Proposal Angga 1
Proposal Angga 1
NIM : 17.01.323
PEMBIMBING UTAMA : Drs. SYAHARUDDIN KASIM, M.Si,
Apt.
PEMBIMBING PERTAMA : ASRIL BURHAN, S.Farm.,M.Si, Apt
BAB I
PENDAHULUAN
2
dalam ekstrak air dan etanol (Ajao dan Moteetee, 2017). T. diversifolia
dapat digunakan untuk sembelit, perut nyeri, nyeri hati, malaria,
antiinflamasi, antimikroba, antidiabetik, analgesik, antivirus, antispasmodic
dan kanker-kemopreventif (Kandungu et,al., 2013).
Menurut penelitian Gama et,al. (2014), ekstrak etanol T. diversifolia
flos memiliki antioksidan yang kuat. Sedangkan P. Mayara et,al.(2016),
mengatakan ekstrak air dan etanol T. diversifolia memiliki antioksidan
yang kuat dengan nilai IC 50 masing-masing 2,273 dan 0,630mg/mL
dengan metode ekstraksi maserasi. Untuk mengisolasi senyawa
antioksidan dapat dilakukan dengan metode konvensional seperti
maserasi, dimana metode maserasi membutuhkan waktu yang lama
sehingga untuk mempersingkat waktu ekstrasi dan mendapatkan ekstrak
yang banyak dengan volume pelarut yang lebih sedikit seperti ekstraksi
dengan bantuan gelombang mikro (MAE), Sonikasi, dan Supercritical
Fluid Extraction (SFE) (Utami et,al.,2009).
Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul Perbandingan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol
Daun Kembang Bulan (Thitonia Diversifolia (Hemsley) A. Gray) dari
Berbagai Metode Ekstraksi
I.2 Perumusan Masalah
Bagaimana pengaruh perbandingan beberapa metode ekstraksi
terhadap aktivitas antioksidan daun kembang bulan (Thitonia diversifolia
(Hemsley) A. Gray) dengan metode DPPH (1,1diphenyl-2-phycrylhydrazyl)
yang dinyatakan dengan nilai IC50?
I.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan aktivitas
antioksidan ekstrak daun kembang bulan (Thitonia diversifolia (Hemsley)
A. Gray) dari beberapa metode ekstraksi?
I.4 Manfaat Penelitian
Diharapkan dari penelitian ini diperoleh data ilmiah tentang aktivitas
antioksidan tanaman kembang bulan (Thitonia diversifolia (Hemsley) A.
Gray) dari beberapa metode ekstraksi dengan nilai IC 50 yang paling
3
potensial dan dapat dijadikan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang
farmasi sebagai antioksidan.
4
BAB III
METODE PENELITIAN
5
daun kembang bulan dikeringkan dengan pada sinar
matahari langsung yang ditutupi plastik berwarna hitam dan
disortasi kering untuk menjamin simplisia benar-benar bebas
dari bahan asing. Selanjutnya simplisia diperkecilbentuk
ukurannya .
2. Pembuatan ekstrak kembang bulan
a. Ekstrasi dengan maserasi
Di timbang 500 gram serbuk simplisia daun kembang bulan
(Thitonia diversifolia (Hemsley) A. gray). Dimasukkan
dalam bejana maserasi ditambahkan etanol 70 % (1:10)
ditutup dan direndam selama 3 hari terlindung dari cahaya
sambil berulang-ulang diaduk. Setelah itu ekstrak cair di
rotary evaporasi kemudian dilakukan tes biologis (P.
Mayara et,al., 2016).
b. Ekstraksi dengan bantuan gelombang mikro
Sebanyak 2 gram daun kembang bulan (Thitonia
diversifolia (Hemsley) A. gray yang telah dikeringkan
dimasukkan ke reaktor kaca bersama dengan pelarut
etanol. Parameter yang di variasikan dalam metode
ekstraksi dengan bantuan gelombang mikro adalah volume
pelarut etanol yang dilanjutkan dengan waktu ekstraksi.
