Lapkas Dede Hardi
Lapkas Dede Hardi
STROKE ISKEMIKJUDUL
Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Kepaniteraan Klinik
Senior (KKS) Ilmu Penyakit Saraf di RSUD Dr. R.M. Djoelham Kota Binjai
Pembimbing :
Disusun Oleh :
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas berkah dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisan laporan
kasus yang berjudul “Stroke Iskemik”. Laporan kasus ini merupakan salah satu
syarat untuk ujian pada Departemen Ilmu Penyakit Saraf RSUD DR RM
DJOELHAM BINJAI.
Terwujudnya Referat ini adalah berkat bantuan dan dorongan berbagai
pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
kepada :
1. dr.Julia E. Ginting,Sp.S selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
pengarahan dalam penulisan laporan kasus ini.
2. Dokter-dokter Ilmu Penyakit Saraf RSUD DR RM DJOELHAM Binjai
yang telah banyak berjasa memberikan bimbingan dan pengajaran kepada
penyusun selama ini.
3. Rekan-rekan kepaniteraan SMF Ilmu Penyakit Saraf, atas bantuan,
dukungan, dan kerjasamanya.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
sehingga penyusunan ini dapat lebih baik sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Akhir kata dengan mengucapkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa, semoga Tuhan selalu meridhoi kita semua dan tulisan ini dapat bermanfaat.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
2.1.8 Edukasi...................................................................................................10
2.1.9 Prognosis................................................................................................10
LAPORAN KASUS..............................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian
khusus dan dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, tanpa memandang ras,
jenis kelamin, atau usia . Spesialis Saraf Rumah Sakit Premier Jatinegara,
Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke semakin penting dan
mendesak karena kini jumlah penderita Stroke di Indonesia terbanyak dan
menduduki urutan pertama di Asia dan keempat di dunia, setelah India, Cina,
dan Amerika. Berdasarkan data terbaru dan hasil Riset Kesehatan Dasar 2013,
stroke merupakan penyebab kematian utama di Indonesia. Prevalensi stroke di
Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 7,0 per mil dan yang
berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1 per mil. Jadi,
sebanyak 57,9 persen penyakit stroke telah terdiagnosis oleh nakes.3
Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah
tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal
(atau global), dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih,
dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain selain vaskuler.8
Setiap tahun, hampir 700.000 orang Amerika mengalami stroke, dan stroke
mengakibatkan hampir 150.000 kematian. Di Amerika Serikat tercatat hampir
setiap 45 detik terjadi kasus stroke, dan setiap 4 detik terjadi kematian akibat
stroke. Pada suatu saat, 5,8 juta orang di Amerika Serikat mengalami stroke,
yang mengakibatkan biaya kesehatan berkenaan dengan stroke mendekati 70
miliar dolar per tahun. Pada tahun 2010, Amerika telah menghabiskan $ 73,7
juta untuk menbiayai tanggungan medis dan rehabilitasi akibat stroke. Selain itu,
11% orang Amerika berusia 55-64 tahun mengalami infark serebral silent;
prevalensinya meningkat sampai 40% pada usia 80 tahun dan 43% pada usia 85
tahun.2
Prevalensi Stroke berdasarkan diagnosis nakes dan gejala tertinggi
terdapat di Sulawesi Selatan (17,9%), DI Yogyakarta (16,9%), Sulawesi
1
2
Tengah (16,6%), diikuti Jawa Timur sebesar 16 per mil. Terjadi peningkatan
prevalensi stroke berdasarkan wawancara (berdasarkan jawaban responden yang
pernah didiagnosis nakes dan gejala) juga meningkat dari 8,3 per1000 (2007)
menjadi 12,1 per1000 (2013)3 .Organisasi Stroke Dunia mencatat hampir 85%
orang yang mempunyai faktor resiko dapat terhindar dari stroke bila menyadari
dan 3 mengatasi faktor resiko tersebut sejak dini. Badan kesehatan dunia
memprediksi bahwa kematian akibat stroke akan meningkat seiring dengan
kematian akibat penyakit jantung dan kanker kurang lebih 6 juta pada tahun 2010
menjadi 8 juta di tahun 2030.14 Stroke secara luas diklasifikasikan ke dalam
stroke iskemik dan hemoragik. Faktor risiko stroke di antaranya adalah merokok,
hipertensi, hiperlipidemia, fibrilasi atrium, penyakit jantung iskemik, penyakit
katup jantung, dan diabetes.4
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
penyulit stroke yang berbahaya dan dapat memicu lingkaran setan berupa
peningkatan odema otak dan peningkatan tekanan intrakranial dan
semakin luas kerusakan neuron. Odema otak juga akan menekan struktur-
struktur saraf didalam otak sehingga timbul gejala sesuai dengan lokasi
lesi.11
Infark otak timbul karena iskemia otak yang lama dan parah dengan
perubahan fungsi dan struktur otak yang ireversibel. Gangguan aliran
darah otak akan timbul perbedaan daerah jaringan otak : a. pada daerah
yang mengalami hipoksia akan timbul edema sel otak dan bila
berlangsung lebih lama, kemungkinan besar akan terjadi infark, b. Daerah
sekitar infark timbul daerah penumbra iskemik dimana sel masih hidup
tetapi tidak berfungsi, c. Daerah diluar penumbra akan timbul edema local
atau daerah hiperemisis berarti sel masih hidup dan berfungsi.1
lesi terjadi di daerah antara arteria serebri anterior dan media atau arteria
serebri media , gejalanya mula mula pada ekstremitas atas (misalnya,
tangan lemah, baal).
