Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/39738154

JENIS SENGKETA YANG SERING TERJADI PADA PROYEK KONSTRUKSI DI


SURABAYA

Conference Paper · February 2015


DOI: 10.13140/RG.2.1.4357.2646 · Source: OAI

CITATIONS READS

0 4,965

1 author:

Fredy Kurniawan
Universitas Narotama
11 PUBLICATIONS   13 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Public Private Partnership View project

All content following this page was uploaded by Fredy Kurniawan on 08 May 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2015 – Universitas Narotama
ISBN : 978-602-72437-1-2

JENIS SENGKETA YANG SERING TERJADI PADA PROYEK


KONSTRUKSI DI SURABAYA
Fredy Kurniawan¹
1 Fredy Kurniawan, Universitas Narotama, fredy@narotama.ac.id

ABSTRAK

Perselisihan memberi efek buruk pada proyek konstruksi apabila praktisi konstruksi tidak
mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan sengketa dengan baik. Tujuan diadakan penelitian ini
adalah menganalisis jenis sengketa yang sering terjadi dan jalur penyelesaian sengketa yang sering
digunakan. Penelitian ini menggunakan metode survei kuesioner untuk memperoleh data dari
responden. Secara keseluruhan responden terdiri dari, 20 kontraktor, 10 owner dan 10 pihak netral di
Surabaya yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Dari hasil penelitian ini didapatkan sengketa
kategori segi teknis adalah yang paling sering terjadi di Surabaya.
Kata kunci: Sengketa, Penyelesaian sengketa, Konstruksi, Surabaya.

1. PENDAHULUAN
Proyek konstruksi semakin hari semakin kompleks sehubungan dengan standar-standar
baru yang ditetapkan, teknologi yang semakin canggih, dan keinginan owner untuk
melakukan penambahan ataupun perubahan lingkup pekerjaan. Dalam proyek konstruksi
melibatkan kerja sama antara owner, konsultan, engineer, dan kontraktor. Pihak-pihak
tersebut mempunyai kepentingan dan tujuan yang berbeda sehingga sengketa/perselisihan
sering timbul akibat perbedaan pendapat pada saat perencanaan dan pembangunan proyek [1].
Proyek konstruksi akan mengalami dampak buruk apabila dalam proses penyelesaian
sengketa dilakukan dengan jalur yang kurang sesuai. Akibat dari terjadinya sengketa antara
lain; pembengkakan biaya proyek, terhentinya proyek dalam beberapa waktu, bahkan
sengketa tersebut berkembang menjadi kasus pidana.
Berdasarkan pemikiran tersebut hal ini menarik untuk dikaji lebih dalam tentang
bagaimana cara penyelesaian sengketa yang sesuai dan efisien, karena para praktisi kontruksi
pada umumnya masih belum menguasai sepenuhnya cara penyelesaian sengketa yang paling
sesuai dengan jenis dan kompleksitas suatu masalah sengketa di dalam proyek konstruksi.
Hal ini jelas akan menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat dalam masalah
sengketa pada proyek konstruksi, apabila semua pihak memiliki wawasan tentang cara
penyelesaian sengketa yang konstruktif dengan pertimbangan manajemen waktu, skill dan
lingkungan yang mendukung terjadinya kerjasama daripada permusuhan [2]. Dimana
keuntungan tersebut antara lain dapat menekan biaya, waktu dalam menyelsaikan konflik
dapat diatasi secepat mungkin, nama baik masing-masing pihak dapat terjaga dengan baik.

2. STUDI PUSTAKA
Sengketa bermula dari adanya pertentangan atau ketidak sesuaian antara para pihak
yang akan dan sedang mengadakan hubungan atau kerjasama [3]. Perselisihan yang terjadi
antara para pihak, berdasarkan Shahab [4], dapat dibedakan menjadi tiga klasifikasi [4]:

Bidang Manajemen Konstruksi 227


Peluang dan Tantangan Jasa Kontruksi di Era Pasar Bebas ASEAN

1. Perbedaan Pendapat ( dis-agreement / difference )


2. Persengketaan ( argument / dispute )
3. Pertentangan ( fight )
Lingkup sengketa pada industri konstruksi dapat terjadi mulai dari tingkat perencanaan
konstruksi, pelaksanaan konstruksi, hingga pada tingkat perngawasan konstruksi [5].
Sedangkan dari sudut apa yang dipersengketakan dapat dibedakan dalam beberapa jenis
sengketa sebagai berikut [4]:
1. Sengketa segi teknis, yaitu sengketa yang terjadi akibat dari masalah teknis di lapangan.
2. Sengketa segi administratif yaitu sengketa yang terjadi akibat dari masalah administratif.
3. Sengketa segi hukum yaitu sengketa yang terjadi akibat dari masalah hukum.
4. Sengketa gabungan dimana segi teknis, segi administratif, dan segi hukum menyatu.
Di dalam penelitian terdahulu banyak dibahas masalah bagaimana mengantisipasi
terjadinya baik claim maupun sengketa. Namun ketika terjadi sengketa pada proyek
konstruksi, tidak ada penelitian lebih lanjut tentang bagaimana proses penyelesaian sengketa
alternatif yang sesuai dengan jenis sengketa yang terjadi. Berikut metode penelitian yang
digunakan untuk mengetahui jenis sengketa yang sering terjadi di Surabaya.

3. METODOLGI PENELITIAN
Untuk mempermudah proses analisa tentang jenis sengketa yang sering terjadi pada
proyek konstruksi di Surabaya, maka dibagi menjadi 4 kategori sengketa yaitu: (i) Sengketa
segi teknis; (ii) Sengketa segi administratif; (iii) Sengketa segi hukum; (iv) Sengketa
gabungan.
Data yang telah diperoleh dilakukan analisa deskriptif untuk mengungkapkan dan
memberikan gambaran mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis sengketa
yang sering terjadi pada proyek konstruksi.
Dan juga dilakukan analisa T-Test dipakai untuk membandingkan jawaban dengan skala
yang hanya terdiri dari dua variabel. Variabel disini adalah kontraktor, owner/developer dan
netral. Dalam penelitian ini, metode analisa T- Test dipakai untuk mengetahui apakah ada
perbedaan pendapat yang significant antara kontraktor dengan owner, kontraktor dengan
netral dan owner dengan netral.
Hipotesa (H0) yang diuji adalah bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara
kontraktor dengan owner, kontraktor dengan netral, dan owner dengan netral. Bila hipotesa
diterima berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara kontraktor dengan owner,
kontraktor dengan netral dan owner dengan netral. Nilai atau nilai signifikansi yang dipakai
adalah 5 persen. Signifikansi data diatas 0.05 berarti hipotesa (H0) diterima, sebaliknya
dibawah 0.05 berarti hipotesa (H0) ditolak.

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Jenis-Jenis Sengketa Yang Terjadi.

Analisa dilakukan untuk mengetahui pendapat yang diberikan oleh responden secara
umum dari pihak kontraktor, pihak pemilik proyek, dan pihak netral mengenai sengketa jenis
apa saja yang sering terjadi di proyek konstruksi khususnya di Surabaya. Berdasarkan nilai
mean yang tertinggi menurut responden secara keseluruhan adalah sengketa segi teknis.

228 Bidang Manajemen Konstruksi


Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2015 – Universitas Narotama
ISBN : 978-602-72437-1-2
Namun pihak netral beranggapan sengketa yang paling sering terjadi adalah segi
gabungan (teknis, administratif, hukum) karena merupakan akumulasi masalah yang biasanya
diawali dari segi administrasi namun karena dipicu oleh masalah segi teknis maka sengketa
menjadi tidak terhindarkan. Tanggapan responden pihak netral juga dikuatkan oleh literatur
yang menyebutkan bahwa pada umumnya tidak ada sengketa yang murni masalah teknis atau
masalah admininstratif atau masalah hukum. Perpaduan selalu terjadi dengan proporsi bobot
masing-masing yang berbeda [4].

4.2. Sengketa Segi Teknis.


Para praktisi konstruksi maupun pihak netral berpendapat bahwa sengketa yang sering
terjadi pada proyek konstruksi di Surabaya untuk kategori sengketa yang diakibatkan dari segi
teknis yang menempati urutan peringkat pertama adalah ―kegagalan terjadi akibat kekhilafan
(slips) atau kesalahan (mistakes) atau kecerobohan (ignorance)‖ yang memiliki nilai mean
tertinggi 3.53. Contoh sengketa dari segi teknis yang berikutnya pada posisi kedua adalah
―kegagalan pada bangunan di sekitar proyek akibat metode konstruksi yang kurang tepat‖
yang memiliki nilai mean 3,17.
Secara keseluruhan berbagai peringkat contoh sengketa jenis teknis dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Intensitas Sengketa Segi Teknis

Rating Jenis – jenis Sengketa* Mean


Kegagalan terjadi akibat kekhilafan (slips) atau kesalahan (mistakes) atau
1 3.53
kecerobohan (ignorance)
2 Kegagalan pada bangunan di sekitar proyek akibat metode konstruksi 3.17
3 Perbedaan cara atau tingkat perbaikan yang dapat diterima 3.13
4 Kesalahan design, kesalahan konstruksi 2.87
5 Perbedaan pendapat mengenai kualitas menurut cara evaluasi kualitas yang berbeda 2.83
6 Perbedaan pengertian tingkat kualitas yang disepakati 2.77
7 Quality assurance gagal mengamankan kualitas 2.69
8 Perbedaan interpretasi tingkat kesetaraan 2.66
9 Durability yang tidak wajar 2.63
Perbedaaan pengertian jenis testing yang sesuai, jumlah testing dan cara evaluasi
10 2.59
hasil testing
11 Standard service/ standard of good conduct telah dilampaui 2.40
* Urut dari paling sering sampai jarang terjadi

