Anda di halaman 1dari 30

TUGAS KEPERAWATAN JIWA

MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM BLUES

Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Yoke Rhesma Viddya Yulita (10215006)
2. Arifatus Sadiyah (10215011)
3. Yessi Elita Okinawati (10215016)
4. Aldilla Nur Sukma Trisnaini (10215020)
5. Yunita Sari (10215025)
6. Richard Abdul Azis (10215028)
7. Rizky Irmawati (10215035)
8. Ayu Rahma Widhiya Anita (10215043)
9. Ajeng Rahma Miaji (10215047)
10. Haris Tirta Kusuma (10215052)
11. Leander Ekasakti Yulis (10217068)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, karena atas izin dan
kuasanya kami dapat menyelesaikan tugas makalah keperawatan jiwa dengan
judul “Askep Post Partum Blues”. Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini
banyak masalah yang dihadapi, namun berkat kerja keras serta bantuan dari pihak,
semua masalah tersebut dapat teratasi dengan baik. Oleh karena itu, kami banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini.
Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang membangun demi perbaikan sangat
kami harapkan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
baik mahasiswa maupun masyarakat sebagai tambahan wawasan pengetahuan.

Kediri, 24 Mei 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 2
D. Manfaat.......................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Post Partum Blues ....................................................... 4
B. EtiologiPost Partum Blues ........................................................ 4
C. Manifestasi klinis Post Partum Blues ....................................... 5
D. WOC Post Partum Blues .......................................................... 6
E. Contoh Kasus............................................................................ 6
F. Asuhan Keperawatan Post Partum Blues
1. Pengkajian ........................................................................ 7
2. Analisa Data ..................................................................... 13
3. Diagnosa Keperawatan ..................................................... 13
4. Intervensi Keperawatan .................................................... 14

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................ 26
B. Saran ....................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 27

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap wanita pastilah memiliki cita-cita untuk menikah, mengandung,
melahirkan, dan menjadi seorang ibu, kelak. Pada mulanya, hati terasan
senang dan bahagia ketika mengetahui bahwa diri kita telah mengandung
seorang bayi, apa lagi bayi pertama yang di nanti-nantikan. Setelah 9 bulan
mengandung sang bayi tersebut, dan melahirkannya, beberapa wanita
malahan cenderung bingung dengan apa yang akan di lakukannya terhadap
bayi tersebut. Bayi pada umumnya menangis jika menginginkan sesuatu,
namun sang ibu malahan bingung, di susui tidak mau, di gendong pun tetap
menangis. Lama-kelamaan terjadilah yang di namakan atau sering di sebut-
sebut sebagai sindroma baby blues, di mana sang ibu merasa tidak
menginginkan bayinya tersebut (Suherni dkk, 2009).
Ibu baru yang tidak mampu mengurus bayinya mengalami tanda-tanda
syndromebaby blues seperti; sulit berkonsentrasi, kesepian dan perasaan
sedih yang mendominasi. Berdasarkan analisa 43 studi yang melibatkan
lebih dari 28.000 responden, diketahui angka kejadian baby blues di
Amerika Serikat pada ibu baru mencapai 14,1 % lebih tinggi dibandingkan
dari negara Eropa, Australia, Amerika Selatan dan China (Agarwal, A., et
al. 2015).Menurut hasil penelitian yang dilakukan di Indonesia yaitu di
Jakarta yang dilakukanoleh dr. IrawatiSp.Kj, 25% dari 580 ibu yang
menjadi respodennya mengalami sindromaini. Dan dari beberapa penelitian
yang telah dilakukan di Jakarta, Yogyakarta, danSurabaya, ditemukan
bahwaangka kejadian syndrome baby bluesterdapat 11-30%.
Menurut Elvira (2006, dalam Machmudah, 2010) menjelaskan bahwa
faktor yang mempengaruhi terjadinya baby blues syndrome salah satunya
adalah keadaan atau kualitas kesehatan bayi. Masalah yang dialami bayi
menyebabkan ibu kehilangan minat untuk mengurus bayinya. Masalah pada
bayi tersebut antara lain adanya komplikasi kelahiran atau lahir dengan jenis
kelamin tidak sesuai dengan harapan, atau lahir dengan cacat bawaan.