b. Arteria serebri media (tersering),
Gejalanya adalah hemiparesis atau monoparesis kontralateral
(biasanya mengenai lengan), kadang-kadang hemianopsia (kebutaan)
kontralateral, afasia global (apabila hemisfer dominan terkena):
gangguan semua fungsi yang berkaitan dengan bicara dan komunikasi
dan disfasia.
c. Arteri Serebri Anterior
Gejalanya adalah kebingungan, kelumpuhan kontralateral yang lebih
besar di tungkai, lengan proksimal juga mungkin terkena, gerakan
volunteer tungkai yang bersangkutan terganggu, deficit sensorik
kontralateral, Demensia, gerakan menggengam, reflex patologik
(disfungsi lobus frontalis).
a. Sistem Vertebrobasilar (sirkulasi posterior : manifestasi biasanya
bilateral)
Gejalanya adalah kelumpuhan disatu sampai keempat ekstremitas,
meningkatnya reflek tendon, ataksia, tanda babinski bilateral,
tremor, vertigo, disfagia, disartria, sinkop, stupor, koma, pusing,
gangguan daya ingat, disorientasi, gangguan penglihatan
(diplopia, nistagmus, ptosis) tinitus, gangguan pendengaran, rasa
baal di wajah, mulut atau lidah.
b. Arteri serebri posterior (di lobus otak tengah atau thalamus)
Gejalanya adalah koma, hemiparesis kontralateral, afasia visual
atau aleksia.
Gejala neurologik yang timbul akibat stroke di otak bergantung pada
berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokasinya. Gejala utama
stroke iskemik akibat thrombosis serebri ialah timbulnya defisit
neurologic secara mendadak /subakut, didahului gejala prodromal, terjadi
pada waktu istirahat atau bangun pagi dan kesadaran biasanya tidak
6
menurun.1
Kematian jaringan otak pada pasien stroke dapat menyebabkan
hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan tersebut, salah satu
gejala yang ditimbulkan adalah kelemahan otot pada anggota gerak
tubuh.13 Gangguan fisik Stroke seperti kelemahan otot, nyeri, dan
spastisitas dapat menyebabkan penurunan kemampuan untuk
menggunakan ekstremitas atas yang terkena stroke dalam aktivitas
sehari-hari, keadaan ini membuat seseorang menghindari menggunakan
lengan dan tangan yang terkena stroke, tidak menggunakan lengan yang
terkena stroke dapat menyebabkan kelemahan atau kehilangan kekuatan
otot, penurunan rentang gerak dan keterampilan motorik halus.6
2.1.8 Edukasi9
Penjelasan Sebelum MRS (rencana rawat, biaya, pengobatan, prosedur,
masa dan tindakan pemulihan dan latihan, manajemen nyeri, risiko dan
komplikasi)
Penjelasan mengenai stroke iskemik, risiko dan komplikasi selama
perawatan
Penjelasan mengenai factor risiko dan pencegahan rekurensi
Penjelasan program pemulangan pasien (Discharge Planning)
Penjelasan mengenai gejala stroke, dan apa yang harus dilakukan
sebelum dibawa ke RS.
9
2.1.9 Prognosis9
Ad vitam : dubia adbonam
Ad Sanationam : dubia adbonam
Ad Fungsionam : dubia adbonam
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Aliah A., Kuswara F.F., Arifin R. L., Wusyang G., 2007. Gambaran Umum
tentang Gangguan Peredaran Darah Otak. Dalam Harsono (ed). Kapita
Selekta Neurologi. Yogyakarta : Gajah Mada Press
2. Anonim. 2011. Stroke. http://www.medicastore.com/stroke.html diakses
tanggal 14 juli 2018
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2013. Riset Dasar
Kesehatan. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
4. Ginsberg, Lionel. 2007. Lecture Notes: Neurology. Jakarta: Erlangga
5. Goldszmidt, Adrian J., & Louis R Caplan. 2013. Stroke Essensial. Jakarta :
Indeks
6. Haris J E, Eng J J., 2006. Paretic Upper- Limb Strength Best Explains Arm
Activity In People With Stroke.
http://ptjournal.apta.org/content/87/1/88.full.pdf+html. Diakses pada tanggal
14 juli 2018.
