Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PERUBAHAN PERILAKU PADA LANSIA


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah Komunitas 2 yang
dibimbing oleh Ibu Prima Dewi Kusuma S.Kep.Ns.,M.Kes

Disusun oleh :

Andi suryanto NIM : 1411B0021

By Fery Zaimmudin NIM : 1411B0027

Janrid Boimau NIM : 1411B0049

Okkky Mahala Saputri NIM : 1411B0070

Rizka Trismiati NIM : 1311B0093

Valentine Dinda Y. NIM : 1411B0079

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


SURYA MITRA HUSADA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
KEDIRI
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan


dari bayi sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang
terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental
dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-
hari lagi. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu
penanganan segera dan terintegrasi.
Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan
dalam ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa dimana seseorang akan
mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat
mengenai usia seseorang dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang
menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur 65 tahun sebagai usia
yang menunjukkan seseorang telah mengalami proses menua yang berlangsung
secara nyata dan seseorang itu telah disebut lansia.
Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan
dalam dua macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui
kesadaran yang mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam
menyikapi hidupnya cenderung menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak
mau menerima realitas yang ada (Hurlock, 1996).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penyusun merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan lansia ?
2. Apa saja ciri – ciri dari lansia ?
3. Bagaimana perkembangan lansia ?
4. Apa saja perubahan yang terjadi pada lansia ?
5. Apa saja masalah yang dihadapi oleh lansia?
6. Bagaimana upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi manusia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari lansia
2. Untuk mengetahui ciri – ciri lansia
3. Untuk mengetahui perkembangan lansia
4. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada lansia
5. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh lansia.
6. Untuk mengetahui upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi
lansia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dari lansia


Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Menurut
Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa
dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya.
Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang
menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah
disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang
perlu penanganan segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59
tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan
usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang
yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun ke atas,
tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan
pokok bagi kehidupannya sehari-hari.
Saparinah (1983) berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan
kelompok umur yang mencapai tahap penisium, pada tahap ini akan mengalami
berbagai penurunan daya tahan tubuh atau kesehatan dan berbagai tekanan
psikologis. Dengan demikian akan timbul perubahan-perubahan dalam hidupnya.
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia merupakan
periode di mana seorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses
kehidupan, serta telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan
dengan waktu, tahapan ini dapat mulai dari usia 55 tahun sampai meninggal.
Tetapi bagi orang lain, periode ini adalah permulaan kemunduran. Usia tua
dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial
sangat tersebar luas dewasa ini. Pandangan ini tidak memperhitungkan bahwa
kelompok lanjut usia bukanlah kelompok orang yang homogen . Usia tua dialami
dengan cara yang berbeda-beda.
B. Ciri – ciri lansia
Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang
lanjut usia, yaitu :
1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis.
Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran
yang penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin
cepat apabila memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi
yang kuat maka kemunduran itu akan lama terjadi.
2. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial
yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-
pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise itu seperti :
lansia lebih senang mempertahankan pendapatnya daripada mendengarkan
pendapat orang lain.
3. Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran
dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar
keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.
4. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk
perilaku yang buruk. Karena perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri
lansia menjadi buruk.

C. Perkembangan lansia
Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan
manusia di dunia. Usia tahap ini dimulai dari 60 tahunan sampai akhir kehidupan.
Usia lanjut merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang akan
mengalami proses menjadi tua, dan masa tua merupakan masa hidup manusia
yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik,
mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya
sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penuaan dan
penurunan, yang penururnanya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari pada
tahap usia baya. Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup,
termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas
fungsional. Pada manusia , penuaan dihubungkan dengan perubahan degenerative
pada kulit, tulang jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh
lainya. Dengan kemampuan regeneratife yang terbatas, mereka lebih rentan
terhadap berbagai penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan dengan orang
dewasa lain. Untuk menjelaskan penurunan pada tahap ini, teradapat berbagai
perbedaan teori, namun para pada umumnya sepakat bahwa proses ini lebih
banyak ditemukan oleh faktor gen. Penelitian telah menemukan bahwa tingkat sel,
umur sel manusia ditentukan oleh DNA yang disebut telomere, yang beralokasi
pada ujung kromosom. Ketentuan dan kematian sel terpicu ketika telomere
berkurang ukuranya pada ujung kritis tertentu.

