FUNGSI
3.1 Definisi
Jika nilai dari suatu besaran, misal y, bergantung pada nilai besaran lainnya, misal x,
maka kita dapat mengatakan bahwa y adalah fungsi dari x. Cara lain untuk
menyatakan ketergantungan y terhadap x adalah dengan cara simbolik yaitu y =
f(x) (dibaca “y adalah fungsi dari x”). Lambang-lambang lain untuk menyatakan
fungsi diantaranya adalah : h, F, G, dll. Selanjutnya fungsi dapat
D K D K
● ●
(a) (b)
Gambar 3.1
D K
Gambar 3.2
31
hubungan tersebut bukan suatu fungsi tetapi disebut relasi (lihat Gambar 3.2). Jadi
fungsi sama seperti sebuah proses yang menghasilkan tepat satu keluaran untuk
setiap masukan tertentu. Sedangkan relasi dapat dimisalkan seperti sebuah proses
yang menghasilkan dua keluaran untuk setiap masukan tertentu.
c) y = sin x d) y = (x-1)2
Secara umum fungsi ekplisit ditulis dalam bentuk y = f(x)
Contoh 3.5
32
Fungsi
Aljabar Transenden
Rasional Irrasional
Bulat Pecah
Gambar 3.3
A. Fungsi bulat
Fungsi bulat adalah suatu fungsi rasional dengan Q(x) = konstan.
Sehingga fungsi bulat dapat disebut fungsi polinomial karena
bentuknya sama seperti bentuk polinomial. Suatu fungsi yang
mempunyai bentuk :
33
dikelompokkan menurut jumlah suku dan menurut derajat nya.
Berikut diberikan beberapa contoh fungsi-fungsi polinomial.
Berdasarkan
Polinomial
Jumlah suku Derajad
2
x –x–6 Trinomial 2 (fungsi kuadrat)
x3+ 2x2 - x + 5 Polinomial 3 (fungsi kubik)
x5 Monomial 5
–5 Monomial 0 (fungsi konstan)
x+2 Binomial 1 (fungsi linier)
x6 –4x3 – 7x + 5 Polinomial 6
Contoh 3.6
Tentukan jumlah dan selisih dari fungsi-fungsi,
Penyelesaian :
Penjumlahan
(-2x2+5x+7xy)+(-3x3 -4x2 +x-3x2y+3xy-2) =
-2x2 +5x+7xy-3x3 -4x2 +x-3x2y+3xy-2 =
-3x3 - 6x2 + 6x - 3x2y + 10xy – 2
Pengurangan
(-2x 2 +5x+7xy)-(-3x 3 -4x 2 +x-3x 2 y+3xy-2) =
-2x2 +5x+7xy+3x3 +4x2 –x+3x2y-3xy+2 =
3x3+2x2+3x2y+4xy+4x+2
b. Perkalian monomial
Untuk melakukan operasi perkalian fungsi monomial berikut
diberikan beberapa hukum yang berlaku yaitu :
Contoh 3.7
Selesaikan perkalian : 52.53 ; xa .xb ; xy2 .x3y
Penyelesaian :
52.53 = 52+3 = 5 5 = 3125
34
xa.xb = xa+b
xy .x y = x.x3.y2 .y = x4 .y3
2 3
Contoh 3.8
Selesaikan : [42]3 dan [x3]4
Penyelesaian :
[42 ]3 = 46 =4096
[x3 ]4 = x12
Contoh 3.9
Selesaikan : [{7}{52}]3 dan [x3y2]2
Penyelesaian :
[{7}{52}]3 = 73 5 6 = 5359375
[x3y2]2 = x6 y4
c. Perkalian fungsi polinomial
Proses perkalian dua fungsi polinomial dapat dilakukan dengan
mengalikan masing-masing monomialnya dengan bantuan hukum
distributif.
Contoh 3.10
Selesaikan perkalian : 2x(x2 -5x+6)
Penyelesaian :
2x(x2 -5x+6) = 2x3 -10x2 +12x
Contoh 3.11
Selesaikan perkalian : (3x+2)(x2 -3x+2)
Penyelesaian :
(3x+2)(x2 –3x+2) = 3x3 – 9x2 +6x+2x2 – 6x+4=3x3 –7x2 +4
Contoh 3.12
Selesaikan perkalian (5x2+6) (5x2-6)
Penyelesaian :
(5x2+6) (5x2–6) = (5x2)2 –(6)2 = 25x4 –36
e. Pemfaktoran polinomial
Memaktorkan polinomial berarti menulis polinomial menjadi
bentuk perkalian antara dua polinomial atau lebih. Langkah-
langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut tentukan
35
faktor yang sama dari masing-masing monomial dan selanjutnya
keluarkan dari kelompoknya. Sebagai contoh dapat dilihat pada
tabel berikut.