4.2. Sengketa Segi Administrasi


Para praktisi konstruksi maupun pihak netral berpendapat bahwa sengketa yang sering
terjadi pada proyek konstruksi di Surabaya untuk kategori sengketa yang diakibatkan dari segi
administratif yang menempati urutan peringkat pertama adalah ―claim yang objektif tetapi
tidak didukung persyaratan administratif‖ yang memiliki nilai mean tertinggi 3,07. Contoh
sengketa dari segi administratif yang berikutnya pada posisi kedua adalah ―prosedur
persetujuan yang bersifat sangat birokratif yang menghambat kelancaran/mempengaruhi
kemudahan/menggagalkan program/tidak memungkinkan sejumlah aktifitas yang kritis‖ yang
memiliki nilai mean 3,00. Secara keseluruhan peringkat contoh sengketa jenis administratif
dapat dilihat pada Tabel 2.

Bidang Manajemen Konstruksi 229


Peluang dan Tantangan Jasa Kontruksi di Era Pasar Bebas ASEAN

Tabel 2. Intensitas Sengketa Segi Administratif

Rating Jenis – jenis sengketa* Mean


1 Claim yang objektif tetapi tidak didukung persyaratan administratif 3.07
Prosedur persetujuan yang bersifat sangat birokratif yang menghambat kelancaran /
2 mempengaruhi kemudahan/menggagalkan program/tidak memungkinkan sejumlah 3.00
aktifitas yang kritis
3 Kesepakatan tambahan secara lisan yang tidak segera diikuti secara tertulis. 2.69
4 Pengajuan ganti rugi dengan waktu yang telah kadaluarsa. 2.50
5 Kegagalan memenuhi ketentuan administratif yang ditetapkan dalam perjanjian. 2.38
Kekurang jelasan petunjuk pelaksanaan peraturan yg mengaikbatkan interpretasi &
6 2.36
kesalahan langkah administratif
Masalah materi di bawah tangan, surat kuasa yang cacat, surat approval yang belum
7 2.18
counter approved oleh yang berwenang dan lain-lain
Changes yang memiliki faktor pendukung tetapi tdk mengikuti prosedur yg telah
8 2.14
disepakati.
Format administratif yg berbeda atau adanya ketentuan-ketentuan administratif yg
9 2.11
bersilang atau bertolak belakang
* Urut dari paling sering sampai jarang terjadi

4.3. Sengketa Segi Hukum.

Para praktisi konstruksi maupun pihak netral berpendapat bahwa sengketa yang sering
terjadi pada proyek konstruksi di Surabaya untuk kategori sengketa yang diakibatkan dari segi
hukum yang menempati urutan peringkat pertama dan kedua adalah ―pengaruh perubahan-
perubahan terhadap perjanjian‖ dan ―masalah akibat shop drawing kurang lengkap sehingga
tidak sesuai dengan spesifikasi teknis‖ yang masing-masing memiliki kesamaan nilai mean
tertinggi 3,07. Sedangkan contoh sengketa dari segi hukum yang berikutnya pada posisi
ketiga adalah ―ganti rugi akibat kegagalan satu pihak terhadap pihak ketiga yang belum diatur
secara eksplisit.‖ yang memiliki nilai mean 2,93. Secara keseluruhan peringkat contoh
sengketa jenis hukum dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Intensitas Sengketa Segi Hukum

Rating Jenis – jenis sengketa* Mean

Masalah akibat shop drawing kurang lengkap sehingga tidak sesuai dengan
1 3.07
spesifikasi teknis.

2 Pengaruh perubahan-perubahan terhadap perjanjian 3.07

Ganti rugi akibat kegagalan satu pihak terhadap pihak ketiga yang belum diatur
3 2.93
secara eksplisit.

4 Pengaruh penundaan (delay atau idle time) yang tidak diatur secara eksplisit. 2.79

5 Masa pemeliharaan yang telah lewat, ternyata kemudian ditemukan defects. 2.64

Segi keadilan itikad baik yang tidak tertampung (tidak cukup tercermin) dalam
6 2.54
perjanjian

7 Asas objektifitas dan kewajaran yang tidak diperhatikan 2.43

Ketidakmampuan pelaksanaan perjanjian yang diakibatkan oleh pihak ketiga atau di


8 2.29
luar kemampuan yang normal/standar

230 Bidang Manajemen Konstruksi


Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2015 – Universitas Narotama
ISBN : 978-602-72437-1-2

