PENDAHULUAN
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
dalam interaksi dengan lingkungan. Dalam belajar yang terpenting adalah proses
bukan hasil yang diperolehnya. Artinya, belajar harus diperoleh dengan usaha
sendiri, adapun orang lain itu hanya sebagai perantara atau penunjang dalam
kegiatan belajar agar belajar itu dapat berhasil dengan baik (Fathurrohman,
2011:6).
dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun
2012:134).
Sebagai inti dari kegiatan pendidikan, proses interaksi belajar mengajar adalah
suatu upaya untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan tidak akan
tercapai bila proses interaksi belajar mengajar tidak berlangsung secara optimal
dalam pendidikan. Dengan demikian, belajar dan mengajar merupakan dua konsep
pendidikan. Peserta didik bisa belajar tanpa guru. Sebaliknya, guru tidak bisa
diperoleh siswa sebelum dia memperoleh kemampuan terminal tertentu yang baru.
sekarang untuk menuju ke status yang akan datang yang diinginkan guru agar
tercapai oleh siswa. Dengan kemampuan ini dapat ditentukan dari mana
meningkatnya minat siswa dalam belajar maka secara signifikan prestasi hasil
belajarpun secara otomatis akan baik. Dengan demikian peranan minat menjadi
sangat penting dominan berkaitan dengan upaya peningkatan hasil belajar siswa.
tidak mendukung dalam rangka pencapaian hasil belajar seperti minat atau
keinginan siswa dalam belajar yang relatif masih rendah, beberapa kompetensi
dasar sebagai tujuan pembelajaran yang belum mampu tercapai sesuai dengan
belajar pada siswa. Minat belajar merupakan bentuk ketertarikan , keinginan siswa
Dengan meningkatnya minat siswa dalam belajar maka secara signifikan prestasi
hasil belajarpun secara otomatis akan baik. Dengan demikian peranan minat
belajar siswa.
Permasalahan yang sama juga terjadi pada siswa kelas IX SMP Negeri 240
Setidaknya hal ini tampak dari hasil tes materi Bangun Ruang Sisi Lengkung
Matematika semester ganjil tahun 2017 - 2018 (ada 2 kali tes tertulis ). Dari data
yang ada diperoleh kesimpulan bahwa pada tes tertulis pertama hingga kedua,
hanya ada 20% hingga 40% dari 36 siswa yang mendapat nilai 72 ke atas (batas
ketuntasan), sedangkan sebagian besar siswa mendapat nilai di bawah 70, bahkan
sekaligus kesulitan belajar, yang dalam hal ini berarti ada kelemahan dan
Bangun Ruang Sisi Lengkung terutama terutama tentang mencari luas permukaan.
Selain rendahnya minat mereka dalam belajar Matematika. Dari wawancara
dengan siswa diperoleh informasi mengenai penyebab siswa sulit memahami isi
dari materi Bangun Ruang Sisi Lengkung. Selain minat belajar siswa yang kurang
menumbuhkan minat dan hasil belajar siswa salah satunya adalah dengan
khususnya Bangun Ruang Sisi Lengkung dalam mencari luas permukaan bangun
tersebut.
suatu kata. Pembelajaran ini dapat melatih kemampuan siswa pada materi
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa karena pembelajaran dengan konsep
ini lebih didasarkan pada kemudahan untuk menggali informasi yang akan
menarik minat siswa terutama dalam hal penyajian materi / bahan ajar yang lebih
skematis, terperinci, dan lebih konkret dengan berbagai variasi gambar/tulisan
alternatif terbaik dan sangat tepat jika diterapkan dalam proses pembelajaran
oleh guru dalam meningkatkan minat belajar siswa adalah Pembelajaran pada
depan kelas dan melaksanakan tugas jika guru memberikan latihan soal-soal
antara lain metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode
antara lain adalah ekspositori. Metode ekspositori ini seperti ceramah, di mana
pelajaran). Ia berbicara pada awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal
disertai tanya jawab. Peserta didik tidak hanya mendengar dan membuat catatan.
Guru bersama peserta didik berlatih menyelesaikan soal latihan dan peserta didik
bertanya kalau belum mengerti. Guru dapat memeriksa pekerjaan peserta didik
secara individual, menjelaskan lagi kepada peserta didik secara individual atau
klasikal.
Salah satu materi yang dipelajari di sekolah menengah pertama adalah
yang sesuai agar konsep yang dipelajari bisa dipahami dengan baik oleh siswa.
Salah satu pendekatan yang coba diterapkan peneliti dalam hal ini adalah metode
kovensional.
dan hasil belajar siswa, lebih bermakna, serta menyenangkan maka perlu diadakan
dan kemampuan awal awal untuk peningkatan minat belajar siswa pada pokok
B. Identifikasi Permasalahan
1. Apakah guru harus melibatkan segala tindakan dan kegiatan yang lebih baik
belajar siswa?
terlebih dahulu?
5. Apakah model pembelajaran masih dianggap sebagai hal yang penting dalam
matematika?
10. Apakah ada perbedaan hasil belajar Matematika antara siswa yang diajarkan
11. Apakah terdapat pengaruh minat belajar siswa terhadap peningkatan hasil
12. Pada siswa yang memiliki minat belajar tinggi, manakah yang lebih baik
13. Pada siswa yang memiliki minat belajar rendah, manakah yang lebih baik
14. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara pendekatan peta konsep (Concept
dalam penelitian ini, mengingat kemampuan, biaya, dan waktu yang terbatas.
Matematika
1. Model pembelajaran peta konsep (Concept Mapping) adalah cara belajar yang
(TML). Pada konteks TML, pembelajaran mendapatkan arti yang lebih luas.
peserta didik mampu menggali ide-ide kreatif dan aktif dalam mengikuti
hidup mereka, yang akan ia bawa kepada suatu pengalaman belajar yang
baru. Kemampuan awal berpengaruh penting dalam proses belajar dan apa
yang telah diketahui individu sedikit banyak mempengaruhi apa yang mereka
pelajari (Muhamad Nur, 2000). Salah satu faktor internal yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa dapat disebabkan kemampuan awal yang dimiliki siswa.
kemampuan awal siswa merupakan prasyarat awal yang harus dimiliki siswa
agar proses pembelajaran yang dilakukan siswa dapat berjalan dengan baik.
Setiap siswa mempunyai kemampuana awal yang berlainan. Hal ini perlu
umum, bahkan tanpa menyesuaikan model yang tepat berdasarkan sifat dan
karakteristik dari materi pembelajaran yang dipelajari. Dalam proses belajar
dalam kelas dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini merupakan sifat alami
4. Minat belajar merupakan suatu keadaan di dalam diri siswa yang mampu
identitas diri diharapkan siswa dapat membentuk konsep dirinya yang positif
penerimaan minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar
dan menyokong belajar selanjutnya walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak
kebutuhannya.
D. Rumusan Masalah
Baru?
E. Tujuan Penelitian
Dalam hal ini penulis berharap dapat memberikan manfaat bagi seluruh
elemen yang terlibat untuk memajukan pendidikan, baik bagi guru, siswa
1. Kegunaan Teoritik
2. Kegunaan Praktik
2.1 Sebagai acuan bagi tenaga pengajar agar dapat menerapkan model
dan guru. Sebagai sumbangan pada program studi Matematika dan IPA
wawasan dan informasi empirik serta dapat menjadi bahan rujukan dalam
penelitian lanjutan.
G. Sistematika Penulisan
berikut:
BAB I PENDAHULUAN.
penulisan.
HIPOTESIS.
Dalam bab ini berisi kajian pustaka, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai tempat dan waktu penelitian,
penelitian, instrumen penelitian serta teknik analisis data yang akan diteliti.
Dalam bab ini berisi mengenai hasil penelitian dan pembahasan, meliputi
deskripsi data, uji persyaratan analisis data, pengujian hipotesis penelitian, dan
Dalam bab ini berisi kesimpulan yang diambil dari keseluruhan penulisan dan
Pada bagian akhir ini memuat daftar pustaka dan lampiran-lampiran sebagai
A. Landasan Teori
a. Pengertian Belajar
meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subyek belajar itu
mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan
oleh lingkungan. Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang dilakukan oleh
seorang idnividu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu dan lingkungan.
Belajar merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam proses pendidikan.
Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang pokok dalam keseluruhan proses pendidikan.
Dalam arti berhasil tidaknya pencapaian tujuan dalam pendidikan banyak bergantung
pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa, baik ketika ia berada di
adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam
sikap (attitude) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi
tertentu yang disebabkan oleh pnegalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu,
dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan
2) Gagne, dalam buku The Conditions of Learning (1977) menyatakan bahwa “belajar
terjadi apabila situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa
“Belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang
mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat
dengan nyata; proses situ terjadi didalam diri seseorang yang sedang mengalami
belajar.
Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang
oleh lainnya. Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan
semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan
Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan
tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi
belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya
suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau
Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan
yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah
Dari beberapa pengertian belajar di atas maka dapat disimpulkan bahwa semua
aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan
perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar..
Dari teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan didalam kepribadian dan tingkah laku manusia dalam bentuk kebiasaan,
penguasaan pengetahuan atau ketrampilan, dan sikap berdasarkan latihan dan pengalaman
pengungkapan kembali di waktu yang akan datang. Belajar akan menjadi lebih bermakna
jika pengetahuan yang dimiliki siswa adalah penemuan siswa itu sendiri.
b. Kemampuan Awal
kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan awal siswa merupakan prasyarat untuk
Kemampuan seseorang yang diperoleh dari pelatihan selama hidupnya, dan apa yang
dibawa untuk menghadapi suatu pengalaman baru. Menurut Rebber (1988) dalam
Muhibbin Syah (2006: 121) yang mengatakan bahwa “kemampuan awal prasyarat awal
Gerlach dan Ely dalam Harjanto (2006:128) “Kemampuan awal siswa ditentukan
dengan memberikan tes awal”. Kemampuan awal siswa ini penting bagi pengajar agar
dapat memberikan dosis pelajaran yang tepat, tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah.
“kemampuan awal lebih rendah dari pada kemampuan baru dalam pembelajaran,
kemampuan awal merupakan prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum memasuki
pembelajaran materi pelajaran berikutnya yang lebih tinggi.” Jadi seorang siswa yang
mempunyai kemampuan awal yang baik akan lebih cepat memahami materi
dibandingkan dengan siswa yang tidak mempunyai kemampuan awal dalam proses
pembelajaran.
Kemampuan awal juga bisa disebut dengan prior knowledge (PK). PK merupakan
langkah penting di dalam proses belajar, dengan demikian setiap guru perlu mengetahui
tingkat PK yang dimiliki para peserta didik. Dalam proses pemahaman, PK merupakan
faktor utama yang akan mempengaruhi pengalaman belajar bagi para peserta didik. Dari
nyaman dan familiar atau menyenangkan. Lingkungan belajar, dalam konteks PK, harus
meneliti atau mencari sesuatu yang baru, bermakna, dan menantang. Menciptakan
mengingat informasi yang pernah dimilikinya menjadi proses belajar yang penuh makna
bukan lagi mengingat-ingat pengalaman yang ada secara terpisah-pisah. Dalam seluruh
proses tadi, PK merupakan elemen esensial untuk menciptakan proses belajar menjadi
informasi baru dan mencari makna tentang apa yang sedang dipelajari olehnya. Proses
membentuk makna melalui membaca didasarkan atas PK di mana peserta didik akan
mandiri yang disampaikan pada semiloka nasional menyatakan bahwa “kunci utama
tutorial adalah pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang atau yang disebut dengan prior
knowledge. PK akan keluar dari simpanan para peserta didik apabila ada trigger atau
yang mengarah pada jawaban dari permasalahan yang dihadapi sehingga siswa dapat
dengan mandiri bisa menyimpulkan dan menmukan konsep-konsep dalam materi yang
sedang dipelajari.
awal siswa adalah kemampuan yang telah dipunyai oleh siswa sebelum mengikuti
pembelajaran yang akan diberikan. Kemampuan awal ini menggambarkan kesiapan siswa
dengan pembelajarannya, karena dengan demikian dapat di ketahui apakah siswa telah
Sejauh mana siswa telah mengetahui materi apa yang akan di sajikan.
dengan lebih baik. Sebab apabila siswa di beri materi yang telah diketahui maka akan
yang cukup sederhana seperti melontarkan pertanyaan2 secara acak dengan distribusi
Dari uraian tersebut, maka kemampuan awal dapat diambil dari nilai yang sudah
didapat sebelum materi baru diperoleh. kemampuan awal merupakan prasyarat yang
harus dimiliki siswa sebelum memasuki pembelajaran materi pelajaran berikutnya yang
lebih tinggi. Kemampuan awal dalam penelitian ini diambil dari nilai tes perkembangan
manusia sebelum memasuki materi yang baru yaitu materi sistem gerak manusia.
kehidupan sehari-hari. Baik secara umum maupun secara khusus. Secara umum
aspek kehidupan ilmu matematika yang di terapkan. Karena itu matematika mendapat
julukan sebagai ratu segala ilmu. Matematika juga mempunyai banyak kelebihan
dibanding ilmu pengetahuan lain. Selain sifatnya yang fleksible dan dinamis, matematika
juga selalu dapat mengimbangi perkembangan zaman. Terutama di masa sekarang ketika
segala sesuatu dapat di lakukan dengan komputer. Matematika menjadi salah satu bahasa
Matematika terbentuk dari penelitian bilangan dan ruang yang merupakan suatu
disiplin ilmu yang berdiri sendiri dan tidak merupakan cabang dari ilmu pengetahuan
alam. Namun sebagaimana halnya ilmu-ilmu lain seperti biologi, fisika, kimia dll, Ilmu
matematika juga memiliki cabang ilmu yang mempelajari bagian-bagian dari ilmu
hitung, ilmu ukur dan aljabar. Meski begitu, ketiga hal tersebut merupakan dasar dari
ilmu matematika yang kemudian di terapkan dalam ilmu-ilmu lain seperti Biologi, Fisika,
Kimia, Geografi, Sosiologi, Teknik, Komputer, Ekonomi, Kedokteran dan masih banyak
lagi. Semua disiplin ilmu yang ada di dunia ini pasti sedikit banyak membutuhkan
matematika.
Menurut Emnoeh (2011: 32-34) ada tujuh jenis kemampuan awal yang dapat
pengetahuan baru serta terdapat tiga langkah yang perlu dilakukan dalam menganalisis
kemampuan awal siswa. Ketujuh jenis pengetahuan itu adalah sebagai berikut:
dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah matematika
Menurut James dan James (1976) Matematika adalah ilmu tentang logika,
mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep – konsep yang berhubungan satu dengan
lainnya. Matematika terbagi dalam tiga bagian besar yaitu aljabar, analisis dan geometri.
Tetapi ada pendapat yang mengatakan bahwa matematika terbagi menjadi empat bagian
yaitu aritmatika, aljabar, geometris dan analisis dengan aritmatika mencakup teori
Johnson dan Rising dalam Russefendi (1972) Matematika adalah pola berpikir,
pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang
menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat , jelas dan akurat representasinya
dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai
bunyi. Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-
teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma,
sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya adalah ilmu tentang keteraturan pola
atau ide, dan matematika itu adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan
dan keharmonisannya.
tersebut dapat berupa fakta, konsep, teori, hukum, prinsip tentang gejala-gejala alam
sebelum mendapat kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan awal siswa merupakan
dengan baik. Kemampuan seseorang yang diperoleh dari pelatihan selama hidupnya, dan
apa yang dibawa untuk menghadapi suatu pengalaman baru. Menurut Rijal (2011: 1)
bahwa kemampuan awal adalah prasyarat awal untuk mengetahui adanya perubahan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka kemampuan awal siswa ini penting
bagi pengajar agar dapat memberikan dosis pelajaran yang tepat, tidak terlalu sukar dan
tidak terlalu mudah. Kemampuan awal juga berguna untuk mengambil langkah-langkah
yang diperlukan. Kemampuan awal lebih rendah dari pada kemampuan baru dalam
pembelajaran, kemampuan awal merupakan prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum
Jadi, seorang siswa yang mempunyai kemampuan awal yang baik akan lebih
cepat memahami materi dibandingkan dengan siswa yang tidak mempunyai kemampuan
awal dalam proses pembelajaran. Kemampuan awal juga bisa disebut dengan prior
knowledge. Prior knowledge merupakan langkah penting di dalam proses belajar, dengan
demikian setiap guru perlu mengetahui tingkat prior knowledge yang dimiliki para
peserta didik.
Secara tidak langsung prior knowledge akan dapat keluar dari simpanan para
peserta didik apabila ada trigger atau pemicu. Dalam proses pembelajaran kemampuan
awal dapat diambil dari nilai yang sudah didapat sebelum materi baru diperoleh.
Kemampuan awal merupakan prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum memasuki
materi pelajaran berikutnya yang lebih tinggi. Kemampuan awal dapat juga diambil dari
nilai tes. Selain itu juga dapat menggunakan interview atau cara-cara lain yang cukup
a. Pengertian Konsep
adalah defenisi yang dikemukakan Carrol dalam Kardi (1997: 2) bahwa konsep
merupakan suatu abstraksi dari serangkaian pengalaman yang didefinisikan sebagai suatu
kelompok obyek atau kejadian. Abstraksi berarti suatu proses pemusatan perhatian
Tidak ada satu pun definisi yang dapat mengungkapkan arti yang kaya dari
konsep atau berbagai macam konsep-konsep yang diperoleh para siswa. Oleh karena itu
konsep itu tidak dapat diamati, dan harus disimpulkan dari perilaku.
Dahar (1988: 153) menyatakan bahwa konsep merupakan dasar untuk berpikir,
untuk belajar aturan-aturan dan akhirnya untuk memecahkan masalah. Dengan demikian
konsep itu sangat penting bagi manusia dalam berpikir dan belajar.
beberapa hal lebih efektif daripada outlining dalam mempelajari hal-hal yang lebih
kompleks. Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara
konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik (Novak dalam Dahar
1988: 150).
George Posner dan Alan Rudnitsky dalam Nur (2001b: 36) menyatakan bahwa
peta konsep mirip peta jalan, namun peta konsep menaruh perhatian pada hubungan antar
ide-ide, bukan hubungan antar tempat. Peta konsep bukan hanya meggambarkan konsep-
konsep yang penting melainkan juga menghubungkan antara konsep-konsep itu. Dalam
progresif dan penyesuaian integratif. Menurut Ausubel dalam Sutowijoyo (2002: 26)
diferensiasi progresif adalah suatu prinsip penyajian materi dari materi yang sulit
baru dengan informasi lama yang telah dipelajari sebelumnya. Oleh karena itu belajar
bermakna lebih mudah berlangsung, jika konsep-konsep baru dikaitkan dengan konsep
yang inklusif.
Untuk membuat suatu peta konsep, siswa dilatih untuk mengidentifikasi ide-ide
kunci yang berhubungan dengan suatu topik dan menyusun ide-ide tersebut dalam suatu
pola logis. Kadang-kadang peta konsep merupakan diagram hirarki, kadang peta konsep
itu memfokus pada hubungan sebab akibat. Agar pemahaman terhadap peta konsep lebih
jelas, maka Dahar (1988: 153) mengemukakan ciri-ciri peta konsep sebagai berikut: Peta
konsep (pemetaan konsep) adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan
proposisi-proposisi suatu bidang studi, apakah itu bidang studi fisika, kimia, biologi,
matematika dan lain-lain. Dengan membuat sendiri peta konsep siswa “melihat” bidang
studi itu lebih jelas, dan mempelajari bidang studi itu lebih bermakna.
Suatu peta konsep merupakan suatu gambar dua dimensi dari suatu bidang studi
atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang memperlihatkan hubungan-hubungan
proposisional antara konsep-konsep. Hal inilah yang membedakan belajar bermakna dari
belajar dengan cara mencatat pelajaran tanpa memperlihatkan hubungan antara konsep-
konsep.
Ciri yang ketiga adalah mengenai cara menyatakan hubungan antara konsep-
konsep. Tidak semua konsep memiliki bobot yang sama. Ini berarti bahwa ada beberapa
konsep yang lebih inklusif dari pada konsep-konsep lain. Ciri keempat adalah hirarki.
Bila dua atau lebih konsep digambarkan di bawah suatu konsep yang lebih inklusif,
Peta konsep dapat menunjukkan secara visual berbagai jalan yang dapat
konsep yang dibuat murid dapat membantu guru untuk mengetahui miskonsepsi yang
dimiliki siswa dan untuk memperkuat pemahaman konseptual guru sendiri dan disiplin
ilmunya. Selain itu peta konsep merupakan suatu cara yang baik bagi siswa untuk
Dalam Novak and Gowin (1985) menyatakan bahwa peta konsep adalah alat atau
cara yang dapat digunakan guru untuk mengetahui apa yang telah diketahui oleh siswa.
Gagasan Novak ini didasarkan pada teori belajar Ausabel. Ausabel sangat menekankan
agar guru mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki oleh siswa supaya belajar
bermakna dapat berlangsung. Dalam belajar bermakna pengetahuan baru harus dikaitkan
dengan konsep-konsep relevan yang sudah ada dalam struktur kognitif (otak) siswa. Bila
dalam struktur kognitif tidak terdapat konsep-konsep relevan, pengetahuan baru yang
untuk menghubungkan pengetahuan baru dengan konsep-konsep yang relevan yang telah
mereka miliki. Untuk memperlancar proses tersebut, baik guru maupun siswa perlu
mengetahui “ tempat awal konseptual “. Dengan kata lain guru harus mengetahui
konsep-konsep apa yang dimiliki oleh siswa waktu pelajaran baru dimulai, sedangkan
para siswa diharapkan mampu menunjukkan dimana mereka berada, atau konsep-konsep
apa yang telah mereka miliki dalam menghadapi pelajaran baru tersebut. Dengan
menggunakan peta konsep, guru dapat melaksanakan apa yang telah dikemukakan diatas,
dengan demikian pada siswa diharapkan akan terjadi belajar bermakna ( Willis Dahar,
1988:156-157 ). Menurut Ausubel dalam Willis Dahar (1988:161) ada dua dimensi
kognitif yang ada, serta kesiapan dan niat anak didik untuk belajar bermakna, dan
Peta konsep sebagai instrumen dapat digunakan untuk analisis konsep ,mengenai
peta konsep itu sendiri berdasarkan definisinya sebagai berikut : Menurut Hudojo, et al
(2002) peta konsep adalah saling keterkaitan antara konsep dan prinsip yang
direpresentasikan bagai jaringan konsep yang perlu dikonstruk dan jaringan konsep hasil
konstruksi inilah yang disebut peta konsep. Sedangkan menurut Suparno (dalam Basuki,
2000, h.9) peta konsep merupakan suatu bagan skematik untuk menggambarkan suatu
pengertian konseptual seseorang dalam suatu rangkaian pernyataan. Peta konsep bukan
digunakan dua prinsip yaitu prinsip diferensial progresif dan prinsip penyesuaian
integratif.
petunjuk bagi guru, untuk menunjukkan hubungan antara ide-ide yang penting
menuliskan bahwa penyajian peta konsep merupakan suatu cara yang baik bagi siswa
untuk memahami dan mengingat sejumlah informasi baru. Dengan penyajian peta konsep
yang baik maka siswa dapat mengingat suatu materi dengan lebih lama lagi.
konsep yang digambarkan dalam peta konsep, belajar menjadi bermakna karena
tersambung sehingga menjadi lebih mudah terserap siswa. Sedangkan menurut Williams
(dalam Basuki, 2000) menuliskan bahwa peta konsep dapat dijadikan sebagai alat untuk
Dengan mengacu pada peta konsep maka guru dapat membuat suatu program
pengajaran yang lebih terarah dan berjenjang, sehingga dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar dapat meningkatkan daya serap siswa terhadap materi yang diajarkan.
Peningkatan daya serap siswa berdasarkan menyampaikan jenjang materi yang terstruktur
dapat membuat siswa akan lebih kuat lagi memorinya dan akan lebih mudah
Peta konsep selain digunakan dalam proses belajar mengajar, dapat diterapkan
atau lebih konsep-konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantic.
Dalam bentuk yang paling sederhana, peta konsep dapat berupa dua konsep yang
langit itu biru” mewakili peta konsep sederhana yang membentuk proposisi yang sahih
tentang konsep ”langit” dan ”biru”. Dengan demikian siswa dapat mengorganisasi konsep
pelajaran yang telah dipelajari berdasarkan arti dan hubungan antara komponennya.
Hubungan satu konsep (informasi) dengan konsep lain disebut proposisi. Peta konsep
menggambarkan jalinan antar konsep yang dibahas dalam bab yang bersangkutan.
Konsep yang dinyatakan dalam bentuk istilah atau label konsep. Konsep-konsep dijalin
Satu proposisi mengandung dua konsep dan kata menghubung. Konsep yang satu
mempunyai cakupan yang lebih luas daripada konsep yang lain. Dengan kata lain konsep
yang satu lebih inklusif daripada konsep yang lain. Keseluruhan konsep-konsep tersebut
disusun menjadi sebuah tingkatan dari konsep yang paling umum, kurang umum dan
akhirnya sampai pada konsep yang paling khusus. Tingkatan dari konsep-konsep ini
Pada peta konsep, konsep yang lebih inklusif diletakkan di atas. Konsep yang
kurang inklusif kemudian dihubungkan dengan kata penghubung. Konsep yang lebih
khusus ditempatkan di bawahnya dan dihubungkan lagi dengan kata penghubung. Konsep
yang inklusif dapat dihubungkan dengan beberapa konsep yang kurang inklusif. Konsep
yang paling inklusif diletakkan pada pohon konsep. Konsep ini disebut kunci konsep.
Konsep pada jalur yang satu dapat dihubungkan dengan konsep pada jalur yang lain
Menurut Novak dan Gowin (1985) kriteria penilaian peta konsep adalah :
Proposisi dikatakan sahih jika menggunakan kata penghubung yang tepat. Untuk setiap
2) Hierarki, adalah tingkatan dari konsep yang paling umum sampai konsep
yang paling khusus. Urutan penempatan konsep yang lebih umum dituliskan di atas dan
konsep yang lebih khusus dituliskan di bawahnya. Hierarki dikatakan sahih jika urutan
penenmpatan konsepnya benar. Untuk setiap hierarki yang sahih diberi skor 5.
3) Kaitan silang, adalah hubungan yang bermakna antara suatu konsep pada
satu hierarki dengan konsep lain pada hierarki yang lainnya. Kaitan silang dikatakan
sahih jika menggunakan kata penghubung yang tepat dalam menghubungkan kedua
konsep pada hierarki yang berbeda. Sementara itu, kaitan silang dikatakan kurang sahih
jika tidak menggunakan kata penghubung yang tepat dalam menghubungkan kedua
konsep sehingga antara kedua konsep tersebut menjadi kurang jelas. Untuk setiap kaitan
silang yang sahih diberi skor 10. Sedangkan untuk setiap kaitan silang yang kurang sahih
diberi skor 2
4) Contoh, adalah kejadian atau objek yang spesifik yang sesuai dengan atribut
konsep. Contoh dikatakan sahih jika contoh tersebut tidak dituliskan di dalam kotak
karena contoh bukanlah konsep. Untuk setiap contoh yang sahih diberi skor 1.
konsep :
lebih bermakna.
2) Suatu peta konsep merupakan suatu gambar dua dimensi dari suatu bidang
studi atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang memperlihatkan
bobot yang sama. Ini berarti, bahwa ada beberapa konsep yang lebih umum
4) Hirarki, Bila dua atau lebih konsep yang digambarkan di bawah suatu
konsep yang lebih inklusif, terbentuklah hirarki pada peta konsep itu.
1) Menuliskan di atas kertas seluruh konsep atau nama topik yang berkaitan
3) Memilih konsep yang paling umum dan tempatkan di bagian atas kertas.
penghubung.
penulisan konsep lain yang lebih khusus di baris ketiga, dan seterusnya.
terutama menarik bagi siswa atau tingkat kesulitannya tepat bagi siswa.
Ernest (dalam Basuki, 2000) berpendapat bahwa untuk menyusun suatu peta
suatu proposisi,
Pendapat lain untu membuat peta konsep cukup dengan 5 langkah dengan
disebutkan maka konsep apa saja yang terlintas di benak dituliskan terlebih
mana.
hirarki konsep mana yang menjadi dahan (umum), mana yang jadi ranting
Penggunaan warna, ritme (dari gambar ketebalan dahan, ranting ke daun), layout
(spasial), ikon dan asosiasi (menghubungkan Ikon dan Analogi) untuk menghubungkan
satu konsep dengan konsep yang sudah melekat di otak, membantu otak mengingat lebih
baik, karena melibat lebih banyak panca indra, juga otak melakukan proses Asimilasi
Setelah peta konsep itu jadi, maka kemampuan otak kanan secara visual dan
holistik serta Gestalt yang memicu “Kayaknya ada yang kurang dan saya bisa tambahkan
lebih lanjut” akan meneruskan pengembangan peta tersebut. Kemampuan alami otak
kanan yang Random akan tersalurkan ketika ada sebuah konsep baru muncul, maka otak
Ketika melihat peta secara keseluruhan dari jauh maka otak kanan bekerja
(seperti seseorang menilai/ mengagumi lukisan) dan ketika tertarik pada suatu lokasi
Sinergis antara dua belahan otak kanan dan kiri inilah yang membuat mengapa
Peta Konsep itu sedemikian powerfulnya. Harus sering menggunakan baru bisa
merasakan manfaatnya. Karena sepintas peta konsep yang digambar secara manual
dalam pembelajaran sehari-hari dengan menggunakan model yang bersifat umum, bahkan
tanpa menyesuaikan model yang tepat berdasarkan sifat dan karakteristik dari materi
siswa tidak diajarkan model belajar yang dapt memahami bagaimana belajar, berpikir dan
memotivasi diri.
Lebih lanjut, Wortham (dalam Wardarita, 2010:54) mengemukakan bahwa
(2) tidak menantang, (3) pasif, dan (4) bahan pembelajarannya tidak didiskusikan dengan
tradisional atau parsial ialah pembelajaran yang membagi bahan ajar menjadi unit-unit
kecil dan penyajian bahan ajar antara materi yang satu terpisah dengan materi yang lain,
antara fonem, morfem, kata, dan kalimat tidak dikaitkan antara yang satu dengan yang
lain tiap materi pelajaran berdiri sendiri sebagai bidang ilmu, termasuk pula sistem
tulang punggung kegiatan instruksional di sini adalah pengajar. Pengajar menyajikan isi
pelajaran dengan urutan model, media dan waktu yang telah ditentukan dalam strategi
sebagai satu-satunya sumber belajar sekaligus bertindak sebagai penyaji isi pelajaran.
Pelajaran ini tidak menggunakan bahan ajar yang lengkap, namun berupa garis besar isi
dan jadwal yang disampaikan diawali pembelajaran, beberapa transparansi dan formulir
pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu
metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara pendidik dengan anak
didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam pembelajaran dengan metode
pembelajaran yang dilakukan dengan menekankan pada guru sebagai ahli dalam bidang
ilmu yang diampunya. Guru berperan sangat dominan, ia menentukan isi, menyampaikan
materi,metode, dan evaluasi. Sedangkan siswa berperan pasif dan hanya sebagai penerima
informasi atau bahan yang sudah dirancang dengan terurut dan sistemik.
Menurut Ahmadi (2005: 53) Metode ceramah ialah suatu metode di dalam
pengajaran kepada anak didik dilaksanakan dengan lisan oleh guru di dalam kelas.
Peranan guru dan murid berbeda secara jelas, yaitu guru terutama dalam menuturkan dan
menerangkan secara aktif, sedangkan murid mendengarkan dan mengikuti secara cermat
serta mencatat pokok persoalan yang diterangkan oleh guru-guru. Dalam metode ceramah
ini peranan utama adalah guru. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan metode ceramah
hampir seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan penuh oleh guru. Seluruh sistem
diarahkan pada rangkaian kejadian yang rapi dalam lembaga pendidikan, tanpa ada usaha
untuk mencari dan menerapkan strategi belajar yang berbeda sesuai dengan tingkat
dengan komunikasi satu arah sehingga situasi belajarnya terpusat pada pengajar. Ini
berarti guru mengajar untuk memberi informasi secara lisan dan data kepada anak tanpa
ada usaha mengembangkan keterampila. Guru juga mengajar hanya menggunakan dari
buku sumber atau buku paket sehingga selama proses belajar mengajar berlangsung anak
sebagai berikut:
ceramah dari pengajar, mencatat, dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh
pengajar dalam membelajarkan siswanya cukup besar, serta peranan pengajar dalam
pembelajaran konvensional dalam proses belajar mengajar dapat dikatakan efisien tetapi
Kelebihan
1) Efisien.
Kelemahan
4) Gaya mengajar yang sering berubah-ubah atau perbedaan gaya mengajar dari
pengajar yang satu dengan yang lain dapat membuat kegiatan instruksional tidak
konsisten.
sumber daya yang terdapat dalam dirinya untuk membuat keterpaduan antara konsep
yang bersamaan satu dengan yang lain, (2) terjadi konsep keterampilan, sikap yang
tumpang tindih dan tidak jelas antara bidang studi dan bidang yang lain, (3) pengalihan
2) Sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar siswa tetap tertarik dengan apa yang
dipelajari.
4) Pendekatan tersebut mengasumsikan bahwa cara belajar siswa itu sama dan tidak
bersifat pribadi.
5) Kurang menekankan pada pemberian keterampilan proses (hands-on activities).
6) Pemantauan melalui onservasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh guru
7) Para siswa tidak mengetahui apa tujuan mereka belajar pada hari itu.
penuturan atau penerangan secara lisan oleh guru terhadap kelas. Alat interaksi yang
terutama dalam hal ini adalah “berbicara”. Kegiatan utama siswa adalah mendengarkan
dengan teliti dan mencatat pokok-pokok penting yang dikemukakan guru bukan
orang menolak sama sekali metode ceramah karena menganggap kurang efisien dan
konvensioanal adalah model pembelajaran yang berpusat pada guru dan siswa hanya
guru dari menjelaskan secara rinci tentang definisi, perbedaan, dan contoh soal kemudian
siswa mencatat dan mengikuti prosedur penyelesaian soal seperti yang telah diberikan
oleh guru. Selanjutnya guru memberikan latihan dan akhirnya guru memberikan jawaban
soal-soal tersebut agar siswa segera dapat mengetahui dari latihan yang dikerjakannya.
3. Teori Kemampuan Awal
a. Pengertian Kemampuan
berkaitan dengan pengetahuan atau keterampilan yang dapat diperoleh dari pendidikan,
terdapat pada dirinya sendiri. Dalam hal ini perlu adanya motivasi untuk menggerakkan
agar prestasi kerja semakin dapat dilihat dan dirasakan oleh pengguna jasa Pegawai
Negeri Sipil.
pekerjaan. Kemampuan itu mungkin dimanfaatkan atau mungkin juga tidak. Kemampuan
berhubungan erat dengan kemampuan fisik dan mental yang dimiliki orang untuk
Berdasarkan uraian di atas bahwa apabila ingin mencapai hasil yang maksimal
seorang siswa harus belajar dengan sungguh-sungguh beserta segenap kemampuan yang
dimiliki ditunjang oleh sarana dan prasarana yang ada. Jika seorangsiswa belajar dengan
setengah hati maka pekerjaan yang dihasilkan tidaklah semaksimal yang diharapkan.
Artinya bahwa kemampuan seseorang bisa diukur dari tingkat keterampilan dan
hasil kerjanya.