Langkah I Langkah II
Polinomial (tentukan faktor (keluarkan faktor
yang sama) yang sama)
ax2+ay2 a a(x2+y2)
3x3+2x+x x x(3x2+2x+1)
3a2b+5ab-4b2 b b(3a2+5a-4b)
f. Pembagian polinomial
Pembagian dua buah monomial dapat dilakukan dengan
mengikuti hukum-hukum berikut ini.
Contoh 3.13
Penyelesaian
Soal-soal
1. Selesaikan!
a) (x+6y) – (2x2 – 7x+12) c) (x3+6x2+12x+8) + (2x2y+3xy-7)
b) (x2+2xy+y2) – (3x– x2y+y) d) (4y2– x2) + (2x2y– 3xy2)
2. Selesaikan!
36
3. Selesaikan perkalian polinomial berikut ini!
a) x(x–2) d) (x 2 – 5)(x 2 – 3x+2)
b) –2xy(x 2 y–3xy 3 ) e) (2s 2 – t 3 +4s 2 t)(s 2 – 2st+t 2 )
c) abc(2a-5b–2c+7) f ) (x 4 +2x 2 )(x 4 –2x 2 )
d) 5xy z (2x z-3yz +4xy )
2 3 2 3 2 g) (–2m+5n)(2m+5n)
5. Selesaikan!
g. Fungsi konstan
Pada contoh terdahulu telah dijelaskan bahwa fungsi polinomial yang
mempunyai derajad nol disebut fungsi konstan dan dapat ditulis dalam
bentuk :
y = f(x) = a0 atau y = konstan ( 3.10 )
y = a0 ; a0 > 0
x
0
y = a0 ; a0 < 0
Gambar 3.4
Grafik fungsi konstan
h. Fungsi linier
Fungsi linier adalah fungsi polinomial yang derajad satu. Fungsi linier
disebut juga persamaan garis dan ditulis dalam bentuk :
(3.11)
Persamaan 3.11 adalah persamaan garis yang memotong sumbu x pada saat y
= 0 dan memotong sumbu y pada saat x = 0. Perhatikan persamaan 3.11. Jika
x = 0 maka y = n dan jika y = 0 maka x = - n/m. Jadi dapat disimpulkan bahwa
persamaan 3.11 menunjukkan sebuah garis yang melalui titik-titik (0,n) dan
(-n/m,0). Biasanya persamaan 3.11 disebut persamaan “Perpotongan-
37
Kemiringan sebuah Garis (Slope-Intercept Equation of a Line)”. Grafik
persamaan 3.11 ditunjukkan pada Gambar 3.5 dibawah ini.
(0,n)
(-n/m,0)
x
0
Gambar 3.5
Grafik fungsi linier
Jika persamaan garis pada persamaan 3.11 melalui titik (x 1,y1) maka :
(x,y)
(x1,y1)
x
0
Gambar 3.6
Grafik persaman 3.13
38
Dengan memasukkan harga m pada pers. 3.15 ke pers. 3.13 didapat :
Persamaan 3.16 adalah persamaan garis yang melalui titik (x 1,y1) dan (x2,y2)
dan disebut persamaan “Dua titik dari suatu garis (two point equation of a
line)” seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.7.
y
(x2,y2)
(x1,y1)
x
0
Gambar 3.7
Grafik persaman 3.16
Kesimpulan :
Dari uraian diatas padat disimpulkan bahwa :
1. Jika kemiringan dan titik potong suatu garis dengan sumbu x atau
sumbu y diketahui maka gunakan adalah persamaan 3.11.
2. Jika kemiringan suatu garis diketahui dan garis tersebut melalui titik
tertentu, misal (x1,y1), maka gunakan persamaan 3.13.
3. Jika suatu garis melalui titik-titik (x 1,y1) dan (x2,y2) maka gunakan
persaman 3.16.
Contoh 3.14
Sebuah garis mempunyai kemiringan (koeffisien arah) -1/3 dan memotong
sumbu x pada x = 1. Tentukan persamaan garis tersebut!
