NIP : 197200625 200212 1 011 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan juga merupakan hak yang fundamental bagi setiap warga. Oleh karena itu pemerintah berkewajiban untuk dapat mengatur mengenai kesehatan tersebut agar masyarakat terpenuhi hak untuk hidup sehat. Hal ini merupakan amanat dalam Undang-undang Dasar 1945, dimana dinyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Dalam UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan dijelaskan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Di samping itu juga Deklarasi PBB tentang Hak Asasi Manusia Tahun 1984 menyatakan bahwa setiap orang berhak atas taraf hidup yang memadai bagi kesehatan dan berhak atas jaminan di saat menderita sakit. Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Untuk mewujudkan derajat kesehatan bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan(promotif), Pencegahan penyakit (preventif), Penyembuhan penyakit(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Upaya kesehatan ditingkatkan dengan tujuan agar dapat menyelenggarakan upaya kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat kabupaten paser, terutama yang berpenghasilan rendah dengan peran serta aktif dari masyarakat. Ini senada dengan tujuan pembangunan kesehatan yakni tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Hal ini juga selaras dengan visi kabupaten paser yakni "Terwujudnya Kabupaten Paser yang Maju, Mandiri, Sejahtera dan Berkeadilan". Yang di jabarkan dalam misi kabupaten paser point kedua yakni Meningkatkan pelayanan dasar di bidang pendidikan dan kesehatan Sehingga seorang calon Kepala Dinas Kesehatan di kabupaten paser harus memahami kebutuhan organisasi, yakni , dalam hubungannya dengan rencana strategis yang di usung oleh pemerintah daerah. Seorang kepala dinas kesehatan harus memahami dua hal penting, yaitu ia bekerja dalam periode lima tahunan, dan kemudian terurai dalam kerja tahunan serta tiga tahun berjalan. Oleh karenanya ia harus memahami dua hal prinsip, PERTAMA, Rencana Strategis Kesehatan Kabupaten Paser yang dibuat setiap lima tahun sekali, KEDUA, Pencapaian kinerja tahunan kesehatan dan atau tiga tahunan dalam periode lima tahun. Kedua prinsip ini, adalah dasar dalam pembangunan kesehatan setingkat kabupaten/kota. Kedua prinsip ini tidak bisa dilepaskan dari konsep dan ilmu kesehatan, oleh karenanya seseorang yang bekerja dalam bidang pembangunan kesehatan, ia harus mempunyai ilmu kesehatan dan juga ilmu tentang pemerintahan serta aturan-aturan tentang penyelenggaraan pemerintahan daerah, misalnya saja Peraturan Pemerintah no 18 tahun 2016 tentang Perangkat daerah yang sangat menekankan pada pentingnya Koordinasi. Dalam Ilmu kesehatan penerapan dua konsep prinsip tersebut adalah berhubungan konsep tentang faktor resiko, prognosis dan profilaksis. Faktor resiko adalah besarnya kemungkinan orang sehat mengalami sakit, sedangkan prognosis adalah besarnya kemungkinan orang sakit (Tidak Sehat) mengalami kematian. Dan profilaksis adalah upaya-upaya pencegahan terhadap faktor resiko ( mencegah orang sehat agar tidak sakit) dan upaya-upaya pencegahan terhadap faktor prognosis ( Mencegah orang sakit agar tidak mati). Konsep Pembangunan Kesehatan Kabupaten, yang terurai atau dibangun dari dua konsep yaitu konsep Rencana Strategis Kesehatan dan konsep Pencapaian Kinerja Kesehatan, adalah pokok bahasan dalam membuat “STRATEGI PEMBANGUNAN KESEHATAN KABUPATEN PASER” B. Permasalahan Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Kesehatan dalam organisasi Pemerintah daerah sebagaimana yang terdapat dalam Peraturan Daerah Kabupaten Paser nomor 14 tahun 2016 tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah Dinas Kesehatan merupakan Dinas Tipe A yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang kesehatan. Dimana penjabaran tentang tupoksi dinas kesehatan mengacu pada Peraturan Bupati Paser No 55 tahun 2016 tentang Rincian Tugas Dan Fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Paser disebutkan bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Paser mempunyai tugas melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang kesehatan. Dalam menyelenggarakan fungsi penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut, Dinas Kesehatan telah dilengkapi dengan struktur organisasi, tugas dan fungsi, sumber daya, tantangan dan peluang dalam pencapaian kinerja pelayanan, masing-masing. Dimana ujung tombak pelayanan kesehatan pada masyarakat yang di berikan oleh Puskesmas dan Rumah Sakit dalam bentuk Promotif, Preventif, Kuratif maupun Rehabilitatif. Untuk melaksanakan tugas kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya masyarakat kabupaten paser yang sehat. Dalam melaksanakan tugasnya, puskesmas menyelenggarakan dua fungsi yaitu penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya Namun, sampai saat ini usaha pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan kesehatan masih belum dapat memenuhi harapan masyarakat. Banyak anggota masyarakat yang mengeluh dan merasa kurang puas dengan pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas dan rumah sakit milik pemerintah kabupaten paser, baik itu dari segi diagnosa, petugas yang kurang ramah, lama waktu pelayanan, keterampilan petugas, sarana/fasilitas, peralatan kesehatan, obat obatan yang kurang lengkap serta waktu tunggu untuk mendapatkan pelayanan Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, berkualitas dan menyeluruh puskesmas harus didukung oleh sistem manajemen dan perencanaan dari yang baik. Manajemen dalam suatu organisasi seperti puskesmas yang memiliki tujuan untuk memberikan pelayanan paripurna kepada masyarakat sangatlah dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dalam pencapaian tujuannya. Sehingga dalam implementasinya di perlukan rencana kerja stategis untuk memfasilitasi berbagai masalah yang di hadapi oleh petugas kesehatan di lapangan. C. Tujuan 1. Tujuan Umum Membuat Rencana Strategi Pembangunan Kesehatan Kabupaten Paser sebagai kerangka pikir dan acuan dalam menjabarkan target Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Paser dalam kerangka kerja Pencapaian Kinerja Lima Tahun yang sudah di tetapkan 2. Tujuan Khusus a. Membuat Rencana Strategis Kesehatan Pimpinan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten b. Melaksanakan Pencapaian Kinerja Kesehatan tahunan dan lima tahunan c. Menghubungkan Rencana Strategi Kesehatan Pimpinan dengan Pencapaian Kinerja Kesehatan Pimpinan d. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja opd dinas kesehatan e. Mengidentifikasi indikator kinerja dinas kesehatan BAB II PEMBAHASAN A. Kerangka Berpikir Dalam Rencana Strategis ini, prinsip yang digunakan adalah prinsip kerja dan hubungan antara pencapaian kinerja Dinas Kesehatan beserta Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) dan penetapan target Rencana Kerja Kesehatan dalam konsep pembangunan kesehatan di kabupaten Paser. Prinsip kerja dan hubungan antara pencapaian kinerja dan penetapan target renstra dinas kesehatan dalam konsep pembangunan kesehatan kabupaten bisa di lihat pada bagan di bawah ini :
VISI
MISI
Pencapaian derajat kesehatan Target Tujuan dan
yang setinggi tingginya yang Sasaran utama Renstra p Dinas Kesehatan Kab r memungkinkan setiap orang e Paser e hidup sehat n n c c a a p n a a i Peningkatan status kesehatan Target Outcome a yang memungkinkan setiap Program Restra Dinas s n orang dapat hidup produktif Kesehatan Kabupaten t secara sosial dan ekonomi Paser r k a i t n e e g r i j Peningkatan Status Pelayana Target Output kegiatan s a Kesehatan yang di dasarkan Dinas Kesehatan Kab pada pencapian standar Paser pelayana minimal B. Membuat Rencana Strategi Kesehatan Rencana strategis (renstra) kesehatan kabupaten, dibuat visi dan misi sebagai penjabaran dari visi misi bupati dan wakil bupati terpilih. Selanjutnya dijabarkan di tingkat kabupaten dengan benar-dan sesuai tahapan pencapaian target-target yang tertuang dalam rencana strategis kesehatan kabupaten. Maka VISI saya sebagai kepala dinas kesehatan adalah Bekerja berdasarkan Rencana Strategis Kesehatan Kabupaten Paser. Dan MISI saya adalah Menyelenggarakan pembangunan kesehatan Kabupaten Paser yang terkoordinasi dengan baik dan benar sesuai dengan Rencana Strategis pembangunan kesehatan kabupaten.” Target Tujuan dan Sasaran utama Renstra, meliputi penetapan tujuan dan sasaran. Tujuan dalam kerangka rencana strategis adalah tingkatan dengan tujuan tertinggi, merupakan hasil akhir dari periode lima tahunan tetapi diluar control program. Sasaran program merupakan rincian atau bagian dari tujuan, bagaimana kita mencapai Tujuan, namun sasaran ini selalunya diluar kontrol program. Tujuan dan sasaran diluar kontrol program karena kegiatan-kegiatan tidak langsung mempengaruhinya tetapi dapat dicapai dengan gabungan beberapa dari program yang satu dengan program yang lainnya. Kontrol antar program ini adalah inti dari pencapain Tujuan dan Sasaran (Goals and Objetives), dimana selama ini program program berjalan tanpa koordinasi yang baik antar program. Sehingga Saya sebagai Calon Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Paser , dituntut bukan saja mengetahui dan mengerti tentang satu program tetapi juga mengetahui program lainnya, baik lintas program maupun lintas sektoral OPD termasuk juga program kesehatan tingkat provinsi kalimantan timur dan skala Nasional,” Target Outcome program Renstra adalah Hasil spesifik apa yang harus diperoleh sesudah program berakhir. dan Target output kegiatan adalah Kegiatan- kegiatan yang tersusun untuk memperoleh outputs. Outcome program dan ouput kegiatan, merupakan kegiatan yang dapat dikontrol secara langsung. Pemahaman yang baik dan benar akan program dan kegiatan oleh para pelaksana program (fungsional maupun struktural) dibawah kendali dan koordinasi Kepala Dinas Kesehatan adalah kunci pencapaian target-target outcome dan output yang sudah di tetapkan di dalam renstra dinas kesehatan. C. Melaksanakn Pencapaian Kinerja Kesehatan Pencapaian kinerja kesehatan adalah uraian rencana pencapaian kinerja yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip ilmu kesehatan yaitu prinsip keadaan sehat, sakit dan mati atau lama hidup. Keadaan sehat berhubungan dengan pelayanan kesehatan (Status pelayanan Kesehatan), keadaan sakit berhubungan dengan pelayanan orang sakit (Status Kesehatan atau kesakitan), dan keadaan mati berhubungan dengan pelayanan pencegahan kematian (Status Derajat Kesehatan). Disusun secara vertical dari bawah keatas, Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut 1. Peningkatan Status Pelayanan Kesehatan yang didasarkan pada pencapaian Standar Pelayanan Minimal Kesehatan, disusun setiap tahunnya, sebagaimana yang dimanatkan dalam Permenkes no 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kesehatan yaitu pada awal tahun sebagai sasaran kerja yang harus dicapai selama satu kerja. Targetnya adalah 100 Persen artinya jika sasaran populasinya 100 maka 100 sasaran populasinya yang terlayani, jika sasarannya 100 ibu hamil maka 100 ibu hamil harus mendapatkan pelayanan kesehatan dengan mutu standar yang ditetapkan. 100 sasaran populasi harus tercatat berdasarkan data nama dan alamat serta jenis layanan yang diberikan (by Name by addres by services). Prinsip kerja dalam menentukan status pelayanan ini adalah mencegah orang sehat agar tidak sakit, Semakin tinggi capaian pelayanan kesehatan sehat, akan semakin rendah angka kesakitan. 2. Peningkatan Status Kesehatan, yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara social dan ekonomis. Sebagaimana status pelayanan kesehatan, status kesehatan dalam pencapaiannya terlebih dahulu juga dibuat sasaran pencapaiannya yaitu faktor resiko yang langsung dihubungkan dengan populasi yang beresiko (bc. Suspek) berdasarkan jumlah penduduk dalam periode satu tahun. Prinsip kerjanya adalah semakin tinggi capaian pelayanan populasi yang beresiko, semakin rendah angka kesakitan. 3. Pencapaian Derajat Kesehatan yang setinggi-tingginya yang memungkinkan setiap orang hidup sehat dan lama, sangat di pengaruhi capaian status pelayanan (kesehatan) dan status kesehatan (kesakitan), capaiannya adalah angka harapan hidup dengan angka-angka yang mempengaruhinya yaitu kematian ibu, bayi dan balita. Yang terpenting dalam pengelolaan capaian kinerja adalah pengelolaan data capaian, pola-pola data yang terbentuk untuk melihat kecederungan capaian, naik, turun dan tetap, dan pembuatan rekomendasi keputusan (Kebijaksanaan) dalam menyingkapi naik-turunnya capaian kinerja D. Menghubungkan Rencana Strategis Kesehatan Dan Pencapaian Kinerja Kesehatan. Rencana strategis kesehatan adalah rencana strategis yang dibuat secara bertahap, dimulai dari penetapan target tujuan dan sasaran, kemudian dijabarkan dalam penetapan target outcome program dan diuraikan dalam bentuk penetapan target ouput kegiatan, prinsipnya adalah diuraikan secara vertical dari atas ke bawah (top-down). Capaian kinerja kesehatan adalah capaian dari sasaran kinerja yang telah dibuat, melihatnya secara prospektif dari bawah ke atas (down-top) dimulai dari pelayanan kesehatan, pelayanan kesakitan dan pencegahan kematian. Hubungan rencana strategis dan capaian kinerja adalah cara melihat 3 elemen yang terbentuk (bc. Lihat Gambar), secara vertical dan horizontal (logical vertical and logical horizontal) berdasarkan indicator yang telah dibuat, baik pada penetapan target pada rencana strategis maupun capaian kinerja yang dibuat setiap tahunnya. Hubungan vertical – horizontal Rencana strategis kesehatan dan pencapaian kinerja kesehatan yang dibuat secara bertahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Target Tujuan dan Sasaran utama Renstra Dinas Kesehatan, ini adalah target lima tahun, dan untuk mempermudah pengendaliannya dapat ditargetkan setiap tahunnya, hal ini dimaksudkan untuk melihat, apakah program dan kegiatan yang dilaksanakan benar-benar mengarah pada pencapaian tujuan dan sasaran yang telah dibuat atau ditetapkan dalam rencana strategis kabupaten, analisis yang digunakan biasanya memakai analisis regresi yaitu memasukan data-data capaian lima tahun sebelumnya guna mendapatkan formula target capaian lima tahun berikutnya. Target tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam rencana strategis Kesehatan Kabupaten, dalam penyusunan tidak boleh dipisahkan dari konsep pencapaian kinerja, yaitu secara horizontal seperti yang disajikan dalam gambar yaitu pencapaian derajat kesehatan yang setinggi- tingginya yang memungkinkan setiap orang hidup sehat dan sejahtera. Oleh karena itu target saya selama lima tahun adalah : a. Meningkatkan angka harapan hidup masyarakat kabupaten paser dari 71, 16 menjadi 73, mendekati angka harapan hidup propinsi 73,99 pada tahun 2021 b. Menurunkan angka kematian ibu melahirkan dari 228 per 100.000 menjadi 100 per 100.000 sama dengan angka kematian ibu melahirkan propinsi kaltim pada tahun 2021 c. Menurunnya angka kematian bayi dari 9,7 per 1000 menjadi 7,0 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2021 d. Serta menurunnya prevalensi gizi kurang dan buruk dari 15.32 % menjadi dibawah 7 % diakhir tahun 2021. 2. Target Outcome program Renstra Dinas Kesehatan, ini adalah target 2-3 tahunan, dan untuk mempermudah pengendaliannya dapat ditargetkan setiap tahunnya. Target Outcome Program adalah target program, bukan target kegiatan artinya penentuan target program didasarkan pada penjabaran target- target kegiatan. Untuk mempermudah pemahaman target program ini, dapat dilihat atau dihubungkan secara horizontal pada gambar dengan pencapaian kinerja yaitu diarahkan Peningkatan Status Kesehatan, yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara social dan ekonomis, oleh karena itu target-target yang dicantukan disini adalah target-target yang berhubungan dengan angka-angka kesakitan. Oleh karena itu target saya selama lima tahun adalah ; a. Menurunnya prevalensi Tuberculosis dari 91 menjadi 75 per 100.000 penduduk pada tahun 2021 b. Menurunya penderita diare dari 214 per 1000 balita menjadi 180 per 1000 balita. c. Meningkatnya penemuan kasus-kasus suspek penyakit menular dan tidak menular dari 10 % menjadi 50%. Serta mengendalikan angka kesakitan masyarakat tidak lebih dari 10 %. 3. Target output kegiatan Renstra Dinas Kesehatan adalah target tahunan dan untuk mempermudah pengendaliannya dapat dibuat target bulanan dan triwulan dalam tahun bersangkutan. Target Output ini biasaya disebutkan juga target standar pelayanan minimal. Setiap kegiatan yang ditetapkan mempunyai standar pelayanan minimal (SPM) , bila dihubungkan dengan pencapaian kinerja, maka kegiatan yang dilaksanakan diarahkan pada pencapaian status pelayanan kesehatan. Sehingga dengan melaksanakan SPM yang diamanatkan dalam Permenkes no 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kesehatan, saya akan mewujudkan : a. Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar; b. Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar; c. Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanankesehatan sesuai standar; d. Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar; e. Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar; f. Setiap warga negara Indonesia usia 15 s.d. 59 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar; g. Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar; h. Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar; i. Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar; j. Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar; k. Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar; dan l. Setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS, waria/transgender, pengguna napza, dan warga binaan lembaga pemasyarakatan) mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar. E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja OPD Dinas Kesehatan Kinerja suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang datang dari dalam organisasi (faktor internal) dan faktor yang berasal dari luar organisasi (faktor eksternal). Konsep kinerja organisasi, bahwa kinerja organisasi berhubungan dengan berbagai aktivitas dalam rantai nilai (value chain) yang ada pada organisasi. Berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi sesungguhnya memberikan informasi mengenai prestasi pelaksanaan dari unit-unit organisasi, di mana organisasi memerlukan penyesuaian penyesuaian atas seluruh aktivitas sesuai dengan tujuan organisasi. Faktor-faktor yang dominan mempengaruhi kinerja suatu organisasi meliputi upaya manajemen dalam menerjemahkan dan menyelaraskan tujuan organisasi, budaya organisasi, kualitas sumber daya manusia yang dimiliki organisasi, dan kepemimpinan yang efektif. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh langsung terhadap tingkat pencapaian kinerja organisasi sebagai berikut: 1. Struktur organisasi sebagai hubungan internal yang berkaitan dengan fungsi yang berkaitan dengan fungsi yang dijalankan aktivitas organisasi dimana untuk struktur hubungan internal akan di kembangkan serta kesinergian dalam organisasi akan lebih di pererat, kedepannya akan mengembangkan dinas kesehatan yang kaya fungsi untuk mencapai visi kabupaten di bidang kesehatan 2. Kebijakan pengelolaan, berupa visi dan misi organisasi Pengelolaan visi dan misi organisasi ini akan berimpact pada pengurucutan program program serta kegiatan yang mempunyai dampak besar atau signifikan dalam pencapaian visi dan misi bidang kesehatan. 3. Sumber daya manusia, yang berkaitan dengan kualitas karyawan untuk bekerja dan berkarya secara optimal. Untuk mewujudkan visi dan misi bidang kesehatan di perlukan sumber daya manusia kesehatan (SDMK) yang berkualitas sehingga di perlukan peningkatan mutu tenaga kesehatan dengan cara pendidikan, pelatihan maupun bimtek yang berhubungan langsung dengan life skill dari petugas kesehatan untuk melayani masyarakat. 