net/publication/39738154
CITATIONS READS
0 4,965
1 author:
Fredy Kurniawan
Universitas Narotama
11 PUBLICATIONS 13 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Fredy Kurniawan on 08 May 2015.
ABSTRAK
Perselisihan memberi efek buruk pada proyek konstruksi apabila praktisi konstruksi tidak
mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan sengketa dengan baik. Tujuan diadakan penelitian ini
adalah menganalisis jenis sengketa yang sering terjadi dan jalur penyelesaian sengketa yang sering
digunakan. Penelitian ini menggunakan metode survei kuesioner untuk memperoleh data dari
responden. Secara keseluruhan responden terdiri dari, 20 kontraktor, 10 owner dan 10 pihak netral di
Surabaya yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Dari hasil penelitian ini didapatkan sengketa
kategori segi teknis adalah yang paling sering terjadi di Surabaya.
Kata kunci: Sengketa, Penyelesaian sengketa, Konstruksi, Surabaya.
1. PENDAHULUAN
Proyek konstruksi semakin hari semakin kompleks sehubungan dengan standar-standar
baru yang ditetapkan, teknologi yang semakin canggih, dan keinginan owner untuk
melakukan penambahan ataupun perubahan lingkup pekerjaan. Dalam proyek konstruksi
melibatkan kerja sama antara owner, konsultan, engineer, dan kontraktor. Pihak-pihak
tersebut mempunyai kepentingan dan tujuan yang berbeda sehingga sengketa/perselisihan
sering timbul akibat perbedaan pendapat pada saat perencanaan dan pembangunan proyek [1].
Proyek konstruksi akan mengalami dampak buruk apabila dalam proses penyelesaian
sengketa dilakukan dengan jalur yang kurang sesuai. Akibat dari terjadinya sengketa antara
lain; pembengkakan biaya proyek, terhentinya proyek dalam beberapa waktu, bahkan
sengketa tersebut berkembang menjadi kasus pidana.
Berdasarkan pemikiran tersebut hal ini menarik untuk dikaji lebih dalam tentang
bagaimana cara penyelesaian sengketa yang sesuai dan efisien, karena para praktisi kontruksi
pada umumnya masih belum menguasai sepenuhnya cara penyelesaian sengketa yang paling
sesuai dengan jenis dan kompleksitas suatu masalah sengketa di dalam proyek konstruksi.
Hal ini jelas akan menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat dalam masalah
sengketa pada proyek konstruksi, apabila semua pihak memiliki wawasan tentang cara
penyelesaian sengketa yang konstruktif dengan pertimbangan manajemen waktu, skill dan
lingkungan yang mendukung terjadinya kerjasama daripada permusuhan [2]. Dimana
keuntungan tersebut antara lain dapat menekan biaya, waktu dalam menyelsaikan konflik
dapat diatasi secepat mungkin, nama baik masing-masing pihak dapat terjaga dengan baik.
2. STUDI PUSTAKA
Sengketa bermula dari adanya pertentangan atau ketidak sesuaian antara para pihak
yang akan dan sedang mengadakan hubungan atau kerjasama [3]. Perselisihan yang terjadi
antara para pihak, berdasarkan Shahab [4], dapat dibedakan menjadi tiga klasifikasi [4]:
3. METODOLGI PENELITIAN
Untuk mempermudah proses analisa tentang jenis sengketa yang sering terjadi pada
proyek konstruksi di Surabaya, maka dibagi menjadi 4 kategori sengketa yaitu: (i) Sengketa
segi teknis; (ii) Sengketa segi administratif; (iii) Sengketa segi hukum; (iv) Sengketa
gabungan.
Data yang telah diperoleh dilakukan analisa deskriptif untuk mengungkapkan dan
memberikan gambaran mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis sengketa
yang sering terjadi pada proyek konstruksi.
Dan juga dilakukan analisa T-Test dipakai untuk membandingkan jawaban dengan skala
yang hanya terdiri dari dua variabel. Variabel disini adalah kontraktor, owner/developer dan
netral. Dalam penelitian ini, metode analisa T- Test dipakai untuk mengetahui apakah ada
perbedaan pendapat yang significant antara kontraktor dengan owner, kontraktor dengan
netral dan owner dengan netral.
Hipotesa (H0) yang diuji adalah bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara
kontraktor dengan owner, kontraktor dengan netral, dan owner dengan netral. Bila hipotesa
diterima berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara kontraktor dengan owner,
kontraktor dengan netral dan owner dengan netral. Nilai atau nilai signifikansi yang dipakai
adalah 5 persen. Signifikansi data diatas 0.05 berarti hipotesa (H0) diterima, sebaliknya
dibawah 0.05 berarti hipotesa (H0) ditolak.