D. Perubahan yang terjadi pada lansia


Pada lansia terjadi banyak perubahan dalam dirinya, hal ini bisa disebut
perkembangan atau perubahan yang terjadi pada lansia, diantaranya yaitu :
1. Perkembangan jasmani
Penuaan terbagi atas penuaan primer ( primary aging) dan penuaan sekunder
(secondary aging). Pada penuaan primer tubuh mulai melemah dan mengalami
penurunan alamiah. Sedangkan pada proses penuaan sekunder, terjadi proses
penuaan karena faktor-faktor eksteren, seperti lingkungan ataupun perilaku.
Berbagai paparan lingkungan dapat dapat mempengaruhi proses penuaan,
misalnya cahaya ultraviolet serta gas karbindioksida yang dapat menimbulkan
katarak, ataupun suara yang sangat keras seperti pada stasiun kereta api sehingga
dapat menimbulkan berkurangnya kepekaan pendengaran. Selain hal yang telah
disebutkan di atas perilaku yang kurang sehat juga dapat mempengaruhi cepatnya
proses penuaan, seperti merokok yang dapat mengurangi fungsi organ pernapasan.
Penuaan membuat sesorang mengalami perubahan postur tubuh. Kepadatan tulang
dapat berkurang, tulang belakang dapat memadat sehingga membuat tulang
punggung menjadi telihat pendaek atau melengkung. Perubahan ini dapat
mengakibatkan kerapuhan tulang sehingga terjadi osteoporosis, dan masalah ini
merupakan hal yang sering dihadapi oleh para lansia.
Penuaan yang terlihat pada kulit di seluruh tubuh lansia, kulit menjadi semakin
menebal dan kendur atau semakin banyak keriput yang terjadi. Rambut yang
menjadi putih juga merupakan salah satu cirri-ciri yang menandai proses penuaan.
Kulit yang menua menjadi menebal, lebih terlihat pucat dan kurang bersinar.
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam lapisan konektif ini dapat mengurangi
kekuatan dan elasitas kulit, sehingga para lansia ini menjadi lebih rentan untuk
terjadinya pendarahan di bawah kulit yang mengakibatkan kulit mejadi tampak
biru dan memar. Pada penuaan kelenjar ini mengakibatkan kelenjar kulit
mengasilkan minyak yang lebih sedikit sehingga menyebabkan kulit kehilangan
kelembabanya dan mejadikan kulit kering dan gatal-gatal. Dengan berkurangnya
lapisan lemak ini resiko yang dihadapi oleh lansia menjadi lebih rentan untuk
mengalami cedera kulit.
Penuaan juga mengubah sistim saraf. Masa sel saraf berkurang yang
menyebabkan atropy pada otak spinal cord. Jumlah sel berkurang, dan masing-
masing sel memiliki lebih sedikit cabang. Perubahan ini dapat memperlambat
kecepatan transmisi pesan menuju otak. Setelah saraf membawa pesan,
dibutuhkan waktu singkat untuk beristirahat sehingga tiidak dimungkinkan lagi
mentrasmisikan pesan yang lain. Selain itu juga terdapat penumpukan produksi
buangan dari sel saraf yang mengalami atropy pada lapisan otak yang
menyebabkan lapisan plak atau noda.
Orang lanjut usia juga memiliki berbagai resio pada sitem saraf, mislanya
berbagai jenis infeksi yang diderita oleh seorang lansia juga dapat mempengaruhi
proses berfikir ataupun perilaku. Penyebab lain yang menyebabkan kesulitan
sesaat dalam proses berfikir dan perilaku adalah gangguan regulasi glukosa dan
metabolisme lansia yang mengidap diabetes. Fluktuasi tingkat glukosa dapat
menebabkan gangguan berfikr. Perubahan signifikan dalam ingatan, berfikir atau
perilakuan dapat mempengaruhi gaya hidup seorang lansia. Ketika terjadi
degenerasi saraf, alat-alat indra dapat terpengaruh. Refleks dapat berkurang atau
hilang.
Alat-alat indra persebtual juga mengalami penuaan sejalan dengan perjalanan
usia. Alat-alat indra menjadi kuranng tajam, dan orang dapat mengalami kesulitan
dalam membedakan sesuatu yang lebih detail, misalnya ketika seorang lansia di
suruh untuk membaca koran maka orang ini akan mengalami kesulitan untuk
membacanya, sehingga dibutuhkan alat bantu untuk membaca berupa kacamata.
