dana; -Belanja;

-Pendapatan; -Transfer;

-Belanja; -Pembiayaan;

-Transfer; -Saldo anggaran lebih

-Pembiayaan; dan -Pendapatan-LO;

-Arus kas. (Par 11) -Beban; dan

-Arus kas. (Par 11)

4 Komponen Laporan Keuangan Pokok Laporan Keuangan Pokok


Laporan Keuangan
- LRA 1. Laporan Pelaksanaan Anggran

- Neraca - LRA
- LAK - Laporan Perubahan SAL

- CaLK (Par 14) 2. Laporan Finansial

- Neraca

Laporan yang bersifat optional - Laporan Operasional (LO)

-Laporan Kinerja Keuangan (LKK) - LAK

-Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) - Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

(par 20) 3. CaLK (Par 14)

Setiap entitas pelaporan menyajikan


komponen-komponen laporan keuangan
Setiap entitas pelaporan menyajikan tersebut kecuali :
komponen-komponen laporan keuangan
tersebut kecuali:  LAK yang hanya disajikan oleh entitas yang
mempunyai fungsi perbendaharaan umum;
LAK yang hanya disajikan oleh unit yang  Laporan Perubahan SAL yang hanya
mempunyai fungsi perbendaharaan disajikan oleh Bendahara Umum Negara dan
entitas pelaporan yang menyusun laporan
(Par 15)
keuangan konsolidasiannya. (Par 15)

Entitas pelaporan pemerintah pusat juga


menyajikan Saldo Anggaran Lebih
pemerintah yang mencakup Saldo Anggaran
Lebih tahun sebelumnya, penggunaan Saldo
Anggaran Lebih, Sisa Lebih/Kurang
Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA) tahun
berjalan, dan penyesuaian lain yang
diperkenankan (Par 18)

Entitas pelaporan menyajikan kekayaan


bersih pemerintah yang mencakup ekuitas
awal, surplus/defisit periode bersangkutan,
dan dampak kumulatif akibat perubahan
kebijakan dan kesalahan mendasar (Par 22)

5 LAPORAN Diperlukan dalam rangka memenuhi idem


REALISASI kewajiban pemerintah yang diatur dalam
ANGGARAN peraturan perundangan (statutory)

6 LAPORAN Tidak ada laporan tersendiri Laporan Perubahan SAL menyajikan secara
PERUBAHAN SAL komparatif dengan periode sebelumnya pos-
pos berikut:
a. Saldo Anggaran Lebih awal;

b. Penggunaan Saldo Anggaran Lebih;

c. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran


tahun berjalan;

d. Koreksi Kesalahan Pembukuan tahun


Sebelumnya; dan

e. Lain-lain;

f. Saldo Anggaran Lebih Akhir. (Par 41)

7 NERACA Ekuitas Dana terbagi; Hanya Ekuitas, yaitu kekayaan bersih


pemerintah yang merupakan selisih antara
• Ekuitas Dana Lancar: selisih antara aset dan kewajiban pemerintah pada tanggal
aset lancar dan kewajiban jangka pendek, laporan.
termasuk sisa lebih pembiayaan
anggaran/saldo anggaran lebih Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo
akhir ekuitas pada Laporan Perubahan
• Ekuitas Dana Investasi: Ekuitas
mencerminkan kekayaan pemerintah
yang tertanam dalam investasi jangka (Par 84-85)
panjang, aset tetap, dan aset lainnya,
dikurangi dengan kewajiban jangka
panjang

• Ekuitas Dana Cadangan:


mencerminkan kekayaan pemerintah
yang dicadangkan untuk tujuan tertentu
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

(Par 78-81)

8 LAPORAN ARUS • Disajikan oleh unit yang mempunyai • Disajikan oleh unit yang mempunyai
KAS fungsi perbendaharaan (Par 15) fungsi perbendaharaan umum (Par 15)

