Anda di halaman 1dari 2

A.

Cara Kerja

1. Melakukan Penanaman Kacang Tanah

Dalam praktikum ini akan dilakukan penanaman kacang tanah untuk mendapatkan
populasi tanaman yang akan dijadikan obyek pengamatan. Kacang tanah yang ditanam
dipilih dari varietas yang rentan terhadap penyakit tanaman agar nantinya diperoleh
penyakit dengan intensitas penyakit yang cukup. Penyakit yang akan dipelajari dalam
praktikum ini adalah penyakit bercak coklat (brown spot) yang disebabkan oleh
Cercospora spp. Penyakit ini selalu muncul pada pertanaman kacang tanah saat tanaman
sudah memasuki fase generatif. Intensitas penyakit yang tinggi dapat menyebabkan daun
mati dan mengering sehingga mengurangi luasan daun yang dapat digunakan untuk
fotosintesi. Gejala penyakit lebih banyak ditemukan pada daun-daun bawah.

Pengolahan tanah dilakukan untuk memperoleh struktur tanah yang baik bagi
perkembangan akar dan polong kacang tanah. Setelah pengolahan petak-petak dibuat
dengan ukuran 2 x 3 m. Kacang tanah ditanam dalam petak-petak tersebut dengan jarak
tanam 40 x 20 cm. Pemupukan dilakukan dengan pemberian urea (50 kg/ha), TSP (100
kg/ha) atau SP36 dan KCl (50 kg/h). Pupuk urea diberikan dua kali yaitu setengah dosis
pada saat tanam dan setengahnya lagi pada umur 3 minggu setalah tanam. Pupuk TSP dan
KCl diberikan seluruhnya pada saat tanam. Pupuk kandang dengan dosis 5 ton/ha
diberikan setelah pengolahan tanah dengan dicampurkan secara merata dengan tanah pada
seluruh petak penanaman. Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan melakukan pengairan
yang cukup, penyiangan, dan pendangiran. Untuk tujuan pendugaan kehilangan hasil
akibat penyakit tanaman, dalam praktikum ini dilakukan juga penanaman kacang tanah
pada petak-petak yang secara intensif dilakukan pengendalian penyakit bercak coklat
dengan fungisida yang efektif.

2. Melakukan Pengamatan Intensitas Penyakit dan Agihan Penyakit

a. Penentuan tanaman contoh, intensitas penyakit diamati pada tanaman contoh yang
ditentukan secara acak untuk setiap petak di luar tanaman pinggir.

b. Pengamatan intensitas penyakit dimulai saat tanaman memasuki fase generatif. Untuk
itu perlu diamati kapan gejala awal muncul. Intensitas penyakit diamati setiap minggu
sebanyak empat kali pengamatan dengan cara skoring sebagai berikut:
Skor Kriteria Keterangan
0 Tidak ditemukan gejala penyakit Sehat
1 0 – 25% permukaan daun nekrosis Ringan
2 25-50% permukaan daun nekrosis Sedang
3 50-75% permukaan daun nekrosis Berat
4 Lebih dari 75% pemukaan daun nekrosis sangat berat

3. Melakukan Pendugaan Kehilangan Hasil akibat Penyakit Tanaman

a. Pendugaan kehilangan hasil dilakukan dengan model AUDPC (The Area under The
Disease Progress Curve). Model yang digunakan adalah Y = βo – β1X dengan Y =
hasil pada petak-petak tanaman yang terkena penyakit (tidak dikendalikan), βo = hasil
pada petak-petak tanaman yang sehat (dikendalikan penyakitnya), β1 = kehilangan
hasil untuk setiap peningkatan unit AUDPC, dan X = unit AUDPC.

Melakukan Pengamatan Faktor-faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Perkembangan


Penyakit. Faktor lingkungan yang diamati dalam praktikum ini adalah intensitas sinar
matahari, suhu udara, dan kelembaban udara. Pengamatan dilakukan secara periodik
bersamaan dengan pengamatan intensitas penyakit.

Anda mungkin juga menyukai