Perubahan alat sensorik memiliki dampak yang besar pada gaya hidup sesorang.
Seseorang dapat mengalami masalah dengan komunikasi, aktifitas, atau bahkan
interaksi sosial.
Pendengaran dan pengelihatan merupakan indra yang paling banyak mengalami
perubahan, sejalan dengan proses penuaan indra pendengaran mulai memburuk.
Gendang telinga menebal sehingga tulang dalam telinga dan stuktur yang lainya
menjadi terpengaruh. Ketajaman pendengaran dapat berkurang karena terjadi
perubhan saraf audiotorik. Kerusakan indara pendengaran ini juga dapat terjadi
karena perubahan pada lilin telinga yang biasa terjadi seiring bertambahnya usia.
Struktur mata juga berubah karena penuaan. Mata memproduksi lebih sedikit air
mata, sehingga dapat me,buat mata menjadi kering. Kornea menjadi kurang
sensitive. Pada usia 60 tahun, pupil mata berkurang sepertiga dari ukuran ketika
berusia 20 tahun. Pupil dapat bereaksi lebih lambat terhadap perubahan cahaya
gelap ataupun terang. Lensa mata menjadi kuning, kurang fleksibel, dan apabila
memandang menjadi kabur dan kurang jelas. Bantalan lemak pendukung
berkurang, dan mata tenggelam ke kantung belakang. Otot mata menjadikan mata
kurang dapat berputar secara sempurna, cairan di dalam mata juga dapat berubah.
Masalah yang paling yang paling umum dialami oleh lansia adalah kesulitan
untuk mengatur titik focus mata pada jarak tertentu sehingga pandangan menjdi
kurang jelas.
Perubahan fisik pada lansia lebih banyak ditekankan pada alat indera dan sistem
saraf mereka. Sistem pendengaran, penglihatan sangat nyata sekali perubahan
penurunan keberfungsian alat indera tersebut. Sedangkan pada sistem sarafnya
adalah mulai menurunnya pemberian respon dari stimulus yang diberikan oleh
lingkungan. Pada lansia juga mengalami perubahan keberfungsian organ-organ
dan alat reproduksi baik pria ataupun wanita. Dari perubahan-perubahan fisik
yang nyata dapat dilihat membuat lansia merasa minder atau kurang percaya diri
jika harus berinteraksi dengan lingkungannya (J.W.Santrock, 2002 ). Dari
penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan berkenaan dengan cirri-ciri fisik
lansia yaitu sebagi berikut (1) postur tubuh lansia mulai berubah bengkok
(bungkuk),(2) kondisi kulit mulai kering dan keriput,(3) daya ingat mulai
menurun,(4) kondisi mata yang mulai rabun,(5) pendengaran yang berkurang.
2. Perkembangan Intelektual
Menurut david Wechsler dalam Desmita (2008) kemunduran kemampuan mental
merupakan bagian dari proses penuaan organisme sacara umum, hampir sebagian
besar penelitian menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada usia antara 45-
55 tahun, kebanyakan kemampuan seseorang secara terus menerus mengalami
penurunan, hal ini juga berlaku pada seorang lansia.
Ketika lansia memperlihatkan kemunduran intelektualiatas yang mulai menurun,
kemunduran tersebut juga cenderung mempengaruhi keterbatasan memori
tertentu. Misalnya seseorang yang memasuki masa pensiun, yang tidak
menghadapi tantangan-tantangan penyesuaian intelektual sehubungan dengan
masalah pekerjaan, dan di mungkinkan lebih sedikit menggunakan memori atau
bahkan kurang termotivasi untuk mengingat beberpa hal, jelas akan mengalami
kemunduran memorinya. Menurut Ratner et.al dalam desmita (20080 penggunaan
bermacam-macam strategi penghafalan bagi orang tua , tidak hanya
memungkinkan dapat mencegah kemunduran intelektualitas, melinkan dapat
menigkatkan kekuatan memori pada lansia tersebut.
Kemerosotan intelektual lansia ini pada umumnya merupakan sesuatau yang tidak
dapat dihindarkan, disebabkan berbagai faktor, seperti penyakit, kecemasan atau
depresi. Tatapi kemampuan intelektual lansia tersebut pada dasarnya dapat
dipertahankan. Salah satu faktor untuk dapat mempertahankan kondisi tersebut
salah satunya adalah dengan menyediakan lingkungan yang dapat merangsang
ataupun melatih ketrampilan intelektual mereka, serta dapat mengantisipasi
terjadinya kepikunan.
3. Perkembangan Emosional
Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan
menyikapi masa tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang
dapat menyesuaikan diri dan memecahkan masalah yang dihadapi (Widyastuti,
2000). Munculnya rasa tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidak ikhlasan menerima
kenyataan baru seperti penyakit yang tidak kunjung sembuh, kematian pasangan,
merupakan sebagian kecil dari keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus
dihadapi lanjut usia.
Hal – hal tersebut di atas yang dapat menjadi penyebab lanjut usia kesulitan dalam
melakukan penyesuaian diri. Bahkan sering ditemui lanjut usia dengan
penyesuaian diri yang buruk. Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya
gangguan fungsional, keadaan depresi dan ketakuatan akan mengakibatkan lanjut
usia semakin sulit melakukan penyelesaian suatu masalah. Sehingga lanjut usia
yang masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri cenderung menjadi semakin
sulit penyesuaian diri pada masa-masa selanjutnya.
Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan
orang yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan perubahan
fisik, maupun sosial psikologis yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai
keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan, yang
disertai dengan kemampuan mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat
sehingga dapat memenuhi kebutuhan– kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan
masalah baru.
Pada orang – orang dewasa lanjut atau lanjut usia, yang menjalani masa pensiun
dikatakan memiliki penyesuaian diri paling baik merupakan lanjut usia yang
sehat, memiliki pendapatan yang layak, aktif, berpendidikan baik, memiliki relasi
sosial yang luas termasuk diantaranya teman – teman dan keluarga, dan biasanya
merasa puas dengan kehidupannya sebelum pensiun (Palmore, dkk, 1985). Orang
– orang dewasa lanjut dengan penghasilan tidak layak dan kesehatan yang buruk,
dan harus menyesuaikan diri dengan stres lainnya yang terjadi seiring dengan
pensiun, seperti kematian pasangannya, memiliki lebih banyak kesulitan untuk
menyesuaikan diri dengan fase pensiun (Stull & Hatch, 1984).
Penyesuaian diri lanjut usia pada kondisi psikologisnya berkaitan dengan dimensi
emosionalnya dapat dikatakan bahwa lanjut usia dengan keterampilan emosi yang
berkembang baik berarti kemungkinan besar ia akan bahagia dan berhasil dalam
kehidupan, menguasai kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka.
Orang yang tidak dapat menghimpun kendali tertentu atas kehidupan emosinya
akan mengalami pertarungan batin yang merampas kemampuan mereka untuk
berkonsentrasi ataupun untuk memiliki pikiran yang jernih.
Ohman & Soares (1998) melakukan penelitian yang menghasilkan kesimpulan
bahwa sistem emosi mempercepat sistem kognitif untuk mengantisipasi hal buruk
yang mungkin akan terjadi. Dorongan yang relevan dengan rasa takut
menimbulkan reaksi bahwa hal buruk akan terjadi. Terlihat bahwa rasa takut
mempersiapkan individu untuk antisipasi datangnya hal tidak menyenangkan yang
mungkin akan terjadi. Secara otomatis individu akan bersiap menghadapi hal-hal
buruk yang mungkin terjadi bila muncul rasa takut. Ketika individu memasuki
fase lanjut usia, gejala umum yang nampak yang dialami oleh orang lansia adalah
“perasaan takut menjadi tua”. Ketakutan tersebut bersumber dari penurunan
kemampuan yang ada dalam dirinya. Kemunduran mental terkait dengan
penurunan fisik sehingga mempengaruhi kemampuan memori, inteligensi, dan
sikap kurang senang terhadap diri sendiri.
Ditinjau dari aspek yang lain respon-respon emosional mereka lebih spesifik,