Penyelesaian : (gunakan persamaan 3.11)
39
Persamaan garis y = mx + n
Karena m = -1/3, maka persamaan garis menjadi : y = -1/3 x + n
Titik potong dengan sumbu x pada x = 1, maka y = 0. Dengan
mensubstitusikan harga x dan y ke persamaan 2.11 maka didapat :
n=1/3. Dengan demikian persamaan garis menjadi: y = -1/3 x+1/3
Cara menggambarkan garis lihat petunjuk.
x y
0 1/3
1 0
(0,1/3)
(1,0) x
0
Gambar 3.8
Contoh 3.15
Sebuah garis mempunyai kemiringan (koeffisien arah) 2 dan memotong
sumbu y pada y = 3/2. Tentukan persamaan garis tersebut !
Penyelesaian : (gunakan persamaan 3.11)
Persamaan garis y = mx + n
Karena m = 2, maka persamaan garis menjadi : y = 2x + n
Titik potong dengan sumbu y pada y = 3/2, maka x = 0. Dengan
mensubstitusikan harga x dan y ke persamaan 3.11, didapat n=1.
Dengan demikian persamaan garis menjadi: y = 2x+3/2
Cara menggambarkan garis lihat petunjuk.
x y
0 3/2
-3/4 0
Jadi titik-titik koordinat garis tersebut adalah (0,3/2) dan (-3/4,0).
y
(0,3/2)
(-3/4,0)
x
0
Gambar 3.9
Contoh 3.16
Sebuah garis mempunyai kemiringan (koeffisien arah) -1 dan melalui titik
(-2,3). Tentukan persamaan garis tersebut!
40
y = m(x - x1) + y1 m = -1 ; x1 = -2 ; y1 = 3
Persamaan garis yang dimaksud adalah :y = -1(x+2)+3= -x + 1
(0,1)
(1,0)
0 x
Gambar 3.10
Contoh 3.17
Sebuah garis melalui (-3,4) dan (5,2).Tentukan persamaan garis tsb.!
Penyelesaian (gunakan persamaan 3.16):
(0,13/4)
(13,0)
x
0
Gambar 3.11
Soal-soal
1. Tentukan persamaan garis dan gambarkan grafiknya dari data berikut !
a) Kemiringan (koeffisien arah) = . Memotong sumbu x pada x = -1
b) Kemiringan (koeffisien arah) = -3/4. Memotong sumbu x pada x = 3
c) Kemiringan (koeffisien arah) = 1/4. Memotong sumbu y pada y = 1
d) Kemiringan (koeffisien arah) = 1. Memotong sumbu y pada y = -2
41
i. Fungsi kuadrat
- Penyelesaian fungsi kuadrat dengan pemfaktoran
Fungsi kuadrat adalah fungsi polinomial yang mempunyai derajad dua
dan mempunyai bentuk umum :
Contoh 3.18
Faktorkan persamaan kuadrat : x2 + x – 6 = 0
Penyelesaian :
B = 1 dan C = –6
mn = -6 dan m + n = 1. Didapat m = -2 dan n = 3
Jadi : x2 + x – 6 = (x – 2)(x + 3). Sehingga akar-akarmya
adalah : x1 = 2 dan x2 = -3
Contoh 3.19
Faktorkan persamaan kuadrat : x2 –4x – 12 = 0
Penyelesaian :
B = –4 dan C = –12
mn = –12 dan m + n = –4. Didapat m = –6 dan n = 2
Jadi : x2 + x – 6 = (x – 6)(x + 2). Sehingga akar-akarmya
adalah : x1 = 6 dan x2 = –2
42
Persamaan 3.19 adalah persamaan kuadrat. Persamaan tersebut digunakan
untuk menentukan akar-akar dari persamaan kuadrat. Besaran b 2 – 4ac
disebut diskriminan atau disingkat D.
Contoh 3.20
Tentukan akar-akar dari persamaan x2 + 4x - 21 = 0 dengan meng- gunakan
persamaan kuadrat!
Penyelesaian :
Dari persamaan diketahui bahwa : a = 1 ; b = 4 ; c = -21
43
iii) Titik potong dengan sumbu x
Untuk menentukan apakah sebuah parabola memotong sumbu x atau
tidak, kita perlu memeriksa harga diskriminan. Jika diskriminan (D) = 0
maka parabola tidak memotong sumbu x tetapi verteksnya hanya
menyinggung sumbu x. Jika D < 0 parabola tidak memotong dan tidak
menyinggung sumbu x. Jika D > 0 maka parabola memotong sumbu x
pada x1 dan x2.
Contoh 3.21
Diketahui fungsi kuadrat f(x) = –x2 + 5x -6
Tentukan : verteks, sumbu simetri, titik potong dengan sumbu x dan y
Penyelesaian :
Dari soal siketahui : a = –1, b = 5 dan c = –6
x = 5/2
1/4
x
0 2 3
-6
sumbu
simetri
Gambar 3.12
Soal-soal
Tentukan : verteks, sumbu simetri, titik potong dengan sumbu x dan y dari
fungsi kuadrat berikut ini!
