2.2 Transformator
Transformator merupakan peralatan listrik statis yang bekerja berdasarkan
prinsip induksi elektromagnetik untuk menaikkan tegangan (step up) atau
menurunkan tegangan (step down), tanpa merubah frekuensi.
Transformator dapat dibagi menurut fungsi/pemakaian seperti :
a. Transformator mesin (pembangkit)
b. Transformator gardu induk
c. Transformator distribusi
Penggunaan transformator pada sistem penyaluran tenaga listrik dapat
dibagi:
a. Trafo penaik tegangan (step up) atau disebut trafo daya, untuk menaikkan
tegangan pembangkit menjadi tegangan transmisi.
b. Trafo penurun tegangan (step down), dapat disebut trafo distribusi, untuk
menurunkan tegangan transmisi menjadi tegangan distribusi.
c. Trafo instrumen, untuk pengukuran yang terdiri dari trafo tegangan dan
trafo arus, dipakai menurunkan tegangan dan arus agar dapat masuk ke
meter-meter pengukuran.
e. Tap changer
Tap changer berfungsi mengubah rasio jumlah lilitan kumparan
primer terhadap sekunder apabila terjadi perubahan beban
transformator.
f. Penyerap air
Penyerap air yang berupa tabung berisi zat higroskopis silicagel
yang berfungsi untuk menyerap air dari udara yang masuk ke dalam
transformator.
g. Indikator
Indikator berfungsi untuk memonitor kondisi transformator saat
dibebani, seperti temperatur dan tinggi permukaan minyak, sistem
peringatan dini transformator dan posisi tap changer.
h. Pengaman transformator
1. Relay Buchholz yang berfungsi mendeteksi adanya gas yang
ditimbulkan oleh loncatan bunga api dan pemanasan setempat
dalam minyak transformator. Tekanan gas yang makin lama
makin besar menyebabkan pelampung akan turun dan menutup
kontak air raksa, mula-mula kontak 1 untuk alarm kemudian
kontak 2 untuk mentrip coil PMT, sehingga PMT membuka.
2. Relay temperatur adalah rele mekanis yang berfungsi untuk
mendeteksi temperatur minyak dan kumparan secara langsung.
3. Relay diferensial yang berfungsi untuk mengamankan
transformator jika ada gangguan hubung singkat. Prinsip kerja
relay tekanan mendadak (sudden pressure relay) adalah apabila
tekanan minyak transformator naik mendadak karena timbul
banyaknya gas didalam konservator, maka pelat berlubang akan
bergerak keatas dan menutup kontak microswitch yang
mengirim arus ke trip coil dan membuka PMT.
media
Macam sistem
No Dalam transformator Diluar transformator
pendingin
Sirkulasi Sirkulasi Sirkulasi Sirkulasi
alamiah paksa alamiah paksa
1 AN - - Udara -
2 AF - - - Udara
3 ONAN Minyak - Udara -
4 ONAF Minyak - - Udara
5 OFAN - Minyak Udara -
6 OFAF - Minyak - Udara
7 OFWF - Minyak - Air
8 ONAN/ONAF Kombinasi 3 dan 4
9 ONAN/OFAN Kombinasi 3 dan 5
10 ONAN/OFAF Kombinasi 3 dan 6
11 ONAN/OFWF Kombinasi 3 dan 7
*) Menurut IEC tahun 1976
b. Tap Changer
Tap Changer adalah alat perubah perbandingan lilitan
transformasi untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder yang
diinginkan dari tegangan jaringan / primer yang berubah-ubah.
Perubahan tap transformator hanya dapat dilakukan pada keadaan
tidak berbeban atau sering disebut dengan “Off Load Tap Changer”
dan hanya dapat dioperasikan manual. Sedangkan tap changer yang
dapat beroperasi untuk mengubah tap transformator dalam keadaan
transformator berbeban disebut “On Load Tap Changer” dan dapat
dioperasikan secara manual dan otomatis.
c. Alat Pernapasan (Dehydrating Breather)
Udara luar yang lembab akan menurunkan nilai tegangan
tembus minyak transformator, maka untuk mencegah hal
tersebut,pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi dengan
alat pernapasan berupa tabung berisi Kristal zat hygroskopis.
d. Indikator-Indikator : Thermometer dan Permukaan Minyak
Untuk mengawasi kinerja transformator selama beroperasi,
maka diperlukan adanya indicator pada transformator sebagai
berikut:
1. Indikator suhu minyak
2. Indikator permukaan minyak
3. Indikator system pendingin
4. Indikator kedudukan tap dan sebagainya
e. Peralatan Proteksi
1. Rele Bucholz
Rele bucholz adalah alat/rele untuk mendeteksi dan
mengamankan terhadap gangguan di dalam transformator
dengan memanfaatkan sifat kimiawi
2. Pengaman tekanan lebih
Alat ini berupa membrane yang terbuat dari kaca, plasti,
tembaga atau katup berpegas. Berfungsi sebagai pengaman
tangka transformator terhadap kenaikan tekanan gas yang
timbul didalam tangka dan kekuatannya lebih rendah dari
kekuatan tangka transformator.
3. Rele tekanan lebih
Rele ini bekerja akibat adanya kenaikan tekanan gas yang
tiba-tiba sehingga rele langsung menjatuhkan pmt.
4. Relay suhu
Rele ini bekerja akibat adanya kenaikan tekanan gas yang
tiba-tiba sehingga langsung menjatuhkan pmt.
5. Relay pengaman tangki
Biasanya menggunakan rele arus lebih dengan
karakteristik waktu kerja seketika.
f. Peralatan Tambahan Untuk Pengamanan Transformator
1. Rele differensial
Berfungsi mengamankan transformator dari gangguan
didalam transformator antara lain Flash Over antara kumparan
dengan kumparan atau kumparan dengan tangka atau belitan
dengan belitan.
2. Rele arus lebih
Berfungsi mengamankan transformator dari arus yang
melebihi rating yang telah diperkenankan lewat dari
transformator tersebut dan arus lebih ini dapat terjadi oleh
karena beban lebih atau gangguan hubung singkat.
3. Rele tangka tanah
Berfungsi untuk mengamankan transformator bila ada
hubung singkat antara bagian yang bertegangan dengan bagian
yang tidak bertegangan pada transformator.
4. Rele hubung tanah
Berfungsi mengamankan transformator bil ada hubung
singkat satu phasa ke tanah.
5. Rele termis
Berfungsi untuk mengamankan transformator dari
kerusakan isolasi kumparan, akibat adanya panas yang berlebih
yang ditimbulkan oleh arus lebih.
6. Arrester
Berfungsi sebagai penangkal petir.
dimana :
λ1 = fluks disisi primer
φ = fluks di inti trafo yang menghubungkan dua belitan
N1 = jumlah lilitan kawat di belitan primer
b. Rugi histeresis
Rugi histeresis adalah rugi-rugi yang timbul sebagai akibat
diperlukannya daya untuk membolak-balik dipole (elemen-
elemen magnet kecil) pada inti besi :
Ph = k h . f . Bmax (watt/kg) (2.6)
Keterangan :
Ph = Rugi histeresis (watt/kg)
f = Frekuensi sistem (50 Hz)
Bmax = Kerapatan fluks magnetic maksimum (Weber/m2)
n = Konstanta Steinmetz yang mempunyai nilai antara 1,6-
2,5
Makin tinggi nilai 𝐵𝑚𝑎𝑘𝑠 makin tinggi nilai n
kh = Koefisien rugi-rugi histerisis transformator, besarnya
antara 1,4-2,5.
Dari uraian diatas tampak bahwa rugi-rugi transformator terutama
disebabkan oleh rugi-rugi tembaga yang dipengaruhi perubahan
beban transformator. Sedangkan rugi-rugi besi praktis konstan
karena besarnya tegangan operasi yang mempengaruhi rugi-rugi besi
juga konstan.
OA 0,8
FA 0,8
NDFOA 0,8
DFOA 1,0
Keterangan :
∆θTO = Kenaikan temperatur top-oil terhadap temperatur ambient (0C)
∆θTO,u = Kenaikan temperatur top-oil akhir terhadap temperatur ambient
untuk beban (0C)
θA = Temperatur ambient (0C)
∆θTO,I = Kenaikan temperatur top-oil awal terhadap temperatur ambient
(0C)
τTO = Konstanta waktu minyak transformator daya bertipe
pendinginan
(DFOA) = 1,5 jam
Standar : IEEE
Keterangan :
pada beban rating pada posisi tap yang akan dipelajari (0C)
Tipe Pendinginan N
OA 0,8
FA 0,9
NDFOA 0,9
DFOA 1,0
∑N
n=1 FAA,n .∆tn
FEQA = ∑N
(2-12)
n=1 ∆tn
Keterangan :
FEQA x t x 100
%kehilangan umur = (2-13)
umur isolasi yang normal
Keterangan : Pada perhitungan umur isolasi yang normal (normal insulation life),
b. Penyalur panas yang baik, berat jenis yang kecil sehingga partikel-partikel
d. Titik nyala yang tinggi (minimum 1400C), untuk mencegah terlalu banyak
kebakaran.
isolasi padat.
2.14 Pembebanan Oil-Immersed Pada Transformator Daya
Output kVA nominal suatu transformator adalah beban yang dapat
operasi :
1. Suhu lingkungan.
tempat tembaga).