Perusahaan : __________________
Tanggal : __________________
1
2. Menurut Peratuan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No.12
tahun 2015 tanggal 9 April 2015 tentang K3 Listrik ditempat kerja pada
Pasal 1 Ayat 1 :
a. Yang dimaksud dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala
kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja.
b. Yang dimaksud dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala
kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
c. Yang dimaksud dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala
kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja melalui upaya pencegahan penyakit akibat kerja.
d. Yang dimaksud dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala
kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan penyakit kerja.
2
b. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam pelaksanaan norma K3
listrik ditempat kerja, dan Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam
melakukan pemasangan terhadap instalasi, perlengkapan dan peralatan listrik
secara aman ditempat kerja.
c. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam pelaksanaan norma K3
listrik ditempat kerja, dan Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam
melakukan pemeliharaan terhadap instalasi, perlengkapan dan peralatan
listrik secara aman ditempat kerja.
d. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam pelaksanaan norma K3
listrik ditempat kerja, dan Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam
melakukan instalasi, perlengkapan dan peralatan listrik secara aman ditempat
kerja.
3
d. Transformator, SUTT/SUTET Tower Lattice, Pemisah (PMS), Pemutus Tenaga
Listrik (PMT).
4
II(MI).6. PERSYARATAN K3 PEMASANGAN INSTALASI, PERLENGKAPAN
DAN PERALATAN LISTRIK DI TRANSMISI LISTRIK.
11. Jenis-jenis pekerjaan pemasangan instalasi listrik di sistem transmisi
tenaga listrik, yang meliputi:
a. Jenis jenis Komponen pada Transmisi, Ruang Lingkup Pemasangan
Perlengkapan & peralatan transmisi, Assesoris Pada Transmisi.
b. Jenis jenis Komponen pada Distrubusi, Ruang Lingkup Pemasangan
Perlengkapan & peralatan transmisi, Assesoris Pada Transmisi.
c. Jenis jenis Komponen pada Pembangkitan, Ruang Lingkup Pemasangan
Perlengkapan & peralatan transmisi, Assesoris Pada Transmisi.
b. Jenis jenis Komponen pada Pemanfaatan, Ruang Lingkup Pemasangan
Perlengkapan & peralatan transmisi, Assesoris Pada Transmisi.
5
dan Pembatas / APP, Pentanahan /Grounding , Proteksi Sistem
Distribusi, Peralatan Kerja & Alat Uji.
Pernyataan tersebut diatas:
a. Semuanya benar
b. Semuanya salah
c. Sebagian benar
d. Perlu dikaji ulang
6
II(MI).9. PERSYARATAN K3 PEMELIHARAAN INSTALASI, PERLENGKAPAN
DAN PERALATAN LISTRIK DI PEMBANGKITAN LISTRIK.
19. Pemeliharaan listrik terdiri dari :
a. Preventive Maintenance (PM) yaitu pemeliharaan berkala; Breakdown
maintenance (BM) yaitu perbaikan peralatan listrik sehingga bisa
dipertahankan ketersediaan, keandalan, dan efisiensinya untuk menjamin
pasokan listrik.
b. Tindakan perbaikan peralatan listrik yang terus menerus dengan metode
PDCA (Plan, Do, Check, Action) dan Pengujian tahanan isolasi, sehingga bisa
dipertahankan ketersediaan, keandalan, dan efisiensinya untuk menjamin
pasokan listrik kepada pelanggan internal maupun eksternal.
c. Preventive Maintenance (PM) yaitu pemeliharaan berkala; Predictive
Maintenance (PdM) yaitu pemeliharaan berdasarkan kondisi perlatan; dan
Corrective Maintenance (CM) yaitu pemeliharaan berupa koreksi yang
direncanakan maupun yang tidak direncanakan (breakdown maintenance).
d. Tindakan perbaikan peralatan listrik yang terus menerus dengan metode
FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) dan RCA (Root Cause Analysis)
sehingga bisa dipertahankan ketersediaan, keandalan, dan efisiensinya untuk
menjamin pasokan listrik kepada pelanggan internal maupun eksternal.
7
22. Tujuan dari Proteksi dan koordinasi sistem listrik menurut standard
ANSI/IEEE Std 242 1986/2001, adalah :
a. Mencegah kecelakaan pada manusia dan ternak, memperbaiki kerusakan
pada peralatan, dan membatasi durasi pemadaman listrik.
b. Mencegah kecelakaan pada manusia, mengganti peralatan-peraltan yang
tidak berfungsi, dan mencegah terjadinya pemadaman listrik.
c. Mencegah kecelakaan pada manusia dan ternak, meminimalisasi kerusakan
pada peralatan dan memperbaikinya sesegera mungkin, dan menghemat
biaya operasional listrik.
d. Mencegah kecelakaan pada manusia, meminimalisasi kerusakan pada
peralatan, dan membatasi durasi pemadaman listrik.
8
c. Sebagai “alat perantara” untuk memutuskan Fuse (Sekering), dimana
Protective Relay akan menerima indikasi gangguan listrik (berupa arus,
tegangan, dan lain-lain). Dan apabila gangguan listrik tsb. melampaui batas
setting-nya, maka kontak pada Protective Relay akan menutup sehingga
meng-energize Tripping Coil dan memutuskan Fuse (Sekering).
d. Sebagai peralatan sekunder yang dapat mengisolasi pemadaman listrik
untuk daerah-daerah tertentu saja.
9
c. Yang digunakan untuk kebutuhan listrik di sekolah-sekolah SMK dan SMA di
Jakarta sehingga para siswanya bisa belajar dengan baik.
d. Yang digunakan untuk kebutuhan listrik di pusat-pusat perbelanjaan dan
perdagangan sehingga kegiatan ekonomi bisa berjalan dengan baik.
29. Bahaya listrik menurut John Cadick dalam bukunya “Electrical Safety
Handbook” adalah :
a. Lightning, Electrostatic, Electricity leakage
b. Shock, Arc, Blast, dan other hazards.
c. Sudden death, Electricity leakage, Fire.
d. Short Cicuit, Alternating Current, Direct Current
31. Dalam PUIL 2011 (Persyaratan Umum Instalasi Listrik tahun 2011),
halaman 6 dari 639, bahaya kejut listrik terbagi menjadi dua yaitu :
a. Terperanjat dan Terjatuh
b. Sentuh langsung dan Sentuh tidak langsung
c. Tidak terlihat dan terlihat
d. Sentuh benda padat dan Sentuh benda cair
32. Dalam PUIL 2011 (Persyaratan Umum Instalasi Listrik tahun 2011),
halaman 43 dari 639, tegangan yang aman bagi manusia adalah :
a. Kurang dari 220 Volt AC, dan kurang dari 380 Volt DC
b. Kurang dari 120 Volt AC, dan kurang dari 220 Volt DC
c. Kurang dari 100 Volt AC, dan kurang dari 120 Volt DC
d. Kurang dari 50 Volt AC, dan kurang dari 120 Volt DC
10
33. Dengan menggunakan Kurva Arus mengalir ketubuh (mA)-vs-
Waktu(mS), apa reaksi tubuh manusia apabila teraliri Arus listrik
sebesar 20 mA dalam waktu 2 detik ?
a. Tidak terasa
b. Terasa, tetapi belum menyebabkan gangguan kesehatan
c. Kejang otot, dan gangguan pernafasan
d. Kegagalan detak jantung, kematian
11
5.Pasang Grounding pada Instalasi listrik
6.Pasang Grounding pada bagian-bagian yang kemungkinan bisa
bertegangan (misalnya frame dari motor, dan lain-lain)
7.Pasang ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) dengan sensitivity
maksimum 30 mA. Nama lain dari ELCB adalah GPAS (Gawai Proteksi
Arus Sisa), alias RCCB (Residual Current Circuit Breaker), alias RCD
(Residual Current Detector), alias GFCI (Ground Fault Current
Interrupter).
8.Laksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu melakukan
pekerjaan listrik.
9.Gunakan PPE yang baik, tepat, dan benar
12
c. Arc Flash = Arc yang timbul karena Short Circuit [terhubungnya kawat fasa
AC atau kawat positif + DC dengan kawat lain atau bagian konduktor lain
sebelum pemakaian (load)], dan Arc yang menyebabkan bahaya induksi
elektromagnetik
d. Arc Flash = Arc yang timbul karena Short Circuit [terhubungnya kawat fasa
AC atau kawat positif + DC dengan kawat lain atau bagian konduktor lain
sebelum pemakaian (load)], dan Arc yang menyebabkan bahaya radiasi
41. Berikut ini adalah CARA MENCEGAH TERJADINYA Arc Flash [Arc yang
timbul karena Short Circuit [terhubungnya kawat fasa AC atau kawat
positif + DC dengan kawat lain atau bagian konduktor lain sebelum
pemakaian (load)] :
1.Pada saat melakukan pekerjaan Pemeliharaan, harus selalu
listriknya dimatikan dulu (off & LOTO), kecuali terpaksa.