1
Peningkatan dukungan mental atau dukungan keluarga sangat di
perlukan dalam mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan dengan
masa nifas ini(Dahro, 2012).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dariPost Partum Blues?
2. Apa klasifikasi dariPost Partum Blues?
3. Apa etiologiPost Partum Blues?
4. Bagaimana patofisiologi dariPost Partum Blues?
5. Bagaimana manifestasi klinis dariPost Partum Blues?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik dariPost Partum Blues?
7. Bagaimana komplikasi dariPost Partum Blues?
8. Bagaimana Penatalaksanaan dariPost Partum Blues?
9. Bagaimana pathwaysPost Partum Blues?
10. Bagaimana Asuhan Keperawatan dariPost Partum Blues?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa definisi dariPost Partum Blues.
2. Untuk mengetahui apa klasifikasi dariPost Partum Blues.
3. Untuk mengetahui apa etiologiPost Partum Blues.
4. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dariPost Partum Blues.
5. Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis dariPost Partum
Blues.
6. Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan diagnostik dariPost
Partum Blues.
7. Untuk mengetahui bagaimana komplikasi dariPost Partum Blues.
8. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan dariPost Partum Blues.
9. Untuk mengetahui bagaimana pathwaysPost Partum Blues.
10. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan dariPost Partum
Blues.

2
D. Manfaat
1. Teoritis
Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi
pada asuhan keperawatanPost Partum Blues.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Instansi Kesehatan
Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam
pelaksanaan praktik pelayanan keperawatan khususnya pada
pasienPost Partum Blues.
b. Bagi Instansi Pendidikan
Dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk proses belajar
mengajar tentang asuhan keperawatanPost Partum Blues.
c. Bagi Keluarga
Sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan dan informasi
tentang masalahPost Partum Blues.
d. Bagi Penulis
Sebagai sarana dan alat dalam memperoleh pengetahuan dan
pengalaman khususnya dibidang keperawatan jiwa.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Baby blues syndrom adalah perasaan sedih yang dibawa ibu sejak
hamil yang berhubungan dengan kesulitan ibu menerima keadaan bayinya,
perubahan ini sebenarnya merupakan respon alami dari kelelahan pasca
persalinan (Pieter & Lubis, 2010).
Baby blues syndrom atau postpartum blues menurut Saleha 2009,
merupakan suatu gangguan psikologis sementara yang ditandai dengan
memuncaknya emosi pada minggu pertama saat melahirkan.
Baby blues sendiri merupakan suatu perasaan gembira oleh kehadiran
sang buah hati, namun disertai oleh perasaan cemas, kaget, dan sedih
sehingga dapat menimbulkan kelelahan secara psikis pada sang ibu tersebut
(Mansur, 2009).

B. Etiologi
Etiologi atau penyebab pasti terjadinya postpartum blues sampai saat
ini belum diketahui. Namun, banyak faktor yang diduga berperan terhadap
terjadinya postpartum blues, antara lain:
1. Faktor hormonal yang berhubungan dengan perubahan kadar estrogen,
progesteron, prolaktin dan estradiol. Penurunan kadar estrogen setelah
melahirkan sangat berpengaruh pada gangguan emosional pascapartum
karena estrogen memiliki efek supresi aktifitas enzim monoamine
oksidase yaitu suatu enzim otak yang bekerja menginaktifasi
noradrenalin dan serotonin yang berperan dalam perubahan mood dan
kejadian depresi.
2. Faktor demografi yaitu umur dan paritas.
3. Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan.
4. Latar belakang psikososial ibu.
5. Takut kehilangan bayinya atau kecewa dengan bayinya.