Analisa dilakukan untuk mengetahui pendapat yang diberikan oleh responden secara
umum dari pihak kontraktor, pihak pemilik proyek, dan pihak netral mengenai sengketa jenis
apa saja yang sering terjadi di proyek konstruksi khususnya di Surabaya. Berdasarkan nilai
mean yang tertinggi menurut responden secara keseluruhan adalah sengketa segi teknis.
Para praktisi konstruksi maupun pihak netral berpendapat bahwa sengketa yang sering
terjadi pada proyek konstruksi di Surabaya untuk kategori sengketa yang diakibatkan dari segi
hukum yang menempati urutan peringkat pertama dan kedua adalah ―pengaruh perubahan-
perubahan terhadap perjanjian‖ dan ―masalah akibat shop drawing kurang lengkap sehingga
tidak sesuai dengan spesifikasi teknis‖ yang masing-masing memiliki kesamaan nilai mean
tertinggi 3,07. Sedangkan contoh sengketa dari segi hukum yang berikutnya pada posisi
ketiga adalah ―ganti rugi akibat kegagalan satu pihak terhadap pihak ketiga yang belum diatur
secara eksplisit.‖ yang memiliki nilai mean 2,93. Secara keseluruhan peringkat contoh
sengketa jenis hukum dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Intensitas Sengketa Segi Hukum
Masalah akibat shop drawing kurang lengkap sehingga tidak sesuai dengan
1 3.07
spesifikasi teknis.
Ganti rugi akibat kegagalan satu pihak terhadap pihak ketiga yang belum diatur
3 2.93
secara eksplisit.
4 Pengaruh penundaan (delay atau idle time) yang tidak diatur secara eksplisit. 2.79
5 Masa pemeliharaan yang telah lewat, ternyata kemudian ditemukan defects. 2.64
Segi keadilan itikad baik yang tidak tertampung (tidak cukup tercermin) dalam
6 2.54
perjanjian
Telah diadakan negosiasi pada tingkat bawah dan telah disetujui, tingkat atas yang
9 2.25
berwenang menolak persetujuan, sedangkan pekerjaan telah berjalan
Masalah akibat penggunaan kata-kata abstrak yang tidak jelas batasannya yang bisa
10 2.25
diartikan secara harfiah/letterlijk, dan bisa diartikan secara relatif/kewajaran
1 Sejauh mana changes dapat diikuti dengan klaim biaya dan klaim waktu 3.30
Klaim ganti rugi atas idle-time atau atas pembatalan kontrak, dimana masalah
3 2.93
penyebabnya tidak diatur oleh kontrak
Tanggung jawab yang sangat besar dengan wewenang yang sangat terbatas, yang
6 2.59
menghambat inisiatif dan membatasi gerak (action)
Masalah yang berkaitan dengan batasan berlakunya liquiditas damages dan general
8 2.45
damages
Porsi Keterlibatan berbagai pihak (& konsekuensinya) atas kegagalan (failure) dlm
9 2.45
berbagai bentuk
7. KESIMPULAN
Jenis sengketa yang paling sering terjadi pada proyek konstruksi di Surabaya menurut
para praktisi konstruksi dan pihak netral secara keseluruhan adalah sengketa segi teknis
dengan contoh sengketa ―kegagalan terjadi akibat kekhilafan (slips) atau kesalahan (mistakes)
atau kecerobohan (ignorance)‖.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang jalur sengketa apa saja yang diminati oleh para
praktisi konstruksi dan latar belakang para praktisi konstruksi dalam memilih jalur
penyelesaian sengketa, akan dijelaskan dalam artikel selanjutnya berdasarkan faktor-faktor
yang mempengaruhi penyelesaian sengketa pada proyek konstruksi.
8. DAFTAR PUSTAKA
Malak, A., Saadi, E., Zeid A., Marwan. ―Process Model for Administrating
Construction Claims‖, .‖ Journal of Construction Engineering and Management. 18:2 (2002).
Walker, Derek H. T., Peters, Renaye J., & Hampson, Keith D. ―Collaborative
Approach to Conflict Resolution in a Project Alliance Environment―, 2002.
Pribadi, Djarot. Alternative Dispute Resolution. Universitas Narotama, Surabaya,
2003.
Shahab, Hamid. Aspek Hukum dalam Sengketa bidang Konstruksi. Djambatan,
Jakarta, 1996.
Poerdyatmono, Bambang. ―Alternatif Penyelesaian Sengketa Jasa Konstruksi”,
Jurnal Teknik Sipil, 8:1 (2007) :78-90.