Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

Gigantisme adalah pertumbuhan berlebihan akibat pelepasan hormon


pertumbuhan berlebihan, terjadi pada masa anak-anak dan remaja. keadaan ini
menyebabkan pertumbuhan longitudinal pasien sangat cepat dan pasien akan
menjadi seperti raksasa. Gigantisme adalah kelainan yang disebabkan oleh karena
sekresi Growth Hormon (GH) yang berlebihan. Gigantisme merupakan
peningkatan hormone protein dalam banyak jaringan, meningkatkan penguraian
asam lemak dan jaringan adipose dan kadar glukosa darah. 1
Frekuensi gigantisme di Amerika Serikat sangat jarang, diperkirakan ada 100
kasus yang dilaporkan hingga saat ini. Tidak ada predileksi ras pada gigantisme.
Insiden kejadian gigantisme tidak jelas. Gigantisme biasa terjadi di Negara barat
karena di Negara barat gigantisme bisa terdiagnosis secara dini, sedangkan di
Afrika, amerika selatan dan asia jarang terdiagnosis secara dini. Hubungan antara
gigantisme dan GH telah diketahui pertama kali sejak tahun 1886 oleh seorang
neurolist perancis, Pierre Marie yang mengatakan sebagai penyakit kronis
endokrin. Pada orang dewasa kelebihan growth hormone pada pria dan wanita
adalah sama. 1
Gigantisme dan akromegali adalah kelainan yang disebabkan oleh karena
sekresi Growth Hormone (GH) yang berlebihan. Gigantisme terjadi sebelum
proses penutupan epifisis. Sedangkan akromegali terjadi kalau proses tersebut
terjadi setelah penutupan epifisis. Sehingga tampak terjadinya pertumbuhan
jaringan lunak dan struktur tulang yang berlebihan. 1

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Hipofisis merupakan sebuah kelenjar sebesar kelereng yang melekat pada


permukaan bawah otak melalui infundibulum. Lokasinya sangat terlindungi baik
yaitu terletak pada sella turcica ossis sphenoidalis. Disebut master endocrine
gland karena hormon yang dihasilkan kelenjar ini banyak mempengaruhi kelenjar
endokrin lainnya. Jika hipofisis membesar, akan cenderung mendorong ke atas
seringkali menekan daerah otak yang membawa sinyal dari mata dan mungkin
akan menyebabkan sakit kepala atau gangguan penglihatan. 1,2
Kelenjar hipofisis manusia dewasa terdiri dari lobus posterior atau
neurohipofisis sebagai lanjutan dari hipotalamus, dan lobus anterior atau
adenohipofisis yang berhubungan dengan hipotalamus melalui tangkai hipofisis.
Berikut dibahas dua bagian kelenjar hipofisis tersebut. 1,2
Growth hormone adalah suatu hormone yang diproduksi oleh hipofisis
anterior yang berfungsi meningkatkan pertumbuhan dan metabolism pada sel
target. Target sel hormone ini berada di hampir seluruh bagian tubuh. Growth
hormone juga berperan dalam mensintesis somatomedin pada liver untuk
menstimulasi pertumbuhan lempeng epifiseal. Dampak metabolic dari GH yaitu
mobilisasi asam lemak bebas pada jaringan adiposa dan hambatan metabolisme
glukosa di otot dan di jaringan adiposa. 2
Growth hormone merupakan polipeptida dengan 191-asam amino (BM
21.500) yang disintesis dan disekresi oleh somatotrof hipofisis anterior. Seperti
namanya hormone pertumbuhan berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan
linier yang diperantarai oleh insulin liked growth factor-1 (IGF-1) yang juga
dikenal somatomedin. Hormone pertumbuhan meningkatkan sintesis protein
dengan peningkatan masukan asam amino dan langsung mempercepat transkripsi
dan translasi mRNA. Selain itu, dapat menurunkan katabolisme protein dengan
mobilisassi lemak sebagai sumber bahan bakar yang berguna. Secara langsung
GH membebaskan asam lemak dari jaringan lemak dan mempercepat perubahan
menjadi asetil-KO yang merupakan asal energi. Pengaruh penghematan terhadap