4. Sistem informasi manajemen, yang berhubungan dengan pengelolaan data base untuk digunakan dalam mempertinggi kinerja organisasi. Pengelolaan sistem informasi akan di kembangkan agar akses dan analisis data kesehatan lebih cepat dan akurat sehingga intervensi terhadap satu masalah juga lebih cepat, adapu sistem informasi yang akan di kembangkan yakni berupa sistem informasi kesehatan untuk dinas kesehatan, SIM RS untuk Rumah sakit, Simpus untuk puskesmas, SIL untuk Labkesda yang akan di integrasikan. 5. Sarana dan prasarana yang dimiliki, yang berhubungan dengan penggunaan teknologi bagi penyelenggaran organisasi pada setiap aktivitas organisasi. Dalam pelaksanaan tugas di bidang kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan perlu di dukung dengan sarana dan prasarana yang memadai baik itu, sehingga dalam memberikan pelayanan bisa lebih menyeluruh. Diantara kebutuhan mendesak terhadap pelayanan kesehatan berupa peralatan kesehatan, peralatan penunjang serta obat dan BHP yang masih kurang jumlahnya. F. Indikator Kinerja Dinas Kesehatan Pengukuran kinerja merupakan suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditentukan, termasuk informasi atas efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa, kualitas barang dan jasa, perbandingan hasil kerja dan target, dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan. Pengukuran kinerja sering dipandang dari perspektif menejemen, manajemen menetapkan target kemudian menggunakan pengukuran kinerja untuk mengetahui apakah target tersebut telah tercapai. Adapun indikator kinerja yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja bisa dilihat berdasarkan IKU ( indikator kinerja utama ) tiap OPD, tapi secara garis besar indikator kinerja birokrasi publik yankni : 1. Produktivitas Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga efektivitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai rasio antara input dengan output. Konsep produktivitas dirasa terlalu sempit dan kemudian General Accounting Office (GAO) mencoba mengembangkan satu ukuran produktivitas yang lebih luas dengan memasukkan seberapa besar pelayanan publik itu memiliki hasil yang diharapkan sebagai salah satu indikator kinerja yang penting. 2. Kualitas Layanan Isu mengenai kualitas layanan cenderung menjadi sangat penting dalam menjelaskan kinerja organisasi pelayanan publik. Banyak pandangan negatif yang terbentuk mengenai organisasi publik muncul karena ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas layanan yang diterima dari organisasi publik. Dengan demikian, kepuasan masyarakat terhadap layanan dapat dijadikan indikator kinerja organisasi publik. Keuntungan utama menggunakan kepuasan masyarakat sebagai indikator kinerja adalah informasi mengenai kepuasan masyarakat sering kali tersedia secara mudah dan murah. Informasi mengenai kepuasan terhadap kualitas pelayanan sering kali dapat diperoleh dari media massa atau diskusi publik. Akibat akses terhadap informasi mengenai kepuasan masyarakat terhadap kualitas layanan relatif sangat tinggi, maka bisa menjadi satu ukuran kinerja organisasi publik yang mudah dan murah dipergunakan. Kepuasan masyarakat bisa menjadi parameter untuk menilai kinerja organisasi publik. 3. Responsivitas Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, dan mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara singkat responsivitas di sini menunjuk pada keselarasan antara program dan kegiatan pelayanan dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Responsivitas dimasukkan sebagai salah satu indikator kinerja responsivitas secara langsung menggambarkan kemampuan organisasi publik dalam menjalankan misi dan tujuannya, terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Responsivitas yang rendah ditunjukkan dengan ketidakselarasan antara pelayan dengan kebutuhan masyarakat. Hal tersebut jelas menunjukkan kegagalan organisasi dalam mewujudkan misi dan tujuan organisasi publik. Organisasi yang memiliki responsivitas rendah dengan sendirinya memiliki kinerja yang jelek pula. 4. Responsibilitas responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi, baik yang eksplisit maupun implisit. Oleh sebab itu, responsibilitas bisa saja pada suatu ketika berbenturan dengan responsivitas 5. Akuntabilitas Akuntabilitas publik menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat. Asumsinya adalah bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih oleh rakyat, dengan sendirinya akan selalu merepresentasikan kepentingan rakyat. Dalam konteks ini, konsep akuntabilitas publik dapat digunakan untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik itu konsisten dengan kehendak masyarakat banyak. Kinerja organisasi publik tidak hanya bisa dilihat dari ukuran internal yang dikembangkan oleh organisasi publik atau pemerintah, seperti pencapaian target. Kinerja sebaiknya harus dinilai dari ukuran eksternal, seperti nilai-nilai dan normanorma yang berlaku dalam masyarakat. Suatu kegiatan organisasi publik memiliki akuntabilitas yang tinggi kalau kegiatan itu dianggap benar dan sesuai dengan nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat. Sehingga dengan urutan perencanaan, sistem manajemen dan identifikasi serta pengelolaan terhadap faktor faktor pendukung dan penghambat pembangunan bidang kesehatan maka pada akhirnya akan menciptakan pelayanan birokrasi bidang kesehatang yang tangguh, prima berdaya saing serta bisa mewujudkan visi kabupaten di bidang kesehatan. BAB II PENUTUP A. KESIMPULAN Dari Uraian Strategis Pembangunan Kesehatan di kabupaten Paser dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Target-target pada rencana strategis yang disusun secara vertical (topdown) mulai dari penetapan tujuan dan sasaran, kemudian outcome program dan output kegiatan, harus disesuaikan dengan prinsip-prinsip ilmu kesehatan misalnya Faktor resiko, prognosis dan profilaksis. 2. Perhitungan pencapaian kinerja sebagai dasar dalam bekerja dimulai dari menetapkan status pelayanan yaitu memberikan pelayanan kepada orang sehat, status kesehatan yaitu memberikan pelayanan kepada mereka dicurigai sakit dan sakit, dan kemudian status kelangsungan hidup 3. Hubungan antara target-target rencana strategis dan pencapaian kinerja adalah Target Tujuan dan Sasaran adalah pencapaian kinerja pada status kelangsungan hidup. Target Outcome adalah pada pencapaian status kesehatan dan Output adalah pada pencapaian status pelayanan kesehatan. Ke tiga elemen tersebut harus di lihat dalam kerangka pikir vertical dan horizontal (logical vertical and logical horizontal seperti pada gambar prinsip kerja diatas). 4. Faktor -faktor yang mempengaruhi kinerja opd dinas kesehatan yakni Struktur organisasi sebagai hubungan internal yang berkaitan dengan fungsi yang berkaitan dengan fungsi yang dijalankan aktivitas organisasi, Kebijakan pengelolaan, berupa visi dan misi organisasi, Sumber daya manusia, yang berkaitan dengan kualitas karyawan untuk bekerja dan berkarya secara optimal, Sistem informasi manajemen, yang berhubungan dengan pengelolaan data base untuk digunakan dalam mempertinggi kinerja organisasi, dan Sarana dan prasarana yang dimiliki, yang berhubungan dengan penggunaan teknologi bagi penyelenggaran organisasi pada setiap aktivitas organisasi. 5. Indikator Kinerja Dinas Kesehatan diantaranya bisa di lihat dari Produktivitas, Kualitas Layanan, Responsivitas, Responsibilitas dan Akuntabilitas B. SARAN Di dalam mengatasi permasalahan aspek-aspek yang menjadi penghambatkinerja Dinas Kesehatan Kabupaten paser dalam mewujudkan “Visi ” bidang kesehatan ada beberapa upaya yang dapat dilakukan seperti : 1. Mengidentifikasi faktor faktor penunjang/ pendukung yang bisa dikembangkan untuk mendukung pencapaian visi kabupaten paser di bidang kesehatan. 2. Mengidentifikasi faktor faktor penghambat bidang kesehatan sehingga bisa di kelola atau di minimalkan faktor tersebut agar bisa dikelola. 3. Mengembangkan sistem sister dinkes, sister puskesmas ataupun sistem rumah sakit kepada kabupaten kota yang sudah maju dalam hal layanan kesehatan agar bisa di implemtasikan di kabupaten paser sesuai dengan norma dan kearifan lokal yang ada di paser.