PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
A. Tujuan Penulisan
Melaporkan proses pelaksanaan pekerjaan pembangunan gedung Puskesmas
Kenarilang.
B. Tujuan PKL
1. Mahasiswa/mahasiswi mengetahui metode-metode kerja proses pekerjaan
dilapangan.
2. Mahasiswa/ mahasiswi mengetahui Manajemen Proyek
2
Pada metode ini, penulis secara langsung melakukan pengambilan gambar
(melakukan pemotretan /foto) pada tempat PKL mulai dari awal pekerjaan
yang di tinjau sampai dengan selesai sehingga dapat di pergunakan sebagai
acuan dalam penulisan laporan PKL ini.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Bangunan bawah
2. Bangunan atas
4
pendirian bangunan tersebut. Bagian – bagian bangunan atas diantaranya kolom,
dinding, ventilasi, balok latei, balok ring, kuda – kuda dan atap.
1. Fondasi
Fondasi adalah bagian dari struktur bangunan paling bawah yang berfungsi
memikul dan meneruskan beban dari bangunan termasuk beban – beban yang
bekerja pada bangunan dan berat fondasi itu sendiri menuju lapisan tanah
pendukung dibawahnya. Fondasi terbagi dalam tiga jenis yaitu fondasi dangkal,
fondasi sedang, dan fondasi dalam.
Fondasi ini merupakan jenis fondasi yang digunakan untuk mendukung beban
memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban
kolom dimana penempatan kolom dalam jarak dekat dan fungsional kolom tidak
terlalu mendukung beban berat. Fondasi ini biasanya dibuat dari pasangan bata
atau batu kali, dengan kedalaman tanah kuat sampai 1,5 m dibawah permukaan
tanah. Jika kedalaman tanah kuat sampai 2 m, dapat pula digunakan fondasi staal
yang diletakkan diatas timbunan pasir ± 20 cm.
Fondasi ini digunakan untuk mendukung beban titik individual seperti kolom
struktur. Fondasi ini dibuat dari beton bertulang, dengan kedalaman tanah kuat
sampai 2 m dibawah permukaan tanah.
5
3. Fondasi pyler
Fondasi ini biasanya dibuat dari pasangan batu kali yang berbentuk piramida
terpancung. Fondasi ini biasanya dipasang pada sudut – sudut bangunan dan pada
pertemuan tembok – tembok dengan jarak ± 2,5 m – 3.5 m, dengan kedalaman
tanah kuat 2,5 m – 3 m dibawah permukaan tanah. Di atas fondasi dipasang balok
sloof.
6
Gambar 2.2 Fondasi Sumuran
7
2. Kolom
Kolom dibedakan dalam beberapa jenis, yaitu menurut bentuk dan susunan
tulangan, serta letak atau posisi beban aksial pada penampang kolom. Disamping
itu juga dapat dibedakan menurut ukuran panjang – pendeknya kolom dalam
hubungan dengan dimensi lateral.
a. Kolom segi empat, baik berbentuk empat persegi panjang maupun bujur
sangkar, dengan tulangan memanjang dan sengkang. ( Gambar 2.4 a ).
b. Kolom bulat dengan tulangan memanjang dan sengkang atau spiral.
( Gambar 2.4 b
c. Kolom komposit, yaitu kolom yang terdiri atas beton dan profil baja
struktural yang berada didalam beton. ( Gambar 2.4 c ).
8
2. Jenis kolom berdasarkan letak/posisi beban aksial.
a. Kolom dengan posisi beban sentris, berarti kolom ini menahan beban aksial
tepat pada sumbu kolom. ( Gambar 2.5 a ).
b. Kolom dengan posisi bebann eksentris, berarti beban aksial bekerja diluar
sumbu kolom dengan eksentrisitas sebesar e. ( Gambar 2.5 b ). Beban aksial
P dan eksentrisitas e ini akan menimbulkan momen (M) sebesar M = P.e.
Dengan demikian, kolom yang menahan beban aksial eksentris ini
pengaruhnya sama dengan kolom yang menahan beban aksial sentris P serta
momen M. ( Gambar 2.5 c ).
9
3. Balok
Balok adalah batang horizontal dari rangka struktur yang menahan beban
lentur akibat adanya momen yang terjadi pada struktur bangunan. Balok juga
menahan beban vertikal dan horizontal. Beban vertikal berupa berat balok itu
sendiri, beban plat lantai, berat dinding dan juga beban hidup yang terdiri dari
beban yang berpindah – pindah, seperti manusia yang melakukan aktivitas
didalam bangunan.
Sifat dari bahan beton yaitu sangat kuat untuk menahan tekan, tetapi tidak
kuat untuk menahan tarik. Oleh kerena itu, beton dapat mengalami retak jika
beban yang dipikulnya menimbulkan tegangan tarik yang melebihi kuat tariknya.
Untuk menahan gaya tarik yang cukup besar pada balok, maka perlu diberi baja
tulangan, sehingga disebut beton bertulang. Pada balok beton bertulang, tulangan
baja ditanam di dalam beton, sehingga gaya tarik yang dibutuhkan untuk menahan
momen pada penampang dapat ditahan oleh baja tulangan.
Fungsi utama dari beton yaitu untuk menahan beban/gaya tekan dan menutup
baja tulangan agar tidak berkarat. Sedangkan fungsi utama dari baja tulangan
yaitu untuk menahan gaya tarik (meskipun juga kuat terhadap gaya tekan) dan
mencegah terjadinya retak/patah pada beton.