2.Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan pastikan harus
ada alat proteksi (CB atau Fuse)
3. Hindari Kondisi tidak aman (Unsafe condition) dan Perilaku yang
tidak aman (Unsafe Act)
4. Gunakan Alat Pelaindung Diri (APD) yang baik dan benar
42. Dalam teori Segitiga Api (Fire Triangle), Api akan muncul apabila ada
Oxigen, Fuel, dan Heat, masing-masing dalam jumlah yang cukup.
Dalam sistem tenaga listrik, “HEAT” bisa timbul karena :
1. Terjadi short circuit, tetapi alat proteksi tidak mentripkan cicuit
2. Kualitas kabel (kawat dan isolasi) tidak baik
3. Penggunaan jenis kabel yang salah (misalnya NYM hanya untuk
indoor).
4. Ukuran kawat terlalu kecil
5. Terjadi “loss connection” (dari sambungan kawat, tusuk kontak
yang bertumpuk-tumpuk yang cenderung tidak rapat, dan lain-lain)
13
43. Cara mencegah terjadinya bahaya ARC yang menyebabkan
Kebakaran:
14
d. Blast yang berasal dari equipment dari pabrik lain , misalnya Tranformator
meledak Battery meledak Dan lain-lain, serta Blast yang terjadi karena
Interrupting Rating (Breaking Capacity) yang tidak benar pada CB & Fuse
45. Berikut ini adalah Cara mencegah Blast yang berasal dari equipment
yang pemeliharaannya kurang baik:
1.Laksanakan pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, dan CM) sesuai
dengan prosedur-prosedur pemeliharaan (Maintenance Prosedures).
2. Lakukan JSA (Job Safety Analysis) untuk setiap pekerjaan
Pemeliharaan (PM, PdM, CM)
Pernyataan tersebut diatas :
a. Sebagian salah
b. Sebagian benar
c. Semuanya salah
d. Semuanya benar
15
48. Cara mencegah Blast yang terjadi karena Interrupting Rating yang
tidak benar pada CB & Fuse, adalah :
1. Hindari kemungkinan terjadinya short circuit
2. Pastikan Breaking Capacity dari Fuse dan Circuit Breaker adalah
lebih besar daripada Maximum Short Circuit pada titik terjadinya
short circuit tersebut. Maximum Short Circuit pada setiap titik Bus
dihitung menggunakan software misalnya ETAP (Electrical Transient
Analizer Program), atau dengan menggunakan Tabel seperti contoh
dari PLN.
Pernyataan tersebut diatas :
a. Semuanya salah
b. Semuanya benar
c. Sebagian salah
d. Sebagian benar
16
51. CHECK LIST Pemeriksaan dan dan pengawasan persyaratan K3 alat-
alat uji listrik dalam hal Insulation (isolasi) yang sangat berkaitan
dengan terjadinya Short Circuit yang menyebabkan Shock, Arc &
Blast.
1.Teknologi kesatu (paling awal) adalah dengan menggunakan
Insulation Resistance Tester (Meger) : Untuk Tegangan Rendah s/d
Tegangan Menengah. Rule of Thumb : Insulation Resistance minimum
= 1000 Ohm/Volt (Sesuai dengan PUIL 2011 halaman 452 dari 639).
Aplikasi didunia industri seringkali + 1 MOhm, sehingga menjadi (kV
operasi isolasi) + 1 MOhm.
Jika tegangan operasi kabel berisolasi 220 Volt, maka Insulation
Resistance minimum adalah :
a. = 1,21 Mohm.
b. = 1,22 Mohm.
c. = 1,23 Mohm.
d. = 1,24 Mohm.
17
II(MI).10. PERSYARATAN K3 PEMELIHARAAN INSTALASI,
PERLENGKAPAN DAN PERALATAN LISTRIK DI TRANSMISI LISTRIK.