2
protein adalah mekanisne yang paling penting dimana GH meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan.1,2
GH juga mempengaruhi metabolism karbohidrat. Pada keadaan berlebihan,
akan meningkatkan penggunaan karbohidrat dan mengganggu ambilan glukosa
kedalam sel. Resistensi terhadap insulin karena GH tampak berhubungan dengan
kegagalan postreseptor pada kerja insulin. Kejadian ini nebtakibatkan intoleransi
glukosa dan hiperinsulinisme sekunder. GH beredar terutama tidak terikat dalam
plasma dan mempunyai waktu paruh 20-50 menit. Pada orang dewasa, normal
sekresinya kurang lebih 400 µg/hari (18,6 nmol/hari), sebaliknya orang dewasa
mudah mengsekresikan 700 µg/d (32,5 nmol/hari). Pada orang dewasa konsetrasi
GH pada pagi hari dalam keadaan puasa kurang dari 2 ng/ml (93 pmol/L). tidak
terdapat perbedaan nyata antara kedua jenis kelamin. Kadar IGF-1 ditentukan
dengan cara radio receptor assay maupun dengan cara radio immunoassay.
Penentuan kadar mediator kerja GH ini menghasilkan penilaian aktifitas biologis
GH lebih akurat. 2
Sekresi GH diperantarai oleh 2 hormon hipotalamus : growt hormone –
releasing hormone (GHRH) dan somatostatin (Growt hormone-inhibiting
hormone). Pengaruh hipotalamus ini diatur dengan ketat melalui integrasi sistem
saraf, metabolism dan factor hormonal. Karena baik GRH maupun somatostatin
tidak dapat diperiksa secara langsung, hasil akhir setiap factor terhadap sekresi
GH harus dianggap merupakan jumlah efeknya pada hormone hipotalamus ini. 3

3
Definisi
Gigantisme hipofisis seringkali terjadi sebagai akibat dari sekresi GH
berlebihan sebagai akibat tumor hipofisis dengan onset terjadinya pada anak-anak
sebelum epifisis menutup. Gigantisme biasanya menyerang pada anak-anak umur
6-15 tahun. Gigantisme merupakan peningkatan hormon protein dalam banyak
jaringan, meningkatkan penguraian asam lemak dan jaringan adipose dan kadar
glukosa darah. Gigantisme terjadi pada periode anak-anak ketika skeleton masih
berpotensi untuk tumbuh, atau pada pra pubertas. 3
Gigantisme disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan. Keadaan ini dapat
diakibatkan tumor hipofisis yang menyekresi GH atau karena kelainan
hipotalamus yang mengarah pada pelepasan GH secara berlebihan. Gigantisme
dapat terjadi bila keadaan kelebihan hormone pertumbuhan terjadi sebelum
lempeng epifisis tulang menutup atau masih dalam masa pertumbuhan. Penyebab
kelebihan produksi hormone pertumbuhan terutama adalah tumor pada sel-sel
somatrotop yang menghasilkan hormone pertumbuhan. Penyebab gigantisme yang
paling sering adalah adenoma kelenjar pituitary, tetapi gigantisme telah di amati
pada anak laki-laki berusia 2,5 tahun dengan tumor hipotalamus yang mugkin
mensekresi GHRH, terutama pada pancreas yg telah mensekresi dengan sejumlah
besar GHRH. 3,4

Etiologi
Gigantisme disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan. Keadaan ini dapat
diakibatkan tumor hipofisis yang menyekresi GH atau karena kelainan
hipotalamus yang mengarah pada pelepasan GH secara berlebihan. Gigantisme
dapat terjadi bila keadaan kelebihan hormone pertumbuhan terjadi sebelum
lempeng epifisis tulang menutup atau masih dalam masa pertumbuhan. Penyebab
kelebihan produksi hormone pertumbuhan terutama adalah tumor pada sel-sel
somatrotop yang menghasilkan hormone pertumbuhan. Adenoma hipofisis
merupakan penyebab yang paling sering. Tumor pada umumnya dijumpai di
sayap lateral sella tursica, tetapi gigantisme telah diamati pada anak laki-laki
berusia 2,5 tahun dengan tumor hipotalamus yang mungkin mensekresi GHRH.