• Arus masuk dan keluar kas • Arus masuk dan keluar kas
diklasifikasikan berdasarkan aktivitas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas
operasi, investasi aset non keuangan, operasi, investasi, pendanaan, dan
pembiayaan, dan non anggaran transitoris (Par 90)

(Par 86)

9 LAPORAN KINERJA • Bersifat optional TIDAK ADA


KEUANGAN
• Disusun oleh entitas pelaporan yang
menyajikan laporan berbasis akrual

• Sekurang-kurangnya menyajikan pos-


pos :

a) Pendapatan dari kegiatan operasional;

b) Beban berdasarkan klasifikasi


fungsional dan klasifikasi ekonomi;

c) Surplus atau defisit. (Par 20 & 86)

10 LAPORAN TIDAK ADA • Merupakan Laporan Keuangan Pokok


OPERASIONAL
• Menyajikan pos-pos sebagai berikut:

a) Pendapatan-LO dari kegiatan operasional;

b) Beban dari kegiatan operasional ;

c) Surplus/defisit dari Kegiatan Non


Operasional, bila ada;

d) Pos luar biasa, bila ada;

e) Surplus/defisit-LO. (Par 14 & 92)

11 LAPORAN • Bersifat optional • Merupakan Laporan Keuangan Pokok


PERUBAHAN
EKUITAS • Sekurang-kurangnya menyajikan pos- • Sekurang-kurangnya menyajikan pos-
pos: pos:

a) Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan a) Ekuitas awal;


Anggaran;
b) Surplus/defisit-LO pada periode
b) Setiap pos pendapatan dan belanja bersangkutan;
beserta totalnya seperti diisyaratkan
dalam standar-standa lainnya, yang diakui c) Koreksi-koreksi yang langsung
secara langsung dalam ekuitas; menambah/mengurangi ekuitas, misalnya:
koreksi kesalahan mendasar dari persediaan
e) Efek kumulatif atas perubahan yang terjadi pada periode-periode
kebijakan akuntansi dan koreksi sebelumnya dan perubahan nilai aset tetap
kesalahan yang mendasar diatur dalam karena revaluasi aset tetap.
suatu standar terpisah . (Par 20 & 95)
d) Ekuitas akhir. (Par 14 & 101)

12 CATATAN ATAS • Disajikan secara sistematis. Setiap pos • Disajikan secara sistematis. Setiap pos
LAPORAN dalam LRA, Neraca, LAK harus dalam LRA, Laporan Perubahan SAL, Neraca,
KEUANGAN mempunyai referensi silang dengan LO, LAK, dan LPE harus mempunyai referensi
informasi terkait dalam Catatan atas silang dengan informasi terkait dalam
Laporan Keuangan. Catatan atas Laporan Keuangan.

• CaLK meliputi penjelasan atau daftar • Catatan atas Laporan Keuangan meliputi
terinci atau analisis atas nilai suatu pos penjelasan atau daftar terinci atau analisis
yang disajikan dalam LRA, Neraca, dan atas nilai suatu pos yang disajikan dalam
LAK (Par 98 & 99) LRA, Laporan Perubahan SAL, Neraca, LO,
LAK, dan LPE.(Par 105 & 106)

PSAP 02 - LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

NO KETERANGAN CASH TOWARDS ACCRUAL ACCRUAL

1 BASIS AKUNTANSI LRA berbasis Kas, dengan prinsip LRA berbasis Kas, dengan prinsip penyajian
penyajian sama. sama.

2 DEFINSI - Saldo Anggaran Lebih adalah gunggungan


saldo yang berasal dari akumulasi
SiLPA/SiKPA tahun-tahun anggaran
sebelumnya dan tahun berjalan serta
penyesuaian lain yang diperkenankan (Par
7)

3 AKUNTANSI Pengecualian asas bruto – Tidak ada -


PENDAPATAN pengecualian.