7. Irfan, Muhammad. 2010. Fisioterapi Bagi Insan Stroke. Edisi Pertama.
Penerbit Graha Ilmu:Yogyakarta.
8. Israr, Yayan Akhyar. 2008. Stroke. Http://www.Belibis17.com.html diakses
tanggal 14 juli 2018
9. National Institute of Neurological disorders and Stroke (NINDS), N. I. 2013.
Stroke. https://www.ninds.nih.gov/Disorders/Patient-Caregiver-
Education/Hope-Through-Research/Stroke-Hope-Through-Research diakses
tanggal 14 juli Juli 2018
10. Perhimpunan Dokter Saraf Indonesia. 2011. Guideline Stroke. Jakarta :
PERDOSSI
11. Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Ed: 6. Jakarta: EGC.
12. Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G. 2002. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Brunner dan Suddarth Edisi 8. Alih bahasa oleh Agung
Waluyo…(dkk). EGC : Jakarta.
13. Wiwit, S. 2010. STROKE & Penanganannya. Jogjakarta : Katahati
14. Yastroki, 2012 . Stroke Penyebab Kematian Urutan Pertama di Rumah Sakit
Indonesia. http://www.yastroki.or.id.html diakses tanggal 5 Mei 2015
11
LAPORAN KASUS
ANAMNESA PENYAKIT
Keluhan utama : Sulit Menelan
Telaah : Os datang ke IGD RSUD DR RM Djoelham pada hari
Kamis, 5 Juli 2018 dengan keluhan sulit menelan sejak 1 minggu yg lalu
disertai tubuh lemah sebelah kiri. Os mengaku badan semakin lemas, sulit
untuk berbicara dan mulut mencong ke sebelah kanan.
RPT : Tidak Ada
RPO : Tidak Jelas
STATUS PRESENT
Kesadaran : Somnolen
Tekanan darah : 180/100 mmHg
Frekuensi nadi : 116 x/i
Frekuensi nafas : 28 x/i
Suhu : 39 °C
N.II (Optikus)
Reflek pupil
Kanan Kiri
Langsung + +
Tidak Langsung + +
N.V (Trigeminus)
Sensorik
Kanan Kiri
N-V1 + +
N-V2 + +
N-V3 + +
Motorik : ( + ) Deviasi rahang bawah ke kiri.
Reflek kornea :(+)
Reflek masseter :(+)
N.VII (Facialis)
Sensorik : (TDP)
Motorik
Mengerutkan dahi : ( + ) Asimetris, sisi kiri tidak terangkat
Menutup mata :(+)
Sudut mulut : ( Asimetris ) tertarik kesisi kanan
Lagoftalmus :(-)
Reflek
Stapedial reflex :(+)
Glabela reflex :(+)
N.VIII (Vestibulotroklearis)
Keseimbangan
Nistagmus : (TDP)
Test romberg : (TDP)
Pendengaran : (TDP)
N.XI ( Accesorius )
Kekuatan m.sternokleidomastoideus :(+)
Kekuatan m.trapezius :(+)
N.XII (Hipoglossus)
Menjulurkan lidah : ( + ) Deviasi ke sisi kiri
Menggerakkan kelateral :(+)
Fasikulasi :(-)
Atropi :(-)
PEMERIKSAAN MOTORIK
A. Reflek
1. reflek fisiologis
anggota gerak atas
Biceps : Kanan ( + ), Kiri ( menurun )
Triceps: Kanan ( + ), Kiri ( menurun )
Brachii : Kanan ( + ), Kiri ( menurun )
anggota gerak bawah
APR : Kanan ( + ), Kiri ( menurun )
KRP : Kanan ( + ), Kiri ( menurun )
Telapak kaki : (+)
2. Reflek patologis (kanan/kiri)
Babinski : (-/+)
Oppenheim : (-/-)
Chaddock : (-/-)
Gordon : (-/-)
Schaefer : (-/-)
15
Hoffman : (-/-)
Tromner : (-/-)
Rosolimo : (-/-)
B. Kekuatan otot
Dextra Sinistra
Extremitas
5|5|5|5|5 3|3|3|3|3
superior
Extremitas
5|5|5|5|5 2|2|2|2|2
inferior
C. Tonus otot
* Hipotonia (TDP)
* Hipertonia (TDP)
D. Sensibilitas
Nyeri (TDP)
Raba (TDP)
Getar (TDP)
Suhu (TDP)
Posisi (TDP)
E. Sistem Ektrapiramidal
1. Tremor : ( TDP )
2. Korea : ( TDP )
3. TICS : ( TDP )
4. Fasikulasi : ( TDP )
5. Myoclonic jersk : ( TDP )
6. Atetosis : ( TDP )
7. Asterixis : ( TDP )
8. Balismus : ( TDP )
16
F. SISTEM KOORDINASI
1. Test Romberg : (TDP)
2. Tandem walking : (TDP)
3. Finger to finger test :(-)
4. Finger to nose test : (+/-)
5. Nose finger nose test : (+/-)
G. FUNGSI KORTIKAL
1. Atensi / Konsentrasi : (+)
2. Disorientasi : (-)
3. Kecerdasan : (+)
4. Bahasa : (+)
5. Memory : (+)
6. Gnosia : (TDP)
7. Visio-contructive : (TDP)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Darah lengkap
Ureum / Kreatinin
KGD
Tanggal Pemeriksaan : 14-7-2018
Hematologi
Hb : 14,2 g/dl
Eritrosit : 4,74 jt/uL
Hematoktrit : 41,5 %
Lekosit : *16,08 rb/mm3
Trombosit : *470,7 rb/mm3
17
Index Eritrosit
MCV : 87,6 fL
MCH : 30,0 pg
MCHC : 34,2 %
RDW-CV : 11,9 %
MPV : *6,0 fL
Hitung Jenis Leukosit
Basofil : 0,69 %
Neutrofil : *76,89 %
Limfosit : *12,74 %
Eosinofil : *0,54 %
Monosit : *9,14 %
2. Radiologi
CT Scan kepala
Hasil Pemerikaan Foto :
• Tampak lesi hypodence, kecil-kecil berbatas relative tegas
pada basal ganglia di lateral terutama kanan.
• Sulci dan gyyri baik.
• Kedua fisura sylvii tidak melebar.
• System ventrikel dan sisterna tidak melebar.
• Diferensiasi white dan gray matter jelas
• Tidak tampak adanya pergeseran garis tengah.
• Infratentorial:pons, cerebellum, cpa baik.
• Sinus paranasal yang tervisualisasi bersih
• Pneumatisasi mastoid air cell baik.
• Kedua bulbus okuli intake.
• Tulang-tulang dan jaringan lemak yang tervisualisasi baik.
Kesimpulan Hasil Foto :
Sugestive infark lacunar basal ganglia bilateral, Terutama
Kanan.
18
DIAGNOSA BANDING
1. Stroke Ischemic
2. Stroke Hemoragik
3. Brain Tumor
TERAPI
Terapi Awal ( IGD )
1. Pasang NGT
2. IVFD RL20 gtt/i
3. Inj. Ranitidin 1 ampul / 12 jam
4. Inj Citicolin 250 mg / 8 jam
5. Injeksi Ceftriaxone 1gr/12 jam (Skin-Test)
6. Paracetamol Infus / 8 jam jika demam
7. Amlodipin 10mg 1x1
8. Candesartan 8 mg 1x1
FOLLOW UP HARIAN
ANJURAN
• Bantu pasien dalam melakukan aktifitas
• Minum obat yang teratur
• Bed rest
20
SKOR SIRIRAJ
Jenis pemeriksaan Point Nilai
Kesadaran Compos mentis 0 X2,5 2,5
Somnolen & stupor 1
Semi koma & koms 2
Muntah 2 jam Tidak ada 0 X2 0
terakhir Ada 1
Nyeri kepala 2 jam Tidak ada 0 X2 0
terakhir Ada 1
Atheroma Tidak ada 0 X3 0
Ada 1
Tekanan diastolik 100 X0,1 10
Konstanta -12
Jumlah 0,5
Interpretasi :
Skor SSS >1 : Perdarahan supratentorial
Skor SSS < -1 : infark Serebri
Skor SSS -1 s/d : Meragukan
22
SKOR HASANUDIN
1 TEKANAN DARAH
Sistole >200, Diastole >110 7,5 1
Sistole <200, Diastole <110 1
2 WAKTU TERJADINYA SERANGAN
Sedang bergiat 6,5 1
Tidak sedang bergiat 1
3 SAKIT KEPALA
Sangat hebat 10
Hebat 7,5 0
Ringan 1
Tidak ada 0
4 KESADARAN MENURUN
Langsung beberapa menit s/d 1 jam sesudah onset 10
1 jam s/d 24 jam setelah onset 7,5
Sesaat tapi pulih kembali 6 7,5
>24 jam sesudah onset 1
Tidak ada 0
5 MUNTAH PROYEKTIL
Langsung beberapa menit s/d 1 jam sesudah onset 10
1 jam s/d 24 jam setelah onset 7,5 0
>24 jam sesudah onset 1
Tidak ada 0