Ada 3 jenis kemampuan dasar yang harus dimiliki untuk mendukung seseorang
dalam melaksanakan pekerjaan atau tugas, sehingga tercapai hasil yang maksimal (Robert
bekerja dalam kelompok suasana di mana organisasi merasa aman dan bebas
Adalah kemampuan untuk melihat gambar kasar untuk mengenali adanya unsur
siswa di dalam mengorganisasi harus mampu dalam penguasaan terhadap metode pelajar
yang ada. Artinya bahwa seorang pegawai yang mempunyai kemampuan teknis yang
meliputi prosedur kerja, metode belajar dan alat-alat yang ada seperti yang telah dinilai
membedakan manusia dengan hewan, yaitu pikiran, perasaan, dan kehendak. Sekalipun
demikian, potensi dasar yang dimilikinya itu tidaklah sama bagi masing-masing manusia.
Terdapat keunikan-keunikan yang ada pada diri manusia. Pertama, manusia berbeda
dengan makhluk lain, seperti binatang ataupun tumbuhan. Perbedaan tersebut karena
kondisi psikologisnya. Kedua, baik secara fisiologis maupun psikologis manusia
bukanlah makhluk yang statis, akan tetapi makhluk yang dinamis, makhluk yang
membutuhkan bantuan orang lain, secara perlahan berkembang menjadi manusia yang
berbeda.
pegawai dalam bekerja dengan team work atau kelompok kerja, yakni dalam bekerja
sama dengan sesama anggota organisasi. Hal ini penting sekali karena jika menutup diri
maka tidak akan mencapai hasil kerja yang maksimal. Jadi kemampuan dalam
maupun saran dari orang lain dapat menjadi faktor keberhasilan melaksanakan tugas yang
bagaimana seorang pegawai apabila sebagai decision maker dalam menganalisis dan
pekerjaan dapat terarah dan berjalan dengan baik karena dapat memilih prioritas-prioritas
pekerjaan mana yang harus didahulukan dan sebelum bekerja cenderung menggunakan
skala prioritas.
b. Kemampuan awal
Rogers Peserta didik merupakan sumber daya utama dan terpenting dalam
proses pendidikan. Peserta didik bisa belajar tanpa guru. Sebaliknya, guru tidak bisa
mengajar tanpa peserta didik. Karenanya kehadiran peserta didik menjadi keniscayaan
dalam proses pendidikan formal atau pendidikan yang dilambangkan dengan menuntut
status pengetahuan dan keterampilan siswa sekarang untuk menuju ke status yang akan
datang yang diinginkan guru agar tercapai oleh siswa. Dengan kemampuan ini dapat
ditentukan dari mana pengajaran harus dimulai. Kemampuan terminal merupakan arah
tujuan pengajaran diakhiri. Jadi, pengajaran berlangsung dari kemampuan awal sampai ke
Esensinya tidak ada peserta didik di muka bumi ini benar-benar sama. Hal ini
Karakteristik peserta didik adalah totalitas kemampuan dan perilaku yang ada pada
pribadi mereka sebagai hasil dari interaksi antara pembawaan dengan lingkungan
meraih cita-cita. Karena itu, upaya memahami perkembangan peserta didik harus
karakteristik dominan mereka ketika berada di dalam kelompok juga menjadi penting.
b. Latar belakang kultural lokal, status sosial, status ekonomi, agama dll.
Tahapan ini dipandang begitu perlu mengingat banyak pertimbangan seperti; peserta
didik, perkembangan sosial, budaya, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
kepentingan program pendidikan/ pembelajaran tertentu yang akan diikuti peserta didik.
pembelajaran tertentu.
Teori Gardner, sebuah pendekatan yang relatif baru yaitu teori Kecerdasan
ganda (Multiple Intelligences), yang menyatakan bahwa sejak lahir manusia memiliki
jendela kecerdasan yang banyak. Ada delapan jendela kecerdasan menurut Gardnerd pada
setiap individu yang lahir, dan kesemuanya itu berpotensi untuk dikembangkan. Namun
dalam perkembangan dan pertumbuhannya individu hanya mampu paling banyak empat
macam saja dari ke delapan jenis kecerdasan yang dimilikinya. Kecerdasan tersebut yaitu
Dengan teori ini maka terjadi pergeseran paradigma psikologis hierarki menjadi
pandangan psikologis diametral. Tidak ada individu yang cerdas, bodoh, sedang, genius,
melakukan tes awal (pre-test) untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik tersebut.
Tes yang diberikan dapat berkaitan dengan materi ajar sesuai dengan panduan kurikulum.
Selain itu pendidik dapat melakukan wawancara, observasi dan memberikan kuesioner
kepada peserta didik, guru yang mengetahui kemampuan peserta didik atau calon peserta
didik, serta guru yang biasa mengampu pelajaran tersebut. Teknik untuk mengidentifikasi
karakteristik siswa adalah dengan menggunakan kuesioner, interview, observasi dan tes.
Latar belakang siswa juga perlu dipertimbangkan dalam mempersiapkan materi yang
1) Faktor akademis adalah Faktor-faktor yang perlu menjadi kajian guru adalah
jumlah siswa yang dihadapi di dalam kelas, rasio guru dan siswa menentukan
kesuksesan belajar. Di samping itu, indeks prestasi, tingkat inteligensi siswa juga
siswa dan keadaan ekonomi siswa itu sendiri mempengaruhi pribadi siswa
tersebut
Mengidentifikasi kemampuan awal dalam pengembangan program
pembelajaran. Aspek-aspek yang diungkap dalam kegiatan ini bisa berupa bakat, motivasi
merupakan salah satu dasar dalam mengembangkan sistem instruksional yang sesuai
untuk siswa. Dengan melaksanakan kegiatan tersebut, masalah heterogen siswa dalam
c. Minat Belajar
suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh.”
terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan
rasa senang dikarenakan hal tersebut datang dari dalam diri seseorang yang
didasarkan rasa suka dan tidak adanya paksaan dari pihak luar. Dengan kata lain,
minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
sekali tidak akan menghiraukan sesuatu yang lain. Menurut Jacob W. Getels,
atau individu untuk mencari keterangan atau fakta-fakta dari sebuah objek,
aktivitas atau kegiatan, pemahaman, skill, tujuan perhatian atau murni ingin mahir
sesuatu. Minat terhadap sesuatu itu dipelajari dan dapat mempengaruhi belajar
belajar berikutnya. Oleh karena itu minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas
(2008:133):
dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya. Anak didik mudah
menghapal yang menarik minatnya. Proses belajar akan berjalan dengan lancar
bila disertai dengan minat. Minat merupakan alat motivasi yang utama yang dapat
rasa lebih suka dan rasa ketertarikan terhadap suatu objek atau situasi tertentu
B. Kerangka Berpikir
itu guru harus memilih model mana yang paling efektif dan mampu menempatkan
siswa sebagai subyek didik untuk berpikir secara analitis dan kritis serta melatih
kesempatan kepada siswa untuk berbuat secara aktif dan kreatif mencari jawaban
proses alamiah, kritis, logis, dan sistematis. Dengan kata lain siswa diberi
atau yang dipelajarinya sendiri untuk menyusun sesuatu. Cara ini akan lebih
baik secara individu maupun kelompok, sehingga siswa akan lebih bersemangat
diantaranya : 1) Sangat membantu kita dalam mengingat catatan atau konsep yang
kita buat dengan sesuatu hal yang sudah kita dapatkan tapi membutuhkan waktu
untuk di mengerti. 2) Jika memberi atau menerima penjelasan arah lebih suka
sesuatu hal dalam beberapa hari. 5) Menarik perhatian orang dalam proses
keenam ciri-ciri Model pembelajaran peta konsep (mind mapping) tersebut, maka
peranan kreativitas belajar yang tinggi dari siswa akan sangat menentukan
Pembelajaran peta konsep (mind mapping) merupakan bagian inti dari kegiatan
diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil
siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah ke dalam waktu yang relatif singkat. Guru
belajar secara aktif Kaitannya dengan belajar mengajar Richard Schuman menyatakan
model pembelajaran peta konsep (mind mapping) merupakan cara mengajar yang
diri sendiri dengan cara berpikir dan belajar sendiri sehingga mampu menemukan
jawaban dan analisisnya sendiri. Sebagaimana diungkapkan oleh Jerome Bruner, Bruner
menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif
oleh manusia, dan dengan sendirinya memberi hasil yang paling baik.
didominasi oleh guru. Dengan model ceramah guru menyampaikan materi pelajaran dan
memaparkan prosedur menyelesaikan suatu soal, siswa mendengar dan mencatat apa
membosankan, demikian pula saat menyelesaikan soal latihan hanya sedikit terjadi
proses diskusi siswa cenderung menunggu jawaban dari temannya atau menunggu
pembahasan dari guru. Jika ada tugas kelompok, tanggung jawab lebih banyak diserahkan
kepada siswa yang mempunyai kemampuan lebih pada kelompok tersebut. Dengan
demikian hasil belajar optimal untuk setiap siswa sangat sulit dicapai sehingga materi
pelajaran sangat mungkin hanya dimiliki oleh siswa yang cerdas saja.
(mind mapping) diperkirakan lebih bermanfaat dan efektif dalam pencapaian hasil belajar
banyak faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah minat belajar siswa.
Minat merupakan dorongan atau keinginan dalam diri seseorang pada objek
tertentu. Misalnya, minat terhadap pelajaran, olahraga, atau hobi. Minat bersifat
pribadi (individual). Artinya, setiap orang memiliki minat yang bisa saja berbeda
dengan minat orang lain. Minat berkaitan erat dengan motivasi seseorang, sesuatu
yang dipelajari. serta dapat berubah-ubah tergantung pada kebutuhan,
pengalaman, dan mode yang sedang trend, bukan bawaan sejak lahir. Faktor yang
sosial, emosi, dan pengalaman. Minat diawali oleh perasaaan senang dan sikap
positif.
Segala kegiatan yang tidak dilakukan dengan suatu yang tidak disukai maka
akan mengakibatkan rendahnya kualitas prestasi, dan bisa juga dilihat dari seorang
guru apabila dalam mengajar guru tidak menyenangkan maka siswa merasa bosan,
siswa, juga berpengaruh terhadap minat belajar siswa. Selain dari faktor siswa itu
ada juga faktor dari luar yaitu cara mengajar guru. Ini biasanya untuk
menumbuhkan minat siswa yang tidak aktif, yang tidak memiliki tekad dalam
dirinya sendiri untuk menjadi orang yang berhasil atau tidak memiliki motivasi
untuk belajar. Disini peran guru sangat penting, guru dapat memberikan dorongan
lebih berperan dalam pembelajaran baik sikap maupun mentalnya. Selain itu juga
materi pelajaran Matematika sampai dengan tahap analisis dan model pemecahan
masalahnya. Minat dari siswa akan sangat menunjang dalam melakukan kegiatan-
dimiliki siswa akan berusaha menyelidiki sampai menemukan jawaban dari apa
yang memiliki minat, karena siswa akan tertantang atau tertarik untuk menemukan
Konsep (Concept Mapping) siswa didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif
mereka sendiri maupun dalam kelompoknya. Guru mendorong siswa untuk memiliki
memperoleh informasi dan keterampilan baru dari pelajaran sebelumnya. Belajar dengan
yang tinggi dari para siswanya untuk meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran
Matematika. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua siswa dalam satu kelompok
mempunyai kreativitas dan kemampuan yang sama, sehingga siswa yang mempunyai
Berdasarkan uraian diatas, diduga bahwa: (a) Siswa yang mempunyai kreativitas
pembelajaran Peta Konsep (Concept Mapping) akan mempunyai hasil belajar lebih baik
terhadap hasil belajar Matematika (b) Siswa yang mempunyai minat belajar kegiatan
konvensional dengan kreativitas rendah terhadap prestasi belajar Matematika. (c) Siswa
lebih baik dibandingkan dengan menerapkan model pembelajaran Peta Konsep (Concept
Mapping) pada siswa dengan minat rendah terhadap hasil belajar Matematika. Dengan
demikian peneliti menduga ada pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan minat
Model Pembelajaran
peta konsep
Model Pembelajaran
(Konvensional)
Minat belajar
Kemampuan awal
Kemampuan awal
C. Hipotesis Penelitian
Buzan, Tony, (2008). Buku Pintar Mind Map. Jakarta : Pt. Gramedia Pustaka
Utama, Cet. VI.
Gravemeijer. (1994). Developing Realistic Mathematics Education. Utrecht: CD-β
Press/ Freudenthal Institute.