10
1. Pemasangan tulangan longitudinal
Fungsi baja tulangan pada struktur beton bertulang yaitu untuk menahan gaya
tarik. Oleh karena itu pada struktur balok, plat, fondasi, ataupun struktur lainnya
dari bahan beton bertulang, selalu diupayakan agar tulangan longitudinal
(tulangan memanjang) dipasang pada serat – serat beton yang mengalami
tegangan tarik. Keadaan ini terjadi terutama pada daerah yang menahan momen
lentur besar (umumnya di daerah lapangan) sehingga sering mengakibatkan
terjadinya retakan beton akibat tegangan lentur tersebut. Tulangan longitudinal
dipasang searah sumbu batang. Berikut adalah contoh pemasangan tulangan
memanjang pada balok maupun plat.
Retakan beton pada balok juga dapat terjadi di daerah ujung balok yang
dekat dengan tumpuan. Retakan ini disebabkan oleh bekerjanya gaya geser atau
gaya lintang balok yang cukup besar, sehingga tidak mampu ditahan oleh material
beton dari balok yang bersangkutan.
11
Agar balok dapat menahan gaya geser, maka diperlukan tulangan geser yang
dapat berupa tulangan miring / tulangan serong atau berupa sengkang / begel.
Jika sebagai penahan gaya geser hanya digunakan begel saja, maka pada daerah
dengan gaya geser besar (daerah tumpuan) dipasang begel dengan jarak yang
rapat. Sedangkan pada daerah dengan gaya geser kecil (daerah lapangan) dipasang
begel dengan jarak yang lebih besar.
1. Balok induk
Balok induk adalah balok utama yang penempatannya tepat pada kolom,
memanjang sebagai penghubung antar kolom dan memiliki dimensi lebih besar.
Balok induk merupakan balok yang dianggap satu kesatuan dengan kolom dalam
perhitungan satu portal. Balok induk mempunyai menahan baban dari balok anak
ke kolom.
2. Balok anak
Balok anak adalah balok yang menyokong atau mendukung beban dan
menghubungkan antar balok induk, dimensinya lebih kecil dari balok induk.
Balok anak juga menghubungkan antar portal yang satu dengan yang lain. Balok
12
anak mempunyai fungsi menahan beban – beban dari lantai yang akan diteruskan
ke balok induk, balok anak terletak di ujung – ujung balok induk dan juga di
tengah – tengah balok induk.
3. Balok pendukung
Yang termasuk balok pendukung adalah ring balk. Ring balk adalah balok
yang penempatannya pada ujung atas bangunan dan melingkar mengikuti kontur
bangunan, dimensinya lebih kecil dari balok anak.
4. Pelat Lantai
Yang dimaksud dengan pelat adalah struktur tipis yang dibuat dari beton
bertulang dengan bidang yang arahnya horizontal dan beban yang bekerja tegak
lurus. Pada bangunan gedung, pelat ini berfungsi sebagai diafragma/unsur
pengaku horizontal yang sangat bermamfaat untuk mendukung ketegaran balok
portal. Pelat beton bertulang banyak digunakan pada bangunan, baik sebagai
lantai bangunan, lantai atap dari gedung, lantai jembatan, dan lantai pada
dermaga. Beban yang bekerja pada pelat umumnya di perhitungkan terhadap
beban gravitasi ( beban mati dan beban hidup ).
13
Gambar 2.8 Tumpuan pelat
Berdasarkan jenis perletakan pelat pada balok, terdiri atas tiga jenis yaitu sebagai
berikut:
1. Terletak bebas
Keadaan ini terjadi jika pelat diletakkan begitu saja di atas balok, atau antara
balok dan pelat tidak di cor bersama – sama, sehingga pelat dapat berotasi bebas
pada tumpuan tersebut. Pelat yang di tumpu oleh tembok juga termasuk dalam
kategori terletak bebas. ( Gambar 2.9 a )
2. Terjepit elastis
Keadaan ini terjadi jika pelat dan balok di cor bersama – sama secara
monolit, tetapi ukuran balok cukup kecil, sehingga balok tidak cukup kuat untuk
mencegah terjadinya rotasi pelat. ( gambar 2.9 b )
3. Terjepit penuh
Keadaan ini terjadi jika pelat dan balok di cor bersama – sama secara
monolit dan ukuran balok cukup besar sehingga mampu mencegah terjadinya
rotasi pelat. ( Gambar 2.9 c )
14
Gambar 2.9 Jenis Perletakan Pelat Pada Balok.
5. Atap
Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup
seluruh ruang yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas,debu, hujan, angin
atau untuk keperluan perlindungan. Meskipun atap itu ringan, pengaruh luar
terhadap konstruksi dan penutupnya baik terhadap suhu ( sinar matahari ), cuaca
( air hujan dan kelembapan udara ), serta keamanan terhadap gaya horizontal
( angin dan gempa ), dan kebakaran harus tetap di jamin.
Mengacu pada kondisi iklim , perancangan atap yang baik di tentukan oleh
tiga fakttor, yaitu :
1. jenis material
2. Bentuk/ukuran
3. Teknik pengerjaan.
1. Gording
2. Jurai ( jurai dalam dan jurai luar )
3. Sagrod
4. Kaso
15
5. Bubungan ( nok )
6. Reng
7. Penutup atap
1. Atap sirap
2. Atap genteng
3. Atap seng
4. Atap dak beton
5. Atap genteng metal
6. Atap polycarbonate
1. Talang
2. Lisplank
16
pengguna anggaran, sebagai upaya untuk terlaksananya rencana proyek tersebut,
maka berikut ini adalah metode pelaksanaan pembangunan gedung.
