Anda di halaman 1dari 5

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Perkenalan Tentang Teknologi Hybrid

Teknologi hybrid mula-mula dikembangkan pada saat Amerika masih


dipimpin oleh Presiden George W Bush. Pada saat itu beliau sangat antusis untuk
menemukan bahan bakar alternatif pengganti minyak. Kondisi ini dipicu oleh
kekawatirannya karena adanya krisis berkepanjangan di negara-negar Timur
Tengah. Badan pelindungan lingkungan Amerika (The US Environmental
Protection Agency) akhirnya mengembangkan teknologi inovasi untuk
menemukan mesin kendaraan dengan biaya efektif, bersi emisi, dan efisien.

Selama ini kendaraan elektrik yang telah dikembangkan tidak mampu


berjalan cepat dan harus diisi ulang pada jarak 50 – 100 miles. Hybrid diharapkan
mampu menjembatani antara kendaraan berbahan bakar bensin dan listrik.
Teknologi hyrid mampu mengkonversi hydrogen menjadi tenaga dan panas yang
efisien dengan sedikit atau bahkan zero polutan dari NOx baik berupa partikel
maupun suara. Saat ini di Amerika hampir 95 % hydrogen dihasilkan dari
penguapan gas alam yang dipanaskan pada temperature 392 derajat F atau lebih
untuk memisahkan hydrogen dari komponen-komponen karbon pada methane dan
methanol. Penguapan ini mampu menghasilkan gas karbon dioksida yang bisa
bermanfaat bagi tumbuhan pada proses fotosintesis.

Kemudian muncullah produk-produk hybrid baru seperti Lexus, Toyota,


Highlander, dan Ford Escape dengan mesin yang lebih ramah lingkungan, suara
mesinnya halus. Meskipun faktanya teknologi ini tidak bisa dibilang murah.
Selain itu juga memerlukan investasi yang besar untuk membangun fasilitas
pengolahan hydrogen tentunya.

Di Indonesia harga mobil hybrid boleh dibilang lebih mahal 45 % dibanding


mobil biasa. Seandainya mobil hybrid dibuat di Indonesia dengan bantuan insentif
pajak maupun insentif lainnya dari pemerintah mungkin harganya dapat ditekan

1
dan terjangkau oleh masyarakat luas. Hal ini akan berdampak positif pada
lingkungan maupun penghematan sumber bahan bakar minyak.

Saat ini LIPI juga sedang mengembangkan teknologi hybrid dalam rangka
mencari energi alternatif yang dikombinasikan dengan energi listrik. Mobil hybrid
LIPI diharapkan mampu member kontribusi dalam ketahanan energi, mengurangi
polusi udara, serta efisiensi biaya di Indonesia.

Bahkan Toyota juga berencana menanamkan investasi unuk mengembangkan


produk mobil hybrid dalam jangka panjang. Toyota akan memanfaatkan hydrogen
sebagai bahan bakar modern pada produksi mendatang.Bahkan Toyota juga
merencanakan untuk menghentikan produksi kendaraan berbahan bakar
konvensional pada tahun 2050.

Akan tetapi perubahan penggunaan bahan bakar bensin ke hydrogen


memerlukan dukungan kebijakan pemerintah serta kajian yang lebih luas lagi.
Pencanangan mobil berbahan bakar hydrogen tentu harus diikuti ketersediaan
fasilitas pendukung yang biayanya tidak sedikit, diantaranya pembangunan SPBU
hydrogen untuk seluruh wilayah Indonesia, pembangunan kilang, dan fasilitas
pendukung lainnya. Sedangkan masalah sosial akan timbul pada masyarakat yang
kemungkinan tidak akan begitu saja menerima perubahan kebijakan pemerintah.
Bagaimanapun juga hybrid adalah salah satu inovasi yang perlu kita cermati.

2
BAB II TEORI

2.1 Teori Hybrid untuk sistem PLTH

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai sumber daya alam
yang melimpah, salah satunya minyak bumi yang diolah untuk digunakan sebagai
bahan bakar. Namun dengan berkembangnya dunia industri, bahan bakar minyak
menjadi dilema, karena kandungan minyak bumi di dunia semakin menipis seiring
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Maka dari itu perlu adanya pengganti bahan bakar minyak, yaitu suatu bahan
bakar alternatif. Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) pada prinsipnya
mengkonversi sinar matahari menjadi listrik DC. Mengingat sistem hybrid
menggunakan solar panel dalam jumlah yang cukup banyak dan semuanya
disambungkan baik seri maupun paralel, maka modul surya dengan kapasitas per
panel yang besar (> 100 Wp/panel) lebih disukai, dengan demikian dapat
mengurangi kebutuhan kabel koneksi. Listrik yang dihasilkan oleh panel surya,
sebelum masuk ke jaringan distribusi dikonversi menjadi listrik AC (alternating
current), oleh karena itu output dari panel solar diusahakan dengan voltage
>12VDC (system voltage 48V ~ 120 VDC umum dipakai). Untuk kebutuhan ini,
BP Solar mengeluarkan panel surya 130Wp dengan sistem voltage 24V DC, hal
ini memudahkan koneksi untuk mengejar DC voltage yang tinggi.

Koneksi seri/paralel antar panel surya juga disertai dengan diode-diode


pengaman (Bypass Diode dan Blocking Diode) untuk mencegah short circuit, hot
spot, dan reverse current. PT. PP (Persero) yang terletak di Jakarta merupakan
salah satu kontraktor yang melakukan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Hybrid (PLTH) berupa BIPV yang terintegrasi dengan gedung atau bangunan.

3
BAB III

3.1 Sistem tenaga listrik PLTH

Pengertian Hybrid pada umumnya adalahlah penggunaan dua atau lebih


pembangkit listrik dengan sumber energi yang berbeda. Tujuan utama dari sistem
hybrid pada dasarnya adalah berusaha menggabungkan dua atau lebih sumber
energi (sistem pembangkit) sehingga dapat saling menutupi kelemahan masing-
masing dan dapat dicapai keandalan supply dan efisiensi ekonomis pada beban
tertentu. Sistem Hybrid atau Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH)
merupakan salah satu alternatif sistem pembangkit yang tepat diaplikasikan pada
daerah-daerah yang sukar dijangkau oleh sistem pembangkit besar seperti jaringan
PLN atau PLTD. PLTH ini memanfaatkan renewable energy sebagai sumber
utama (primer) yang dikombinasikan dengan Diesel Generator sebagai sumber
energi cadangan (sekunder). Pada PLTH, renewable energy yang digunakan dapat
berasal dari energi matahari, angin, dan lain-lain yang dikombinasikan dengan
Diesel-Generator Set sehingga menjadi suatu pembangkit yang lebih efisien,
efektif dan handal untuk dapat mensuplai kebutuhan energi listrik baik sebagai
penerangan rumah atau kebutuhan peralatan listrik yang lain seperti TV, pompa
air, strika listrik serta kebutuhan industri kecil di daerah tersebut. Dengan adanya
kombinasi dari sumber-sumber energi tersebut, diharapkan dapat menyediakan
catu daya listrik yang kontinyu dengan efisiensi yang paling optimal

Gambar 3.1 Contoh sistem PLTH yang mengkombinasikan tenaga surya dan
diesel generator

4
DAFTAR PUSTAKA

http://otosemi.com/mengenal-teknologi-hybrid-lebih-dekat/

http://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-
content/uploads/2012/05/L2F606059_MKP.pdf

Anda mungkin juga menyukai