4
Gigantisme terbanyak disebabkan oleh adenoma hipofisis yang mensekresi GH.
Insiden hipersekresi GH dibagi menjadi 2 kategori yaitu primer pada hipofisis dan
peningkatan Growth hormone- Realasing Hormon (GHRH) atau disregulasi.
Kebanyakan insiden gigantisme karena adenoma hipofisis yang mensekresi GH
atau karena hyperplasia. Gigantisme tampak juga pada keadaan lain seperti:
multiple endokrin neoplasma (MEN) tipe satu, MC Cune-albright syndrome
(MAS), Neurofibromatosis, sklerosis tuberrosistas atau kompleks carney. 3,4

Manifestasi klinik
Beberapa penderita memiliki masalah penglihatan dan perilaku. Pada
kebanyakkan kasus pertumbuhan abnormal menjadi nyata pada masa pubertas,
tetapi keadaan ini telah ditegakkan seawal masa bayi baru lahir pada seorang
anak dan pada usia 1 bulan. Pada gigantisme, jaringan lunak seperti otot dan
lainnya tetap tumbuh. Gigantisme dapat disertai gangguan penglihatan bila tumor
membesar hingga menekan khiasma optikum yang merupakan jalur saraf mata.
Berikut ini adalah gejala gigantisme yang disebabkan oleh kelebihan sekresi GH:4
1. Tanda-tanda intoleransi glukosa.
2. Hidung lebar, lidah membesar dan wajah kasar
3. Mandibula tumbuh berlebihan
4. Gigi menjadi terpisah-pisah
5. Jari dan ibu jari tumbuh menebal
6. Kelelehan dan kelemahan
7. Kehilangan penglihatan pada pemeriksaan lapang pandang secara seksama
karena khiasma optikum saraf mata tertekan.

5
Gambar 1 : Perbandingan Gigantisme dengan orang normal

Gambar 2 : Gigantisme

6
Gambar 3 : Mandibula tumbuh melebar

Gambar 4 : Jari dan ibu jari tumbuh menebal

7
Gambar 5 : Hidung melebar, wajah kasar pada gigantisme

Akibat pada tulang (Skelet)


Pada penderita gigantisme terjadi pertumbuhan tulang yang berlebihan sehingga
tinggi badan abnormal. Masa pubertas tertunda dan alat kelamin tidak dapat
tumbuh sempurna
• Gigantisme
• Frontal Bossing
• Kiposis, Ostopenia
• Artropi
• Pertumbuhan tulang ekstremitas berlebihan 4,5

8
Akibat pada jaringan lunak
• Pelebaran dan penebalan hidung, lidah, bibir, dan telinga
• Pembesaran tangan dan kaki
• Kulit tebal, basah, dan berminyak
• Lipatan kulit kasar, skin tag
• Acanthosis nigricans
• Hipertrikosis
• Suara parau 4,5

Akibat pada proses metabolisme


• Gangguan toleransi glukosa/diabetes melitus
• Hiperfosfatemia
• Hiperlipidemia
• Hiperkalsemia

Kelebihan hormon pertumbuhan (GH) sering terjadi pada usia antara decade
kedua dan keempat, karena GH pada decade dua (usia 5 tahun) merupakan
stadium awal perjalanan penyakit secara lambat. Sedangkan pada decade keempat
terjadi secara terus-menerus setelah stadium awal yang melewati decade tiga
sehingga tampak gejala GH: Frontal Bossing, Pembesaran tangan dan kaki, dll.5

9
Patomekanisme

Pemeriksaan diagnostik

Diagnosis gigantisme ditegakkan berdasarkan atas temuan klinis,


laboratorium, dan pencitraan. Secara klinis akan ditemukan gejala dan tanda
gigantisme. Berdasarkan pemeriksaan laboratorium ditemukan peningkatan kadar
hormon pertumbuhan. Selain itu, dari penilaian terhadap efek perifer hipersekresi
hormon perfumbuhan didapatkan peningkatan kadar insulin like growth factor-I

