Anda di halaman 1dari 5

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Profesi keperawatan adalah salah satu profesi kesehatan yang
bergerak dalam bidang jasa dimana pelayanan diberikan secara komprehensif kepada individu, keluarga,
kelompok khusus dan masyarakat. Dalam hal ini, sebagai objek perawat untuk memberi pelayanan
keperawatan adalah manusia. Untuk itu sebagai seorang perawat harus sadar sebenarnya bahwa
mereka selalu akan berada dalam dunia sosial sepanjang ia masih dikatakan sebagai perawat. Sehingga
perawat sangatlah perlu mengetahui prinsip dasar yang dipikirkan didalam melakukan tindakan. Pikiran
ini tidak terlepas dari tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge) sehingga manusia itu
harus dipandang sebagai mahluk holistik yang meliputi aspek biologis, psikologis, kultur, spritual. Bila
ditinjau secara umum pada berbagai instansi kesehatan baik di Rumah sakit, puskesmas, klinik maupun
komunitas bahwa sikap dan perilaku perawat belum memuaskan untuk memberikan pelayanan
keperawatan kepada klien, fenomena ini bukan berarti profesi perawat dikatakan kurang pengetahuan
namun perlu ditinjau kembali pemahaman tentang falsafah seorang perawat harus berorientasi pada
pelayanan kesehatan fundamental, namun sampai saat sekarang pelayana keperawatan lebih banyak
berorientasi pada pelayanan medis (kuratif), secara tidak sadar perawat itu telah mulai kehilangan
kompas (arah), karena bila kita tinjau dari segi peran mereka sudah lebih banyak berfikir melakukan
tindakan kuratif dan lebih senang melaksanakan pekerjaan invasif. Berdasarkan fenomena yang ada
sehingga sangatlah perlu sebagai seorang perawat harus sadar akan falsafah profesinya. Perkembangan
sejarah keperawatan dimulai oleh seorang Florence Nightingale. Seiring dengan perkembangan
keperawatan, maka para ahli dari berbagai negera telah membuat suatu bentuk-bentuk teori
keperawatan yang masing-masing memiliki cara pandang yang berbeda namun tetap bertujuan untuk
dapat memecahkan segala persolalan yang dihadapi oleh perawat. Pada makalah ini, kelompok akan
menguraikan asumsi teori Dorothea Orem terhadap konsep sentral disiplin ilmu keperawatan. B. Tujuan
Penulisan Makalah 1. Tujuan Umum Untuk memahami lebih mendalam tentang Model konsep dan Teori
Self Care yang dikembangkan oleh Dorothea E. Orem. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui asumsi
teori Dorothea Orem terhadap konsep-konsep sentral disiplin ilmu keperawatan dan hubungan antar
konsep sesuai masa dan orientasi teori Dorothea Orem b. Untuk mengetahui bagaiman menggunakan
proses keperawatan sebagai pendekatan aplikatif dalam asuhan keperawatan berdasarkan teori
Dorothea Orem. C. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan makalah ini terdiri terdiri dari 4
bab yakni: 1. Bab I Pendahuluan 2. Bab II Tinjauan Pustaka 3. Bab III Pembahasan 4. Bab IV Penutup BAB
II TINJAUAN PUSTAKA Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan
menolong keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang Self Care Deficit of Nursing.
Dari teori ini oleh Orem menjabarkan ke dalam tiga teori yaitu (Fawcet, 2005) : 1. Teori self care Teori
self care ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang The nepeutic sesuai dengan kebutuhan.
Perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal yang dilakukan oleh seorang perawat yang
berlangsung secara continue sesuai dengan keadaan dan keberadannya, keadaan kesehatan dan
kesempurnaan. Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam
memelihara kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar pembeli self
care dengan penerima self care dalam hubungan terapi. Orem mengemukakan tiga kategori/persyaratan
self care yaitu : persyaratan universal, persyaratan pengembangan dan persyaratan kesehatan.
Penekanan teori self care secara umum : a) Pemeliharaan intake udara b) Pemeliharaan intake air c)
Pemeliharaan intake makanan d) Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan
eksresi e) Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat f) Pemeliharaan keseimbangan
antara solitude dan interaksi sosial g) Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan
manusia h) Peningkatan fungsi tubuh dan pengembangan manusia dalam kelompok sosial sesuai dengan
potensinya. Orem membagi kebutuhan akan self care menjadi tiga teori, yaitu: 1. Universal Self-Care
Requisites Tujuan universally required adalah untuk mencapai perawatan diri atau kebebasan merawat
diri dimana harus memiliki kemampuan untuk mengenal, memvalidasi dan proses dalam memvalidasi
mengenai anatomi dan fisiologi manusia yang berintegrasi dalam lingkaran kehidupan. Dibawah ini
terdapat 8 teori self care secara umum yaitu : a. Pemeliharaan kecukupan pemasukan udara b.
Pemeliharaan kecukupan pemasukan makanan c. Pemeliharaan kecukupan pemasukan cairan d.
Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi e. Pemeliharaan keseimbangan
antara aktivitas dan istirahat f. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi social g.
Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia. h. Peningkatan promosi
fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok social sesuai dengan potensinya 2.
Developmental self-care requisites Berhubungan dengan tingkat perkembangn individu dan lingkungan
dimana tempat mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus
kehidupan. Tiga hal yang berhubungan dengan tingkat perkembangan perawatan diri adalah: a. Situasi
yang mendukung perkembangan perawatan diri b. Terlibat dalam pengembangan diri c. Mencegah atau
mengatasi dampak dari situasi individu dan situasi kehidupan yang mungkin mempengaruhi
perkembangan manusia. 3. Health deviation self-care requisites Istilah perawatan diri ditujukan kepada
orang-orang yang sakit atau trauma, yang mengalami gangguan patologi, termasuk ketidakmampuan
dan penyandang cacat juga yang berada sedang dirawat dan menjalani terapi. Adanya gangguan
kesehatan terjadi sepanjang waktu sehingga mempengaruhi pengalaman mereka dalam menghadapi
kondisi sakit sepanjang hidupnya. Penyakit atau trauma tidak hanya pada struktur tubuh, fisiologi dan
psikologi tetapi juga konsep diri seutuhnya. Ketika konsep diri manusia mengalami gangguan (termasuk
retardasi mental atau autisme), perkembangan individu akan memberikan dampak baik permanen
maupun sementara. Dinegara-negara yang warganya banyak mengalami gangguan kesehatan, self-care
(perawatan diri) digunakan sebagai alat dalam pengobatan dan terapi kesehatan. Perawatan diri (self-
care) adalah komponen system tindakan perawatan diri individu yang merupakan langkah-langkah
dalam perawatan ketika terjadi gangguan kesehatan. Kompleksitas dari self-care atau system
dependent-care (ketergantungan perawatan) adalah meningkatnya jumlah penyakit yang terjadi dalam
waktu-waktu tertentu. 2. Teori Self Care Deficit Teori ini merupakan inti dari teori perawatan general
Orem, yang menggambarkan kapan keperawatan di perlukan. Oleh karena perencanaan keperawatan
pada saat perawatan yang dibutuhkan. Teori self care deficit diterapkan bila : a) Anak belum dewasa b)
Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan c) Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tapi
diprediksi untuk masa yang akan datang. 3. Teori Nursing system Nursing system merupakan teori yang
membahas bagaimana kebutuhan “Self Care” patien dapat dipenuhi oleh perawat, pasien atau
keduanya. Nursing system ditentukan atau direncanakan berdasarkan kebutuhan “Self Care” dan
kemampuan pasien untuk menjalani aktifitas “Self Care”. Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing
System : a) The Wholly compensatory system Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan
memberikan bantuan secara penuh kepada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam
memenuhi tindakan keperawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan,
pengontrolan dan ambulasi, serta adanya manipulasi gerakan. b) The Partly compensantory system
Merupakan system dalam memberikan perawatan diri secara sebagian saja dan ditujukan pada pasien
yang memerlukan bantuan secara minimal seperti pada pasien post op abdomen dimana pasien ini
memiliki kemampuan seperti cuci tangan, gosok gigi, akan tetapi butuh pertolongan perawat dalam
ambulasi dan melakukan perawatan luka. c) The supportive – Educative system Dukungan pendidikan
dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk dipelajari, agar mampu melakukan perawatan
mandiri. Perawat membantu klien dengan menggunakan sistem dan melalui lima metode bantuan yang
meliputi : 1) Acting atau melakukan sesuatu untuk klien 2) Mengajarkan klien 3) Mengarahkan klien 4)
Mensuport klien 5) Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan berkembang BAB III
PEMBAHASAN A. Asumsi Teori Dorothea Orem Terhadap Konsep-Konsep Sentral Disiplin Ilmu
Keperawatan dan Hubungan Antar Konsep Sesuai Masa Dan Orientasi Teori Dorothea Orem Deskripsi
konsep-konsep sentral menurut Dorothea Orem terbagi atas : 1. Manusia : Suatu kesatuan yang
dipandang berfungsi secara biologis simbolik dan sosial serta berinisiasi dan melakukan kegiatan
asuhan/perawatan mandiri untuk mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Kegiatan
asuhan keperawatan mandiri terkait dengan a. Udara b. Air c. Makanan d. Eliminasi e. Kegiatan dan
istirahat f. Interaksi sosial g. Pencegahan terhadap bahaya kehidupan h. Kesejahteraan dan peningkatan
fungsi manusia 2. Masyarakat/lingkungan : Lingkungan sekitar individu yang membentuk sistem
terintegrasi dan interaktif. 3. Kesehatan : Suatu keadaan yang dicirikan oleh keutuhan struktur manusia
yang berkembang dan berfungsi secara fisik dan jiwa yang meliputi aspek fisik, psikologik, interpersonal
dan sosial. Kesejahteraan digunakan untuk menjelaskan tentang kondisi persepsi individu terhadap
keberadaannya. Kesejahteraan merupakan suatu kedaan dicirikan oleh pengalaman yang
menyenangkan dan berbagai bentuk kebahagiaan lain, pengalaman spiritual, gerakan untuk memenuhi
ideal diri seseorang dan melalui personalisasi berkesinambungan. Kesejahteraan berhubungan dengan
kesehatan, keberhasilan dalam usaha dan sumber yang memadai. 4. Keperawatan Pelayanan yang
membantu manusia dengan tingkat ketergantungan sepenuhnya atau sebagian pada bayi, anak dan
orang dewasa, ketika mereka, orangtua mereka, wali atau orang dewasa lain yang bertanggung jawab
terhadap pengasuhan atau perawatan pada mereka tidak lagi mampu merawat atau mengasuh atau
mengawasi mereka. Upaya kreatif manusia ditujukan untuk menolong sesama. Keperawatan merupakan
tindakan yang dilakukan dengan sengaja dan mempunyai tujuan suatu fungsi yang dilakukan perawat
karena memiliki kecerdasan, serta tindakan yang memungkinkan pemulihan kondisi secara manusiawi
pada manusia dan lingkungannya. B. Penggunaan Proses Keperawatan Sebagai Pendekatan Aplikatif
Dalam Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori Dorothea Orem Menurut Orem asuhan keperawatan
dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang mempelajari kemampuan untuk merawat diri sendiri
sehingga membantu individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraan.
Orang dewasa dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi, lansia dan orang sakit membutuhkan
bantuan untuk memenuhi aktivitas self care mereka. Telah dijelaskan di atas bahwa Orem
mengklasifikasikan dalam 3 kebutuhan, yaitu: Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri
universal), Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri pengembangan), Health
deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri penyimpangan kesehatan). Kekuatan pada teori
Orem ( Self Care ) adalah dalam penerapannya dalam proses keperawatan dapat dilakukan secara efektif
, efisien dan menunjukkan kekuatan profesional karena dikerjakan dengan pengetahuan bukan intuisi.
Penerapan proses benar-benar merupakan kerja sama antara perawat dan klien sehingga menghasilkan
suatu produk keperawatan yang memuaskan semua pihak. Penerapan Teori Orem dalam proses
keperawatan di lakukan melalui 3 (tiga) langkah yaitu pelaksanaan manajemen kasus, mendesain
nursing system dan perencanaan untuk pemberian perawatan dan pengontrolan. Ketiga tahapan ini jika
diterjemahkan ke dalam proses keperawatan secara umum akan menghasilkan penerapan : 1.
Pengkajian Pengkajian diarahkan pada factor personal, universal self care, defelopmental self care,
health deviation, self care defisit 2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan sesuai dengan self
care defisit yang dialami oleh klien. 3. Perencanaan Tujuan : dibuat sesuai dengan dignosa keperawatan,
berdasarkan self care demand dan meningkatkan kemampuan self care. Membuat nursing system :
Wholly compensatory, Partly compensatory, atau supportive educative. Membuat metode yang sesuai
untuk membantu klien. 4. Pelaksanaan Diarahkan untuk meningkatkan kemampuan self care, memenuhi
kebutuhan self care, dan menurunkan self care deficitnya 5. Evaluasi Menilai keefektifan tindakan
perawatan dalam : meningkatkan kemampuan self care, memenuhi kebutuhan self care, dan
menurunkan self care deficitnya. Contoh Kasus Keluarga Tn. N terdiri dari seorang ibu berusia 40 tahun,
ayah berusia 45 tahun, dan 1 anak yang berusia 10 tahun. Anaknya menderita penyakit Asthma. Pada
saat kunjungan rumah perawat mendapatkan data bahwa ibu sulit memenuhi therapeutic self care
demand pada anak yang sakit dan tidak mampu melakukan perawatan yang selayaknya / seharusnya. Tn
N berusaha untuk memenuhi kebutuhan yang seharusnya ,tetapi tidak mampu untuk memenuhi
perawatan anggota keluarganya. Ny. R memiliki pengalaman yang kurang dalam mempertahankan
intake makanan yang adekuat, kemudian keseimbangan antara istirahat dan aktifitas, dan
keseimbangan antara solitude ( kesepian ) dan interaksi sosial. Hasilnya keluarga ini tidak dapat
memenuhi kebutuhan anggota keluarganya. Tn. N tidak dapat berpartisipasi dalam memenuhi
kebutuhan dependen care anaknya atau membantu istrinya untuk memenuhi self care. Fungsi keluarga
ini mengalami gangguan karena situasi dependen care dan self care. 1. Pengkajian a. Self Care Faktor
Personal Nama: kelurga Tn N, Usia: 45 th, Sex: laki –laki, Budaya: suku makassar, Status perkawinan:
kawin, Agama: Islam, pekerjaan : buruh Universal Self Care Tempat tinggal : rumah sendiri dengan
ukuran 10 x 6 m, kamar 1 ruang keadaan rumah cukup rapi makanan : kurang dapat memberikan intake
yang adekuat , ketidakseimbangan antara istirahat dan aktifitas. Sosialisasi : kurang berinteraksi dengan
lingkungan Developmental Self Care Keluarga dengan anak usia sekolah yang menderita penyakit kronis,
tahap tumbuh kembang anak usia sekolah terganggu, peran sebagai orang tua terganggu dalam
memenuhi kebutuhan anggota keluarga, fungsi sosialisasi terganggu. Health Deviations Keluarga tidak
mampu merawat anak yang sakit asthma. Keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan anak sakit
seperti : nutrisi, istirahat, sosialisasi b. Self Care Deficits Ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit 2. Intervensi Tujuannya adalah terpenuhinya kebutuhan seluruh anggota keluarga
seperti: nutrisi, istirahat dan aktifitas, sosialisasi dan meningkatnya kemampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit. 3. Rencana Tindakan Tingkatkan motivasi, pengetahuan dan ketrampilan
keluarga melalui: a. Manajemen nutrisi b. Monitoring aktifitas dan istirahat c. Monitoring social interaksi
d. Manajemen koping keluarga e. Pendidikan kesehatan tentang penyakit asma: pengertian,
penyebab/pencetus kekambuhan, penanganan saat kambuh di rumah. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah kami, antara lain: 1. Asumsi theori Dorothea Orem terhadap konsep-
konsep sentral disiplin ilmu keperawatan membagi kedalam empat bagian yaitu: a. Manusia b.
Masyarakat/lingkungan c. Keperawatan d. Kesehatan 2. Penerapan Teori Orem dalam proses
keperawatan keluarga di lakukan melalui 3 (tiga) langkah yaitu pelaksanaan manajemen kasus,
mendesain nursing system dan perencanaan untuk pemberian perawatan dan pengontrolan. Orem
dengan Self-Care Dependent-Care Nursing teorinya mencoba memberikan pelayanan keperawatan
dengan memunculkan potensi dari tiap klien yang terganggu karena kondisi sakitnya. Teori orem
menjelaskan bahwa proses keperawatan akan terjadi ketika kemampuan klien dalam memenuhi
kondisinya yang terganggu. Dalam teori ini disebutkan bahwa kemampuan seseorang dalam
memberikan pealayanan terhadap dirinya sendiri itu akan di pengaruhi oleh kebutuhan dasar yang
dependen. B. Saran 2. Diharapkan konsep teori Dorothea Orem dapat digunakan dan dikembangkan
sesuai dengan perkembangan ilmu keperawatan. 3. Diharapkan konsep teori Dorothea Orem dapat
diaplikasikan dalam praktik keperawatan khususnya dalam proses pemberian asuhan keperawatan pada
klien. DAFTAR PUSTAKA Asmadi (2012). Konsep Dasar Keperawatan; EGC Fawcett, J. (2005).
Contemporary Nursing Knowledge: Analysis and Evaluation of Nursing Models and Theories. Second
Edition. Philadelphia: FA Davis Company. Mariner-Tomey & Alligood (2010). Nursing Theorists and Their
Works. Seventh Edition. St. Lois:Mosbi Elsevier, Inc Marylin E. Parker (2005). Nursing Theories & Nursing
Practice. Scond Edition. F. A. Davis Company.

Anda mungkin juga menyukai