44
2 2
1. y = -5x2 3. y = x – 2x 5. y = x2 – 3x -4
3
1 4 2
2. y= (x + 2 )2 5. y =2x2 + 4x + 5 7. y = x –7
2 5
j. Fungsi pangkat tinggi
Fungsi pangkat tinggi yang dimaksud pada pasal ini adalah polinomial derajad
tiga atau lebih. Untuk menentukan akar-akar dan menggambarkan grafik dari
fungsi pangkat tinggi biasanya kita perlu untuk memaktorkan fungsi pangkat
tinggi tersebut.
Contoh 3.22
Tentukan faktor-faktor dan akar-akar dari fungsi pangkat tinggi :
f(x) = x3 - 3x2 - 10x + 24
Penyelesaian :
Pertama-tama tentukan salah satu akarnya secara trial & error.
Jika kita ambil x = 1, maka f(1) = 1 3 - 32 - 10 + 24 =12. Karena f(1) 0,
maka x = 1 bukan akar dari f(x).
Jika kita ambil x = 2, maka f(2) = 23 – 3(2)2 – 10(2) + 24 =0.
Karena f(1) = 0, maka x = 2 adalah salah satu akar dari f(x).
Sehingga (x – 2) adalah salah satu faktor dari f(x). Untuk mencari faktor
lainnya kita bagi f(x) dengan faktor yang sudah didapat, yaitu
(x3 – 3x2 – 10x + 24) dibagi dengan (x – 2).
x2 – x – 12
x–2 x3 – 3x2 – 10x + 24
x3 – 2x2
–x2 – 10x + 24
– x2 + 2x
– 12x + 24
– 12x + 24
0
Contoh 3.23
45
Gambarkan grafik fungsi f(x) = x3 – x
Penyelesaian :
Faktorkan f(x) x3 – x = x(x – 1)(x + 1).
x : - - - - - - - - - - - - - - - - - -0+ + + + ++ + + +
x–1 : - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - 0 + + +
x+1 : - - - - - - - 0 + + + + + + + + ++ + + + +
x3 – x : - - - - - - - 0 ++++++ 0 - - - - - - - - - 0 + + +
-1 0 1
x
-1 0 1
Gambar 3.13
Soal-soal
Tentukan : verteks, sumbu simetri, titik potong dengan sumbu x dan y dari
fungsi kuadrat berikut ini !
1. y = x3 + 1 3. y = 1/4 + 2x3 5. y = x3 + 4x2 + x – 6
2. y= 1 – x4 4. y = x3 – 2x2 – 9
B. Fungsi pecah
46
Contoh 3.24
Tentukan daerah-daerah definisi dari fungsi-fungsi berikut!
Penyelesaian :
47
Contoh 3.25
Penyelesaian :
vi) Karena (2x+1) adalah faktor dari Q(x), setelah dilakukan langkah v),
maka x= –1/2 adalah asimtot tegak.
vii) Karena n = m, maka y = 3/2 adalah asimtot datar
viii)
x – 1 : - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0+++++
y
3x + 2 : - - - - - 0 +++++++++++++++++++++
2x + 1 : - - - - - - - - - - - - 0++++++++ ++++++
3x 2 x 2
:+++++0 - - - - - - ++++++++?++++++
2x 2 x 1
-2/3 -1/2 1
x
0 1
48
Gambar 3.14
Soal-soal
Gambarkan grafik fungsi pecah berikut!
(3.24)
Contoh 3.26
Penyelesaian
x : - - - - - - - - - 0++++++++++++++
9 - x :+++++++++++++++0 - - - - - -
9x-x2 : - - - - - - - - - 0+++++++0 - - - - - -
[ ]
0 9
49
Dari persamaan diatas kita dapatkan : a = 1, b = –9, c = y2
Selanjutnya kita cari diskriminan, yaitu :D = b2 –4ac
Selanjutnya kita cari harga diskriminan, yaitu :D = b2 –4ac
Karena domain dari f(x) adalah ril, maka diskriminan juga harus
ril. Artinya D 0. Secara otomatis b2 –4ac 0. Jika kita masukkan
nilai a, b dan c maka didapat :
(-9)2 -4(1)(y2) 0.
4y2 81 -9/2 y 9/2
Soal-soal
Sebaliknya jika daerah nilai fungsi f merupakan daerah definisi dari g maka
kombinasinya kita tulis dengan gof (baca g circle f) dan didefinisikan sebagai,
Contoh 3.27
Jika diketahui : f(x) = x2 + 2x + 1 dan g(x) = x + 3
Tentukan a) (fog)(x) dan b) (gof)(x)
Penyelesaian :
a) (fog)(x) = f(g(x)) = f (x+3) = (x+3)2+2(x+3)+1 = x2 + 8x + 16
b) (gof)(x) = g(f(x)) = g (x2+2x+1) = (x2+2x+1)+3 = x2+2x+4
Soal-soal
Tentukan fog dan gof dari fungsi-fungsi:
50
3.2.5 Fungsi satu ke satu
Misal terdapat suatu fungsi f. Jika setiap satu daerah nilai (range) fungsi f berasal
dari satu daerah definisinya, maka fungsi tersebut dikatakan fungsi satu ke satu.
Sebagai contoh f(x) = x3 adalah suatu fungsi yang mempunyai daerah definisi
untuk semua x ril dan untuk setiap daerah definisi menghasilkan satu daerah
nilai. Sehingga dikatakan bahwa f(x) = x 3 adalah fungsi satu ke satu. Contoh
lainnya, f(x) = x2 adalah suatu fungsi yang mempunyai daerah definisi untuk
semua x ril. Akan tetapi setiap satu daerah nilai dihasilkan oleh lebih dari satu
daerah nilai (dalam hal ini dua). Sehingga f(x) = x2 bukan fungsi satu ke satu.
Contoh 3.27
Tentukan invers dari persamaan : y = x3 + 2
Penyelesaian : y = x3 + 2 x3 = y – 2 x = ( y–2 )1/3
Soal-soal
Tentukan invers fungsi-fungsi berikut & gambarkan grafik f(x) dan f-1(x) !
x4
1. f(x) = 3x – 2 3. f(x) = 4 – x3 5. f(x) =
x4
2x 3 3
2. f(x) = -3(x+5) 4. f(x) = (7 – x)5 6. f(x) =
x3 8
51
ii) Titik potong dengan sumbu y adalah y = 1
iii) Tidak ada titik potong dengan sumbu x
iv) Sumbu x adalah asimtot datar dari ax
v)
Dapat dijelaskan bahwa bila a > 1 maka grafik a x akan menanjak pada
arah kanan (Gambar 3.15a). Sedangkan bila a < 1maka grafiknya akan
menurun kearah sebelah kanan (Gambar 3.15b).
y y
x x
0 0
(a) (b)
Gambar 3.15
Fungsi eksponen e x
Fungsi yang mempunyai bentuk ex disebut fungsi eksponen natural atau
fungsi eksponen dengan basis e. Bilangan e adalah bilangan irasional
yang besarnya adalah 2,7182818…
Persamaan eksponensial
Contoh 3.28
Penyelesaian
x2 – 3x – 4 = 0 (x–4)(x+1) = 0
Sehingga didapat x1 = 4 dan x2 = –1
Contoh 3.29
Tentukan nilai basis a jika f(x) = ax melalui titik (2,9)
Penyelesaian :
f(x) = ax 9 = a2 32 = a2
Jadi a = 3
Soal-soal
Tentukan nilai basis a jika f(x) = ax melalui titik :
i) (3,8) ii) (5,1/25) iii) (-8,1/64) iv) (1/4, 1/81)
52
3.2.7.2 Fungsi logaritma
Fungsi logaritma adalah fungsi yang didefinisikan sebagai invers dari
fungsi eksponensial. Misal terdapat sebuah bilangan a>0 dan a1.
Untuk setiap bilangan positif y maka logaritma y dengan basis a ditulis
(3.31)
dan dibaca “log y basis a sama dengan x jika dan hanya jika y sama
dengan a pangkat x”. Jika harga y pada pers. 3.31 sama dengan satu,
maka harga x = 0. Jika harga y = a maka harga x = 1. Jadi,
Contoh 3.30
Ubahlah persamaan yang mengandung eksponen berikut ini menjadi
bentuk logaritma !
a) 103 b) 6251/4
Penyelesaian
Contoh 3.31
Penyelesaian
3.31 didapat,
Jika kita tulis persamaan ax = ax, maka dari persamaan 2.31 dapat ditulis
menjadi,
Hukum-hukum logaritma
53
Logaritma natural
Logaritma natural adalah logaritma yang mempunyai basis e. Logaritma
natural ditulis sebagai,
Soal-soal
α
x
0 sisi awal
Gambar 3.16
3600 1800
x x
54
0 0
y y
900
x x
0 0
-900
Gambar 3.17
Contoh 3.32
Gambarkan sudut-sudut -2700 dan 1350
Penyelesaian :
y y
1350
-2700
x x
0 0
Gambar 3.18
r t
x
0
(a)
y
55
2
r x
0
(b)
Gambar 3.19
Selanjutnya perhatikan Gambar 3.19 b. Keliling
lingkaran adalah 2r Berarti sudutnya (satu putaran)
adalah 2 radian. Telah kita ketahui bahwa satu
o o
putaran sama dengan 360 . Jadi 2 radian = 360 .
Selanjutnya didapat,
Contoh 3.33
Ubah sudut 20o kedalam satuan radian!
Penyelesaian
Contoh 3.34
Ubah sudut /6 radian kedalam satuan derajad!
Penyelesaian
Soal-soal
56
1.Ubah sudut-sudut berikut kedalam satuan radian!
c
a
b
Gambar 3.20
57
Dari persamaan 3.41 dapat dibuat hubungan sbb.:
Contoh 3.35
Diketahui sebuah segitiga siku-siku terletak pada kuadran I. Jika
harga sin = 4/5, tentukan nilai fungsi trigonometri lainnya !
Penyelesaian
58
y
5
4
x
0 x1 = ?
Gambar 3.21
Didapat,
cos = 3/5 ; tan = 4/3 ; cot = 3/4 ; sec = 5/3 ; csc = 5/4
Soal-soal
1. Jika sebuah segitiga siku-siku terletak terletak pada kuadran
pertama, lengkapilah tabel berikut.
59
600 600
1 b b
600
a a a
(a) (b)
Gambar 3.21
Jika terdapat satu segitiga lainnya yang sama dan sebangun dengan
segitiga pertama dan diletakkan secara berdampingan maka akan
terbentuk segitiga baru yang sama sisi (lihat Gambar 3.21b).
Selanjutnya didapat 2a = 1 atau a = 1/2. Untuk menghitung panjang
sisi b kita gunakan teorema Pythagoras yaitu,
Jadi,
600 2
450
1
b
450
a
Gambar 3.22
60
450 1 1
y
P
L sinA cosB
L sin A
L Q
S
L cos A L sinA sinB
A L cos A sin B
B
x
O R T
Gambar 3.22
61
Untuk fungsi-fungsi trigonometri lainnya dapat dijabarkan
sendiri oleh mahasiswa. Fungsi trigonometri ini dapat
digunakan untuk mencari harga fungsi trigonometri sudut
tumpul seperti 900 + atau sudut tumpul lainnya.
Contoh 3.36
Tentukan harga sin 1350.
Penyelesaian :
sin 1350 = sin(900 +450) = sin 900 cos450 + sin450 cos900
(3/2) 2
1
-2 (-3/2) - -/2 0 /2
x
-1
Gambar 3.23
Grafik fungsi sinus
1
- x
-2 0 2
-1
-2 Gambar
- 3.24
x
Grafik fungsi cosinus0 2
62
Gambar 3.25
Grafik fungsi tangen
y
Gambar 3.26
-
Grafik fungsi cotangen x
0 2
-2
Gambar 3.27 -1
Grafik fungsi secant
-2 - 2
x
0
63
1
- 2
Gambar 3.28 x
Grafik fungsi cosecant -1 0
-2
Soal-soal
1. Tentukan nilai fungsi trigonometri lainnya jika :
a. sin = 3/5 ; /2 < < b. cos = -4/5 ; < < 3/2
c. tan = - 2 ;3/2 < < 2 d. cot = 4/ 6 ; < < 3/2
e. sec = -6 ; /2 < < f . csc = 5/4 ; 0 < < /2
H. Hukum sinus
Untuk membuktikan hukum sinus perhatikan Gambar 2.29 berikut.
E
a
b
k h
A D B
c
Gambar 3.29
h
Perhatikan segitiga BDC sin = h = a sin (*)
a
h
Perhatikan segitiga ADC sin = h = b sin ( ** )
b
64
sin α sin β
Dari (*) dan (**) didapat : a sin = b sin = ( *** )
a b
k
Perhatikan segitiga AEC sin = k = b sin
b
(#)
k
Perhatikan segitiga AEB sin = k = c sin
c
( ## )
sin γ sin β
Dari (#) dan (##) didapat : b sin = c sin = ( ### )
c b
Dari (***) dan (###) didapat :
sin α sin β sin γ
= = (3.49)
a b c
Soal-soal
Soal-soal berikut mengacu pada Gambar 2.29.
