FARMAKOTERAPI II
Resume Farmakoterapi Penyakit
FARINGITIS
SINUSITIS
OLEH
NAMA : RESKI AMELIA
NIM : 14 01 046
KELAS : STIFA A 2014
b. Faringitis Tuberkulosa
Kuman tahan asam dapat menyerang mukosa palatum mole, tonsil, palatum
durum, dasar lidah dan epiglotis. Biasanya infeksi di daerah faring merupakan
proses sekunder dari tuberkulosis paru, kecuali bila terjadi infeksi kuman tahan
asam jenis bovinum, dapat timbul tuberkulosis faring primer.
Farmakologi
Terapi faringitis tergantung pada penyebabnya. Bila penyebabnya adalah
bakteri maka diberikan antibiotik dan bila penyebabnya adalah virus maka cukup
diberikan analgetik dan pasien cukup dianjurkan beristirahat dan mengurangi
aktivitasnya. Dengan pengobatan yang adekuat umumnya prognosis pasien dengan
faringitis adalah baik dan umumnya pasien biasanya sembuh dalam waktu 1-2
minggu. Komplikasi dari faringitis yaitu sinusitis, otitis media, epiglotitis, mastoiditis,
pneumonia, abses peritonsilar, abses retrofaringeal. Selain itu juga dapat terjadi
komplikasi lain berupa septikemia, meningitis, glomerulonefritis, demam rematik
akut. Hal ini terjadi secara perkontuinatum, limfogenik maupun hematogenik.
Pada faringitis akibat bakteri terutama bila diduga penyebabnya streptococcus
group A diberikan antibiotik yaitu Penicillin G Benzatin 50.000 U/kgBB/IM dosis
tunggal atau amoksisilin 50mg/kgBB dosis dibagi 3kali/hari selama 10 hari dan pada
dewasa 3x500mg selama 6-10 hari atau eritromisin 4x500mg/hari. Selain antibiotik
juga diberikan kortikosteroid karena steroid telah menunjukan perbaikan klinis
karena dapat menekan reaksi inflamasi. Steroid yang dapat diberikan berupa
deksametason 8-16mg/IM sekali dan pada anak-anak 0,08-0,3 mg/kgBB/IM sekali.
dan pada pasien dengan faringitis akibat bakteri dapat diberikan analgetik, antipiretik
dan dianjurkan pasien untuk berkumur-kumur dengan menggunakan air hangat atau
antiseptik.
Pada faringitis kronik hiperplastik dilakukan terapi lokal dengan
melakukan kaustik faring dengan memakai zat kimia larutan nitras argenti atau
dengan listrik (electro cauter). Pengobatan simptomatis diberikan obat kumur, jika
diperlukan dapat diberikann obat batuk antitusif atau ekspetoran. Penyakit pada
hidung dan sinus paranasal harus diobati. Pada faringitis kronik atrofi
pengobatannya ditujukan pada rhinitis atrofi dan untuk faringitis kronik atrofi hanya
ditambahkan dengan obat kumur dan pasien disuruh menjaga kebersihan mulut.
Farmakoterapi
Terapi utama
Alfiana D.F .2012 .Asuhan Keperawatan pada An.D dengan gangguan system
pernafasan : Faringitis akut di ruangan Mina PKU Muhammadiyah
Surakarta.Falu;tas Ilmu Kesehatan UNIV