4
Ada beberapa hal yang menyebabkan post partum blues, diantaranya :

1. Lingkungan melahirkan yang dirasakan kurang nyaman oleh si ibu.


2. Kurangnya dukungan dari keluarga maupun suami.
3. Sejarah keluarga atau pribadi yang mengalami gangguan psikologis.
4. Hubungan sex yang kurang menyenangkan setelah melahirkan.
5. Tidak ada perhatian dari suami maupun keluarga.
6. Tidak mempunyai pengalaman menjadi orang tua dimasa kanak-kanak
atau remaja. Misalnya tidak mempunyai saudara kandung untuk
dirawat.
7. Takut tidak menarik lagi bagi suaminya.
8. Kelelahan, kurang tidur.
9. Cemas terhadap kemampuan merawat bayinya.
10. Kekecewaan emosional (hamil,salin).
11. Rasa sakit pada masa nifas awal

C. Manifestasi Klinis
1. Cemas
2. Kurang menyayangi bayinya
3. Sering tiba-tiba menangis karena merasa tidak bahagia,
4. Tidak memperhatikan penampilan dirinya
5. Tidak percaya diri
6. Kurangnya menjaga kebersihan dirinya
7. Emosi labil
8. Sering berganti mood
9. Mudah tersinggung
10. Ibu merasa kurang diperhatikan oleh suami atauapun keluarga

5
D. Pathway

Resiko Bunuh Diri Resiko menciderai diri sendiri,


orang lain dan lingkungan

Post Partum Blues

Koping Individu tidak


efektif

E. Contoh Kasus
Ny. A (20 th) adalah seorang ibu rumah tangga yang baru 3 bulan
yang lalu melahirkan anak pertamanya pada tanggal 1 Maret 2015. Ibu
merasaka terganggu karena bayinya rewel sehingga ibu sulit tidur dan tidak
nafus makan. Selama 2 bulan terakhir, Ny. A mengatakan hanya bisa tidur
2-3 jam serta mertua Ny. A mengatakan 2 minggu terakhir Ny. A hanya
habis 2-3 sendok setiap makan. Ny. A mengatakan ia merasa tidak mampu
menjadi seorang ibu. Menurut pengakuan ibu mertuanya, Ny. A sering
menangis secara tiba-tiba karena merasa tidak bahagia. Suatu ketika, sang
bayi rewel dan Ny. A merasa jengkel dengan anaknya yang tiada berhenti
menangisdan ingin segera membunuh anaknya, terlihat jelas saat malam
hari ibu tersebut membawa pisau. Saat keluarganya mengetahuinya,
segeralah keluarganya mengambil pisau yang di bawa Ny. A tersebut.
Namun disaat itu juga Ny. A malah menangis dan ingin melakukan bunuh
diri. GCS : 4-5-6 CM, TD : 110/70 mm/Hg, N : 82 x/m, S : 36,7 c, R : 22
x/m, BB 59 kg, TB : 155 cm.

6
F. Asuhan Keperawatan Postpartum Blues
1. Pengkajian
a. Identitas pasien secara lengkap
Nama : Ny. A Status : Sudah menikah
Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Umur : 20 tahun Alamat : JL. A. Yani No. 39 Kediri
Agama : Islam No. Telp : 081*********
Pendidikan : SMA
No RM : 00905015
Tgl Dirawat : 03 Mei 2015
b. Alasan Masuk
Ny. A mengatakan 3 bulan yang lalu baru melahirkan pada tanggal
1 maret 2015 pukul 20:00 wib. Ny. A merasa terganggu karena
bayinya rewel sehingga sulit tidur dan tidak nafsu makan. Ny. A
merasa kurang mampu menjadi ibu yang baik.
c. Riwayat penyakit sekarang/Faktor Presipitasi
Ny. A merasaka terganggu karena bayinya rewel sehingga Ny. A
sulit tidur dan tidak nafus makan. Selama 2 bulan terakhir, Ny. A
mengatakan hanya bisa tidur 2-3 jam serta mertua Ny. A mengatakan
2 minggu terakhir Ny. A hanya habis 2-3 sendok setiap makan .Ny.
A merasa jengkel dengan anaknya yang tiada berhenti menangis dan
ingin segera membunuh anaknya, terlihat jelas saat malam hari ibu
tersebut membawa pisau. Saat keluarganya
mengetahuinya,segeralah keluarganya mengambil pisau yang di
bawa si ibu tersebut. Namun disaat itu juga ibu malah menangis
tanpa sebab dan ingin melakukan bunuh diri sehingga keluarga
membawa Ny. A ke RS
d. Faktor Predisposisi
 RIWAYAT PENYAKIT LALU
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
 Pernah
 Tidak

Jika Ya, Jelaskan :

7
................................................................................
..........................................................................................
2. Pengobatan Sebelumnya
 Berhasil
 Kurang Berhasil
 Tidak Berhasil

Jelaskan :
..........................................................................................
..........................................................................................
3. Pernah mengalami penyakit fisik (Termasuk gangguan
tumbuh kembang)
 Ya
 Tidak

Bila Ya, Jelaskan :


..........................................................................................
..........................................................................................