10
(IGF-I). Oleh karena sekresinya yang bervariasi sepanjang hari, pemeriksaan
hormon pertumbuhan dilaknkan 2 jam setelah pembebanan glukonTi gram.
Pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) dengan kontras diperlukan untuk
mengonfirmasi sumber sekresi hormon pertumbuhan. Pemeriksaan MRI dapat
memperlihatkan tumor kecil yang berukuran 2 mm. 5

1. Pemeriksaan fisik Tinggi tubuh abnormal


2. CT Scan dan MRI kelenjar hipofisis

Setelah gigantisme telah didiagnosis dengan mengukur kadar GH atau IGF-I,


Magnetic Resonance Imaging (MRI) scan dari hipofisis digunakan untuk mencari
dan mendeteksi ukuran tumor yang menyebabkan kelebihan produksi GH. MRI
adalah teknik pencitraan yang paling sensitif, namun computerized tomography
(CT) scan dapat digunakan jika pasien tidak dapat menjalani MRI. Misalnya, pada
pasien yang memakai alat pacu jantung atau jenis implan yang mengandung
logam tidak harus memiliki scan MRI karena mesin MRI mengandung magnet
kuat. 5

Jika pasien diduga gigantisme, kadar GH pasien harus diperiksa untuk


menentukan apakah terjadi perubahan. Namun, pengukuran tunggal dari tingkat
darah GH tidak cukup untuk mendiagnosis gigantisme: Karena GH disekresikan
oleh pituitari dalam impuls, atau dalam jumlah banyak, sehingga konsentrasi GH
dalam darah dapat berubah-ubah dari menit ke menit. Pada saat tertentu,
seseorang dengan gigantisme mungkin memiliki kadar GH normal, sedangkan
kadar GH pada orang yang sehat bahkan mungkin lima kali lebih tinggi. 5

Penatalaksanaan
1. Operasi
Operasi adalah pilihan utama yang dianjurkan pada kebanyakan
pasien gigantisme, karena termasuk dalam pengobatan yang cepat dan
efektif. Operasi dilakukan dengan melakukan insisi melalui hidung atau
melalui bibir bagian atas. dengan alat khusus dokter bedah

11
menghilangkan jaringan tumor. Operasi ini biasanya disebut operasi
transsphenoidal. Prosedur ini mengurangi tekanan pada daerah otak
sekitarnya dan dengan cepat menurunkan kadar GH. Jika operasi ini
berhasil penampilan wajah dan pembengkakan jaringan akan kembali
membaik pada beberapa hari. Pembedahan berhasil baik pada kebanyakan
pasien dengan kadar GH dalam darah dibawah 45 ng/mg sebelum operasi
dan jika diameter tumor hipofisis belum mencapai 10mm.
Komplikasi yang mungkin terjadi saat pembedahan adalah kerusakan
jaringan di sekitar hipofisis yang normal sehingga pasien memerlukan
menggunaan hormon hipofisis dalam waktu yang lama. Bagian dari
hipofisis menyimpan antidiuretik hormon yang penting dalam balance
cairan yang mungkin secara sementara maupun permanen membahayakan
kesehatan pasien sehingga pasien membutuhkan terapi medis. Komplikasi
yang lain yaitu meningitis. 4,5

2. Terapi medikasi
Terapi medis sering digunakan jika pembedahan tidak berhasil dengan
baik Tiga kelompok obat yang digunakan untuk pengobatan akromegali
gigantisme:
a) Somatostatin analogs (SSAs) berefek pada penurunan produksi
GH dan efektif menurunkan kadar GH dan IGF-I pada 50-70%
pasien. SSAs juga mengurangi ukuran tumor sekitar 0-50% pasien
tapi hanya pada tingkat yang kecil. Beberapa penelitian
menunjukkan SSAs aman dan efektif digunakan dalam jangka
panjang dalam pengobatan pasien dengan akromegali gigantisme
yang tidak disebabkan tumor hipofisis.
b) GH reseptor antagonist (GHRAs)