4 AKUNTANSI - Pengecualian asas bruto - Dalam hal


PENDAPATAN-LRA besaran pengurang terhadap pendapatan-
LRA bruto (biaya) bersifat variabel
terhadap pendapatan dimaksud dan tidak
dapat dianggarkan terlebih dahulu
dikarenakan proses belum selesai, maka
asas bruto dapat dikecualikan. (Par 25)

5 AKUNTANSI SILPA/SIKPA pada akhir periode SILPA/SIKPA pada akhir periode pelaporan
SILPA/SIKPA pelaporan dipindahkan ke Neraca – dipindahkan ke Laporan Perubahan SAL.
Ekuitas Dana Lancar (Par 62)

6 TRANSAKSI DALAM Penjabaran mata uang asing ke Penjabaran mata uang asing ke dalam
MATA UANG ASING dalam mata uang rupiah mata uang rupiah, tergantung pada
menggunakan kurs tengah bank kondisi berikut:
sentral pada tanggal transaksi (Par
62) a) Dalam hal tersedia dana dalam mata uang
asing yang sama dengan yang digunakan
dalam transaksi, maka penjabaran ke
dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs
tengah bank sentral pada tanggal
transaksi. (Par 64)

b) Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata


uang asing yang digunakan dalam
transaksi dan mata uang asing tersebut
dibeli dengan rupiah, maka transaksi
dalam mata uang asing tersebut dicatat
dalam rupiah berdasarkan kurs transaksi,
yaitu sebesar rupiah yang digunakan untuk
memperoleh valuta asing tersebut. (Par
65)

c) Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata


uang asing yang digunakan untuk
bertransaksi dan mata uang asing tersebut
dibeli dengan mata uang asing lainnya,
maka:

(a) Transaksi mata uang asing ke mata uang


asing lainnya dijabarkan dengan
menggunakan kurs transaksi;

(b) Transaksi dalam mata uang asing lainnya


tersebut dicatat dalam rupiah berdasarkan
kurs tengah bank sentral pada tanggal
transaksi. (Par 66)

7 TRANSAKSI Transaksi pendapatan, belanja, & -


PENDAPATAN, pembiayaan dalam bentuk barang
BELANJA, DAN dan jasa harus dilaporkan dalam
PEMBIAYAAN Laporan Realisasi Anggaran dengan
BERBENTUK BARANG cara menaksir nilai barang dan jasa
DAN JASA tersebut pada tanggal transaksi.
Contoh transaksi berwujud barang
dan jasa adalah hibah dalam wujud
barang, barang rampasan, dan jasa
konsultansi

PSAP 03 LAPORAN ARUS KAS

NO KETERANGAN CASH TOWARDS ACCRUAL ACCRUAL


1 Diperlukan / tidak Diperlukan, karena merupakan laporan Tetap diperlukan, karena merupakan
pertanggungjawaban dari unit yang laporan pertanggungjawaban dari unit
mempunyai fungsi perbendaharaan yang mempunyai fungsi
perbendaharaan umum

2 Pengklasifikasian LA berdasarkan aktivitas operasi, investasi berdasarkan aktivitas operasi, investasi,


aset non keuangan, pembiayaan dan non pendanaan dan transitoris
anggaran (par 14, PP 24/2005)
(par 15, PP 71/2010)

3 Definisi Definisi aktivitas operasi, investasi aset Definisi aktivitas operasi, investasi,
non keuangan, pembiayaan dan non pendanaan dan transitoris dalam
anggaran dalam bagian definisi paragraf PSAP

4 Penegasan penyajian Tidak ada Penegasan :


kas dan setara kas
dalam arus kas Kas dan setara kas harus disajikan
dalam laporan arus kas

(par 9, PP 71/2010)

5 Format LAK (Pemerintah Pusat) (Pemerintah Pusat)

Kenaikan/Penurunan Kas Kenaikan/Penurunan Kas

S.Awal Kas di BUN S.Awal Kas di BUN+Kas di B.Pengel

S.Akhir Kas di BUN S.Akhir Kas di BUN+Kas di B.Pengel

S.Akhir Kas di B.Pengel S.Akhir Kas di B.Pener

S.Akhir Kas di B.Pener S.Akhir Kas

S.Akhir Kas

PSAP 04 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

NO KETERANGAN CASH TOWARDS ACCRUAL ACCRUAL

1 Tujuan Penyajian CaLK Tidak Ada Untuk meningkatkan transparansi


dan pemahaman yang lebih baik

(par 2, PP 71/2010)