Telah diadakan negosiasi pada tingkat bawah dan telah disetujui, tingkat atas yang
9 2.25
berwenang menolak persetujuan, sedangkan pekerjaan telah berjalan

Masalah akibat penggunaan kata-kata abstrak yang tidak jelas batasannya yang bisa
10 2.25
diartikan secara harfiah/letterlijk, dan bisa diartikan secara relatif/kewajaran

11 Adanya perjanjian kontrak kerja konstruksi yang cacat hukum 1.96

* Urut dari paling sering sampai jarang terjadi

4.4. Sengketa Segi Gabungan


Para praktisi konstruksi maupun pihak netral berpendapat bahwa sengketa yang sering
terjadi pada proyek konstruksi di Surabaya untuk kategori sengketa yang diakibatkan dari segi
gabungan yang menempati urutan peringkat pertama adalah ―sejauh mana changes dapat
diikuti dengan klaim biaya dan klaim waktu‖ yang memiliki nilai mean tertinggi 3.30. Contoh
sengketa dari segi gabungan yang berikutnya pada posisi kedua adalah ―kerugian akibat
kegagalan target waktu dimana unsur kekuranglengkapan dokumen, unsur birokrasi yang
berlebihan, unsur kecepatan /ketegasan & kejelasan policy atau keputusan yang saling kait‖
yang memiliki nilai mean 3.29. Secara keseluruhan peringkat contoh sengketa jenis hukum
dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Intensitas Sengketa Segi Gabungan

Rating Jenis – jenis sengketa* Mean

1 Sejauh mana changes dapat diikuti dengan klaim biaya dan klaim waktu 3.30

Kerugian akibat kegagalan target waktu dimana unsur kekuranglengkapan dokumen,


2 unsur birokrasi yang berlebihan, unsur kecepatan/ketegasan & kejelasan policy atau 3.29
keputusan yang saling kait

Klaim ganti rugi atas idle-time atau atas pembatalan kontrak, dimana masalah
3 2.93
penyebabnya tidak diatur oleh kontrak

4 Masalah yang berkaitan dengan defects liability (cacat kewajiban) 2.93

Kesepakatan lisan yg krn bersifat urgent langsung diikuti dg pelaksanaan perjanjian,


5 berjalan dg baik sampai tingkat tertentu, kemudian dibatalkan scr sepihak sebelum 2.76
sempat dibuat perjanjian tertulis.

Tanggung jawab yang sangat besar dengan wewenang yang sangat terbatas, yang
6 2.59
menghambat inisiatif dan membatasi gerak (action)

Pelanggaran persyaratan kejujuran/keterbukaan dan persyaratan proteksi safety


7 2.46
minimum untuk satu perlindungan asuransi.

Masalah yang berkaitan dengan batasan berlakunya liquiditas damages dan general
8 2.45
damages

Porsi Keterlibatan berbagai pihak (& konsekuensinya) atas kegagalan (failure) dlm
9 2.45
berbagai bentuk

10 Valid atau berlaku sebagian atau gugurnya satu jaminan 2.38

* Urut dari paling sering sampai jarang terjadi

Bidang Manajemen Konstruksi 231


Peluang dan Tantangan Jasa Kontruksi di Era Pasar Bebas ASEAN

7. KESIMPULAN
Jenis sengketa yang paling sering terjadi pada proyek konstruksi di Surabaya menurut
para praktisi konstruksi dan pihak netral secara keseluruhan adalah sengketa segi teknis
dengan contoh sengketa ―kegagalan terjadi akibat kekhilafan (slips) atau kesalahan (mistakes)
atau kecerobohan (ignorance)‖.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang jalur sengketa apa saja yang diminati oleh para
praktisi konstruksi dan latar belakang para praktisi konstruksi dalam memilih jalur
penyelesaian sengketa, akan dijelaskan dalam artikel selanjutnya berdasarkan faktor-faktor
yang mempengaruhi penyelesaian sengketa pada proyek konstruksi.

8. DAFTAR PUSTAKA

Malak, A., Saadi, E., Zeid A., Marwan. ―Process Model for Administrating
Construction Claims‖, .‖ Journal of Construction Engineering and Management. 18:2 (2002).
Walker, Derek H. T., Peters, Renaye J., & Hampson, Keith D. ―Collaborative
Approach to Conflict Resolution in a Project Alliance Environment―, 2002.
Pribadi, Djarot. Alternative Dispute Resolution. Universitas Narotama, Surabaya,
2003.
Shahab, Hamid. Aspek Hukum dalam Sengketa bidang Konstruksi. Djambatan,
Jakarta, 1996.
Poerdyatmono, Bambang. ―Alternatif Penyelesaian Sengketa Jasa Konstruksi”,
Jurnal Teknik Sipil, 8:1 (2007) :78-90.

232 Bidang Manajemen Konstruksi

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai