Anda di halaman 1dari 7

Belt conveyor di PLTU paiton

Fungsi utama belt conveyor di PLTU paiton adalah untuk proses transportasi
batubara. Ada dua jenis proses transportasi batubara yaitu unloading dan loading :

a. Unloading adalah proses bongkar batubara dari kapal tongkang (kapal


pengangkut batubara) dan mengirimnya menuju stockpile.
b. Loading adalah proses pengisian silo, terdiri dari :
 Direct loading : Proses pengisian silo langsung dari tongkang /
tanker
 Indirect loading : Proses pengisian silo boiler dari stockpile melalui
reclaim hopper

Sistem belt conveyor di PLTU paiton menggunakan jalur ganda ( dua


konveyor tiap jalur). Jadi saat salah satu konveyor beroperasi satunya lagi
standby. Hal ini akan memberikan kemudahan saat perawatan rutin atau terjadi
gangguan. Berbeda dengan hanya menggunakan satu jalur, yang harus
menghentikan operasi saat perawatan rutin. Dan jika terjadi kerusakan transportasi
batubara akan langsung berhenti sehingga akan mengganggu proses pembangkitan
tenaga listrik.

gambar 1. Conveyor jalur ganda

1. Bagian-bagian belt conveyor


1.1. Drive sistem belt conveyor
a. Motor listrik : Penggerak utama belt conveyor,
b. Kopling : Penghubung bagian yang berputar,
 Steelflex coupling : Penghubung motor & fluid coupling
 Fluid coupling : Soft start & overload protection
 Gear coupling : Penghubung shaft Gear box dan shaft pulley
c. Gearbox : Speed reducer dari motor ke pulley
d. Brake dan Backstop : Mencegah putaran balik bila conveyor
(berbeban) tiba-tiba stop

1.2. Peralatan utama belt conveyor

a. Belt conveyor : Sabuk karet jenis textile belt pembawa batubara


Spesifikasi belt yang digunakan di PLTU Paiton
 Manufacturer : Japan
 Merk : Yokohama
 Type : NN 1250/5 fire resistant MSHA (moulded edge)
 Belt width : 2000 mm
 Jumlah lapisan : 5
 Top cover :5
 Bottom cover : 2
 Tensile strength : 250 N
 Berat belt : 35 kg/m
 Tebal :13,2 – 15 mm
 Panjang : 328 mm
b. Pulley
 Drive Pulley : Terletak di sisi awal atau tengah sebagai penerus
daya dari drive system ke belt conveyor
(sekaligus sebagai head pulley)
 Head Pulley : Terletak di sisi awal sebagai discharge point atau
tempat

awal jatuhnya batubara dari chute belt conveyor

 Snub pulley : Terletak di sisi return untuk menambah


cengkraman belt conveyor pada drive / head
pulley
 Bend Pulley : Terletak di tengah untuk menyangga Take up /
drive pulley
 Take Up pulley : Penghubung counter weight dengan belt conveyor
Penambahan counter weight ditujukan untuk
menjaga ketegangan belt, karena belt akan
cenderung mengendur karena beratnya sendiri
 Tail Pulley : Terletak di sisi akhir / sisi penerima batu bara dari
belt conveyor sebelumnya
c. Idler, berfungsi untuk menyangga belt bersama dengan sheet steel
runway, karena konveyor digunakan untuk mengangkut batubara yang
termasuk muatan curah maka menggunakan troughed idler dengan sisi
roller diset pada sudut 20o – 35o. Sedangkan untuk jenis flat idler
digunakan untuk memindahkan muatan satuan.
 Carrying idller : Penyangga belt conveyor sisi atas
 Return idller : Penyangga belt conveyor sisi balik / return
 Impact idller : Penyangga belt conveyor tepat pada droping zone
 Transition idller : Penyangga conveyor antara Carrying idller dan
pulley
 Steering idller : Menjaga agar belt conveyor tidak terjadi belt
misalignment

1.3. Peralatan pengaman belt conveyor


a. Pull Cord : Belt conveyor emergency stop, dioperasikan dr lokal
b. Belt Misallignment : Pengaman belt conveyor bila terjadi jogging
c. Under Speed : Pengaman bila belt conv. Slip, over load, batubara basah
d. Chute Pluge : Pengaman chute bila tersumbat agar batubara tidak
tumpah
e. Belt Tension : Pengaman belt bila belt conveyor putus / kendur