 RIWAYAT TRAUMA

Trauma Usia Pelaku Korban Saksi


1. Aniaya Fisik
2. Aniaya
seksual
3. Penolakan
4. Kekerasan
dalam
keluarga
5. Tindakan
criminal
Jelaskan:
......................................................................................................
......................................................................................................

Masalah / Diagnosa keperawatan :


 Perubahan pertumbuhan dan kembang
 Berduka antisipasi
 Berduka disfungsional
 Respon paska trauma
 Sindroma trauma pemerkosaaan
 Resiko tinggi kekerasan
 Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik

8
 Lain-lain, jelaskan.................

4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan( Bio,


Psiko, Sosio, Kultural dan Spiritual ).
Saat hamil merasa kurang mendapat perhatian, kesulitian
saat proses melahirkan anaknya

Masalah/ Diagnosa keperawatan :


 Perubahan pertumbuhan dan kembang
 Berduka antisipasi
 Berduka disfungsional
 Respon paska trauma
 Sindroma trauma pemerkosaaan
 Lain-lain, Jelaskan..........................................
 RIWAYA PENYAKIT KELUARGA
1. Anggota keluarga yang gangguan jiwa ?
 Ada
 Tidak ada

Kalau ada :
Hubungan Keluarga : ......................................................
Gejala :.............................................................................
Riwayat pengobatan :.......................................................
Masalah / Diagnosa keperawatan
 Koping keluarga tidak efektif : ketidakmampuan
 Koping keluarga tidak efektif : Kompromi
 Resiko tinggi kekerasan

Lain – lain, jelaskan.............................


e. Pemeriksaan fisik
Tanggal :.......................................................
1. Keadaan umum :
GCS : 4-5-6 CM
2. Tanda vital :
TD : 110/70 mm/Hg
N : 82 x/m
S : 36,7 c
R : 22 x/m
3. Ukur : BB 59 kgTB : 155 cm

9
 Turun
 Naik
4. Keluhan fisik :
 Tidak
 Ya,
Jelaskan :
................................................................................................
................................................................................................
................................................................................................
................................................................................................
5. Pemeriksaan Fisik : (Head to toe)
Jelaskan
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
Masalah/Diagnosa keperawatan
 Resiko tinggi perubahan suhu tubuh
 Defisit Volume cairan
 Kelebihan volume cairan
 Resiko tinggi terhadap infeksi
 Resiko tinggi terhadap transmisi infeksi
 Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
 Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
 Kerusakan menelan
 Perubahan eliminasi feses
 Perubahan eliminasi urine
 Kerusakan integritas kulit
 Lain-lain, jelaskan........................................................

f. Pengkajian psikososial (sebelum dan sesudah sakit)


 Genogram :

50

27 20

10
Keterangan Gambar :

: Laki-laki

: Perempuan

X : Meninggal

: tinggal serumah

Jelaskan :

Tn. A menikah dengan Ny. A menikah mempunyai anak An.S, Ny.


A tinggal serumah dengan suami, anak dan ibu mertua
perempuannya. Selama dirumah, Ny. A jarang berkomunikasi
dengan mertuanya karena merasa agak canggung, dan
berkomunikasi dengan suami ketika pagi dan malam hari karena
sang suami bekerja di siang hari. Dalam pengambilan keputusan di
rumah, sang Suami Tn. A yang selalu memutuskan selaku kepala
keluarga dan tidak lupa meminta pertimbangan anggota keluarga
sebelum mengambil keputusan.