Kondisi optimum untuk mendapatkan aktivitas antioksidan
terbesar adalah menggunakan volume etanol 100 mL dan
waktu ekstraksi selama 8 menit (Utami et,al.,2009).
c. Ekstraksi dengan Sonikasi
Serbuk daun kembang bulan (Thitonia diversifolia
(Hemsley) A. gray dengan diameter 0,3 mm dicampurkan
dengan pelarut etanol dan diekstraksi dengan sonikasi
(temperatur ruang, 42 kHz, 50 menit). Parameter yang
divariasikan dalam metode ini adalah volume pelarut etanol
dilanjutkan dengan waktu ekstraksi. Kondisi optimum yang
6
didapatkan untuk aktivitas antioksidan ekstrak terbesar dari
metode sonikasi adalah pada saat volume pelarut etanol
100 mL dengan waktu ekstraksi 50 menit (Utami
et,al.,2009).
d. Ekstraksi dengan tekanan tinggi
Sebanyak 2 gram simplisia daun kembang bulan
(Thitonia diversifolia (Hemsley) A. gray dengan diameter
daun 0,25-0,6 mm dimasukkan ke dalam bejana ekstrak
bersama pelarut etanol yang disirkulasi yang ditekan
sampai dengan 12 bar. Parameter yang divariasikan
dalam metode tekanan tinggi adalah waktu ekstraksi yang
dilanjutkan dengan laju alir pelarut yang disirkulasi.
Kondisi paling optimum untuk mendapatkan ekstrak
dengan aktivitas antioksidan terbesar adalah pada
tekanan (P) = 12 bar, suhu (T) = 50 oC, waktu ekstraksi (t)
= 90 menit, dan laju alir pelarut (Q) = 1,5 mL/menit (Utami
et,al.,2009).
III.3.3.2. Identifikasi senyawa
Ekstrak yang diperoleh dilakukan skrining fitokima kualitatif untuk
mengetahui beberapa unsur. Uji ini dilakukan berdasarkan prosedur
standar (Kokate et al. 1997, Trease dan Evan 2002, Hegde et al. 2010) :
1. Alkaloid
Ekstrak pekat dimasukkan dalam tabung reaksi dan
ditambahkan 2 mL HCl, kemudian dipanaskan selama 20 menit
didinginkan dan disaring, fitrat diambil dan diuji dengan :
a. Uji Wagner : 1 mL ditambah reagen Wagner, hasil endapan
kemerahan coklat menunjukkan adanya alkaloid.
b. Uji Dragendroff : 1 mL ekstrak ditambahkan 2-5 tetes
menghasilkan warna orange kemerahan positif alkaloid.
c. Uji Mayer: Ekstrak ditambahkan 2-5 tetes Mayer, hasil endapan
berwarna putih keabu-abuan positif alkaloid.
2. Flavonoid
7
a. Uji FeCl3 : Ekstrak 0,5 ditambahkan air kemudian diteteskan Feri
klorida bebrapa tetes, perubahan warna hijau-biru atau ungu
menunjukan adanya kelompok fenolik.
b. Uji Shinoda : Ekstrak dilarutkan dalam etanol lalu dipanaskan,
kemudian dimasukkan potongan magnesium, lalu diteteskan
dengan HCl. Warna merah muda, oranges, atau warna merah
dan ungu menunjukan positif adanya flavonoid.
c. Uji NaOH 10% : Ekstrak dilarutkan dengan air lalu disaring
kemudian ditambahkan 2mL NaOH 10%, perubahan warna
kuning ke ridak berwarna pada penambahan asam hidroklorat
encer, menunjukkan adanya flavonoid.
3. Saponin
Ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi, Air panas
sebanyak 20 mL ditambahkan, kemudian dikocok terguncang dengan
kuat kuat-kuat selama 5 menitk. Positif mengandung saponin jika
terbentuk buih setinggi 1-5 cm selama tidak kurang dari 15 menit
positif mengandung saponin.
4. Tanin
Ekstrak ditambah 4 mL larutan FeCl 3. Jika terbentuk warna
hijau, biru sampai hitam, menunjukkan adanya tanin.
5. Terpenoid dan steroid
Ekstrak sebanyak 1 mL dicampur dengan 3 mL kloroform atau
3 mL etanol 70% dan ditambah 2 mL asam sulfat pekat dan 2 mL
asam asetat anhidrat. Lapisan coklat yang terbentuk pada pertemuan
dua lapisan menunjukkan adanya steroid dan terbentuknya warna
merah tua menunjukkan adanya triterpenoid.
III.3.3.3. Pembuatan sediaan uji
1. Pembuatan larutan stok sediaan uji
Larutan stok dibuat konsentrasi 100 ppm dengan
menimbang 10 mg dari masing-masing ekstrak lalu
dilarutkan dengan etanol dengan etanol p.a 100 mL dalam
labu ukur, lalu dibuat dalam variasi konsentrasi (Molyneux,
2004).
2. Pembuatan larutan stok DPPH
8
Dibuat larutan DPPH kisaran 0,1-3,9 mM seperti 0,5 mM
dalam pelarut etanol. Dengan menimbang 10 mg serbuk
DPPH di masukan dalam labu ukur di tambahkan etanol p.a
ad 50 mL kemudian dihomogenkan (Mplyneux,2004).
III.3.3.4. Pengukuran aktivitas antioksidan dengan metode DPPH
1. Pengukuran Serapan Blanko DPPH
Larutan DPPH dipipet 1 mL dan dicukupkan sampai 5 mL
dengan etanol p.a. Larutan ini didiamkan tidak lebih dari 120
menit dan direkomendasikan didiamkan 30 menit, kemudian
diukur absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Vis
dengan kisaran 515-520 nm (Molyneux, 2004).
2. Pembuatan kontrol positif
Larutan standar dalam metode DPPH digunakan Vitamin C
(Askorbat acid) dibuat larutan stok 100 ppm dengan
ditimbang 10 mg serbuk vitamin c lalu di adkan dengan
etanol p.a dalam 100 mL labu ukur hingga tanda batas. Lalu
dibuat variasi konsentrasi. Kemudian ditambahkan 1 mL
larutan DPPH diadkan dengan etanol p.a 5 mL lalu diukur
pada spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang
maksimum yang diperoleh (Molyneux, 2004).
3. Pengukuran aktivitas peredaman sampel terhadap
radikal bebas DPPH
Larutan stok sampel 1000 µg/mL diencerkan hingga di dapat
5 seri konsentrasi yang diinginkan. Kemudian dipipet 1 mL
dari masing-masingkonsentrasi, ditambahkan 1 mL larutan
DPPH 0,5 mM diadkan dengan etanol p.a 5 mL, dikocok ada
homogen lalu didiamkan selama 30 menit pada suhu kamar
dan diukur pada spektrofotometer UV-Vis dengan panjang
gelombang maksimum yang diperoleh pada pengujian
absorbansi blanko (Molyneux, 2004).
III.4. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : variasi seri konsentrasi ekstrak daun kembang
bulan dari beberapa metode ekstraksi
9
2. Variable terikat : persen peredaman radikal bebas DPPH oleh
ekstrak daun kembang bulan
III.5. Pengumpulan dan Analisis Data
Persentase peredaman radikal DPPH yang dihasilkan oleh
masing-masing konsentrasi dari daun kembang bulan (Thitonia
diversifolia (Hemsley) A. gray) dan vitamin c dihitung persen peredaman.
Data IC50 dari peredaman (dalam %) dianalisis probit. Nilai AAI
dihitung dengan rumus:
AAI =
10
DAFTAR PUSTAKA
Kokate C,K, Purohit A.P dan Ghokhale S,B. 1997. Pharmacognosy. Nirali
Prakashan, Pune. India
Molyneux, P., n.d.2004. The Use Of The Stable Free Radical DPPH For
Etimating Antioxidant Activity. Journal Science Of Technolog.
P. Mayara T., Deisiane D.C., Christopher P., Alex B.L.R., Ryan D.R., Flavia
P., et, al. 2016. Antioxidant Effect Of The Leaves Of Tithania
diversifolia (Hemsl) A. Gray on The Free Radical DPPH. Journal of
Chemical and Pharmaceutical Research.2016 8(8):1182-1189
Sigh Ravindra P., Shashwat S., Suman K., 2004. Free Radicals And
Stress In Neurodegeneratif Diseases Relevance Of Dietary Antioxidants.
Journal Indian Academy of Clinical Medecine Vol 5 No. 3
Trease, G.E. dan Evan, W.C. 2002. Pharmacognosy Edition 15th. Saunder
Publishers. London
11
Lampiran 1. Skema Kerja
Dipanen,
Disortasi basah
Pencucian
Pengeringan
Sortasi Kering
Penyerbukan
Identifikasi Kualitatif
Pengolahan Data
Analisi Data
Kesimpulan
12
Lampiran 2. Skema Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Kembang
Gula dengan metode DPPH
Analisis Data
13
Lampiran 3. Skema Uji Aktivitas Antioksidan Vitamin C dengan
Metode DPPH
Analisis Data
14