2 Isi CaLK meliputi penjelasan/daftar meliputi penjelasan/


terinci/analisis atas suatu pos dalam
daftar terinci/analisis atas suatu
LRA, Neraca dan LAK pos dalam LRA, Laporan Perubahan
SAL, Neraca, LO, LAK dan Laporan
(par 12, PP 24/2005) Perubahan Ekuitas

(par 13, PP 71/2010)

3 Kebijakan akuntansi Diantara Kebijakan-kebijakan Diantara Kebijakan-


akuntansi yang perlu dipertimbangkan kebijakan akuntansi yang perlu
untuk disajikan adalah : dipertimbangkan untuk disajikan
adalah :
- Pengakuan pendapatan
- Pengakuan pendapatan-LRA
- Pengakuan belanja
- Pengakuan pendapatan-LO
(par 50, PP 24/2005)
- Pengakuan Belanja

- Pengakuan Beban

(par 46, PP 71/2010)

4 Struktur Penjelasan Tidak Ada Struktur penjelasan CaLK atas


CaLK setiap komponen laporan
keuangan disebutkan dalam
paragraf PSAP

5 Pengungkapan Pengungkapan informasi utk pos-pos Tidak ada


Informasi aset & kewajiban yang timbul
sehubungan dg penerapan basis akrual
atas pendapatan & belanja dan
rekonsiliasinya dg penerapan basis kas

(par 58 s.d. 61 PP 24/2005)

PSAP 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN

NO KETERANGAN CASH TOWARDS ACCRUAL ACCRUAL

1 Catatan atas Pada akhir periode akuntansi, Pada akhir periode akuntansi
Persediaan persediaan dicatat berdasarkan hasil catatan persediaan disesuaikan
inventarisasi fisik dengan hasil inventarisasi fisik

(par 16, PP 24/2005) (par 14, PP 71/2010)

2 Penilaian Persediaan Nilai pembelian yang digunakan adalah Persediaan dapat dinilai dengan
biaya perolehan persediaan yang menggunakan :
terakhir diperoleh - Metode sistematis (FIFO atau

(par 20, PP 24/2005) rata-rata tertimbang)

- Harga pembelian terakhir

(par 17 PP 71/2010)

3 Beban Persediaan Tidak ada Terdapat bagian yang mengatur


mengenai beban persediaan :

- Dicatat sebesar pemakaian

persediaan

-Dalam rangka penyajian LO

-Pengukuran persediaan

secara perpetual dan periodik

(par 22 s.d. 25, PP 71/2010)

PSAP 06 AKUNTANSI INVESTASI

NO KETERANGAN CASH TOWARDS ACCRUAL ACCRUAL

1 Diskonto atau Premi Tidak Ada Paragraf 34 :

Diskonto atau premi pada pembelian


investasi diamortisasi selama periode
dari pembelian sampai saat jatuh tempo
sehingga hasil yang konstan diperoleh
dari investasi tersebut.

Paragraf 35 :

Diskonto atau premi yang diamortisasi


tersebut dikreditkan atau didebetkan
pada pendapatan bunga, sehingga
merupakan penambahan atau
pengurangan dari nilai tercatat investasi
(carrying value) tersebut.

2 Pengakuan Hasil Hasil investasi berupa dividen tunai Idem


Investasi yang diperoleh dari penyertaan modal
pemerintah yang pencatatannya
menggunakan metode biaya, dicatat
sebagai pendapatan hasil investasi.

