Anda di halaman 1dari 35

CASE BASED DISCUSSION

EPISTAKSIS ANTERIOR

MUHAMMAD RIFQI AZIZ


30101307008
FK UNISSULA
STATUS PASIEN
Identitas Pasien

• Nama : An.F
• Usia : 11 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat :Kalangan RT 003/002, Grabag
• Pekerjaan : Pelajar
• Agama : Islam
• Status : Belum Menikah
ANAMNESA
Keluhan Utama

• Pasien datang ke poliklinik THT dengan keluhan utama keluar darah


melalui hidung

Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien mengeluh keluar darah dari kedua lubang hidung sejak 2 jam
yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Untuk mengelap darahnya kurang
lebih 8-10 lembar tisu. perdarahan berlangsung terus menerus dan
berhenti sendirinya dengan memencet hidung. Pasien tidak merasa darah
tertelan ke tenggorokan.
• Pasien memiliki kebiasaan mengorek – ngorek hidung . Pasien menyangkal
mengeluarkan ingus dengan keras sebelum keluhan tersebut muncul
ataupun kemasukan benda asing ke dalam hidung. Pasien juga tidak
mengeluhkan adanya nyeri, demam, batuk , pilek, hidung sering tersumbat
sebelum keluhan tersebut muncul. Riwayat perdarahan pada gusi atau
perdarahan pada bagian tubuh lainnya disangkal oleh pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu

• Riwayat penyakit serupa : disangkal


• Riwayat penyakit kongenital : disangkal
• Riwayat operasi hidung : disangkal
• Riwayat penggunaan obat aspirin: disangkal
• Riwayat batu pilek : disangkal
• Riwayat alergi : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

• tidak ada yang mengalami keluhan serupa

Riwayat Sosial Ekonomi

• Kesan ekonomi cukup, pasien didukung dengan BPJS.


Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
 Keadaan umum : baik
 Kesadaran : compos mentis
 Status gizi : cukup
 Kooperatif : Kooperatif
Status lokalis

Kepala dan Leher


• Kepala: mesocephale
• Wajah: simetris
• Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
• Leher : pembesaran kelenjar limfe (-)

Gigi dan mulut


• Gigi geligi : normal
• Lidah : normal, kotor (-), tremor (-)
• Pipi : edema (-), nyeri (-)
Telinga
Kanan Kiri
Pre auricular Bengkak (-), Bengkak (-),
nyeri tekan (-) nyeri tekan (-)
fistula (-) fistula (-)
Auricular Bentuk normal , Bentuk normal ,
nyeri tarik(-), nyeri tarik (-),
tragus pain (-) tragus pain (-)
CAE Eritema (-) Eritema (-)
Serumen (-) Serumen (-)
Sekret (-) Sekret (-)
Membran Timpani Warna: putih mengkilat Warna: putih mengkilat
Intak Intak
Reflek cahaya (+) Reflek cahaya (+)

Retro auricular Bengkak (-) Bengkak (-)


Nyeri Tekan (-) Nyeri Tekan (-)
Mastoid Bengkak (-) Bengkak (-)
Nyeri Tekan (-) Nyeri Tekan (-)
Hidung
Luar: Kanan Kiri

Bentuk Normal Normal

Sinus Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)

Inflamasi/tumor (-) (-)

Rhinoskopi Anterior Kanan Kiri

Sekret (-) (-)

Mukosa hiperemis (+) hiperemis (+)


edema (-) edema (-)
basah (-) basah (-)
pucat (-) pucat (-)

Konka Media hipertrofi (-) hipertrofi (-)


hiperemis (-) hiperemis (-)

Konka Inferior hipertrofi (-) hipertrofi (-)


hiperemis (-) hiperemis (-)

Tumor (-) (-)

Septum Deviasi (-)

Darah (-) (-)

Bekuan darah (+) (+)

Massa (-) (-)


Faring
Orofaring Kanan Kiri

Mukosa Hiperemis (-) Hiperemis (-)

Dinding faring Granular (-) Granular (-)

Palatum mole Ulkus (-) Ulkus (-)


Hiperemis (-) Hiperemis (-)

Arcus laring Simetris (+) Simetris (+)


Hiperemis (-) Hiperemis (-)

Uvula Ditengah
Edema (-)
Hiperemis (-)

Tonsil :

- Ukuran T0 T0

- Permukaan Tidak rata Tidak rata

- Warna Hiperemis (-) Hiperemis (-)

- Kripte Melebar (-) Melebar (-)

- Detritus (-) (-)


RINGKASAN

 Anamnesis
 Epistaksis (+), pada kedua lubang hidung, dapat berhenti
sendiri dengan melakukan tekanan pada hidung
 Riwayat mengorek-ngorek lubang hidung
 Seperti ini baru pertama kali
 Trauma hidung (-)
 Penyakit kelainan darah (-)
 Riw konsumsi obat-obatan seperti aspirin (-)
 Pemeriksaan Fisik
 Pada pemeriksaan hidung ditemukan bekuan darah di
cavum nasi di daerah pleksus kiesselbach dan mukosa
hidung hiperemis
USULAN PEMERIKSAAN
 Darah lengkap
 CT/BT/ faktor pembekuan darah
DIAGNOSIS BANDING

 Epistaksis anterior
 Epistaksis posterior
 Angiofibroma nasofaring belia
DIAGNOSIS SEMENTARA

 Epistaksis anterior
TERAPI
 Nonmedikamentosa
 Untuk penghentian pendarahan yang terus menerus bisa
diberikan tampon kapas yang dibasahi dengan
adrenalin1/10000, kemudian dibiarkan 3-5menit.
 Pemasangan tampon anterior dengan kapas atau kasa
yg diberikan antibiotik danvaselin, yang dipertahankan
selama 1-2 hari.
 Elektrokauter bila sumber perdarahan terlihat, atau
dikaustik dengan larutan Nitras Argenti 20-30% atau
dengan Asam triklorasetat 10%
 Medikamentosa
 Salep antibiotik : mopirocin 2% (0,5 g pada setiap
lubang hidung selama 5 hari)
Edukasi
 Jangan mengorek-ngorek lubang hidung terlalu
keras.
 Segera hubungi dokter apabila terjadi mimisan
kembali
Prognosis

Quo ad Quo ad Quo ad


vitam sanam fungsion
ales
dubia ad dubia ad dubia ad
bonam bonam bonam
PEMBAHASAN
Pemeriksaan Fisik
Anamnesis

• Epistaksis (+), pada kedua • Rhinoskopi anterior :


lubang hidung, dapat • Ditemukan mukosa hidung
berhenti sendiri dengan hiperemis dan adanya
melakukan tekanan pada bekuan darah
hidung
• Riwayat mengorek-ngorek
lubang hidung
• Seperti ini baru pertama
kali
• Trauma hidung (-)
• Penyakit kelainan darah (-)
• Riw konsumsi obat-obatan
seperti aspirin (-)
TINJAUAN PUSTAKA
Epistaksis

Definisi
• Perdarahan dari hidung, seringkali merupakan gejala atau
manifestasi penyakit lain
Etiologi

Kelainan lokal : Kelainan sistemik :

• trauma • peny. kardiovaskular


• kelainan p.darah • kelainan darah
• infeksi lokal • infeksi sistemik
• benda asing • perubahan tekanan
• tumor atmosfer
• pengaruh udara • kelainan hormonal
lingkungan • kelainan kongenital
Sumber Perdarahan

Epistaksis Anterior Epistaksis Posterior

pleksus Kiesselbach atau dari a. Sfenopalatina & a.etmoidalis


a.etmoidalis anterior posterior

perdarahan tidak begitu hebat, Perdarahan biasanya hebat &


sering berhenti spontan jarang berhenti spontan,

sering terjadi pada anak biasanya pada orang tua, sering


ditemukan pada pasien
hipertensi, arteriosklerosis,atau
penyakit kardiovaskuler.
Anamnesis

 Riwayat perdarahan sebelumnya

 Lokasi perdarahan

 Apakah darah terutama mengalir ke dalam tenggorokan (ke

posterior) ataukah keluar dari hidung depan (anterior) bila

pasien duduk tegak?

 Lama perdarahan dan frekuensinya


Anamnesis

 Hipertensi

 Diabetes mellitus

 Penyakit hati

 Penggunaan antikoagulan

 Trauma hidung yang belum lama

 Obat-obatan, seperti aspirin, fenibutazon


Pemeriksaan

Fisik Penunjang
Keadaan Umum Darah Lengkap

CT/BT
Vital sign
Fungsi hepar (SGOT,SGPT)

Fungsi Ginjal (ureum, creatinin)


Rinoskopi anterior
Gula Darah
Rinoskopi posterior Foto polos / CT scan sinus
Tata Laksana

Perbaiki keadaan umum

Cari sumber perdarahan

Hentikan perdarahan

Cari faktor penyebab untuk mencegah perdarahan


berulang
Pasien diperiksan dalam posisi duduk,
Alat yg diperlukan untuk biarkan darah mengalir keluar dari
pemeriksaan : headlamp, hidung sehinga bisa dimonitor. Jika
keadaannya lemah, posisi setengah
spekulum hidung, alat duduk atau berbaring , kepala
penghisap. ditinggikn. Jgn sampai darh mengalir
ke saluran nafas bawah.

Pasien anak duduk dipangku,


badan dan tangan dipeluk,
kepala dipegangi agar tegak
dan tidak bergerak-gerak.
Sumber perdarahan dicari untuk membersihkan
hidung dari darah dan bekuan darah dengan
bantuan alat penghisap.

Kemudian dipasang tampon sementara (kapas


dibasahi adrenalin 1/5000-1/10.000 dan
pantocain atau lidocain 2% dimasukkan ke rongga
hidung untuk menghentikan perdarahan dan
mengurangi nyeri saat dilakukan tindakan
selanjutnya.

Tampon dibiarkan 10-15 menit. Setelah terjadi


vasokonstriksi biasanya dapat dilihat apakah
perdarahan berasal dari bagian anterior atau
posterior hidung.
Menghentikan perdarahan

Perdarahan Anterior Perdarahan


Posterior
• Menekan hidung • Tampon posterior
luar selama 10-15 yang disebut
menit tampon Bellocq
• Perdarahan • Ligasi a.
dikaustik AgNO3 Sfenopalatina
25-30%
• Tampon Anterior
• Elektrokauter
Tampon Bellocq
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai