Anda di halaman 1dari 60

dan Masa Depan Indonesia

Kuliah Umum
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman
Jenderal [Pur.] Luhut Binsar Pandjaitan
Bandung, 1 Maret 2017
Tentang ITB
Peringkat ITB 2016
World University Engineering, Engineering & Graduate Asian University
Ranking Mechanical Technology Employability Ranking

12
13

2014: #125 2015: #122 2016: #86

1 2 3
Jumlah Mahasiswa ITB
dan Tingkat Popularitas Jurusan
Jurusan Favorit S – 3: 944
1. Arsitektur [diterima 3 dari 100 peminat]
2. Teknologi Industri [5/100]
3. Bisnis & Manajemen [6/100]
S – 2:
4. Senirupa & Disain [6/100]
5.586
5. Elektro & Informatika [7/100]
6. Tambang & Perminyakan [7/100] Jumlah
7. Farmasi [8/100] Mahasiswa ITB:
8. Mesin & Dirgantara [8/100] 22.099
9. Sipil & Lingkungan [8/100]
10. MIPA [10/100] S – 1:
11. Rekayasa Hayati [11/100] 15.569
12. Sains Hayati [11/100]
13. Kebumian [13/100]
Komposisi Daerah Asal Mahasiswa ITB
berdasarkan SMA, tahun 2015
Jawa Barat 1324
DKI Jakarta 688
Jawa Timur 335
Jawa Tengah 313
Sumatera Utara 252
Banten 173
10 Besar Sumatera Barat
Lampung 54
168

DIY 53
Luar Negeri
Riau
47
43 78%
36% dari Jawa Barat Sumatera Selatan 37
Bali 33
dari SMA di
19% dari DKI Jakarta Sulawesi Selatan 28

Jawa
Aceh 25

9% dari Jawa Timur Jambi


Kepulauan Riau
20
17

8,5% dari Jawa Tengah Gorontalo


Kalimantan Barat
14
10

7% dari Sumatera Utara


Kalimantan Timur 6
Sulawesi Utara 4
Sulawesi Tengah 4
5% dari Banten Sulawesi Tenggara 3
Papua Barat 3
5% dari Sumatera Barat Papua 3
Kalimantan Selatan 3
1,5% dari Lampung Nusa Tenggara Barat
Kalimantan Tengah
2
2
1,4% dari DIY Bengkulu
Bangka Belitung
2
2
1,2% dari Riau Sulawesi Barat
Nusa Tenggara Timur
1
1
Maluku Utara 1
Maluku 1
Kalimantan Utara 1
Komposisi dan Karakteristik
Mahasiswa dan Dosen
1.378 Dosen 11 orang [0,8%] S1

401 orang
[29,1%] S2
1 Dosen/ 1.032 [75%]
16 berusia
Mahasiswa < 55 tahun
966 orang
[70,1%] S3
IP Lulusan S–1 Rata-rata: 3.23 172 Guru Besar
Max: 3,46 FRSD, Min: 3,18 FITB 300 Lektor Kepala, 457 Lektor
Masa studi S–1 rata-rata 8,42 Semester
S–2: Max 3,73 FSRD, Min 3,49 FTTM Biaya kuliah 2017: Rp 10 juta/semester
S–3: Max 3,86 FITB, SF 3,43 1982: Rp 21 ribu/semester
Dana Penelitian dan
Dana Pengabdian Masyarakat
44.62 45.34
Anggaran 43.91
ITB 2017 148.62 Rp miliar 3.08 3.41 3.57

Rp 1,574 T Hibah Dikti 0.41


0.73 1.35
0.49
0.84
1.59
meningkat 34.68
30.66
1.57
13.46
3.26 3.04
102.33 102.87 20.78 19.59
92.59 7.03 23.26
Kerjasama 82.10 23.02
0.23
Penelitian 26.18 2.22 Pelatihan &
5.74
menurun 68.35
21.13 20.41 4.55 Konsultasi
86.90
[2013], 14.59 23.44 dominan
5.50 25.91
kemudian
19.76
meningkat 3.68 37.44 17.30 18.90
25.40 25.09
14.04 10.76

13.78 14.06 14.95 17.10


10.49

2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
Riset ITB Hibah DIKTI Konsultansi Pelatihan
Hibah Kemenristek Hibah Institusi Dalam Negeri Pengabdian Dana Hibah Pengabdian Dana Sponsor
Hibah Institusi Luar Negeri Kerjasama Penelitian Pengabdian Dana Mandiri Total

Total
Kondisi Global dan Indonesia
Ekonomi Global ~ Kepentingan Nasional
Marie Le Pen
33.13% Donald Trump
Prancis Global Amerika
GDP
Frauke Petry
Jerman

Geert Wilders
Belanda
Pertumbuhan 2001 – 2008 2009 – 2016
Ekonomi [%]
Dunia 4,33 3,26
Negara Maju 2,37 1,17
Negara 6,50 4,96
Berkembang
World Economic Forum 2017
Dunia Salut Terhadap Ekonomi Indonesia dan
Ingin Indonesia Berperan Lebih di Kawasan
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
• Pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik daripada negara-negara lain
Kualitas Alokasi Belanja Pemerintah
Lebih Produktif
Rp Triliun
Realokasi Subsidi BBM [2015]
Lain2: 22 T
Subsidi Energi
Subsidi Pupuk: 4 T 2009 – 2014:
Dana Desa: 12 T Rp 1.486 T

Realokasi K|L: 148 T


DAK: 21 T [71%]
Subsidi BBM:
Rp 207 T [2015]

Lain2: 3 T
PUPR: 34 T

Realokasi Realokasi
Jalan: 5 T Lain2: 63 T kepada K|L
untuk DAK [43%]
Rp 148 T Perhubungan
Rp 21 T 20 T
Irigasi: 9 T
[43%]
Sosial: 14 T
Pertanian: 4 T Pertanian: 17 T
Peningkatan Akses
dan Layanan Kesehatan
Peningkatan Akses
dan Layanan Pendidikan

15
Peningkatan Kemudahan Berusaha
di Beberapa Negara
Peningkatan Kemudahan Berusaha

• Percepatan proses perizinan hingga 600% dahulu sekarang

Kelistrikan

Pertanian

Perindustrian

Pariwisata

Pertanahan

Kehutanan

Perhubungan

Tax Allowance
Index Dayasaing Global

Indonesia
2007: Ranking 54
2016: Ranking 41
Tantangan Pemerataan Pembangunan
Kontribusi PDB per wilayah Distribusi Investasi [Q1 2016]

82%
78%

Distribusi Pertumbuhan Industri

Mengikuti ketersediaan infrastruktur, SDM, SDA


Strategi dan Program
Pembangunan Indonesia
Strategi Pembangunan Baru
untuk Mendorong Pertumbuhan Berkeadilan
• Mendorong pertumbuhan di luar Jawa
Indonesia Centric • Mengembangkan dan membangun
infrastruktur di luar Jawa

• Meningkatkan kualitas SDM


Strategi Peningkatan • Menciptakan iklim investasi yang kondusif
Pembangunan Dayasaing • Mengembangkan konektivitas nasional

• Melarang ekspor bahan mentah


Komoditas vs. • Mengembangkan UMKM
Nilai Tambah • Menyediakan insentif
Potensi Sumberdaya Alam

Natural Coal Geo- Palm Oil Cacao Tin Nickel Bauxite Gold Copper
Gas thermal

11 2 1 1 2 2 4 4 7 6
Reserves World’s 40% of World’s #1 Production 65.000 12% of #7 world’s
165 TCF. #2 world’s Exporter > 770.000 ton/yr world’s reserves
Production exporter reserves 19 mio ton/yr reserves
3TCF/yr. tons/yr
Nilai Tambah Sumberdaya Alam
Chocolate Coffee
Sulawesi Swiss Sidikalang Seattle

US$ 2.5/kg US$ 30/kg US$ 1.4/kg US$ 1.4 ~ 8 gr

Nilai tambah Nilai tambah


Luas Indonesia vs. Dunia

Inggris Ukraina
Eropa
California Amerika Washington DC
Turki
Portugal

Indonesia
Brazil
2 Tahun Pemerintahan Jokowi – JK
3 Pilar Percepatan

Percepatan
Infrastruktur

8 Topik Khusus

PARIWISATA PAPUA POROS DESA &


MARITIM KAWASAN 3T
Pertumbuhan Ekonomi Meningkat,
Kemiskinan Turun
• Perekonomian nasional tumbuh 5,04% pada Semester I 2016, vs. 2,5%
pertumbuhan ekonomi global
• Pertumbuhan di kawasan timur lebih tinggi, 6,05% vs. 4,84% di kawasan barat
• Penduduk miskin turun dari 28,51 juta menjadi 28,01 juta [turun 0,36%; dari 11,2%
menjadi 10,86% pada Maret 2016]
• Distribusi penurunan tidak merata, paling banyak di Jawa, paling sedikit di Papua
Biaya Transportasi Tidak Efisien
• Biaya transportasi yang 15.3
13.7
15.6
14.1
mahal menyebabkan biaya 11.7
logistik Indonesia mahal
• Pendalaman draft 4.9
pelabuhan untuk membuat
kapal dengan kapasitas
besar mampu bersandar, Jabotabek Surabaya Medan Makasar Rata-Rata
Indonesia
Jepang

sehingga tercapai skala Biaya Transportasi per Total Biaya [%]

ekonomi untuk
menurunkan biaya
• Skala ekonomi yang besar
akan meningkatkan
konektivitas antar kawasan
Armada Kapal Nasional
Armada kapal Indonesia kurang berperan Jumlah kapal penumpang sedikit
dalam pengangkutan kargo internasional

Kargo Domestik Kapal Ikan Kapal Barang


19.458 20.609
Armada Nasional Internasional
360 Juta Ton 1,3 Juta Ton
99.65 % 0.35 % Kapal Penumpang: 1.298
Bulk Carrier
Ferry
Penumpang Petikemas Ro-Ro
LCT
Kargo Internasional Tanker
Tongkang

Armada Nasional Internasional


General Cargo

61 Juta Ton 540 Juta Ton


Tunda

10 % 90 %
Sumber: INSA, Pelindo II, data 2013
Investasi Proyek-proyek Infrastruktur
[2015 – 2019]
Housing 25.3 Total: US$ 369.2 billion
Drinking Water & Sanitation 31 National Budget: US$ 110.3 billion
Local Government: US$ 42 billion
Water Resources 34.6
State Owned Enterprise: US$ 82 billion
ICT 21.7 Private [PPP]: US$ 134.9 billion
Oil & Gas 39

Electricity 76.9

Urban Transportation 6.7

River Transportation & Ferries 3.6

Air Transportation 11

Sea Transportation 45.5

Railways 17.4

Roads 56.4

National Budget Local Government SOE Private/PPP


Produksi Migas Indonesia Menurun

2016: 2050:
820 77
mbopd

2016: 2050:
6440 2759
MMSCFD
Tantangan Pengembangan Migas
di Indonesia
• Indonesia memiliki cukup sumberdaya migas [85% gas], tapi 75% di lepas pantai
• Waktu antara penemuan dengan ekspoiltasi makin lama
• Kegiatan eksplorasi kurang

1970s 1970an: 5 tahun

1980s

1990s

2000s 2000an: 17 tahun


Years

0 5 10 15 20

Reserve Replacement Ratio <50% Time between discovery and start-up


Penemuan Shale Oil/Gas Menekan Impor
Minyak/Gas Amerika Serikat ke Titik Terendah
Net impor dari LNG di Amerika Serikat tahun Akibatnya, harga komoditas turun, yang menekan
2015 adalah yang terendah sejak tahun 1985 kinerja ekspor Indonesia secara signifikan.

14,000   Ribu barel per hari


bcf
12,000  

10,000  

8,000  
Hasil riset strategis
6,000  

4,000  

2,000  

-­‐
1973
1975
1977
1979
1981
1983
1985
1987
1989
1991
1993
1995
1997
1999
2001
2003
2005
2007
2009
2011
2013
2015
Target Rencana Umum Energi Nasional 2050
2015 2025 2050
Peran energi Komoditi Sebagai modal pembangunan
Perlu upaya
Bauran EBT 4% 23% 31% keras untuk
Penyediaan energi 197 MTOE 400 MTOE 1.012 MTOE meningkatkan
55 GW 136 GW 443 GW keekonomian
Pembangkit Listrik pembangkit
(EBT 8 GW) (EBT > 45 GW) (EBT > 167 GW)
Elastisitas energi >1 <1 <1 listrik berbasis
EBT
Listrik /kapita/thn 865 KWh 2.500 kWh 7.000 kWh
Rasio elektrifikasi 88% ∼100% ∼100%

24%
34% 22%

2015
19% 30% 2025 2050
197 MTOE 23% 31%
400 MTOE 25% 1.012 MTOE
43% 4%

25%
20%
Gas sebagai Penghela Utama
Pusat Pertumbuhan Ekonomi

Wilayah Natuna Bagian Timur Blok Masela

Perlu teknologi pengelola CO2 Perlu teknologi rekayasa maritim &


Pembangunan industri petrokimia dan pupuk
Kontribusi Sektor Industri
[Triwulan III 2016]

Industri Non Migas dan


Jasa Industri menyumbang
30% dari PDB
Sektor Industri dengan Pertumbuhan
di atas Pertumbuhan Ekonomi [Q3 2016]

9.82
8.99 3.865.447 Besar
7.28 6.94
4.001.827
6.20 634.674 Sedang
703.664

2.271.387
2.322.891
Kecil

6.039.855 Mikro
6.464.394
Food and Chemical and Nonmetallic Leather and Metal and
Beverage Pharmaceutical Minerals Shoes Electronics 2014 2015
Sumber: BPS

Industrial Sector Growth Q3 2016


Economic Growth Q3 2016 (5,02%) Tenaga Kerja Sektor Industri
Pengembangan Industri Prioritas
45 Triliun
540 Triliun

164 Triliun
334 Triliun

112 Triliun 182 Triliun


Rencana Investasi Industri 2017 – 2020
72 Proyek Rp 438 Trilliun 183.837 Tenaga Kerja

5 1
1 1 1
3 1

1 2

1
2 1 1
6 1

1 2
4 1
8
6
2 3
1 1 1
2 1
8

Industri Kimia, Tekstil dan Aneka Industri Agro Industri Logam, Mesin,
Transportasi dan Elektronika
Tingkat Kesiapan Teknologi
[Technology Readiness Level, TRL]

9. Terbukti secara operasional Kerja-


sama
8. Lengkap & memenuhi syarat industri

7. Protoype dalam lingkungan operasional kebijakan


6. Protoype dalam lingkungan percontohan
Peran
5. Validasi komponen dalam lingkungan simulasi Peme-
rintah
4. Validasi komponen dalam lingkungan laboratorium

3. Pembuktian konsep secara analitik dan eksperimental

2. Formulasi konsep

1. Prinsip dasar teknologi


Pembangunan dari Pinggiran

Pembangunan Sentra
Kelautan dan
Perikanan Terpadu di
Kawasan Perbatasan
dan Pulau Kecil Terluar

Natuna | Simeulue | Tahuna | Timika | Nunukan | Biak Numfor | Tual |


Mentawai | Rote Ndao | Merauke | Sarmi | Moa | Talaud | Saumlaki | Morotai
Keanekaragaman Hayati Laut Indonesia
Potensi besar untuk obat-obatan, kosmetik, dll.
hasil kerjasama riset Indonesia – Amerika di perairan utara Sulawesi
Pencemaran Plastik di Laut
Mengancam Kesehatan dan Pariwisata

Riset dari Universitas di Amerika Serikat:


- Sample ikan di Makassar mengandung 25% plastik
- Sample Ikan di California mengandung sekitar 28% serat plastik
42
Rencana Aksi Penanganan Sampah
dan Marine Plastic Debris
5 Langkah Rencana Aksi
1. Assesment terhadap hotspot dari marine plastic
debris dan kota dari sumber sampah tersebut.
2. Design kebijakan dan implementasi pengelolaan
sampah di perkotaan untuk memastikan tidak
ada leakage sampah ke lautan
3. Pengurangan pembuangan sampah dan plastik
dari kegiatan operasi di laut.
4. Pengurangan dari sampah, plastic dan polutan
lainnya yang sudah ada di lautan.
5. Pengurangan penggunaan plastic dalam
kehidupan manusia.

Seluruh Elemen Masyarakat Harus


Membantu dan Berperan Aktif

43
Gempabumi dan Tsunami di Indonesia
Sejak 2004, gempa
1994, Mindoro terjadi ~10x lebih
sering; tsunami 3x
1948, Panay
lebih sering

1897, Mindanao
1918, Mindanao
1856, Sangihe

1996, Sulteng
2004, Aceh 1968, Sulteng 1996, Biak
1955, Seram
1861, Sumbar 1993, Taliabu

1833, Bengkulu 1969, Sulsel 1674, Banda

1883, Krakatau
1979, Lombien
1820, Sumbawa
1992, Flores
2006, Pangandaran
1994, Banyuwangi 1977, Sumba
Peran dan Kontribusi ITB
Sebaran Alumni ITB
per Kabupaten|Kota [data 2013]
Perlu “ITB – ITB” baru di luar Jawa

• Paling banyak di Jakarta


Pusat dan Bandung
• Sebagian besar di Jawa
• Di luar Jawa, mengikuti
industri energi dan
pertambangan
Indonesia Membutuhkan “Insinyur ++”

• Kesempatan Kerja terbatas Bonus Demografi


• Lulusan Perguruan Tinggi semakin banyak
Usia Kerja
• 2016: 82.384 Sarjana Teknik ~ 70%
• Pasar bebas ASEAN

Jadilah inovator yang


Anak-anak 25%
membuka kesempatan kerja Orangtua 5%
Alumni ITB:
Ir. Soekarno – Presiden I RI
• Soekarno –biasa dipanggil Bung Karno–
lahir di Blitar, pada 6 Juni 1901
• Lulus HBS tahun 1920, melanjutkan ke
Technische Hoogeschool, Bandung yang
sekarang ini bernama Institut Teknologi
Bandung [ITB]
• 3 Juli 1920 TH diresmikan oleh Belanda
• Soekarno berhasil meraih gelar "Ir." pada
25 Mei 1926
• 2 Maret 1959, ITB diresmikan oleh Ir.
Soekarno
Alumni ITB: Ir. H. Djoeanda
Perdana Menteri ke 10
• Deklarasi Djoeanda 13 Desember 1957
• Luas wilayah Indonesia: 1,937 juta km2
daratan, dan 3,1 juta km2 laut teritorial,
ZEE [Zona Ekonomi Eksklusif] 2,7 juta km2
• Lahir di Tasikmalaya, 14 Januari 1911,
wafat di Jakarta 7 November 1963
Memagari Perairan Indonesia
• Perdana Menteri Indonesia ke 10 [terakhir]
• SMA di HBS Bandung [SMA 3 – SMA 5]
• Masuk ITB tahun 1929, Jurusan Teknik
Sipil, lulus 1933
Alumni ITB: Bacharuddin Jusuf Habibie
Presiden RI ke 3
• Prof. Dr. –Ing Bacharuddin Jusuf Habibie lahir di
Parepare, Sulawesi Selatan pada 25 Juni 1936
• Ia belajar teknik mesin di ITB pada 1954
• Pendidikan Teknik Penerbangan dengan
spesialisasi konstruksi pesawat terbang di
RWTH Aachen, Jerman. Menerima gelar Dipl. –
Ing pada 1960, dan gelar Doktor –Ing pada 1965
[usia 29 tahun], predikat summa cum laude
• Menteri Riset dan Teknologi 1978 – 1998
• Wakil Presiden 14 Maret 1998 – 21 Mei 1998
• Presiden RI 21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999
Indonesia Perlu Menambah
Tenaga Ahli Teknis
Number of
Professional 28,235 3,490 11,170 23,000 14,250 9,000 n/a
Engineers
8,917
Number of 5,170 KOREA
Engineers 4,121 3,038 3,844 25,310
per 1 million 3,375
CINA
population 5,730

Singapore Malaysia Thailand Philippines Indonesia Vietnam Myanmar

Total Number
150,000 100,000 276,000 500,000 750,000 800,000 205,000
of Engineers

Indonesia: 3 Insinyur dari 1.000 penduduk


Vietnam: 9 Insinyur dari 1.000 penduduk
Source: Indonesia Association of Engineers [PII]
TKA di Indonesia vs. TKI di Luar Negeri

• Jumlah TKA di Indonesia 74.183


• Jumlah TKI di Luar Negeri 214.620
• 2011 TKA di Indonesia: 77.307
• 2016 TKA Tiongkok di Indonesia: 21.271
• Sumber data: Kementerian Tenaga Kerja RI
Kawasan Industri Morowali
2.000 ha
Port
45%
industrial
24% power
Power Plant plant and
processing
Ferro Nickel Smelter 28%
residential

Manufacturing

Processing Zone
Production
Research

Residential
Kawasan Industri Morowali,
Sulawesi Tengah
• Pertumbuhan ekonomi Morowali 68%, Sulteng 15%
• Target produksi 3 juta ton stainless steel per tahun,
dengan kebutuhan Indonesia 2 juta ton
• Total investasi s/d 2019: US$ 5 miliar, sampai akhir
2016 investasi sudah mencapai US$ 2,5 miliar
• Melibatkan 10.500 tenaga kerja Indonesia [langsung]
à total 30.000 termasuk tenaga kerja kontraktor
• Selama masa konstruksi terdapat 20% tenaga kerja
Tiongkok [4.000 orang]
• Pada tahap operasional: <2.000 orang asing [<10%]
bekerja pada 8 pabrik
• Politeknik disiapkan, dan mengirim sekolah D1: 300
lulusan per tahun
• Program pelatihan tandem
Dominasi Kegiatan Kerekayasaan
pada Peningkatan TKDN

Typical EPCI
cost
distribution

Level of • EPCI – Berperan sebagai lokomotif penggunaan produk dalam negeri


Influence
• Bobot nilai Procurement paling besar dalam struktur biaya proyek
EPC àpeningkatan TKDN sangat tergantung pada kemampuan
peningkatan produksi barang Dalam Negeri
• Kerekayasaan [Engineering] merupakan unsur strategis dalam EPCI,
namun apresiasi terhadap Insinyur rendah; sehingga bekerja dalam
Engineering:
sektor non-teknik atau bekerja diluar negeri lebih menarik dibandingkan
Biaya 10%, bekerja sebagai Insinyur di DN
Dampak 90%
Penggunaan Media Sosial di Indonesia
Gunakan secara produktif dan bertanggungjawab

• 34% penduduk pengguna aktif internet • 4 jam 42 menit/hari gunakan internet PC


• 30% pengguna aktif media sosial • 3 jam 33 menit/hari gunakan internet HP
• 126% tersambung ke HP • 2 jam 51 menit/hari gunakan media sosial
• 26% pengguna media sosial HP • 2 jam 22 menit/hari nonton TV
Tidak Serampangan Kelola Negara …
• Tetap Ada Subsidi Listrik
– Terhadap rumahtangga miskin yang terdaftar
oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan
– Naik mulai Januari 2017
– Selama bertahun-tahun, rumahtangga
menikmati subsidi yang tidak selayaknya
• BBM Subsidi Tidak Naik
– BBM Subsidi [Premium, RON 88, Solar, dan
Minyak Tanah tidak naik
– BBM Non-Subsidi naik/turun sesuai harga pasar
– Keuntungan dibatasi 5 – 10%
Proses Pengambilan Keputusan
Dilakukan Secara Baik dan Terstruktur
o Ratas dapat dilakukan
RAKOR/RATAS q Keputusan beberapa kali
q Kebijakan seminggu, hanya
q Undang-Undang dengan menteri
q PerPres terkait, sehingga
q dll pembahasan cepat
RAPAT KOORDINASI ANTAR
KEMENKO dan fokus.
o Pengelolaan negara
dilakukan secara
terstruktur dan baik.
KEMENKO KEMENKO KEMENKO KEMENKO
POLHUKAM PMK EKON MARITIM

REALISASI

KEMENTERIAN/LEMBAGA
Eselon I
Eselon II

LANCAR
Eselon III

Masalah BERMASALAH
Pembangunan RKP
Lainnya
Anak Tukang Becak
Mahasiswa ITB dengan IP 4,0
• Herayati, mahasiwa terbaik FMIPA ITB
dengan Index Prestasi 4,0 asal Kota
Cilegon dilahirkan dari keluarga
sederhana. Ayahnya, Muhammad Sawiri
sehari-hari bekerja sebagai tukang becak.
• Diterima kuliah secara gratis di Fakultas
Matematika dan IPA ITB
• Sejak duduk di Madrasah Tsanawiyah
(MTs) Negeri Pulomerak dan Madrasah
Aliyah Negeri (MAN) Pulomerak, Hera
selalu meraih rangking pertama. Hal itu
berkat kerja keras dan semangat
belajarnya selama ini.

Anda mungkin juga menyukai