1. Pemilik proyek
Pemilik proyek atau pemberi tugas adalah orang atau badan yang memiliki
proyek dan memberikan pekerjaan jasa dan yang membayar biaya pekerjaan
tersebut. Pengguna jasa dapat berupa perseorangan, badan / lembaga / instansi
pemerintah maupun swasta.
17
2. Konsultan perencana
Konsultan perencana adalah orang atau badan usaha yang membuat
perencanaan pembangunan baik dalam bidang arsitektur, sipil, maupun
bidang lain yang melekat erat dan membentuk sebuah sistem bangunan.
3. Konsultan pengawas
Konsultan pengawas adalah orang atau badan yang ditunjuk oleh pengguna
jasa untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan
pembangunan, mulai dari awal hingga berakhirnya pekerjaan tersebut.
PEMILIK PROYEK
KONSULTAN KONTRAKTOR
18
Konsultan memberikan gambar rencana dan peraturan serta syarat – syarat,
kemudian kontraktor harus merealisasikan menjadi sebuah bangunan.
Kata beton dalam bahasa Indonesia berasal dari kata yang sama dalam
bahasa Belanda. Kata concrete dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa latin
concretus yang berarti tumbuh bersama atau menggabungkan menjadi satu. Dalam
bahasa Jepang digunakan kata kotau-zai, yang arti harafiahnya material – material
seperti tulang; mungkin karena agregat mirip tulang – tulang hewan.
Beton adalah material komposit yang rumit. Beton dapat dibuat dengan
mudah bahkan oleh mereka yang tidak punya pengertian sama sekali tentang
teknologi beton. Tetapi pengertian yang salah dari kesederhanaan ini sering
menghasilkan persoalan pada produk, antara lain reputasi jelek dari beton sebagai
material bangunan.
Sebagai material komposit, sifat beton sangat tergantung pada sifat unsur
masing – masing serta interaksi mereka. Ada 3 sistem umum yang melibatkan
semen yaitu pasta semen, mortar, dan beton.
Ketiga sistem tersebut dapat dipandang sebagai model komposit. Kadang kala
beton masih ditambah lagi dengan bahan kimia pembantu (admixture) untuk
mengubah sifat – sifatnya ketika masih berupa beton segar (fresh concrete) atau
beton keras. Beton mempunyai kuat tekan yang besar sementara kuat tariknya
kecil. Oleh karena itu untuk struktur bangunan, beton selalu dikombinasikan
dengan tulangan baja untuk memperoleh kinerja yang tinggi.
19
Beton yang ditambah dengan tulangan baja disebut beton bertulang
(reinforced concrete) dan jika ditambah lagi dengan baja prategang akan menjadi
beton pra tekan (prestressed concrete).
Semen berasal dari kata caementum yang berarti bahan perekat yang
mampu mempersatukan atau mengikat bahan – bahan padat menjadi satu kesatuan
yang kokoh dan dapat juga merupakan suatu produk yang mempunyai fungsi
sebagai bahan perekat antara dua bahkan lebih bahan sehingga menjadi satu
bagian yang kompak. Dalam pengertian yang luas adalah material plastis yang
memberikan sifat rekat antara batuan – batuan kontruksi bangunan.
Bahan dasar semen portland dibuat dari serbuk halus mineral kristalin
dengan komposisi utama kalsium dan aluminium silikat. Bahan utama pembentuk
yaitu kapur (CaO), silika (SiO3), aluminium (Al2O3), sedikit magnesia (MgO), dan
terkadang sedikit alkali. Empat senyawa kompleks penting yang ada dalam semen
portland yaitu Dikalsium silikat (C2S atau 2CaCO.SiO2), Trikalsium silikat (C3S
atau 3CaCO.SiO2), Trikalsium aluminat (C3A atau 3CaO.Al2O3), dan
Tetrakalsium aluminoferit (C4AF atau 4CaO.Al2O3.Fe2O3). Senyawa tersebut
menjadi kristal – kristal yang saling mengunci ketika menjadi klinker. Perbedaan
persentase senyawa kimia menyebabkan sifat semen.
20
Tipe 1 adalah semen portland yang difungsikan untuk tujuan umum, jenis ini
dapat digunakan hampir semua jenis konstruksi.
Tipe 2 adalah semen portland modifikasi, merupakan tipe yang sifatnya setengah
tipe 4 dan setengah tipe 5 (moderat). Tipe ini dapat juga diproduksi
sebagai pengganti tipe 4.
Tipe 3 adalah semen portland dengan kekuatan awal tinggi. Kekuatan 28 hari
umumnya dapat dicapai dalam 1 minggu. Semen jenis ini umum dipakai
ketika acuan harus dibongkar secepat mungkin atau ketika struktur harus
dapat cepat dipakai.
Tipe 4 adalah semen portland dengan panas hidrasi rendah, yang dipakai untuk
kondisi dimana kecepatan dan jumlah panas yang timbul harus minimum.
Misalnya pada bendungan gravitasi yang besar. Pertumbuhan kekuatannya
lebih lambat dari pada semen tipe 1.
Tipe 5 adalah semen portland tahan sulfat, yang dipakai untuk menghadapi aksi
sulfat yang ganas. Umumnya dipakai didaerah dimana tanah atau airnya
memiliki kandungan sulfat yang tinggi (lingkungan khusus).
Selain jenis – jenis tersebut, jenis semen telah dikembangkan jenis semen
portland pozzolan. Semen portland pozzolan adalah suatu semen hidrolis yang
terdiri dari campuran yang homogen antara semen portland dengan pozzolan halus
yang diproduksi dengan menggiling klinker semen portland dan pozzolan bersama
– sama atau mencampur secara merata bubuk semen portland dengan bubuk
pozzolan.
21
1. Jenis IP-U adalah semen portland pozzolan yang dapat dipergunakan untuk
semua tujuan pembuatan adukan beton.
2. Jenis IP
3. -K adalah semen portland pozzolan yang dapat dipergunakan untuk semua
tujuan pembuatan adukan beton, serta untuk tahan sulfat sedang dan panas
hidrasi sedang.
4. Jenis P-U adalah semen portland pozzolan yang dapat dipergunakan untuk
pembuatan beton dimana tidak diisyaratkan kekuatan awal yang tinggi.
5. Jenis P-K adalah semen portland pozzolan yang dapat dipergunakan untuk
pembuatan beton dimana tidak diisyaratkan kekuatan awal yang tinggi, serta
untuk tahan sulfat sedang dan panas hidrasi rendah.
Selain itu, juga dikenal adanya jenis semen putih, semen putih juga termasuk
jenis semen portland, karena memiliki sifat yang sama kecuali dalam hal warna.
2. Air
Karena karakter pasta semen merupakan hasil reaksi kimiawi antara semen
dengan air, maka bukan perbandingan jumlah air terhadap total (Semen + air +
agregat halus (pasir) + agregat kasar (kerikil)) material yang menentukan,
melainkan hanya perbandingan antara air dan semen pada campuran yang
menentukan. Air yang berlebihan akan menyebabkan banyak gelembung air
setelah proses hidrasi selesai, sedangkan air yang terlalu sedikit akan
22
menyebabkan proses hidrasi tidak seluruhnya selesai. Sebagai akibat beton yang
dihasilkan akan kurang kekuatannya.
3. Agregat
a. Agregat halus
b. Agregat kasar
23
yang lebih rendah dari pada batu pecah, tetapi memberikan kemudahan
pengerjaan yang lebih tinggi.
c. Agregat kasar buatan
Bahan ini berupa slag atau shale yang bisa digunakan untuk beton berbobot
ringan. Biasanya merupakan hasil dari proses lain seperti dari blast-furnace.
d. Agregat untuk pelindung nuklir dan berbobot berat
Dengan adanya tuntutan yang spesifik pada zaman atom saat ini, juga untuk
pelindung dari radiasi nuklir sebagai akibat dari semakin banyaknya
pembangkit atom dan stasiun tenaga nuklir, maka perlu ada beton yang
dapat melindungi dari sinar x, sinar gamma, dan sinar neutron. Pada beton
demikian syarat ekonomis maupun syarat kemudahan pengerjaan tidak
begitu menentukan. Agregat kasar yang diklasifikasikan disini misalnya
baja pecah, barit, magnetit, dan limonit.
24
membahayakan bagi para pekerja dan struktur beton yang dicetak dengan
cara dituangkan kepadanya.
3. Ekonomis, artinya dibangun secara efisien, hemat biaya dan waktu sehingga
menguntungkan baik bagi kontraktor pelaksana dan juga bagi pemilik
bangunan.
1. Acuan kayu
Terdiri dari papan kayu ukuran 2/20 cm – 3/20 cm yang dirangkai atau
dapat juga menggunakan multiplex 9 mm – 12 mm, yang diberi perkuatan
dan penyokong untuk bisa membentuk beton dengan ukuran yang telah
ditetapkan. Terkadang dapat juga merupakan kombinasi papan kayu dengan
triplex 3 mm bila keadaan papan – papan kayu tidak memungkinkan untuk
membentuk permukaan beton jadi. Peranan teknik perkuatan, penyokong,
dan sambungan kayu yang pada umumnya dikerjakan langsung dilapangan.
2. Acuan metal
a. Acuan plat baja
Terdiri dari panel – panel plat baja tipis yang diberi perkuatan dengan
ukuran modul standar ataupun di buat berdasarkan pesanan. Bahan yang
25
digunakan ialah plat baja gulung dingin. Pada umumnya di buat dan di stel di
pabrik yang kemudian di-asembling di lapangan. Hubungan antar komponen dan
sambungan antar bagian menggunakan baut dan klem pengunci.
Merupakan pengembangan dari jenis baja dan menggunakan cara yang baja
dalam pelaksanaannya. Dengan bahan yang lebih ringan diharapkan di dapat
efisiensi yang cukup berarti. Sebagai penguat, pengapit, ataupun penyokong
umumnya masih tetap menggunakan bahan profil baja.
Bahan jenis ini sangat menunjang pada pelaksanaan beton pracetak dan
kebutuhan beton arsitektural. Akan di dapat hasil cetakan beton dengan
permukaan halus sehingga tidak memerlukan perbaikan atau finishing. Umumnya
digunakan ketebalan antara 3 mm – 15 mm dan dapat pula dikerjakan untuk
bentuk lengkung – lengkung .
26
2.4.2 Perancah
27
BAB III
28
Konsultan pengawas : CV. ELEGEN ENTETE DESAIN
Lokasi proyek
Puskesmas
Kenarilang kios
29
3.2 Manajemen proyek
3.2.1 Pemilik Proyek ( owner)
30
a. Mengawasi jalannya pekerjaan yang dilaksanakan
b. Membuat laporan kemajuan fisik pekerjaan
c. Membuat back up data lapangan sesuai volume yang dikerjakan.
3.2.4 Kontraktor
Agar suatu proses dapat berlangsung dengan baik, dibutuhkan suatu wadah dalam
bentuk organisasi, berikut ini merupakan struktur organisasi dari CV. ILE APE
Tugas dan fungsi :
31
Strktur organisasi pelaksanaan pekerjaan
AYUB ABAKOLO
SUBHAN A. LALANG
KEPALA PROYEK
HAMKA DJALIL
PELAKSANA ADMINISTRASI
Pemilik proyek
DINAS KESEHATAN
32
3.3 Tinjauan Khusus
3.3.1 Pekerjaan Pelaksanaan Balok, Plat Lantai, dan Kolom
Balok adalah satu dari elemen horisontal yang merupakan komponen
struktur yang berfungsi untuk meratakan beban plat atau dinding dan sebagai
pengikat antar kolom. Plat bagian dari struktur bangunan yang berfungsi sebagai
diafragma/unsur pengaku horizontal yang sangat bermanfaat untuk mendukung
ketegaran balok portal. Kolom merupakan salah satu diantara sejumlah jenis
bahan yang digunakan sebagai unsur utama suatu bangunan. Struktur bangunan
yang menggunakan beton bertulang dapat kita temui pada kolom.
A. Metode pelaksanaan
Balok, Plat Lantai dan Kolom merupakan bagian dalam bangunan yang
sangat penting dan berpengaruh pada kekuatan bangunan itu sendiri. Untuk itu
perlu menentukan kualitas strukturnya dengan cara menentukan mutu beton yang
sesuai dengan tetapan dan perencanaan.
1. Pekerjaan Persiapan
Dalam memulai suatu pekerjaan maka harus dilakukan persiapan-
persiapan agar pekerjaan tidak terhambat. Pekerjaan persiapan meliputi persiapan
alat-alat dan bahan yang akan dipakai pada pekerjaan mulai dari begesting,
pembesian, baja ringan sampai pengecoran.
a. Peralatan
Mixer : digunakan untuk mencampur beton.
Crane : digunakan untuk memindahkan material peralatan yang berat.
Alat Pemadat Beton : digunakan untuk memadatkan campuran beton saat
pengecoran.
Kunci Pembengkok Besi (Flasher) : untuk membengkokan besi yang berukuran
kecil atau sedang seperti besi beugel.
33
Gegep : memotong dan memperkencang ikatan kawat saat perakitan tulangan.
Gergaji Besi : memotong besi.
Meter Roll : untuk mengukur
Sendok Spesi : untuk keperluan-keperluan tertentu.
Roskam : meratakan permukaan yang dicor
Palu : memaku
Bor :pelubang
Kunci 8 :memutar baut
Gunting seng : memotong baja ringan
Gurinda : memotong baja ringan
b. Bahan
Semen Portland : bahan pengikat hidrolis berupa bubuk halus yang dihasilkan
dengan cara menghaluskan klinker (bahan-bahan ini terutama terdiri dari
silikst-silikat kalsium yang bersifat hidrolis), dengan batu gips sebagai bahan
tambahan. Jika bubuk halus tersebut dicampur dengan air,dalam beberapa
waktu dapat menjadi keras.
Sifat-sifat semen portland:
- Proses pengikatan relatif cepat
- Daya ikat tinggi
- Penyusutan cepat
Kerikil (Agregat kasar) : merupakan disintegrasi dari batu – batuan atau batu
pecah yang diperoleh dari alat pemecah batu. Disebut agragat kasar apabila
ukurannya melebihi ¼ inci (6 mm)..
Syarat – syarat kerikil adalah:
- Agregat terdiri dari butiran-butiran keras yang tidak berpori
- Agregat tidak mengandung lumpur
- Agregat tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton
Pasir (Agregat halus) : merupakan bahan pengisi dari campuran yang berupa
pasir dan mempunyai ukuran yang bervariasi antara nomor 4 sampai nomor
100 saringan standar Amerika.
34
Syarat-syarat pasir adalah:
- Pasir terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam besarnya.
- Pasir tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 5% (ditentukan dari berat
sendiri).
- Pasir tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton.
Air : merupakan pengikat antara semen dan agregat dalam proses pencampuran
beton atau mortar semen.
Syarat-syarat air adalah:
- Air tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam, dan zat-zat yang
dapat merusak beton.
- Air yang digunakan harus bersih dan jernih.
- Air tidak boleh berwarna, berasa, dan berbau.
Baja tulangan
Baja tulangan yang dipakai untuk pekerjaan pembesian adalah:
- Tulangan Ø16 mm.
- Tulangan Ø12 mm.
- Tulangan Ø8 mm
- Kawat pengikat (bindraat)
Baja ringan
Baja ringan yang digunakan untuk pekerjaan kuda-kuda adalah :
- C 80 - 0.75 mm
Self Drilling Screw System ( SDS)
2. Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian adalah membentuk tulangan sesuai dengan ukuran
dari pekerjaan penulangan yang akan dilakukan. Secara umum penulangan
merupakan rangkaian pekerjaan mulai dari pekerjaan pengukuran, pemotongan,
pembengkokan, serta perakitan yang dikerjakan berdasarkan gambar dan volume
pekerjaan yang tertera dalam rencana kerja. Pekerjaan penulangan ini dilakukan di
lokasi proyek dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
35
Permukaan tulangan tidak boleh berkarat karena akan mempengaruhi kualitas
kekuatan tulangan dan mempengaruhi proses pengikatan antara beton dan
tulangan.
Tulangan harus diikat dengan kuat sehingga posisi tidak mengalami perubahan
pada saat dilakukan pengecoran.
Jumlah tulangan harus sesuai dengan yang terdapat dalam gambar kerja.
1. Alat 2. Bahan
Pemotong besi Besi Ø 8 mm
Flasher Besi Ø 10 mm
Mal pembengkok Besi Ø 16mm
Gergaji besi Kawat ikat binraat
Gegep Selimut beton ukuran 20 mm
Meter roll Tripleks 3mm
Kapur tulis Dolken
36
3. Pekerjaan Bekisting
Untuk mewujudkan kolom dan balok yang diinginkan maka diperlukan
suatu wadah atau cetakan yang biasa disebut bekisting dari kolom dan balok itu
sendiri. Pekerjaan bekisting dilakukan dilokasi proyek. Sedangkan untuk
pekerjaan plat lantai tidak membutuhkan bekisting.
1) Kuat, mudah dipasang dan dibongkar serta tidak mudah menyerap air
2) Ukuran bekisting harus benar-benar tepat sehingga menghasilkan ukuran
kolom dan balok yang sesuai dengan gambar kerja.
Fungsi bekisting itu sendiri antara lain : Sebagai wadah cetakan beton ,
dan menupang campuran.
1. Alat 2. Bahan
Hamer/palu Usuk/balok :5/7 cm
Meter Paku : 7cm , 10 cm dam
Siku 12 cm
Gergaji Tripleks 3mm
Pensil Dolken
37
c. Langkah-langkah pengerjaan Bondek sebagai pengganti bekisting plat lantai :
Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
Bondek atau frool dek dipotong sesuai ukuran melintang satu bagian bangunan.
Setelah diukur dan dipotong bor bagian pinggir bondek menggunakan bor
listrik guna untuk dapat memasukan besi baja atau angker yang telah dicor
bersamaan dengan balok
Besi baja atau yang biasa disebut di lapangan sebagai angker ini, berguna
untuk mengikat bondek atau menahan kedudukan bondek pada balok.
Untuk pengikatan bondek dengan cara membengkokan besi tersebut setelah
memasukan bondek dalam besi dengan cara dipukul menggunakan palu
Besi atau angker ini berfungsi juga untuk tempat pengikatan wiremesh
Besi untuk angker ini, menggunakan besi berdiameter 9 mm, dan berdiameter
10 mm.
Pasang semua bondek agar menutupi semua area pelat lantai.
4. Pekerjaan Pengecoran
a. Alat dan Bahan yang dibuhkan antara lain :
1. Alat 2. Bahan
Roskam Seme
Kereta Pasir
Ember Batu Pecah
Sekop Air
Pensil
b. Langkah Pengecoran
1. Persiapan
Sebelum memulai pekerjaan, selambat – lambat nya 2 hari penyedia jasa
konstruksi harus menyediakan rencana kerja seperti persiapan jumlah tenaga
kerja, alat, serta jadwal pekerjaan, dan alur pekerjaan.
Kuat desak beton rencana : mutu beton K – 250 ( Beton ready mix )
38
Sebelum di cor, lantai kerja harus bersih dari sisa – sisa pekerjaan sebelumnya
atau kotoran.
2. Pengadukan
Pengadukan beton untuk beton struktur harus menggunakan campuran beton
dari ready mix dan harus mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.
Material begisting sudah di lapisi dengan oli bekas, dan mold oil / sika form oil
agar beton tidak melekat pada cetakan dan mudah di buka.
Bila diperlukan stek untuk penulangan di atasnya, panjang stek minimal 40 kali
diameter.
Pengatur jarak selimut beton harus terpasang pada tempat nya.dan batas
ketinggian cor harus ditandai dengan jelas.
Pipa untuk instalasi elektrikal dan angkur – angkur harus terpsang sebelum
pengecoran dan di perkuat agar tidak berubah posisi selama pengecoran.
Alat kerja berupa mesin pengaduk, sekop , takaran material , dan alat
pengangkutan adukan beton harus harus dalam kondisi siap pakai dan telah
disiapkan cadangannya.
Pengadukan dilakukan dengan mesin pengaduk agar mendapatkan beton yang
homogeny
3. Pengecoran
Adukan di angkat ke tempat penuangan sebelum semen mulai berhidrasi dan
selalu di jaga agar tidak ada bahan – bahan yang tumpah atau memisah dari
campuran.
Penulangan adukan beton harus terus menerus agar di dapatkan beton yang
monolit. Selama penulangan beton, cetakan maupun tulangan di jaga agar tidak
berubah posisi.
Pemadatn beton manual dengan di tusuk tidak boleh mencapai ketebalan 15
cm. Pemadatan dengan alat getar tidak boleh menyentuh begisting dan atau
tulangan.
Beton yang baru di cor harus di lindungi dari lalulintas orang dan material.
39
4. Pembongkaran
Untuk pembongkaran bekisting dilakukan dengan menggunakan hammer /
palu. Pembongkaran begisting harus mendapat persetujuan dari konsultan
pengawas dan alat yang digunakan untuk melakukan pembongkaran begisting
tidak boleh merusak permukaan beton. Beton harus dilindungi dari panas agar
tidak mengalami penguapan cepat.
Langkah kerja :
Mulai dengan membongkar usuk dan balok pada scaffolding.
Kemudian bongkar pula tripleks atau alas bekisting.
balok, usuk dan tripleks disusun rapi pada tempanya untuk pekerjaan
selanjutnya
Balok / usuk yang tidak bisa dipakai akan diikat dengan kawat kemudian
dikumpulkan agar tidak menganggu aktivitas-aktivitas para pekerja lainnya.
5. Pekerjaan Perawatan
Pekerjaan perawatan yang terjadi hampir tidak ada. Hanya beberapa
pekerjaan salah satunya menempel hasil pengecoran yang berlubang dengan
campuran kedap air (air + semen).
= 10.3 m3
40
Balok 25/35
B = 0.25 ; H = 0.35
Panjang seluruh bentangan Balok 25/35 = 38.5 m
Volume = B x H x P
= 0.25 x 0.35 x 38.5 m
= 3.37 m3
Balok 15/20
B = 0.15 ; H = 0.20
Panjang seluruh bentangan Balok 15/20 = 9.4 m
Volume = B x H x P
=0.15 x 0.20 x 9.4 m
=0.282 m3
Total Volume = 10.3 m3+ 3.37 m3+ 0.282 m3
= 13.952 m3
b. Pekerjaan beton
Menggunakan beton mutu f’c = 21,7 MPa (K 250)
Semen : 384 kg
Pasir : 692 kg
Kerikil : 1039 kg
41
c. Pekerjaan Pembesian
Dimensi Balok 30/50
Kebutuhan besi :
68.75 18.25
= x 8+ x 2 = 45.83 + 3.04 = 48.9 batang D16
12 12
Kebutuhan Beugel :
42
Panjang Tumpuan Panjang lapangan
Jumlah beugel = Jarak Beugel Tumpua + Jarak Buegel Lapangan
18.25 36.35
= + = 370.8 Buegel
0,10 0.15
370.8 × 1.30
= = 40.17 Batang Ø 8
12
Tulangan Pokok
PanjakBalok×JumlahTulangan
Kebutuhan besi = PanjangBaja/Batang
38.5
= x8
12
= 25.67batang D16
Kebutuhan Beugel
43
Jarak beugel = 0.15m
Panjang Balok
Jumlah beugel = Jarak Beugel
38.5
= 0,15= 256.7 buegel
256.7×0.9
= 12
= 19.25 batang Ø8
Tulangan Pokok
PanjakBalok×JumlahTulangan
Kebutuhan besi = PanjangBaja/Batang
9.4
= x4
12
= 3.13batang D12
Kebutuhan Beugel
44
Jarak beugel = 0.15m
Panjang Balok
Jumlah beugel = Jarak Beugel
9.4
= 0,15= 62.7 buegel
62.7×0.4
= 12
= 2.09 batangØ8
d. Pekerjaan Bekesting
Bekisting balok ukuran 25/40
Kebutuhan Tripleks
= 96.25 m2
45
Bekesting Ukuran 25/35
Kebutuhan Tripleks
= 40.425 m2
Bekesting Ukuran 15/20
Kebutuhan Tripleks
= 6.11 m2
46
Dolken = 2 batang
luas begisting
Kebutuhan Multitripleks = luas multitripleks
142.785 m2
= 1.22x2.44
= 47. 97 lembar
B. Plat Lantai
a. Volume pekerjaan
Tebal Plat = 0.10 m
= (14 x 9) - (3 x 3.5 )
= 115.5 m2
= 115.5 x 0.10
=11.55 m3
Kebutuhan Bondek
Panjang = 5 m
Lebar = 1m
Luas bondek = 5m x 1m
= 5m2
luas Pelat 115.5 m2
Kebutuhan bondek untuk 1 gedung = luas bondek = = 23.1 buah
5 m2
47
Kebutuhan Wiramesh
Panjang = 3.29 m
Lebar = 2.9 m
Luas bondek = 3.29 m x 2.9 m
= 9.541 m2
luas Pelat
Kebutuhan bondek untuk 1 gedung = luas wiramesh
115.5 m2
= 9.541 m2
= 12.11 buah
b. Pekerjaan beton
Menggunakan beton mutu f’c = 21,7 MPa (K 250), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,56
Semen : 384 kg
Pasir : 692 kg
Kerikir : 1039 kg
C. Kolom
a. Kolom 25 x 25
Volume pekerjaan
P = 0.25 ; L = 0.25 ; T = 3.2 m
Volume = P x L x T
48
= 0,25m x 0,25 m x 3.2 m
= 0.2 m3
Karena jumlah kolom 25 x 25 ada 14 buah kolom maka
Total Volume = 0,2 x 14 buah kolom
= 2.8 m3
Pekerjaan Pembesian
25
Kolom ukuran 25/25
Besi = 8 Ø 16
Tinggi kolom×JumlahTulangan
Kebutuhan besi = PanjangBaja/Batang
3.2 x 8
= 12
= 29.9 batang Ø 16
Kebutuhan Beugel
49
Tinggi kolom
Jumlah beugel = Jarak Beugel
3.2
= 0,15= 21.33 buegel
298.7×0.90
= = 22.4 batang Ø8
12
Pekerjaan Bekesting
Kebutuhan Trikpleks
Tebal Multiplek = 9 mm
= 2.9768
= 3.2 m2
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑔𝑖𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔
Kebutuhan tripleks untuk 1 buah kolom = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑚𝑢𝑙𝑡𝑖𝑝𝑙𝑒𝑘
3.2
= 2.9768 = 1.07 = 1.5 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟
50
1
Kayu ukuran 5/7 untuk 1m3 = 0.05 𝑥 0.07 𝑥 𝑃
1𝑚2
= 0.05 𝑥 0.07 𝑥 4
= 71.43 buah/m3
b. Kolom 15 x 20
P = 0.15 ; L = 0.20 ; T = 3.2 m
Volume = P x L x T
= 0.096 m3
Karena jumlah kolom 15 x 20 ada 7 buah kolom maka
Total Volume = 0.096 x 7 buah kolom = 0.672 m3
Pekerjaan Pembesian
Besi = 4 Ø 12
Tinggi kolom×JumlahTulangan
Kebutuhan besi = PanjangBaja/Batang
51
3.2 x 4
= 12
= 7.47 batang Ø 12
Kebutuhan Beugel
Tinggi kolom
Jumlah beugel = Jarak Beugel
3.2
= 0,15= 21.33 buegel
149.31 ×0.60
= 12
= 7.46 batang Ø8
Pekerjaan Bekesting
Kebutuhan Tripleks
Tebal Multiplek = 9 mm
= 2.9768
52
Panjang begisting = 0.15m
= 2.24 m2
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑔𝑖𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔
Kebutuhan tripleks untuk 1 buah kolom = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑚𝑢𝑙𝑡𝑖𝑝𝑙𝑒𝑘
2.24
= 2.9768 = 0.75 = 1 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟
= 71.43 buah/m3
Semen : 384 kg
Pasir : 692 kg
53
Kerikil : 1039 kg
54
Karena itu untuk menghasilkan mutu beton sesuai dengan standar yang
diharapkan, maka diperlukan sebuah prosedur sebagai acuan pengerjaan beton.
Prosedur pembuatan dan pengujian mutu beton terdiri atas :
2. Mutu baja
Dalam proyek Gedung Puskesmas Kenarilang Kabupaten Alor hanya
dilakukan pemeriksaan visual berupa pemeriksaan diameter tulangan yang dipakai
dengan jangka sorong. Dan untuk pengujian tarik tulangan tidak dilakukan
sehingga tidak diketahui.
Maka dari itu, proses pemeriksaan tulangan baik pemeriksaan visual yaitu
meliputi pemeriksaan diameter tulangan yang dipakai dengan jangka sorong dan
pemeriksaan tulangan terhadap adanya cacat luar, dan juga pemeriksaan tarik
tulangan yang dilakukan terhadap sampel tulangan dengan berbagai diameter
dengan menggunakan mesin uji tarik sangat penting sehingga didapatkan data
regangan, tegangan leleh maupun kuat tarik baja.
55
Suatu perkiraan biaya akan kompleks jika mengandung unsur-unsur
berikut:
56
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Poin- poin utama dari pembelajaran selama kerja praktek adalah sebagai
berikut :
1. Secara umum pekerjaan pembangunan konstruksi bangunan sipil melibatkan
beberapa pihak atau stakeholder antara pemberi tugas dan penyedia jasa
yang terkait dalam sebuah perjanjian kontrak kerja.
2. Dalam pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi melalui proses
beberapa tahapan yaitu identifikasi pekerjaan, perencanaan, perorganisasian,
pelaksanaan dan pengendalian. Dan aspek – aspek yang menjadi
pertimbanga utama adalah Biaya, Mutu, dan Waktu.
3. Perencanaan dan strategi pengaturan waktu penjadwalan serta pengelolahan
sumber daya yang baik material, peralatan dan tenaga kerja yang baik adalah
kunci utama dalam pencapaian target pelaksanaan proyek.
4. Pengontrolan mutu material serta kesesuaian metode pelaksanaan pekerjaan
khususnya pekerjaan struktur sangat perlu diperhatikan. Salah satu contoh
adalah penggunaan material harus dilakukan tes uji material, agar terjamin
kualitas dan keamanan hasil pembangunan. Selain itu metode pekerjaan
yang diterapkan juga mempengaruhi mutu hasil pekerjaan.
5. Segala pelaksanaan pekerjaan perlu diawasi dan dikontrol pengawas
lapangan harus memastikan segala pekerjaan sesuai dan spesifikasi acuan
gambar kerja. Disamping itu pengontrolan terhadap hasil pekerjaan juga
perlu diperiksa karena akan berpengaruh dengan pekerjaan selanjutnya dan
kekuatan dari struktur itu sendiri.
57
6. Persiapan dalam pekerjaan kolom, Balok, dan Pelat harus direncanakan
waktu pemasangan bekisting dan pembesian dan perkiraan dalam pengadaan
beton ready mix. Sehingga pada waktu proses pengecoran beton siap
langsung dipakai.
7. Komunikasi antar pihak juga sangat penting.
8. Administrasi setiap kegiatan harus selalu dilakukan untuk merekam dan
mengontrol setiap proses pelaksanaan.
9. Setiap kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan harus dicatat dalam laporan
harian, laporan mingguan dan laporan bulanan.
10. Kontrol terhadap pengendalian biaya dan waktu harus dilakukan secara
signifikan agar kegiatan tetap berjalan tanpa adanya pembengkakan.
11. System keamanan dan keselamatan kerja perlu diperhatikan dan
disosialisasikan kesemua pihak yang berhubungan langsung dengan proses
pelaksanaan proyek.
12. pemasangan acuan dan perancah perlu diperhatikan agar dapat memastikan
perancah mudah dipasang, dibongkar, serta kuat karna acuan dan perancah
hanya bersifat sebagai konstruksi sementara.
5.2 Saran
Dari beberapa hal yang diamati dan dipelajari selama proses kegiatan PKL,
maka ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan dan diperhatikan
Berikut adalah beberapa saran serta solusi dalam proses pelaksanaan proyek :
1. Waktu pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan sesuai dengan kurva
perencanaan pekerjaan.
2. Sebaiknya dalam proyek harus dilakukan pengujian slump dan pengujian
tarik baja sehingga mutu pekerjaan sesuai spesifikasi.
3. Lebih ditingkatkan kedisiplinan mengenai keseelamatan kerja dan
kebersihan lokasi pekerjaan
4. Harus lebih memeperhatikan laporan harian pekerjaan yang dilaksanakan.
58