Pendahuluan
Tujuan dari ulasan ini adalah untuk membiasakan radilog dan praktisi
lainnya tentang pengetahuan dasar mengenai temuan dari pencitraan diagnostic
SBO dan untuk menekan terjadinya komplikasi dengan segera melakukan evaluasi
bedah. Ulasan ini akan fokus pada metode pencitraan yang paling banyak
digunakan untuk pasien dugaan SBO, yaitu radigrafi dan CT. Pencitraan alternatif
untuk mendiagnosis SBO adalah luminal contrast material studies, USG dan MRI
dapat didiskusikan karena berada diluar pembahasan ulasan ini.
Definisi SBO
Temuan klinis SBO meliputi nyeri perut (kram), distensi, muntah, dan suara
usus meningkat atau tidak ada. Pada pasien dengan SBO, leukositosis atau
peningkatan kadar amilase serum dan asam laktat menunjukkan adanya
komplikasi dan harus dilakukan CT abdomen dan pelvis untuk menentukan
adanya komplikasi dan penyebab komplikasi.
Di dunia Barat, penyebab utama SBO adalah adhesi. Dua penyebab paling
umum berikutnya adalah hernia dan keganasan. Ketiga etiologi ini mencakup
lebih dari 80% dari semua penyebab SBO. Etiologi lainnya termasuk penyakit
Crohn, intususepsi, volvulus, batu empedu, benda asing, bezoar, trauma, dan
masalah iatrogenik.
Radiografi
Salah satu kelebihan CT Scan juga yaitu dapat mendeteksi zona transisi
tempat terjadinya dilatasi usus hingga usus yang terjadi dekompresi. CT Scan
dapat memberikan gambaran evaluasi dari dinding usus, pembuluh darahnya dan
mesenteriumnya yang merupakan indikasi kita bisa menentukan apakah ada
terjadi iskemik atau tidak.
Obstruksi usus halus terjadi 60% hingga 70% disebabkan oleh adesi. Adesi
biasanya terjadi pada post operasi abdomen terbuka atau laparoscopy. Adesi
terjadi diakibatkan oleh jaringan fibrosis yang menyebabkab obstruksi lumen usus
akibat dari reaksi inflamasi pada post operasi.
Hernia eksterna merupakan penyebab kedua tersering terjadinya obstruksi
usus halus. Usus dapat keluar dari cavum abdomen dan pelvis. Pada hernia,
biasanya terdapat dilatasi pada bagian usus dan kantung hernia dan diikuti dengan
dekompresi kantung hernia.
Pada pasien yang diketahui memiliki riwayat tumor dan obstruksi usus
halus, biasanya disebabkan oleh penyakit metastasis yang menyerang usus atau
peritoneum.
Penyebab lain dari obstruksi usus halus adalah iernia interna, inflamasi akut
seperti diverticulitis, appendixitis akut, abses, inflamasi kronik seperti Crohn
disease, atau penyebab lainnya termasuk obstruksui akibat corpus alenium seperti
endoskopi kapsular atau batu empedu.
Gambar 7.1 : Gambar CT Scan seorang wanita 81 tahun dengan keluhan mual dan
muntah. (a) CT Scan potongan axial tampak dilatasi ileum terisi oleh media
kontras(panah). Catatan : media kontras tidak melewati bagian distal usus yang
terdekompresi(kepala panah). (b) CT Scan potongan axial tampak gambaran
isodens penonjulan ileum pada bagian symphisis pubis ke kanal obturator (panah).
Gambar 7.2 : (c) CT Scan potongan axial tampak gambaran isodens ileum
terperangkap di kanal obturator antara obterator eksternus dan muskulus pektineus
(panah). (d) Potongan coronal tampak herniasi dan obstruksi ileum menonjol ke
kanal obturator (panah).
Gambar 8 : CT Scan dengan kontras potongan koronal pada pria umur 50 tahun
dengan distensi abdomen tampak “small bowel feces sign” (panah kecil) hanya
terdapat pada proximal sampai titik transisi (panah besar) pada obstruksi usus
halus yang disebabkan oleh adesi.
Gambar 9 : CT Scan dengan kontras potongan koronal pada wanita umur 51 tahun
dengan kanker ovarii stadium III tampak pengisian cairan pada usus yang
berdilatasi (kepala panah) dan obstruksi colon. Massa di bagian bawah peritoneal
(panah kecil terbawah) diidentifikasi sebagai titik transisi.
Obstruksi Closed-loop
Pada CT Scan, pada obstruksi closed-loop dengan posisi plane, lesi akan
berbentuk “U,” “C,” atau “coffee bean” pada bagian sisi yang terpelintir. Bila
posisi orthogonal, usus yang berdilatasi dalam konfigurasi radial mungkin akan
ditemui. Pencarian yang cermat pada gambar akan menunjukan dua titik yang
terekat berdekatan , terjebak dalam mesenterika. Pada sisi tethering, loop akan
terlihat lancip, membuat konfigurasi penuh. Bila terdapat volvulus yang
berdampingan, pembuluh yang berdekatan akan menunjukkan konfigurasi
mesenterika yang berpilin yang biasanya disebut “whril sign” (pusaran). Ini
penting untuk berhati – hati mencari bukti adanya volvulus karena dapat
menyebabkab resiko iskemik dan membutuhkan evaluasi dan perbaikan secara
bedah. Obstruksi closed-loop paling baik dilihat dengan posisi coronal atau
sagital. Usus yang terjadi dilatasi pada obstruksi closed-loop mungkin akan sulit
dideteksi karena bagian proximal usus sampai titik obstruksi juga rusak, tetapi
cenderung berdilatasi dari pada kolaps.
Gambar 10 : Foto pria usia 65 tahun dengan nyeri abdomen. (a) Tampak
pengeisian cairan pada usus yang berdilatasi dan dekompresi usus halus pada
bagian distal yang terjadi obstruksi. Titik transisi sesuai dengan gambaran
hiperdens pada pengisian kontras pada intraluminal (panah), yang merupakan
bukti bahwa adanya batu empedu yang keluar dari kantung empedu yang
menyebabkan obstruksi usus halus. (b) CT Scan dengan kontras potongan axial
tampak gambaran gas di kantong empedu (panah), hasil mengatakan bahwa
terdapat fistula di usus halus.
Gambar 11 : Foto seorang laki –laki 54 tahun dengan riwayat operasi abdomen
dan intermiten nyeri abdomen. (a) Cairan didalam jejunum yang berdilatasi
(panah) dengan gambaran penyempitan seperti paruh (kepala panah) pada
proximal dan distalnya, konsisten dengan obstruksi closed-loop tanpa volvulus
atau perubahan akibat iskemik. Catatan bagian proximal usus yang berdilatasi
akan terisi oleh media kontras. (b) Gambar skematik yang menunjukkan obstruksi
closed-loop disebabkan oleh adesi yang mengisolasi distribusi cairan usus.
Iskemik
Namun pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lab kadang tidak sensitif dan
akurat untuk menentukan bahwa pasien dengan obstruksi usus halus sudah terjadi
iskemik. Dengan itu, CT Scan dengan kontras biasanya digunakan untuk
mengidentifikasi pasien obstruksi usus halus dengan iskemik. Sayangnya,
walaupun dengan tanda nyeri perut yang khas dan sudah terbukti terjadi obstruksi
usus, spesifikasinya dari 61% - 93%.