2. dr
3. Pemeliharaan dan perbaikan conveyor yokohama kapasitas 3500
ton/jam
Pemeliharaan dan perbaikan conveyor dapat dilakukan dengan dua
jenis sistem perawatan yaitu preventif maintenance dan corrective
maintenance. Preventif maintenance dilakukan sebagai tindakan
pencegahan agar belt conveyor tidak mengalami kerusakan yang parah.
Sedangkan corrective maintenance dilakukan sebagai tindakan perbaikan
dari kerusakan yang terjadi pada conveyor. Correctif maintenance akan
tetap dibtuhkan karena meskipun sudah dilakukan preventif maintenance
tetap akan terjadi kerusakan meskipun tidak parah. Hal itu dapat terjadi
karena penggunaan yang terus menerus dan karakter dari material yang
diangkut yaitu batubara yang memang bersifat abrassive. Untuk itulah
diperlukan kombinasi dari dua jenis sistem perawatan, preventif dan
corectif maintenance untuk mengatasi gangguan dan kerusakan yang
terjadi pada belt conveyor.
3.1. Preventif maintenance belt conveyor
3.1.1. Prevevntife maintenance 14 hari
A. Prasyarat pelaksanaan pekerjaan
1. Siapkan safety dan working permit (form PA-FR-8-03-70-
08)
2. Siapkan peralatan kerja yang digunakan
3. Pakai APD : safety google, safety shoes, safety helmet,
masker, sarung tangan
4. Koordinasi dengan operator
5. Pastikan lingkungan aman untuk bekerja
B. Material
1. Grease 6 kg
2. Cat pylox 1 botol
3. Majun 1 kg
4. Sarung tangan 2 pasang
5. Masker
6. White marker 1 biji
7. Solar 1 liter
C. Peralatan / tool
1. Kunci set 1 set
2. Grease pump 1 set
3. Roll meter 1 biji
4. Lampu sorot 1 biji
5. Ember 1 biji
6. Kapi 1 biji
D. Aktivitas
1. Belt
 Periksa kondisi top cover dan bottom cover apakah ada
sobekan atau retakan-retakan pada belt
 Periksa kondisi sambungan belt apakah ada keretakan
pada sambungan
 Pastikan belt tetap lurus dengan mengecek belt
misalignment
 Pastikan ketegangan belt masih sesuai
2. Idler (carrying, impact, return, steering)
 Saat idler berputar/beroperasi dengarkan suaranya apakah
ada suara bising kelainan suara
 Pastikan putaran idler tetap lancar
 Periksa kondisi bracket apakah masih baik terutama mur
dan baut penguncinya
3. Pulley
 Periksa kondisi rubber lagging apakah ada pangelupasan
atau sobekan
 Cek kondisi bearing dan greasenya, jika grease bearing
sudah kotor ganti dengan yang baru
 Bersihkan pulley dan area sekitarnya dari kotoran
terutama kerak batubara agar pulley dapat beroperasi
secara normal
4. Buat laporan mengenai kerusakan yang ditemukan, agar
segera mendapatkan perbaikan
3.1.2. Preventif maintenance 28 hari
A. Prasyarat pelaksanaan kegiatan
1. Siapkan safety dan working permit (form PA-FR-8-03-70-
08)
2. Siapkan peralatan kerja yang digunakan
3. Pakai APD : safety google, safety shoes, safety helmet,
masker, sarung tangan
4. Koordinasi dengan operator
5. Pastikan lingkungan aman untuk bekerja
B. Material
1. Oil (GearBox) 10 ltr
2. Oil (Backstop) 3 ltr
3. White Marker 1 ea
4. Cat Pylox 1 ea
5. Majun 5 kg
6. Sarung Tangan 5 pair
7. Masker 5 ea
8. Google 5 ea
9. Solar 1 ltr
10. Seal Tip 1 roll
C. Peralatan / tool
1. Kunci Set 1 set
2. Selang 1 1/4 inch 15 m
3. Roll meter 1 ea
4. Lampu sorot 1 ea
5. Literan Oli 1 ea
6. Ember 1 ea
7. Palu 1 ea
8. Kapi 2 ea
9. Sikat Baja 2 ea
10. Linggis 1 ea
11. Jerigen 1 ea
D. Aktivitas
1. Gear box
 Periksa level oli gearbox pada gelas pengukur yang ada,
jika level oli berada dibawah garis standar paling bawah
lakukan pengisian oli sampai pada level yang ideal.
 Dengarkan suara gearbox saat beroperasi jika ada suara
bising atau kelainan suara berarti gearbox dalam kondisi
yang kurang baik. Buatlah laporan mengenai hal itu agar
gearbox segera mendapat perawatan yang sesuai
 Cek temperatur gearbox, di lapangan biasanya dilakukan
dengan cara menyentuh cover paling luar dengan telapak
tangan jika panas yang terasa masih bisa ditolelir berarti
masih normal, namun jika panas yang terasa sudah tidak
bisa ditolelir oleh telapak tangan berarti ada yang tidak
beres dengan gear box.
 Bersihkan area sekitar gear box terutama dari debu dan
kotoran yang menumpuk
2. Backstop
 Periksa level oli backstop pada sight glass atu gelas
pengukur yang ada, jika level oli berada dibawah garis
standar paling bawah lakukan pengisian oli sampai pada
level yang ideal
 Bersihkan backstop dan area sekitarnya dari debu dan
kotoran yang menumpuk.
 Cek kekencangan baut pada stopper, jika kurang kencang
lakukan pengencangan baut.
3. Belt cleaner scrapper

Anda mungkin juga menyukai