kurang bervariasi, dan kurang mengena pada suatu peristiwa daripada orang-orang
muda. Bukan hal yang aneh apabila orang-orang yang berusia lanjut
memperlihatkan tanda-tanda kemunduran dalam berperilaku emosional; seperti
sifat-sifat yang negatif, mudah marah, serta sifat-sifat buruk yang biasa terdapat
pada anak-anak.
Orang yang berusia lanjut kurang memiliki kemampuan untuk mengekspresikan
kehangatan dan persaan secara spontan terhadap orang lain. Mereka menjadi kikir
dalam kasih sayang. Mereka takut mengekspresikan perasaan yang positif kepada
orang lain karena melalui pengalaman-pengalaman masa lalu membuktikan
bahwa perasaan positif yang dilontarkan jarang memperoleh respon yang
memadai dari orang-orang yang diberi perasaan yang positif itu. Akibatnya
mereka sering merasa bahwa usaha yang dilakukan itu akan sia-sia. Semakin
orang berusia lanjut menutup diri, semakin pasif pula perilaku emosional mereka.
4. Perkembangan Spiritual
Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama
menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan
optimisme. Kebutuhan spiritual (keagamaan) sangat berperan memberikan
ketenangan batiniah, khususnya bagi para Lansia. Rasulullah bersabda “semua
penyakit ada obatnya kecuali penyakit tua”. Sehingga religiusitas atau
penghayatan keagamaan besar pengaruhnya terhadap taraf kesehatan fisik maupun
kesehatan mental, hal ini ditunjukan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hawari (1997), bahwa :
1. Lanjut usia yang nonreligius angka kematiannya dua kali lebih besar daripada
orang yang religius.
2. Lanjut usia yang religius penyembuhan penyakitnya lebih cepat dibandingkan
yang non religius.
3. Lanjut usia yang religius lebih kebal dan tenang menghadapi operasi atau
masalah hidup lainnya.
4. Lanjut usia yang religius lebih kuat dan tabah menghadapi stres daripada yang
nonreligius, sehingga gangguan mental emosional jauh lebih kecil.
5. Lanjut usia yang religius tabah dan tenang menghadapi saat-saat terakhir
(kematian) daripada yang nonreligius.
5. Perubahan Sosial
Umumnya lansia banyak yang melepaskan partisipasi sosial mereka, walaupun
pelepasan itu dilakukan secara terpaksa. Orang lanjut usia yang memutuskan
hubungan dengan dunia sosialnya akan mengalami kepuasan. Pernyataan tadi
merupakan disaggrement theory. Aktivitas sosial yang banyak pada lansia juga
mempengaruhi baik buruknya kondisi fisik dan sosial lansia. (J.W.Santrock, 2002,
h.239).
6. Perubahan Kehidupan Keluarga
Sebagian besar hubungan lansia dengan anak jauh kurang memuaskan yang
disebabkan oleh berbagai macam hal. Penyebabnya antara lain : kurangnya rasa
memiliki kewajiban terhadap orang tua, jauhnya jarak tempat tinggal antara anak
dan orang tua. Lansia tidak akan merasa terasing jika antara lansia dengan anak
memiliki hubungan yang memuaskan sampai lansia tersebut berusia 50 sampai 55
tahun.
Orang tua usia lanjut yang perkawinannya bahagia dan tertarik pada dirinya
sendiri maka secara emosional lansia tersebut kurang tergantung pada anaknya
dan sebaliknya. Umumnya ketergantungan lansia pada anak dalam hal keuangan.
Karena lansia sudah tidak memiliki kemampuan untuk dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya. Anak-anaknya pun tidak semua dapat menerima permintaan
atau tanggung jawab yang harus mereka penuhi.
7. Hubungan Sosio-Emosional Lansia
Masa penuaan yang terjadi pada setiap orang memiliki berbagai macam
penyambutan. Ada individu yang memang sudah mempersiapkan segalanya bagi
hidupnya di masa tua, namun ada juga individu yang merasa terbebani atau
merasa cemas ketika mereka beranjak tua. Takut ditinggalkan oleh keluarga, takut
merasa tersisihkan dan takut akan rasa kesepian yang akan datang.
Keberadaan lingkungan keluarga dan sosial yang menerima lansia juga akan