Sedangkan apabila menggunakan


metode ekuitas, bagian laba yang
diperoleh oleh pemerintah akan
dicatat mengurangi nilai investasi
pemerintah dan tidak dicacat sebagai Sedangkan apabila menggunakan
pendapatan hasil investasi. Kecuali metode ekuitas, bagian laba berupa
untuk dividen dalam bentuk saham dividen tunai yang diperoleh oleh
yang diterima akan menambah nilai pemerintah dicatat sebagai pendapatan
investasi pemerintah dan ekuitas dana hasil investasi dan mengurangi nilai
yang diinvestasikan dengan jumlah investasi pemerintah. Dividen dalam
yang sama. bentuk saham yang diterima tidak akan
menambah nilai investasi pemerintah.

3 Tidak ada Penyajian sebagai keuntungan/rugi atas


selisih pelepasan investasi dalam laporan
operasional

(par 41 s.d. 42, PP 71/2010)

PSAP 07 AKUNTANSI ASET TETAP

NO KETERANGAN CASH TOWARDS ACCRUAL ACCRUAL

1 Perolehan aset tetap perolehan tersebut diakui sebagai pendapatan perolehan tersebut diakui sebagai
yang memenuhi pemerintah dan belanja modal dalam jumlah pendapatan operasional
kriteria perolehan aset yang sama dalam LRA
donasi (par 48, PP 71/2010)
(par 49, PP 24/2005)

PSAP NO. 08 AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

Definisi :

 KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN adalah aset-aset yang sedang dalam proses pembangunan.
 KONTRAK KONSTRUKSI adalah perikatan yang dilakukan secara khusus untuk konstruksi suatu
aset.

Tidak ada perbedaan substansi akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan antara PP 24 (Cash Towards
Accrual) dan PP 71 (Akrual)
NO KETERANGAN PP 24 TAHUN 2005 PP 71 TAHUN 2010

1 Tujuan mengatur perlakuan akuntansi untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk


konstruksi dalam pengerjaan dengan konstruksi dalam pengerjaan.
metode nilai historis.

2 Ruang Lingkup Masalah utama akuntansi untuk KDP idem


adalah jumlah biaya yang diakui sebagai
asset yang harus dicatat sampai dengan
konstruksi tersebut selesai dikerjakan

3 Definisi - Aset adalah sumber daya ekonomi yang


dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan
dari mana manfaat ekonomi dan/atau
sosial di masa depan diharapkan dapat
diperoleh, baik oleh pemerintah maupun
masyarakat serta dapat diukur dalam
satuan uang termasuk sumber daya non
keuangan yang diperlukan untuk
penyediaan jasa bagi masyarakat umum
dan sumber-sumber daya yang dipelihara
karena alasan sejarah dan budaya

Aset tetap adalah aset berwujud yang


mempunyai masa manfaat lebih dari 12
(dua belas) bulan untuk digunakan, atau
dimaksudkan untuk digunakan, dalam
kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan
oleh masyarakat umum

PSAP NO. 09 AKUNTANSI KEWAJIBAN

Definisi : Utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar
sumber daya ekonomi pemerintah

NO KETERANGAN PP 24 TAHUN 2005 PP 71 TAHUN 2010

1 Definisi Amortisasi adalah alokasi sistematis dari idem


premium atau diskonto selama umur utang
pemerintah
Nilai Nominal adalah nilai kewajiban Nilai Nominal adalah nilai kewajiban
pemerintah pada saat pertama kali pemerintah pada saat pertama kali
transaksi berlangsung seperti nilai yang transaksi berlangsung seperti nilai yang
tertera pada lembar surat utang tertera pada lembar surat utang
pemerintah. Aliran ekonomi setelahnya, pemerintah.
seperti transaksi pembayaran, perubahan
penilaian dikarenakan perubahan kurs
valuta asing, dan perubahan lainnya selain
perubahan nilai pasar, diperhitungkan
dengan menyesuaikan nilai tercatat
kewajiban tersebut

2 Klasifikasi Setiap entitas pelaporan mengungkapkan Setiap entitas pelaporan mengungkapkan


Kewajiban setiap pos kewajiban yang mencakup setiap pos kewajiban yang mencakup
jumlah-jumlah yang diharapkan akan jumlah-jumlah yang diharapkan akan
diselesaikan dalam waktu 12 (dua belas) diselesaikan setelah tanggal pelaporan.
bulan dan lebih dari 12 (dua belas) bulan
setelah tanggal pelaporan.

3 Pengakuan Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman
Kewajiban diterima dan/atau pada saat kewajiban diterima oleh pemerintah atau dikeluarkan
timbul. oleh kreditur sesuai dengan kesepakatan,
dan/atau pada saat kewajiban timbul.

4 Pengukuran Belum ada pengukuran untuk utang Utang Transfer adalah kewajiban suatu
Kewajiban transfer entitas pelaporan untuk melakukan
pembayaran kepada entitas lain sebagai
akibat ketentuan perundang-undangan.
Utang transfer diakui dan dinilai sesuai
dengan peraturan yang berlaku

5 Perubahan Valuta Pada setiap tanggal neraca pos kewajiban Pada setiap tanggal neraca pos utang
Asing moneter dalam mata uang asing dilaporkan pemerintah dalam mata uang asing
ke dalam mata uang rupiah dengan dilaporkan ke dalam mata uang rupiah
menggunakan kurs tengah bank sentral dengan menggunakan kurs tengah bank
pada tanggal neraca. sentral pada tanggal neraca.

Selisih penjabaran pos kewajiban moneter


dalam mata uang asing antara tanggal idem
transaksi dan tanggal neraca dicatat sebagai
kenaikan atau penurunan ekuitas dana
periode berjalan.

6 Penyelesaian Untuk sekuritas utang pemerintah yang Untuk sekuritas utang pemerintah yang
Kewajiban Sebelum diselesaikan sebelum jatuh tempo karena diselesaikan sebelum jatuh tempo karena
Jatuh Tempo adanya fitur untuk ditarik oleh penerbit (call adanya fitur untuk ditarik oleh penerbit
feature) dari sekuritas tersebut atau karena (call feature) dari sekuritas tersebut atau
memenuhi persyaratan untuk penyelesaian karena memenuhi persyaratan untuk
oleh permintaan pemegangnya maka penyelesaian oleh permintaan
perbedaan antara harga perolehan kembali pemegangnya maka selisih antara harga
dan nilai tercatat netonya harus perolehan kembali dan nilai tercatat
diungkapkan pada Catatan atas Laporan netonya harus disajikan pada Laporan
Keuangan sebagai bagian dari pos Operasional dan diungkapkan pada
kewajiban yang berkaitan. Catatan atas Laporan Keuangan sebagai
bagian dari pos kewajiban yang berkaitan.

Apabila harga perolehan kembali adalah


sama dengan nilai tercatat (carrying value) Apabila harga perolehan kembali adalah
maka penyelesaian kewajiban sebelum sama dengan nilai tercatat (carrying value)
jatuh tempo dianggap sebagai penyelesaian maka penyelesaian kewajiban sebelum
utang secara normal, yaitu dengan jatuh tempo dianggap sebagai
menyesuaikan jumlah kewajiban dan penyelesaian utang secara normal, yaitu
ekuitas dana yang berhubungan. dengan menyesuaikan jumlah kewajiban
dan aset yang berhubungan.

Apabila harga perolehan kembali tidak


sama dengan nilai tercatat (carrying value) Apabila harga perolehan kembali tidak
maka, selain penyesuaian jumlah kewajiban sama dengan nilai tercatat (carrying value)
dan ekuitas dana yang terkait, jumlah maka, selain penyesuaian jumlah
perbedaan yang ada juga diungkapkan pada kewajiban dan aset yang terkait, jumlah
Catatan atas Laporan Keuangan perbedaan yang ada juga disajikan dalam
Laporan Operasional pada pos
Surplus/Defisit dari Kegiatan Non
Operasional dan diungkapkan pada
Catatan atas Laporan Keuangan

7 Restrukturisasi Penjelasan mengenai bentuk restrukturisasi Restrukturisasi dapat berupa:


Utang terdapat di bagian definisi
(a) Pembiayaan kembali yaitu mengganti
utang lama termasuk tunggakan dengan
utang baru; atau
(b) Penjadwalan ulang atau modifikasi
persyaratan utang yaitu mengubah
persyaratan dan kondisi kontrak perjanjian
yang ada.