54. Objek pemeliharaan Instalasi, Perlengkapan, dan Peralatan listrik di
Transmisi listrik adalah : Tranformator,Saluran Udara Tegangan
Tinggi, Gardu Induk, Pemisah (PMS), Pemutus Tenaga Listrik (PMT),
Penggerak Pemutus Tenaga, Kompesator, Peralatan SCADA dan
Telekomunikasi, PLC, Peralatan Kopling, Kapasitor Kopling, Wave
trap, Line Matching Unit, Peralatan Pengaman, Sistem Pentanahan
Titik Netral, Kabel Tenaga, Proteksi Sistem Penyaluran, Charger
(Rectifier),Automatic Voltaga Regulator (AVR), Rangkaian voltage
Dropper, Rangkaian Proteksi Tegangan Surja Hubung, Baterai (DC
Power).
Pernyataan tersebut diatas :
a. Semuanya benar
b. Semuanya salah
c. Sebagian benar
d. Perlu dikaji ulang
18
57. Sasaran Pemeliharaan Peralatan Gardu Distribusi adalah :
a. Instalasi tegangan tinggi (TT), Instalasi tegangan menengah closed type,
Transformator, Rak Tegangan Rendah, Pelindung Tegangan lebih, Sipil
Gardu, dan lain-lain
b. Instalasi tegangan menengah (TM), Instalasi tegangan menengah closed
type, Transformator, Rak Tegangan Rendah, Pelindung Tegangan lebih,
Sipil Gardu, dan lain-lain
c. Instalasi tegangan ektra rendah (TER), Instalasi tegangan menengah
closed type, Transformator, Rak Tegangan Rendah, Pelindung Tegangan
lebih, Sipil Gardu, dan lain-lain
d. Instalasi tidak ada tegangan (TAT), Instalasi tegangan menengah closed
type, Transformator, Rak Tegangan Rendah, Pelindung Tegangan lebih,
Sipil Gardu, dan lain-lain
58. Salah satu teknologi untuk mengetahui kondisi isolasi pada Sistem
Distribusi adalah “Hi Pot Test”.
a. Teknologi tersebut merupakan Pengujian Tahanan isolasi yang merupakan
diagnosa yang meliputi pengukuran arus bocor ketika potensial tinggi
(diatas normal diterapkan).
b. Teknologi tersebut merupakan Pengujian Tahanan isolasi yang merupakan
diagnosa yang meliputi pengukuran arus bocor ketika potensial tinggi
(diatas normal diterapkan).
c. Teknologi tersebut merupakan Pengujian berkelanjutan yang merupakan
diagnosa yang meliputi pengukuran arus bocor ketika potensial tinggi
(diatas normal diterapkan).
d. Teknologi tersebut merupakan Pengujian Lulus/gagal yang merupakan
diagnosa yang meliputi pengukuran arus bocor ketika potensial tinggi
(diatas normal diterapkan).
19
II(MI).12. PERSYARATAN K3 PEMELIHARAAN INSTALASI,
PERLENGKAPAN DAN PERALATAN LISTRIK DI PEMANFAATAN LISTRIK.
61. Pada suatu saat terjadi air menggenang dihalaman industri. Bagian
Mechanical telah menentukan akan dipasang pompa 5 HP.
Bagian Electrical harus memasang motor listrik untuk memutar
pompa tsb. Tersedia digudang Motor listrik AC,3 fasa, 380 Volt, 9
Amper, Effisiensi = 85%.
a. Motor tersebut tidak dipilih karena setelah dihitung, motor tersebut tidak
bisa memutar pompa 5HP
b. Motor tersebut dipilih karena setelah dihitung motor tersebut bisa memutar
pompa 5HP
c. Pompa dibiarkan tapa motor listrik sehingga air makin menggenang.
d. Pompa diperbaiki dulu karena ada kerusakan.
62. Sesuai PUIL 2011 ketentuan 510.5.3.1 halaman 400 dari 639 dan
Tabel K.52.3.4 pada PUIL 2011 Amademen 1 tahun 2013, halaman
121 dari 154, Kabel NYM yang akan digunakan pada motor tersebut
diatas adalah (supaya lebih aman, ukuran kawat dinaikkan satu
step):
a. Berukuran 6 mm2
b. b.Berukuran 4 mm2
c. Berukuran 2,5 mm2
d. Berukuran 1,5 mm2
63. Sesuai dengan Tabel K.52.3.4 pada PUIL 2011 Amademen 1 tahun
2013, halaman 121 dari 154, Ukuran Circuit Breaker yang akan
dipasang adalah :
a. 10 A
b. 20 A
c. 25 A
d. 35 A
64. Agar mata kita tetap sehat maka Tingkat pencahayaan (lux) untuk
Ruang kerja di Perkantoran adalah :
a. 150 lux
b. 250 lux
c. 300 lux
d. 350 lux
20
c. Instalasi Listrik, Peralatan Listrik Rumah Tangga, Sistem Pengendalian,
Mesin Listrik, Professional Logic Controller (PLC).
d. Instalasi Listrik, Peralatan Listrik Rumah Tangga, Sistem Pengendalian,
Mesin Listrik, Proporsional Logic Controller (PLC).
21
c. Kontaktor Magnit, Kontak Utama dan Kontak Bantu, Kontaktor Magnit
dengan Timer, Rele Pengaman Arus Lebih/Thermal Overload Relay, Sistem
Pengendali berbasis Induksi.
d. Kontaktor Magnit, Kontak Utama dan Kontak Bantu, Kontaktor Magnit
dengan Timer, Rele Pengaman Arus Lebih/Thermal Overload Relay, Sistem
Pengendali berbasis Thermal.
22
II(MI).13. PERSYARATAN K3 SISTEM PENYALUR PETIR
74. Proteksi terhadap bahaya akibat petir dilakukan :
a. Dengan Kawat penyalur petir
b. Dengan Arester
c. Dengan Kawat penyalur petir dan Arester
d. Tanpa Kawat penyalur petir dan tanpa Arester
75. Jika ada badai petir diarea terbuka, maka yang paling aman adalah
berlindung :
a. Dibawah pohon yang tinggi dengan banyak ranting.
b. Dibawah pohon yang kokoh dengan banyak cabang.
c. Dibawah gubug yang normal dengan lantai tanah.
d. Didalam mobil dengan jendela pintu tertutup.
77. Menurut PUIl 2011 halaman 548, yang dimaksud dengan Instalasi
khusus adalah :
a. Instalasi penerangan dengan karakteristik umum sehingga
penyelenggaraannya tidak memerlukan ketentuan tersendiri, misalnya
instalasi gedung, instalasi lampu ruangan besar dan sedang, dan lain-lain.
b. Instalasi listrik dengan karakteristik tertentu sehingga penyelenggaraannya
memerlukan ketentuan tersendiri, misalnya instalasi derek, instalasi lampu
pencahayaan tanda dan bentuk, dan lain-lain.
c. Instalasi listrik dengan ukuran kawat tertentu sehingga
penyelenggaraannya memerlukan ijin yang berwajib, misalnya instalasi
barak militer, instalasi lampu pencahayaan jalan raya, dan lain-lain.
23
d. Instalasi penerangan dengan karakteristik tertentu sehingga
penyelenggaraannya memerlukan perencanaan rinci dan terpadu, misalnya
instalasi pelabuhan, instalasi bandar udara dan perlengkapannya, dan lain-
lain.
24
c. Transformator (Kumparan TT/TR, Inti, Pendingin), Motor-motor Listrik,
Switchgear/PHB, Instrument Transformer.
d. Transformator (Kumparan TT/TR, Inti, Pendingin), Motor-motor Listrik,
Switchgear/PHB, Instrument Transformer, Uji fungsi Peralatan proteksi
(Pada Generator, Pada Trafo, Pada Instalasi Tenaga/Motor,dll).
II(MI).17.PRAKTEK
Dengan menggunakan “Check list Pencegahan Bahaya Listrik”,
praktekkan dilapangan untuk melakukan AUDIT terhadap Sistem Tenaga
Listrik yang telah ada (existing), dan INVESTIGASI terhadap kecelakaan
kerja listrik.
II(MI).18.SEMINAR
Seminar dari hal-hal yang telah dipraktekkan.
25
III(MP).2. ANALISIS DAN PELAPORAN KECELAKAAN KERJA LISTRIK
83. Langkah Analisis dan Pelaporan kecelakaan kerja listrik sekurang-
kurangnya meliputi :
a. Mengumpulkan data, Membandingkan data, Mencari hubungan / relevansi ,
Mencari kesimpulan, Menetapkan pengendalian
b. Mengumpulkan data.
c. Mengumpulkan data, Membandingkan data.
d. Mengumpulkan data, Membandingkan data, Mencari hubungan / relevansi ,
Mencari kesimpulan.
==oo00oo==
Selamat bekerja.
Moto : Kerja keras, Kerja Cerdas, Kerja Ikhlas
26