memberikan kontribusi positif bagi perkembangan sosio-emosional lansia, namun
begitu pula sebaliknya jika lingkungan keluarga dan sosial menolaknya atau tidak
memberikan ruang hidup atau ruang interaksi bagi mereka maka tentunya
memberikan dampak negatif bagi kelangsungan hidup lansia.
E. Masalah yang dihadapi oleh lansia
Lansia mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan
beberapa masalah dalam kehidupannya. Permasalahan tersebut diantaranya yaitu :
1. Masalah fisik
Permasalahan yang hadapi oleh lansia dengan masalah pekembangan fisik yang
mulai melemah, diantaranya seringnya terjadi radang persendian ketika
melakukan aktivitas yang cukup berat, indra pengelihatan yang mulai kabur, indra
pendengaran yang mulai berkurang berfungsu dengan baik serta daya tahan tubuh
yang menurun, sehingga sering mengalami sakit (masuk angin, flu)
2. Masalah kognitif ( Intelektual )
Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan
kognitif, ini dapat disimpulkan bahwa pada lansia mulai melemahnya daya ingat
terhadap sesuatu hal(pikun) dan sulit untuk bersosialisasi dengan masyarakat di
sekitar
3. Masalah emosional
Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan
emosional, adalah rasa ingin berkumpul dengan keluarga sangat kuat, sehingga
tingkat perhatian beliau menjadi sangat besar. Apabila melihat rekan kerja kurang
aktif dalam melakukan pekerjaanya, maka tingkat emosi meningkat, terbukti
bahwa beliau segera menegur rekan kerjanya tersebut agar lebih cekatan. Sering
marah apabila ada sesuatu yang kurang sesuai dengan kehendak pribadi dan
sering stress akibat masalah ekonomi yang kurang terpenuhi
4. Perkembangan Spiritual
Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan
spiritual, adalah kesulitan untuk menghafal kitab suci karena daya ingat yang
mulai menurun, merasa kurang tenang ketika mengetahui anggota keluarganya
belum mengerjakan ibadah, dan merasa gelisah ketika menemui permasalahan
yang cukup serius.
F. Solusi Permasalahan
Berkaitan dengan masalah yang sering dialami oleh orang yang berusia lanjut
dapat di tempuh melalui hal-hal sebagai berikut :
1. Berhubungan dengan Kesahatan Lansia ( fisik) :
• Orang yang telah lanjut usia identik dengan menurunnya daya tahan tubuh dan
mengalami berbagai macam penyakit. Lansia akan memerlukan obat yang jumlah
atau macamnya tergantung dari penyakit yang diderita.
• Pemberian nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan lansia,misalnya
pemberian asupan gizi yang cukup serta mengandung serat dalam jumlah yang
besar yang bersumber pada buah, sayur dan beraneka pati, yang dikonsumsi
dengan jumlah bertahap.
• Minum air putih 1.5 – 2 liter, secara teratur
• Olah raga teratur dan sesuai dengan kapasitas kemampuanya
• Istirahat, tidur yang cukup
• Minum suplemen gizi yang diperlukan
• Memeriksa kesehatan secara teratur
2. Berhubungan dengan masalah intelektual
Sulit untuk mengingat atau pikun dapat diatasi pada saat muda dengan hidup
sehat, yaitu dengan cara :
• Jadikan Olahraga sebagai kebutuhan dan rutinitas harian Anda.
• Hendaknya Anda membiasakan diri dengan tidur yang cukup.
• Berhati-hatilah dengan Suplemen penambah daya ingat.
• Kendalikan rasa stress yang menyelimuti pikiran Anda.
• Segera obati depresi Anda.
• Hendaknya Anda selalu mengawasi obat-obatan yang dikonsumsi.
• Cobalah dengan melakukan permainan yang berhubungan dengan daya ingat.
• Jangan pernah berhenti untuk terus belajar dan mengasah kemampuan otak
• Hendaknya Anda berusaha meningkatkan konsentrasi dan memfokuskan pikiran.
• Tumbuhkan rasa optimis dalam diri Anda.
3. Berhubungan dengan Emosi :
• Lebih mendekatkan diri kepada ALLAH dan menyerahkan diri kita sepenuhnya
kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi tenang.
• Hindari stres, hidup yang penuh tekanan akan merusak kesehatan, merusak
tubuh dan wajahpun menjadi nampak semakin tua. Stres juga dapat menyebabkan
atau memicu berbagai penyakit seperti stroke, asma, darah tinggi, penyakit
jantung dan lain-lain.
• Tersenyum dan tertawa sangat baik, karena akan memperbaiki mental dan fisik
secara alami. Penampilan kita juga akan tampak lebih menarik dan lebih disukai
orang lain. Tertawa membantu memandang hidup dengan positif dan juga terbukti
memiliki kemampuan untuk menyembuhkan. Tertawa juga ampuh untuk
mengendalikan emosi kita yang tinggi dan juga untuk melemaskan otak kita dari
kelelahan.
• Rekreasi untuk menghilangkan kelelahan setelah beraktivitas selama seminggu
maka dilakukan rekreasi. Rekreasi tidak harus mahal, dapat disesuaikan denga
kondisi serta kemampuan.
• Hubungan antar sesama yang sehat, pertahankan hubungan yang baik dengan
keluarga dan teman-teman, karena hidup sehat bukan hanya sehat jasmani dan
rohani tetapi juga harus sehat sosial. Dengan adanya hubungan yang baik dengan
keluarga dan teman-teman dapat membuat hidup lebih berarti yang selanjutnya
akan mendorong seseorang untuk menjaga, mempertahankan dan meningkatkan
kesehatannya karena ingin lebih lama menikmati kebersamaan dengan orang-
orang yang dicintai dan disayangi.
4. Berhubungan dengan Spiritual
• Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan menyerahkan diri kita sepenuhnya
kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi tenang.
• Intropeksi terhadap hal-hal yang telah kita lakukan, serta lebih banyak beribadah
• Belajar secara rutin dengan cara membaca kitab suci secara teratur.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian pustaka yang telah penyusun temukan mengenai
perkembangan yang terjadi pada lansia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada Usia 65 tahun seseorang dianggap telah memasuki masa lansia atau lanjut
usia. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi
dan sosial sangat tersebar luas dewasa ini.
2. Orang yang memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri – ciri khas, diantaranya
usia lanjut merupakan periode kemunduran, orang lanjut usia memiliki status
kelompok minoritas, menua membutuhkan perubahan peran, dan penyesuaian
yang buruk pada lansia
3. Pada lansia biasanya mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit
demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia
lanjut adalah tahap di mana terjadi penuaan dan penurunan, yang penururnanya
lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari pada tahap usia baya.
4. Pada lansia terjadi banyak perubahan, diantaranya perkembangan jasmani/fisik,
perkembangan intelektual, perkembangan emosi, perkembangan spiritual,
perubahan sosial, perubahan kehidupan keluarga, dan hubungan sosio-emosional
lansia.
5. Lansia mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan
beberapa masalah dalam kehidupannya, diantaranya pada masalah fisik,
intelektual, emosi, dan spiritual. Misalnya saja dalam hal intelektual, lansia lebih
sering mengalami pikun atau sulit untuk mengingat.
6. Masalah – masalah pada lansia yang timbul karena perubahan yang terjadi pada
lansia dapat diatasi sehingga tidak perlu dikhawatirkan, apalagi kita semua juga
akan mengalami masa – masa ini.
B. Saran
Setelah penyusun membuat makalah ini, penyusun menjadi tahu tentang
perkembangan yang terjadi pada lansia. Lansia adalah masa dimana seseorang
mengalami kemunduran, dimana fungsi tubuh kita sudah tidak optimal lagi. Oleh
karena itu sebaiknya sejak muda kita persiapkan dengan sebaik – sebaiknya masa
tua kita. Gunakan masa muda dengan kegiatan yang bermanfaat agar tidak
menyesal di masa tua.
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock,1996. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang


Kehidupan. ( Erlangga, Jakarta).hal 430Pirko

I,Noseworthy JH. 2003. Demyelinating Disorder of The Central Nervous


System.Dalam : Goetz CG : Textbook of Clinical Neurology,2nd ed,
Pennsylvania, The Curtis Center Independence Square West Philadelphia

Nowack JW, Multiple Sclerosis, available from : http/ www,emedicine.com

J.W.Santrock, 2002, psikologi perkembangan, bandung:


E.papalia,DKK, psikologi perkembangan. Jakarta:kencana prenada media group,
2008. Hal 859

Anda mungkin juga menyukai

  • Pra Proposal
    Pra Proposal
    Dokumen8 halaman
    Pra Proposal
    Asna Mufidah
    Belum ada peringkat
  • TBC
    TBC
    Dokumen8 halaman
    TBC
    Elda Jaziyah Rhadyallah
    Belum ada peringkat
  • Badan Eksekutif Mahasiswa
    Badan Eksekutif Mahasiswa
    Dokumen1 halaman
    Badan Eksekutif Mahasiswa
    Asna Mufidah
    Belum ada peringkat
  • Isi Baja Kriuk
    Isi Baja Kriuk
    Dokumen18 halaman
    Isi Baja Kriuk
    Asna Mufidah
    Belum ada peringkat
  • Lirik Lagu
    Lirik Lagu
    Dokumen1 halaman
    Lirik Lagu
    AdiTya Pradana Jbm
    100% (1)
  • Buruh Tani Mahasiswa Rakyat Miskin Kota
    Buruh Tani Mahasiswa Rakyat Miskin Kota
    Dokumen2 halaman
    Buruh Tani Mahasiswa Rakyat Miskin Kota
    Fian D'javu
    Belum ada peringkat
  • Stigma. Dox
    Stigma. Dox
    Dokumen8 halaman
    Stigma. Dox
    Asna Mufidah
    Belum ada peringkat
  • Disa Dur
    Disa Dur
    Dokumen1 halaman
    Disa Dur
    Asna Mufidah
    Belum ada peringkat
  • BAB I Ppok
    BAB I Ppok
    Dokumen9 halaman
    BAB I Ppok
    Asna Mufidah
    Belum ada peringkat
  • Badan Eksekutif Mahasiswa
    Badan Eksekutif Mahasiswa
    Dokumen1 halaman
    Badan Eksekutif Mahasiswa
    Asna Mufidah
    Belum ada peringkat
  • G
    G
    Dokumen1 halaman
    G
    Asna Mufidah
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen1 halaman
    Bab Iv
    Asna Mufidah
    Belum ada peringkat
  • Buruh Tani Mahasiswa Rakyat Miskin Kota
    Buruh Tani Mahasiswa Rakyat Miskin Kota
    Dokumen2 halaman
    Buruh Tani Mahasiswa Rakyat Miskin Kota
    Fian D'javu
    Belum ada peringkat
  • BAB I Ppok
    BAB I Ppok
    Dokumen9 halaman
    BAB I Ppok
    Asna Mufidah
    Belum ada peringkat
  • BAB I Ppok
    BAB I Ppok
    Dokumen9 halaman
    BAB I Ppok
    Asna Mufidah
    Belum ada peringkat
  • SAMPUL
    SAMPUL
    Dokumen1 halaman
    SAMPUL
    Asna Mufidah
    Belum ada peringkat
  • Lirik Lagu
    Lirik Lagu
    Dokumen1 halaman
    Lirik Lagu
    AdiTya Pradana Jbm
    100% (1)
  • Chandra Askep
    Chandra Askep
    Dokumen13 halaman
    Chandra Askep
    Asna Mufidah
    Belum ada peringkat
  • Disa Dur
    Disa Dur
    Dokumen1 halaman
    Disa Dur
    Asna Mufidah
    Belum ada peringkat
  • Kelompok KKN 2017 Fix
    Kelompok KKN 2017 Fix
    Dokumen3 halaman
    Kelompok KKN 2017 Fix
    Asna Mufidah
    Belum ada peringkat
  • KKN MMD 1
    KKN MMD 1
    Dokumen26 halaman
    KKN MMD 1
    Asna Mufidah
    Belum ada peringkat
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Dokumen14 halaman
    Penda Hulu An
    Asna Mufidah
    Belum ada peringkat
  • IKTERUS
    IKTERUS
    Dokumen9 halaman
    IKTERUS
    Asna Mufidah
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen27 halaman
    Bab I
    Asna Mufidah
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen27 halaman
    Bab I
    Asna Mufidah
    Belum ada peringkat
  • IKTERUS
    IKTERUS
    Dokumen9 halaman
    IKTERUS
    Asna Mufidah
    Belum ada peringkat
  • Kurang Energi Protein
    Kurang Energi Protein
    Dokumen13 halaman
    Kurang Energi Protein
    ririnsme
    Belum ada peringkat
  • Gerak Anatomis
    Gerak Anatomis
    Dokumen7 halaman
    Gerak Anatomis
    Asna Mufidah
    Belum ada peringkat
  • Upaya Vitamin A
    Upaya Vitamin A
    Dokumen2 halaman
    Upaya Vitamin A
    Asna Mufidah
    Belum ada peringkat