Masalah / Diagnosa Keperawatan :

 Koping keluarga tidak efektif : ketidakmampuan


 Koping keluarga tidak efektif : Kompromi
 Koping keluarga tidak efektif : Pertumbuhan
 Lain-lain, Jelaskan
 Konsep Diri
a. Citra Tubuh :.......................................................................
b. Identitas :........................................................................
c. Peran :Ny. A mengatakan merasa terganggu ketika
bayinya rewel. Ny. A mengatakan ia merasa tidak mampu
menjadi seorang ibu.

11
d. Ideal diri : Ibu menginginkan bayinya tidak rewel lagi
e. Harga diri :.......................................................................

Masalah / Diagnosa

 Pengabaian unilateral
 Gangguan citra tubuh
 Gangguan identitas kepribadian
 Harga diri rendah kronis
 Harga diri rendah situasional
 Gangguan peran
 Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti/terdekat :
Suami
b. Peranserta dalam kegiatan kelompok/masyarajat :
Sebelum memiliki anak, Ny. A mengikuti pengajian
mingguan di mushola samping rumah bersama mertua
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
................................................................................................
Masalah / Diagnosa Keperawatan :
 Kerusakan komunikasi verbal
 Kerusakan komunikasi
 Kerusakan interaksi sosial
 Isolasi sosial
 Lain-lain , jelaskan ...............................................................
 Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
.............................................................................................
b. Kegiatan ibadah
..............................................................................................
Masalah / Diagnosa keperawatan
 Distress spiritual
 Lain-lain, jelaskan ...............................................................

12
2. Analisa Data
No. Data Masalah Keperawatan
1. DS :Ny. A mengatakan merasa Resiko menciderai diri sendiri,
orang lain dan lingkungan
terganggu karena bayinya rewel.
Ny. A mengatakan jengkel dan
segera ingin membunuh anaknya.
DO : Terlihat malam hari Ny. A
membawa pisau.
2. DS : Ny. A mengatakan tidak Resiko bunuh diri
pantas menjadi seorang ibu .
DO : Ny. A terlihat akan
mencideri diri menggunakan pisau
yang diambil.
3. DS : Ny. A mengatakan tidak Ketidakseimbangan Nutrisi
nafsu makan. kurang dari kebutuhan tubuh
DO : Makanan tidak habis 1 porsi,
hanya makan 2-3 sendok.
4. DO : Ibu mengatakan sulit tidur. Gangguan Pola Tidur
DS : Ibu hanya tidur 2-3 jam
sehari.

3. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan b.d.
postpartum blues
2. Resiko bunuh diri b.d. postpartum blues
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
menurunnya intake nutrisi
4. Gangguan pola tidur b.d. sering terbangun malam hari

13
4. Intervensi Keperawatan

Perencanaan
Tgl Dx Keperawatan Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi
1. Resiko menciderai  TUM : Klien dapat
diri sendiri, orang mengontrol
lain dan lingkungan perilaku
b.d. postpartum kekerasannya
blues  TUK 1 : Klien
dapat membina Setelah 3 x pertemuan klien Bina hubungan saling percaya dengan :
hubungan saling menunjukkan tanda-tanda - Beri salam setiap berinteraksi
percaya percaya kepada perawat : - Perkenalkan nama, nama panggilan
- Wajah cerah, perawat dan tujuan perawat berinteraksi
tersenyum - Tanyakan dan panggil nama kesukaan
- Mau berkenalan klien
- Ada kontak mata - Ciptakan lingkungan yang tenang
- Bersedia - Tunjukkan sikap empati, jujur dan
menceritakan menepati janji setiap kali berinteraksi
perasaannya - Buat kontrak interaksi yang jelas

14
- Tanyakan perasaan klien dan masalah
yang dihadapi klien
- Bantu klien untuk mengungkapkan
perasaan jengkel/kesal
- Dengarkan dengan penuh perhatian
ungkapan perasaan klien.
 TUK 2 : Klien Setelah 3 x pertemuan klien Bantu mengungkapkan perasaan marahnya :
dapat menceritakan penyebab - Beri kesempatan pada klien untuk
mengidentifikasi perilaku kekerasan yang menceritakan penyebab rasa kesal atau
penyebab perilaku dilakukannya : jengkelnya
kekerasan yang - Menceritakan - Dengarkan tanpa menyela atau memberi
dilakukan penyebab perasaan penilaian setiap ungkapan perasaan
jengkel/kesal baik klien
dari diri sendiri
maupun
lingkungannya

15
 TUK 3 : klien Setelah 3 x pertemuan klien 3.1 Anjurkan klien mengungkapkan yang
dapat menceritakan tanda-tanda dialami dan dirasakan saat jengkel/kesal.
mengidentifikasi saat terjadi perilaku 3.2 Bantu klien mengungkapkan tanda-tanda
tanda-tanda kekerasan : perilaku kekerasan yang dialaminya:
perilaku kekerasan a. Tanda fisik : mata a. Motivasi klien menceritakan kondisi fisik
merah, tangan (tanda-tanda fisik) saat perilaku kekerasan
mengepal, ekspresi terjadi
tegang, dan lain-lain. b. Motivasi klien menceritakan kondisi
b. Tanda emosional : emosinya (tanda-tanda emosional) saat
perasaan marah, terjadi perilaku kekerasan
jengkel, bicara kasar c. Motivasi klien menceritakan kondisi
c. Tanda sosial : hubungan dengan orang lain (tanda-tanda
bermusuan yang sosial) saat terjadi perilaku kekerasan
dialami saat terjadi 3.3 Observasi tanda-tanda perilaku kekerasan
perilaku kekerasan. pada klien
3.4 Simpulkan bersama klien tanda-tanda
jengkel/kesel yang dialami klien.

16
 TUK 4 : Klien Setelah 2 x pertemuan klien 4. Diskusikan dengan klien perilaku kekerasan
dapat menjelaskan : yang dilakukannya selama ini :
mengidantifikasi a. Ekspresi kemerahan a. Motivasi klien menceritakan jenis-jenis
perilaku kekerasan yang selama ini tidak kekerasan yang selama ini pernah
yang pernah telah dilaakukannya dilakukannya.
dilakukannya b. Perasaannya saat b. Motivasi klien menceritakan perasaan
melakukan klien setelah tindak kekerasan tersebut
kekerasan terjadi
c. Efektivitasnya cara c. Diskusikan apakah dengan tindak
yang dipakai dalam kekerasan yang dilakukannya masalah
menyelesaikan yang dialami teratasi.
masalah
 TUK 5 Setelah 2 x pertemuan klien 5.1 Diskusikan dengan klien akibat negatif
Klien dapat menjelaskan akibat tindakan (kerugian) cara yang dilakukan pada :
mengidentifikasi kekerasan yang a. Diri sendiri
akibat perilaku dilakukannya b. Orang lain
kekerasan a. Diri sendiri : luka, c. Lingkungan
dijauhi teman, dll 5.2 Bersama dengan klien akibat cara yang
b. Orang lain/keluarga : digunakan klien.

17
luka, tersinggung, 5.3 Tanyakan pada klien “Apakah ia ingin
kekuatan, dll mempelajari cara baru yang sehat”. Untuk
c. Lingkungan : barang mengontrol rasa marah/jengkel
atau benda rusak dll.
 TUK 6 Setelah 2 x pertemuan klien 6.1 Diskusikan dengan klien
Klien dapat dapat : a. Apakah klien mau mempelajari cara baru
mengidentifikasi a. Menjelaskan cara mengungkapkan marah yang sehat
cara konstruktif yang sehat b. Jelaskan berbagai alternatif pilihan untuk
dalam mengungkapkan mengungkapkan marah selain perilaku
mengungkapkan marah (cara fisik, kekerasan yang diketahui klien .
kemarahan verbal, sosial, c. Jelaskan cara mengungkapkan marah :
spiritual) 1. Cara fisik : tarik nafas dalam jika
b. Mempraktekan cara kesal, pukul bantal atau kasur, olah raga,
marah yang sehat melakukan kegiatan
secara fisik, verbal, 2. Verbal : mengungkapkan bahwa
sosial, sspiritual dirinya sedang kesal kepada orang lain.
3. Sosial : latihan asertif dalam kelompok
cara marah yang sehat.
4. Spiritual : sembahyang/doa, zikir,

18
meditasi, dsb sesuai keyakinan agamanya
masing-masing.

 TUK 7 Setelah 3 x pertemuan klien 7.1 Diskusikan cara yang mungkin dipilih dan
Klien dapat memperagakan cara anjurkan klien memilih cara yang mungkin
mendemonstrasika mengontrol perilaku untuk mengungkapkan kemarahan
n cara mengontrol kekerasan dengan cara : 7.2 Latih klien memperagakan cara yang dipilih
perilaku kekerasan a. Fisik :
b. Verbal a. Peragakan cara melaksanakan cara yang
c. Sosial dipilih.
d. spiritual b. Jelaskan manfaat cara tersebut.
c. Anjurkan klien menirukan peragaan
yang sudah dilakukan.
d. Beri penguatan pada klien, perbaiki cara
yang sudah dilatih saat marah/jengkel.
7.3 Anjurkan klien menggunakan cara yang
sudah dilatih saat marah/jengkel
7.4 Susun jadwal untuk melakukan cara yang

19
telah dipelajari.
7.5 Berikan pujian jika klien mampu melakukan
cara marah yang sehat.

 TUK 8 Setelah 1 x pertemuan klien 8.1 Jelaskan obat yang diminum klien.
Klien menjelaskan : a. jenis obat (nama,warna dan bentuk obat)
menggunakan obat a. Manfaat minum obat b. Dosis yang tepat untuk klien
dengan benar b. Kerugian tidak minum c. Waktu dan cara pemakaian
sesuai program obat d. Efek yang akan dirasakan klien
yang telah c. Nama obat 8.1 Diskusikan manfaat minum obat dan
ditetapkan d. Bentuk dan Warna obat kerugian berhenti minum obat tanpa ijin dokter
e. Dosis yang diberikan 8.2 Jelaskan prinsip lima benar : benar klien,
kepadanya dosis, waktu, obat dan caranya
f. Waktu pemakaian 8.3 Jelaskan manfaat minum obat
g. Cara pemakaian 8.4 Anjurkan klien meminta senidiri obatnya
h. Efek yang dirasakan dan minum obat tepat waktu
8.5 Anjurkan klien melapor pada
perawat/dokter jika merasakan efek yang tidak
menyenangkan

20
8.6 Beri pujian jika klien minum obat dengan
benar.
 TUK 9 Setelah 1 x pertemuan 9.1 Identifikasi kemampuan keluarga dalam
Klien mendapat keluarga : merawat klien dari sikap yang telah dilakukan
dukungan keluarga a. Menjelaskan cara keluarga terhadap klien selama ini.
untuk mengontrol merawat klien 9.2 Diskusikan pentingnya peran serta keluarga
perilaku kekerasan dengan perilaku sebagai pendukung klien untuk mengatasi
kekerasan perilaku kekerasan.
b. Mengungkapkan 9.3 Diskusikan potensi keluarga untuk
rasa puas dalam membantu klien untuk mengatasi perilaku
merawat klien kekerasan
9.4 Jelaskan pengertian, penyebab, akibat cara
merawat klien perilaku kekerasan yang dapat
dilaksanakan oleh keluarga
9.5 Peragakan cara merawat klien (menangani
perilaku kekerasan)
9.6 Beri kesempatan keluarga untuk
memeragakan ulang
9.7 Beri pujian kepada keluarga setelah

21
peragaan.
9.8 Tanyakan perasaan keluarga setelah
mencoba cara yang dilatihkan.

2. Resiko bunuh diri  TUM :


b.d. postpartum Pasien tidak
blues mencederai diri
sendiri

 TUK 1: Pasien Setelah 1x pertemuan, Bina hubungan saling percaya dengan


dapat membina pasien menunjukkan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik :
hubungan saling Ekspresi wajah bersahabat, 1.1 Sapa pasien dengan ramah baik verbal
percaya. menunjukkan rasa senang, maupun non verbal
ada kontak mata, mau 1.2 Perkenalkan diri dengan sopan
berjabat tangan, mau 1.3 Tanyakan nama lengkap pasien dan nama
menyebutkan nama, mau panggilan yang disukai pasien
menjawab salam, mau 1.4 Jelaskan tujuan pertemuan
duduk berdampingan 1.5 Jujur dan menepati janji
dengan perawat, mau 1.6 Tunjukkan sifat empati dan menerima