8 Biaya-biaya yang Biaya-biaya yang berhubungan dengan Biaya-biaya yang berhubungan dengan
berhubungan utang pemerintah adalah biaya bunga dan utang pemerintah adalah biaya bunga dan
dengan Utang biaya lainnya yang timbul dalam kaitan biaya lainnya yang timbul dalam kaitan
Pemerintah dengan peminjaman dana. Biaya-biaya dengan peminjaman dana. Biaya-biaya
dimaksud meliputi: dimaksud meliputi:

(a) Bunga atas penggunaan dana pinjaman, (a) Bunga dan provisi atas penggunaan dana
baik pinjaman jangka pendek maupun pinjaman, baik pinjaman jangka pendek
jangka panjang; maupun jangka panjang;

(b) Amortisasi diskonto atau premium yang (b) Commitment fee atas dana pinjaman yang
terkait dengan pinjaman, belum ditarik,

(c) Amortisasi biaya yang terkait dengan (c) Amortisasi diskonto atau premium yang
perolehan pinjaman seperti biaya terkait dengan pinjaman,
konsultan, ahli hukum, commitment fee,
dan sebagainya . (d) Amortisasi kapitalisasi biaya yang terkait
dengan perolehan pinjaman seperti biaya
(d) Perbedaan nilai tukar pada pinjaman konsultan, ahli hukum, dan sebagainya
dengan mata uang asing sejauh hal tersebut
diperlakukan sebagai penyesuaian atas (e) Perbedaan nilai tukar pada pinjaman
biaya bunga. dengan mata uang asing sejauh hal
tersebut diperlakukan sebagai penyesuaian
atas biaya bunga.

PSAP No. 10

 PP 24/2005 PSAP No. 10 Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan Peristiwa Luar
Biasa
 PP 71/2010 PSAP No. 10 Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi
Akuntansi dan Operasi Yang Tidak Dilanjutkan

TUJUAN : Mengatur mengenai perlakuan terhadap:

1. Koreksi Kesalahan
2. Perubahan Kebijakan Akuntansi
3. Perubahan Estimasi Akuntansi
4. Operasi yang Tidak Dilanjutkan
RUANG LINGKUP :

Dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan suatu entitas harus menerapkan Pernyataan
Standar ini untuk melaporkan pengaruh kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi
akuntansi dan operasi yang tidak dilanjutkan dalam Laporan Realisasi Anggaran, laporan Perubahan
Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan
Catatan atas laporan Keuangan.

KOREKSI KESALAHAN :

Definisi (Tidak diatur dalam PP 24) Jumlah koreksi yang berhubungan dengan periode sebelumnya harus
dilaporkan dengan menyesuaikan baik Saldo Anggaran Lebih maupun saldo ekuitas

Koreksi yang berpengaruh material pada periode berikutnya harus diungkapkan pada catatan atas
laporan keuangan

Kesalahan ditinjau dari sifat kejadiannya:

1. Kesalahan yang tidak berulang


2. Kesalahan yang berulang dan sistemik

Kesalahan bisa terjadi dan ditemukan pada:

1. Periode waktu sebelum laporan keuangan diterbitkan atau periode tahun berjalan
2. Periode waktu setelah laporan keuangan sudah diterbitkan tetapi belum diaudit oleh BPK
3. Periode waktu setelah laporan diaudit BPK dan telah disahkan DPR/DPRD dengan UU atau
Perda.

NO KETERANGAN PP 24 TAHUN 2005 PP 71 TAHUN 2010

1 Koreksi Kesalahan Pembetulan pada akun yang Pembetulan pada akun yang
bersangkutan dalam periode bersangkutan dalam periode
 Tidak berulang berjalan berjalan baik akun pendapatan-
 Terjadi pada periode berjalan LRA atau akun belanja maupun
 Mempengaruhi maupun tidak akun pendapatan-LO atau akun
mempengaruhi posisi kas beban

2 Koreksi Kesalahan Pembetulan pada akun Pembetulan pada akun


pendapatan atau akun belanja pendapatan-LRA atau akun
 Tidak berulang periode yang bersangkutan belanja maupun akun
 Terjadi pada periode-periode pendapatan-LO atau akun
sebelumnya beban periode yang
 Mempengaruhi posisi kas
 Laporan keuangan periode tersebut bersangkutan
belum terbit
3 Koreksi Kesalahan Atas Belanja Pembetulan pada akun · Menambah posisi kas :
pendapatan lain-lain Pembetulan pada akun
 Tidak berulang pendapatan lain-lain-LRA
 Terjadi pada periode sebelumnya
 Mempengaruhi posisi kas · Mengurangi Kas :
(menambah/ mengurang saldo kas)
pembetulan pada akun Saldo
 Laporan keuangan sudah terbit
Anggaran Lebih

4 Koreksi Kesalahan Atas Perolehan Belum diatur Pembetulan pada akun kas dan
Aset Selain Kas akun aset yang bersangkutan

 Tidak berulang
 Terjadi pada periode sebelumnya
 Mempengaruhi posisi kas
(menambah/mengurang posisi kas)
 Laporan keuangan periode tersebut
sudah terbit.
5 Koreksi Kesalahan Atas Beban Belum diatur · Pengurangan Beban :
Pembetulan pada akun
 Tidak berulang pendapatan lain-lain-LO
 Terjadi pada periode sebelumnya
 Mempengaruhi posisi kas dan tidak · Penambahan Beban :
mempengaruhi posisi aset selain kas pembetulan pada akun Ekuitas
 Laporan keuangan periode tersebut
sudah terbit

6 Koreksi Kesalahan Atas Pendapatan- Pembetulan pada akun Pembetulan pada akun kas dan
LRA Ekuitas Dana Lancar akun Saldo Anggaran Lebih

 Tidak berulang Dalam PP 24 tidak dibedakan


 Terjadi pada periode sebelumnya penerimaan pendapatan-LRA
 Mempengaruhi posisi kas dan pendapatan-LO
(menambah/mengurang saldo kas)
 Laporan keuangan sudah terbit.
7 Koreksi Kesalahan Atas Penerimaan Pembetulan pada akun Pembetulan pada akun Kas dan
Pendapatan - LO Ekuitas Dana Lancar akun Ekuitas

 Tidak berulang
 Terjadi pada periode sebelumnya
 Mempengaruhi posisi kas
(menambah/mengurang saldo kas)
Dalam PP 24 tidak dibedakan
 Laporan keuangan sudah terbit.
penerimaan pendapatan-LRA
dan pendapatan-LO
8 Koreksi Kesalahan Atas Penerimaan & Belum diatur Pembetulan pada akun kas dan
Pengeluaran Pembiayaan akun Saldo Anggaran Lebih

 Tidak berulang
 Terjadi pada periode sebelumnya
 Mempengaruhi posisi kas
(menambah/mengurang saldo kas)
 Laporan keuangan sudah terbit.
9 Koreksi Kesalahan Atas Pencatatan Belum diatur Pembetulan pada akun kas dan
Kewajiban kewajiban yang bersangkutan

10 Koreksi Kesalahan Pembetulan pada akun-akun Pembetulan pada akun-akun


neraca terkait pada periode neraca terkait pada periode
 Tidak berulang kesalahan ditemukan kesalahan ditemukan
 Terjadi pada periode-periode
sebelumnya
 Tidak mempengaruhi posisi kas
 Sebelum maupun setelah laporan
keuangan terbit

Anda mungkin juga menyukai