Kelompok obat yang kedua adalah antagonis reseptor GH (GHRAs),


yang mengganggu kerja GH dan menormalkan kadar IGF-I di lebih dari
90 persen pasien. Diinjeksikan sehari sekali, GHRAs biasanya ditoleransi

12
dengan baik oleh pasien. Efek jangka panjang pada pertumbuhan tumor
masih diteliti. Efek sampingny antara lain sakit kepala, fatig dan gangguan
fungsi hati. 3,4,5

a) Agonis dopamin membentuk kelompok obat ketiga. Obat ini tidak


seefektif obat lain dalam menurunkan GH atau IGF-I tingkat, dan
menormalkan kadar IGF-I pada sebagian kecil pasien. Agonis
dopamin kadang-kadang efektif pada pasien yang memiliki derajat
ringan GH berlebih dan pasien yang mengalami gigantisme dan
hiperprolaktinemia. Agonis dopamin dapat digunakan dengan
kombinasi SSAs. Efek samping obat termasuk mual, sakit kepala.
b) Radioterapi
Terapi radiasi biasanya diperuntukkan bagi pasien yang
mempunyai sisa-sisa tumor paska pembedahan. Karena radiasi
menyebabkan hanya sedikit penurunan kadar GH dan IGF-I pasien
yang menjalani terapi radiasi juga menerima medikasi untuk
menurunkan kadar hormon.

Tujuan dari penatalaksanaan gigantisme ini adalah: 2,5


 Mengurangi peroduksi hormon berlebih menjadi normal
 Mengurangi tekanan karena pertambahan masa tumor hipofisis yang dapat
menekan area otak di sekitar tumor.
 Mengembalikan funsi normal hipofisis dan menangani terjadinya
kekurangan hormon.
 Menangani gejala gigantisme

13
BAB III

KESIMPULAN

Gigantisme adalah pertumbuhan berlebihan akibat pelepasan hormon


pertumbuhan berlebihan, terjadi pada masa anak-anak dan remaja. Gigantisme dan
akromegali adalah kelainan yang disebabkan oleh karena sekresi Growth
Hormone (GH) yang berlebihan. Gigantisme terjadi sebelum proses penutupan
epifisis. Sedangkan akromegali terjadi kalau proses tersebut terjadi setelah
penutupan epifisis. Sehingga tampak terjadinya pertumbuhan jaringan lunak dan
struktur tulang yang berlebihan.

Gejala gigantisme yang disebabkan oleh kelebihan sekresi GH:4


1. Tanda-tanda intoleransi glukosa.
2. Hidung lebar, lidah membesar dan wajah kasar
3. Mandibula tumbuh berlebihan
4. Gigi menjadi terpisah-pisah
5. Jari dan ibu jari tumbuh menebal
6. Kelelehan dan kelemahan
7. Kehilangan penglihatan pada pemeriksaan lapang pandang secara seksama
karena khiasma optikum saraf mata tertekan.

Penatalaksanaan gigantisme dilakukan secara medikamentosa maupun non-


medika mentosa berupa tindakan bedah yang disebut operasi transsphenoidal.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Melmed S, Kleinberg D. Pituitary masses and tumors. In: Kronenberg


HM, Melmed S, Polonsky KS, Larsen PR. Williams Textbook of
Endocrinology. 12th ed. Philadelphia, PA: Saunders Elsevier; 2011:chap
9.
2. Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease
Processes. Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC; 1994
3. Anonym. Gigantism. [series online] 2014. Available from: URL:
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001174.htm
4. Beuschlein F, Strasburger CJ, Siegerstetter V, Bidlingmaier M, Blum HH,
Reincke M.1999 Ectopic production by a malignant lymphoma causing
acromegaly: evidence for auto/paracrine growth. Proc 81st Meeting of The
Endocrine Society, San Diego, CA p.143. available from: URL:
http://press.endocrine.org/doi/full/10.1210/jcem.84.12.6222
5. Hammer RE, Brinster RL, Rosenfeld MG, Evans RM, Mayo
KE. 1985 Expression of human growth hormone-releasing factor in
transgenic mice results in increased somatic growth. Nature. 315:413–419.

15

Anda mungkin juga menyukai