22
mengutarakan masalah yang pasien apa adanya
dihadapi 1.7 Beri perhatian kepada pasien dan
perhatikan kebutuhan dasar pasien

 TUK 2 : Pasien Setelah dilakukan 1x 2.1 Jauhkan pasien dari benda-benda yang
dapat terlindung interaksi, Pasien dapat membahayakan
perilaku bunuh terlindung dari prilaku 2.2 Tempatkan pasien ditempat yang tenang
diri bunuh diri dan selalu terlihat oleh perawat
2.3 Awasi pasien secara ketat setiap saat

 TUK 3 Pasien Setelah dilakukan 1x 3.1 Dengarkan keluhan yang dirasakan pasien
dapat interaksi, Pasien dapat 3.2 Bersikap empati untuk meningkatkan
mengekspresikan megekspresikan ungkapan keraguan, ketakutan dan
perasaannya perasaannya keputusaan
3.3 Beri waktu dan kesempatan untuk
menceritakan arti penderitaanya
3.4 Beri dukungan pada tindakan atau ucapan
pasien yang menunjukan keinginan untuk

23
hidup

 TUK 4 Pasien Setelah dilakukan 2x 4.1 Bantu untuk memahami bahwa pasien
dapat interaksi Pasien dapat dapat mengatasi keputusaannya
meningkatkan meningkatkan harga dirinya 4.2 Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal
harga diri individu
4.3 Bantu mengidentifikasi sumber-sumber
harapan (missal: hubungan sesama,
keyakinan, hal-hal untuk diselesaikan)
 TUK 5 Pasien Setelah dilakukan 2x 5.1 Ajarkan mengidentifikasi pengalaman-
dapat interaksi Pasien dapat pengalaman yang menyenagkan
menggunakan menggunakan koping yang 5.2 Bantu untuk mengenali hal-hal yang ia
koping yang adaptif cintai dan yang ia sayangi dan pentingnya
adaptif terhadap kehidupan orang lain

 TUK 6 Pasien Setelah dilakukan 1x 6.1 Kaji dan manfaatkan sumber- sumber
dapat interaksi, Pasien dapat eksternal individu
menggunakan menggunakan dukungan 6.2 Kaji system mendukung keyakinan yang
dukungan social social dimiliki pasien

24
6.3 Lakukan rujukan sesuai indikasi (pemuka
agama)

 TUK 7 Pasien Setelah dilakukan 1x 7.1 Diskusikan tentang obat (nama, dosis,
dapat interaksi, pasien dapat frekuensi, efek, dan efek samping minum
menggunakan menggunakan obat dengan obat)
obat dengan tepat 7.2 Bantu penggunaan obat dengan prinsip 5
benar dan tepat benar
7.3 Anjurkan membicarakan efek dan efek
samping yang dirasakan oleh pasien
7.4 Berikan reinforcement positif bila
menggunakan obat dengan benar

25
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

26
DAFTAR PUSTAKA

Agarwal, A., et al. (2015). A Unique View On Male Infertility Around The
Globe. Reproductive Biology and Endrocrinology, 1-9.
https://rbej.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12958-015-0032-1.
Dahro,Ahmad, 2012, Buku Psikologi Kebidanan analisis perilaku wanita untuk
kesehatan, Salemba Medika, Jakarta
Kemenkes RI. 2012. Pedoman Praktek Klinik Keperawatan Profesional Jiwa .
Lawang : Direktorat Jendral Bina Upaya kesehatan RSJ Dr. Rajiman
Wedyodiningrat
Machmudah. (2010). Pengaruh Persalinan dengan Komplikasi terhadap
Kemungkinan terjadinya Postpartum Blues di Kota Semarang.
[TesisIlmiah]. Depok. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Mansur, herawati. 2009. Psikologi Ibu & Anak untuk Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika.
Pieter, H.Z. & Lubis, N.L. 2010. Pengantar Psikologi Dalam Keperawatan.
Jakarta: Kencana.
Prabowo, Eko. 2014. Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta : Nuha Medika
Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Suherni, dkk, 2009, Perawatan Ibu Nifas, Yogyakarta : Fitramaya

27

Anda mungkin juga menyukai