1. = 60o ; = 50o dan b = 10 4. = 35o ; = 125o dan c = 7
2. = 70o ; = 45o dan c = 20 5. = 25o ; = 40o dan a = 5
3. = 30o ; = 115o dan c = 8
I. Hukum Cosinus
Untuk membuktikan hukum cosinushatikan Gambar 2.30 berikut.
E
a
b
k h
A D B
c
Gambar 3.30
65
b2 = a2 – c2 + 2bc cos
Sehingga,
Soal-soal
1. Dengan mengacu pada Gambar 2.30, tentukan besar sudut , dan jika
panjang sisinya adalah :
i) a = 5 ; b = 7 ; c = 8 iv) a = 7 ; b = 5 ; c = 4
ii) a = 4 ; b = 8 ; c = 9 v) a = 9 ; b = 4 ; c = 8
iii) a = 6 ; b = 9 ; c = 7 vi) a = 8 ; b = 6 ; c = 7
2. Dengan mengacu pada Gambar 2.30, tentukan luas segitiga jika diketahui :
i) = 45o ; b = 5 ; c = 4 iii) = 120o ; a = 6 ; c = 9
ii) = 60o ; b = 9 ; c = 10 iv) = 90o ; a = 8 ; c = 4
66
kareba untuk setiap harga x yang tunggal akan menghasilkan f(x) yang tunggal
pula. Sehingga dikatakan bahwa, f(x) = x 3 + 1 mempunyai invers. Akan tetapi
f(x) = x2 bukanlah fungsi satu ke satu karena untuk dua harga x yang berbeda
akan menghasilkan harga f(x) yang r=tunggal. Sehingga dikatakan bahwa f(x)
= x2 tidak mempunyai invers.
Fungsi-fungsi trigonometri adalah fungsi-fungsi yang tidak termasuk dalam
golongan fungsi satu ke satu. Sebagai contoh f(x) = sin x. Untuk harga x = 0, x
= dan x = 2 akan menghasilkan harga yang sama yaitu 0. Begitu juga
dengan fungsi-fungsi trigonometri lainnya. Akan tetapi jika kita batasi domain
fungsi trigonometri maka kita dapat membuat fungsi trigonometri menjadi
fungsi satu ke satu. Jadi f(x) = sinx adalah fungsi satu ke satu jika - < x < .
Begitu juga dengan fungsi-fungsi trigonometri lainnya.
Definisi-definisi :
i) Fungsi sinus invers (ditulis sin-1 atau arcsin) didefinisikan sebagai :
y = sin-1 x x = sin y , untuk -1 x 1 dan -/2 y /2.
ii) Fungsi sinus invers (ditulis cos-1 atau arccos) didefinisikan sebagai :
y = cos-1 x x = cos y , untuk -1 x 1 dan 0 y .
iii) Fungsi tangent invers (ditulis tan-1 atau arctan) didefinisikan sebagai :
y = tan-1 x x = tan y , untuk setiap harga x dan -/2 y /2.
vi) Fungsi cosecant invers (ditulis cosec -1 atau arccosec) didefinisikan sebagai
y = cosec-1 x x = cosec y , untuk setiap harga x 1 dan 0 y /2.
y y
-1 1
x
0
x
-1 0 1
Grafik sin-1x Grafik cos -1x
Gambar 3.31
67
cos(arccosx) = x untuk -1 x 1
iii) arctan(tanx) = x untuk -/2 x /2
tan(arctanx) = x untuk semua harga x
Contoh 3.37
Tentukan harga y jika,
Penyelesaian
/2
/4
1
x
-1 0
-/4
-/2
Soal-soal
Tentukan harga dari:
1. arcsin 1 7. arcsin (sin /3) 13. arcsin (cos /3)
2. arcsin (-1) 8. arcsin (sin /6) 14. arccos (/4)
3. arccos 0 9. arccos (cos ) 15. arctan (/2)
4. arccos (-1) 10. arccos (cos 2/3 ) 16. arctan (cos 4)
5. arctan 0 11. arctan (tan /3 ) 17. sin (arcsin 1/2)
6. arctan 1 12. arctan (tan -5/6 ) 18. sin(arccos 1/2)
68
Fungsi hiperbolik adalah fungsi yang mempunyai sifat yang serupa dengan
fungsi trigonometri. Keserupaan antara kedua fungsi tersebut dapat dilihat
dari definisi yang diberikan berikut ini.
B. Identitas hiperbolik
Dari persamaan 3.53a dan b didapat:
Soal-soal
Buktikan identitas hiperbolik berikut :
69
3. sinh (–x) = – sinh x
4. cosh (–x) = cosh x
5. sinh 2x = 2 sinh x cosh x
6. cosh 2x = cosh2x + sinh2x
7. sinh (x+y) = sinh x cosh y + sinh y cosh x
8. sinh (x–y) = sinh x cosh y – sinh y cosh x
9. cosh (x+y) = cosh x cosh y + sinh x sinh y
10. cosh (x–y) = cosh x cosh y – sinh x sinh y
11.
