Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

INSOMNIA

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Triana Asmaul Husna ( I1C112217)
Tia Anifa ( I1C112069)
Fajar Bayu Raynadi (I1C112230)
Nindda Junjung Hermawati (I1C112081)
Septya Andraini ( I1C112087)
Asit Isna R (I1C112040)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU
2013
PENGERTIAN INSOMNIA
Insomnia adalah kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk tetap tertidur, atau
gangguan tidur yang membuat penderita merasa belum cukup tidur pada saat terbangun.
Insomnia dikelompokkan menjadi insomnia primer, yaitu insomnia menahun dengan
sedikit atau sama sekali tidak berhubungan dengan berbagai stres maupun kejadian, dan
insomnia sekunder yaitu suatu keadaan yang disebabkan oleh nyeri, kecemasan, obat,
depresi, atau stres yang hebat. Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu
gejala yang memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan emosional, kelainan fisik, dan
pemakaian obat-obatan. Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia lanjut
dan seringkali timbul bersamaan dengan gangguan emosional, seperti kecemasan,
kegelisahan, depresi, atau ketakutan.

JENIS INSOMNIA

Berdasarkan waktu terjadinya, insomnia dibagi menjadi 3 tipe, yaitu:


1. Transient insomnia : insomnia yang berlangsung kurang dari 3 minggu dan
biasanya berhubungan dengan kejadian-kejadian tertentu yang berlangsung
sementara dan biasanya menimbulkan stress dan dapat dikenali dengan mudah oleh
pasien sendiri. Diagnosis transient insomnia biasanya dibuat secara retrospektif
setelah keluhan pasien sudah hilang. Keluhan ini kurang lebih ditemukan sama pada
pria dan wanita dan episode berulang juga cukup sering ditemukan, faktor yang
memicu antara lain akibat lingkungan tidur yang berbeda, gangguan irama sirkadian
sementara akibat jet lag atau rotasi waktu kerja, stress situasional akibat lingkungan
kerja baru, dan lain-lainnya. Transient insomnia biasanya tidak memerlukan terapi
khusus dan jarang membawa pasien ke dokter.
2. Short-term insomnia: Berlangsung 1-6 bulan dan biasanya disebabkan oleh
kejadian-kejadian stress yang lebih persisten, seperti kematian salah satu anggota
keluarga.
3. Cyclical insomnia ( recurrent insomnia ): Kondisi ini lebih jarang daripada transient
insomnia. Kondisi ini terjadi akibat ketidakseimbangan antara tidur dan bangun.
Ketidakseimbangan ini dapat terjadi sementara ataupun seumur hidup. Kejadian
berulang ini bisa terjadi akibat perubahan fisiologis seperti siklus premenstrual
ataupun perubahan psikologik seperti manik depresif, anorexia nervosa, atau
kambuhnya perubahan perilaku tertentu seperti kecanduan obat, dan lain
sebagainya.
4. Chronic insomnia ( persistent insomnia ) : Berlangsung lebih dari 6 bulan. Dibagi
menjadi 2, yaitu insomnia primer dan sekunder

Dari sisi etiologi, ada 2 macam insomnia, yaitu:


1. Insomnia primer. Pada insomia primer, terjadi hyperarousal state dimana terjadi
aktivitas ascending reticular activating system yang berlebihan. Pasien bisa tidur
tapi tidak merasa tidur. Masa tidur REM sangat kurang, sedangkan masa tidur
NREM cukup, periode tidur berkurang dan terbangun lebih sering. Insomnia primer
ini tidak berhubungan dengan kondisi kejiwaan, masalah neurologi, masalah medis
lainnya, ataupun penggunaan obat-obat tertentu.
2. Insomnia sekunder. Insomnia sekunder disebabkan karena gangguan irama
sirkadian, kejiwaan, masalah neurologi atau masalah medis lainnya, atau reaksi
obat. Insomnia ini sangat sering terjadi pada orang tua . Insomnia ini bisa terjadi
karena psikoneurotik dan penyakit organik. Pada orang dengan insomnia karena
psikoneurosis, sering didapatkan keluhan-keluhan non organik seperti sakit kepala,
kembung, badan pegal yang mengganggu tidur. Keadaan ini akan lebih parah jika
orang tersebut mengalami ketegangan karena persoalan hidup. Pada insomnia
sekunder karena penyakit organik, pasien tidak bisa tidur atau kontinuitas tidurnya
terganggu karena nyeri organik, misalnya penderita arthritis yang mudah terbangun
karena nyeri yang timbul karena perubahan sikap tubuh. .

GEJALA INSOMNIA

Insomnia bisa dialami dengan berbagai cara:

o sulit untuk tidur


o tidak ada masalah untuk tidur namun mengalami kesulitan untuk tetap tidur (sering
bangun)
o bangun terlalu awal

Kesulitan tidur hanyalah satu dari beberapa gejala insomnia. Gejala yang dialami waktu
siang hari adalah:

 Mengantuk
 Resah
 Sulit berkonsentrasi
 Sulit mengingat
 Gampang tersinggung

PENYEBAB INSOMNIA

Penyebab Insomnia berdasar kondisi medis

Kondisi medis yang dapat menyebabkan gangguan tidur adalah :

 Gangguan pada gagal jantung dan iskemia pada pembuluh koroner


 Stroke, kondisi degenerative, demensia, gangguan tidur karena gangguan CNS
 Hipotiroid, menopause, siklus menstruasi, kehamilan dan hipogonadism
 Gangguan paru obstruktif, asma pickwikian sindrom (Obstructive sleep apnea
syndrom)
 Penyakit muntahan cairan lambung
 Gangguan pada darah
 Penggunaan obat seperti dekongestan, koritokosteroid dan bronkondilator
 Kondisi lainnya seperti demam, nyeri dan infeksi

Beberapa Kondisi Psikologis sebagai penyebab Insomnia

Penyebab insomnia juga dapat dipicu oleh gangguan psikologis seperti :

 Depresi dapat menyebabkan gangguan dalam REM (Rapid Eye Movement)


 Sindrom post trauma
 Obat-obatan psikotropika
 Stress karena beban pikiran terlalu banyak
 Tegang, cemas atau kekhawatiran terhadap suatu masalah yg terlalu terdramatisir
dalam pikiran.

Penyebab insomnia karena faktor lingkungan

Lingkungan juga sangat berperan untuk mendapatkan kualitas tidur, lingkungan yang
tenang dan sejuk dapt menghindarkan gangguan tidur, beberapa kondisi lingkungan yang
merupakan penyebab insomnia adalah :

 Kejadian yang mengancam nyawa atau kejadian yang memiliki stress tinggi
 Gangguan siklus tidur akibat waktu kerja yang tidak tetap (malam dan pagi)
 lingkungan yang bising, dingin ataupun terlalu panas
DIAGNOSA INSOMNIA

Untuk mendiagnosis insomnia, dilakukan penilaian terhadap:

 Pola tidur penderita sakit jiwa


 Pemakaian obat-obatan, alkohol, atau obat terlarang.
 Tingkatan stres psikis.
 Riwayat medis.
 Aktivitas fisik.

Diagnosis berdasarkan kepada kebutuhan tidur secara individual.

PENGOBATAN INSOMNIA

Pengobatan insomnia biasanya dimulai dengan:

 Menghilangkan kebiasaan (pindah tempat tidur, memakai tempat tidur hanya untuk
tidur, dll).
 Jika tidak berhasil dapat diberikan obat golongan hipnotik (harus konsultasi dengan
psikiater).

TIPS MENGHINDARI INSOMNIA

1. Buat jadwal tidur


2. Hindari keinginan untuk tidur
3. Hindari nikotin, alkohol dan kafein Rokok,
4. Perhatikan makanan
DAFTAR PUSTAKA

John A.G. The Diagnosis and management of insomnia. The NEJM, 322(4)
January 25, 1990:239-247
Robert A. W. Human sleep and its disorders. Univbersity of Pennysilavania

Anda mungkin juga menyukai