12.
Bukti,
70
Dari dua fakta yang disebutkan diatas maka kita dapat menyimpulkan
y
sinh x
sinh-1 x
x
0
Gambar 3.32
Bukti,
Dari tiga fakta tersebut diatas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa,
Disini dapat kita lihat bahwa untuk setiap satu nilai x (peubah bebas)
berpasangan dengan dua nilai y (peubah tak bebas). Hal ini melanggar
definisi fungsi ; yaitu setiap satu nilai x tepat berpasangan dengan satu nilai
71
y. Berdasarkan hal tersebut diatas maka y diambil harga positifnya saja, yaitu
,
cosh x
cosh-1x
1
x
0 1
Gambar 3.33
Bukti
Bukti
72
Bukti
Bukti
Jika suatu fungsi tidak memenuhi persamaan 3.63 dan 3.64 maka persamaan
tersebut bukan merupakan fungsi genap atau ganjil.
Contoh 3.38
73
Diketahui
i) f(x) = x3 ii) f(x) = x2 + 3iii) f(x) = x – 2
Tentukan apakah fungsi tsb. termasuk fungsi genap, ganjil atau tidak keduanya?
Penyelesaian
i) f(x) = x3
f(-x) =(–x)3 = –x3 =–f(x)
Karena f(–x) = –f(x), maka x3 adalah fungsi ganjil.
ii) f(x) = x2 + 3
f(–x) = (–x)2 + 3 = x2 + 3 = f(x)
Karena f(–x) = f(x), maka x2 + 3 adalah fungsi genap.
iii) f(x) = x – 2
f(–x) = –x – 2 = – (x+2)
Karena f(x) f(–x) –f(x), maka x – 2 bukan fungsi genap atau ganjil.
Misal terdapat sebuah fungsi f(x) sedemikian rupa sehingga,
Jika g(x) dan h(x) adalah fungsi genap maka berlaku g(–x) = g(x) dan h(–x) =
h(x). Dengan melakukan substitusi ke (**) didapat :
Jika g(x) adalah fungsi genap dan h(x) adalah fungsi ganjil atau sebaliknya maka
berlaku g(–x) = g(x) dan h(–x) = –h(x). Dengan melakukan substitusi ke (**)
didapat :f(-x) = g(x) .{ –h(x)} = –{g(x) . h(x)}. Selanjutnya dengan
mensubstitusi (*) ke (***) didapat : f(-x) = - f(x).
74
Kesimpulan : Perkalian fungsi genap dengan fungsi ganjil
atau sebaliknya menghasilkan fungsi ganjil
Soal-soal
Gambarkan grafik dari fungsi-fungsi berikut dan tentukan fungsi-fungsi apakah
genap, ganjil atau tidak keduanya!
f( x + p ) = f ( x ) ( 3.64 )
dimana p adalah periode positif terkecil dari fungsi f(x). Fungsi-fungsi yang
termasuk fungsi periodik diantaranya fungsi sinus dan cosinus. Sedangkan
fungsi-fungsi x, x2, x3, ex dan ln x tidak termasuk fungsi periodik karena tidak
memenuhi persamaan 3.64. Dengan mengacu pada persamaan 3.64 kita
dapatkan bahwa :
f(x+2p) = f{(x+p)+p} = f(x+p) = f(x)
f(x+3p) = f{(x+2p)+p} = f(x+2p) = f(x)
..............................
f(x+np) = f(x) ; n = 1, 2, 3, . . . . . . .
( 3.65 )
Contoh grafik dari fungsi periodik dapat dilihat pada Gambar 3.34 dibawah ini.
x
0
Gambar 3.34 p
Grafik fungsi priodik
75
Misal terdapat dua buah fungsi g(x) dan h(x). Jika fungsi f(x) adalah fungsi yang
didefinisikan oleh : f(x) = ag(x) + bh(x), dimana a dan b adalah konstanta, maka
berlaku :
Jadi dapat disimpulkan ; jika g(x) + h(x) mempunyai periode p, makaf(x) juga
mempunyai periode p.
Contoh 3.39
Tentukan periode dari f(x) = sin x
Penyelesaian :
sin (x+p) = sin x
sin x cos p + cos x sin p = sin x didapat p = 2
Soal-soal
Tentukan periode positif terkecil dari fungsi periodik berikut,
c) sin nx
76