TINJAUAN TEORITIS
1
2
kurang, mutunya rendah atau keduanya. Zat gizi yang dikonsumsi juga
mungkin gagal untuk diserap dan digunakan untuk tubuh (Rahmaniar,
2013).
c. Faktor Resiko yang Mempengaruhi KEK
Menurut Handayani (2012) secara umum faktor yang
mempengaruhi KEK pada ibu hamil adalah sebagai berikut :
1) Faktor ekonomi.
Variabel ekonomi yang cukup dominan dalam mempengaruhi
kosumsi pangan adalah pendapatan keluarga dan harga. Meningkatnya
akan pendapatan akan meningkatkan peluang untuk membeli pangan
dengan kuantitas dan kualitas yang lebih baik, sebaliknya penurunan
pendapatan akan menyebabkan menurunnya daya beli pangan baik
secara kulaitas maupun kuantitas.
2) Pendidikan
Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan
pengetahuan, akan berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan
dan pemenuhan kebutuhan gizi.
3) Kesehatan
Keadaan (status) kesehatan sangat mempengaruhi kebiasaan
makan terutama berhubungan dengan nafsu makan seseorang. Pada
umumnya seseorang yang mengalami suatu penyakit akan menurun
nafsu makanya sekaligus zat gizinya.
4) Bulimia
Bulimia nervosa adalah satu jenis gangguan makan yang cukup
serius dan berbahaya. Pasalnya para pengidap bulimia memilki
kebiasaan yang cukup ekstrem saat makan. Orang dengan kelainan
bulimia biasanya takut dengan kenaikan berat badan, sehingga akan
melakukan segala hal untuk menurunkan atau mempertahankan bobot
tubuh. Jika seorang wanita yang memiliki bulimia hamil, biasanya ia
akan tetap melakukan kebiasaan-kebiasaan yang “buruk” saat makan.
Padahal selama hamil ibu harusnya banyak mengonsumsi makanan
untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi janin (Hapsari, 2009).
3
u
m
Ovulasi berhenti selama kehamilan dan pematanga folikel
ditunda. Biasanya hanya satu corpus luteum kehamilan dapat
ditemukan di dalam ovarium wanita hamil dan hanya berfungsi
maksimal sampai 6-7 minggu pertama kehamilan dan selanjutnya
fungsinya menurun sampai akhirnya pada minggu ke-16 kehamilan
fungsinya digantikan oleh plasenta untuk menghasilkan estrogen dan
progesterone.
3
)
V
a
g
i
n
a
d
a
n
P
e
r
i
n
e
u
m
6
a
s
i
D
a
r
a
h
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih
besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah
(hemodelusi). Sel darah merah semakin meningkat jumlahnya untuk
dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalalm rahim, tetapi
pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume
darah sehingga terjadi hemodelusi yang disertai anemia fisiologis
(Manuaba, 2010).
6
)
S
i
s
t
e
m
R
e
s
p
i
r
8
a
s
i
p
e
n
c
e
r
n
a
a
n
otot polos pada traktus digestivus. Mual terjadi akibat penurunan asam
hidrokloroid dan penurunan motilitas, serta konstipasi akibat
penurunan motilitas usus besar. Gusi akan menjadi lebih hiperemis dan
lunak sehingga dengan trauma sedang saja bisa menyebabkan
perdarahan. Epulis selama kehamilan akan muncul. Hemorroid juga
merupakan suatu hal yang sering terjadi akibat konstipasi dan
peningkatan tekanan vena pada bagian bawah karena pembesa-ran
uterus.
8
)
S
i
s
t
e
m
p
e
r
k
e
m
i
h
a
n
kg, dan trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan ini juga
sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin. Pengukuran LILA
digunakan untuk mengetahui KEK (Kekurangan Energi Kronis) (Sukarni,
2013).
Pengukuran lingkar lengan atas adalah salah satu cara untuk
mengetahui risiko KEK ibu hamil dan wanita usia subur (WUS). LILA
merupakan salah satu pilihan untuk menentukan status gizi seseorang
karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit
diperoleh. Tujuan dilakukannya pengukuran LILA pada wanita usia subur
dan ibu hamil antara lain :
1) Mengetahui risiko kekurangan energi kronik pada wanita usia
subur, ibu hamil maupun calon ibu untuk menapis wanita yang
berisiko mempunyai bayi berat lahir rendah.
2) Meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih peduli dan
berperan serta dalam pencegahan dan penanggulangan kejadian
kekurangan energi kronik.
3) Mengembangkan gagasan atau ide-ide baru di masyarakat dengan
tujuan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
4) Meningkatkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran wanita
yang menderita kekurangan energi kronik.
5) Meningkatkan upaya perbaikan gizi.
Ambang batas Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan risiko KEK
adalah 23,5 cm, jika hasil menunjukkan < 23,5 cm artinya ibu tersebut
menderita kekurangan energi kronik sehingga dapat mengakibatkan
melahirkan bayi dengan BBLR. Berikut tata cara pengukuran LILA :
1) Tetapkan posisi bahu dan siku dan letakkan pita antara bahu dan
siku.
2) Tentukan titik tengah lengan kemudian beri tanda.
3) Lingkarkan pita LILA pada titik tengah, jangan terlalu ketat
maupun longgar.
4) Cara pembacaan sesuai dengan skala yang benar.
16
p
e
n
y
u
l
u
h
a
n
d
17
a
n
m
e
l
a
k
s
a
n
a
k
a
n
n
a
s
e
h
a
t
a
t
a
u
a
n
18
j
u
r
a
n
.
a) Tambahan Makanan
Makanan pada ibu hamil sangat penting , karena makanan
merupakan sumber gizi yang dibutuhkan ibu hamil untuk
perkembangan janin dan tubuhnya sendiri. Keadaan gizi pada waktu
konsepsi harus dalam keadaan baik, dan selama hamilharus
mendapat tambahan protein , mineral dan energi
Tabel 2.1 contoh menu seimbang untuk ibu hamil
Bahan makanan Porsi hidangan sehari Jenis hidangan
Nasi 6 porsi Makan pagi:
Sayuran 3 mangkuk Nasi,1,5 porsi (150 gr)
Buah 4 potong Ikan /daging 1 potong
sedang (40 gr)
Tempe 3 potong Sayur 1 mangkok
Daging 3 potong Buah 1 potong
Susu 2 gelas Selingan:
Minyak 5 sendok teh Selingan:
Gula 2 sendok the Susu 1 gelas dan buah 1
potong sedang
Makan siang:
Nasi 3 porsi (300 gr)
Lauk,sayur dan buah sama
dengan pagi.
Selingan:
Susu 1 gelas dan buah 1
potong sedang
Makan malam:
Nasi 2,5 porsi (250 gr)
Lauk, buah dan sayur sama
dengan pagi/siang
Selingan:
Susu 1 gelas.
19
M
a
k
a
n
a
n
T
a
m
b
a
20
h
a
n
(
P
M
T
)
PMT yaitu pemberian tambahan makanan disamping makanan
yang di makan sehari-hari untuk mencegah kekurangan energi kronis.
Pemberian PMT untuk memenuhi kalori dan protein, serta variasi
menu dalam bentuk makanan. Pemenuhan kalori yang harus diberikan
dalam program PMT untuk ibu hamil dengan Kekurangan Energi
Kronis sebesar 600-700 kalori dan protein 15-20 mg (Proverawati,
2009)
3
)
K
a
n
d
u
n
g
a
n
Z
a
t
21
G
i
z
i
a) Makanan Tambahan Ibu Hamil adalah suplementasi gizi
berupa biskuit lapis yang dibuat dengan formulasi khusus dan
difortifikasi dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada ibu
hamil dengan kategori Kurang Energi Kronis (KEK) untuk
mencukupi kebutuhan gizi. Tiap kemasan primer (3 keping/60
gram) Makanan Tambahan Ibu Hamil mengandung minimum 270
Kalori, minimum 6 gram protein, minimum 12 gram lemak.
b) Makanan Tambahan Ibu Hamil diperkaya 11 macam
vitamin(A, D E, B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, Asam Folat) dan 7
macam mineral (Besi, Kalsium, Natrium, Seng, Iodium, Fosfor,
Selenium).
4
)
K
a
r
a
k
t
e
r
i
s
t
i
k
22
P
r
o
d
u
k
a) Biskuit lapis (sandwich) yang pada permukaan atas biskuit
tercantum tulisan “MT Ibu Hamil”
b) Jika ibu hamil kekurang ngan gizi yang di tentukan oleh
dokter PUSKESMAS maka ibu hamil yang kekurangan gizi akan
mendapatkan bantuan yang berupa makanan yang bisa menambah
Gizi ibu hamil. Seperti susu, telur, kacang hijau dan barang barang
makanan lainya yang banyak mengandung zat gizi.
5
)
K
e
t
e
n
t
u
a
n
P
e
m
b
e
23
r
i
a
n
:
a) MT diberikan pada ibu hamil KEK yaitu ibu hamil yang
memiliki ukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) dibawah 23,5 cm
b) Pemberian MT pada ibu hamil terintegrasi dengan pelayanan
Antenatal Care (ANC)
c) Tiap bungkus MT ibu hamil berisi 3 keping biskuit lapis (60
gram)
d) Pada kehamilan trimester I diberikan 2 keping per hari hingga
ibu hamil tidak lagi berada dalam kategori Kurang Energi Kronis
(KEK) sesuai dengan pemeriksaan Lingkar Lengan Atas (LiLA)
e) Pada kehamilan trimester II dan III diberikan 3 keping per hari
hingga ibu hamil tidak lagi berada dalam kategori Kurang Energi
Kronis (KEK) sesuai dengan pemeriksaan Lingkar Lengan Atas
(LILA)
f) Pemantauan pertambahan berat badan sesuai standar kenaikan
berat badan ibu hamil. Apabila berat badan sudah sesuai standar
kenaikan berat badan selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga
gizi seimbang.
k. Pencegahan KEK
Makan makanan yang bervariasi, berimbang, bergizi dan cukup
mengandung kalori dan protein termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi
dan kentang setiap hari dan makanan yang mengandung protein seperti
daging, ikan, telur, kacang-kacangan atau susu sekurang-kurangnya sehari
sekali. Minyak dari kelapa atau mentega dapat ditambahkan pada
makanan untuk meningkatkan pasokan kalori, terutama pada anak-anak
atau remaja yang tidak terlalu suka makan. Hanya memberikan ASI
24
5) Reassessment
Melakukan pengumpulan data kembali, jika hasil pelaksanaan
tindakan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Apakah rencana
asuhan akan dirubah.
Pola eliminasi dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu BAB dan
BAK dalam sehari, apakah mengalami kesulitan atau sudah pergi
ke kamar mandi sendiri.
d) Istirahat/tidur
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu dapat istirahat atau tidur
sesuai kebutuhannya. Berapa jam ibu tidur dalam sehari dan
kesulitan selama ibu melakukan istirahat. Kebutuhan tidur ± 8 jam
pada malam hari dan 1 jam pada siang hari.
e) Psikososial
Kaji keadaan psikologis pribadi bagaimana kehamilan sekarang
direncanakan atau tidak, suami mendukung atau tidak dengan
kehamilan sekarang dan keluarga lain mendukung atau tidak
dengan kehamilan sekarang.
f) Sosial Budaya
Terdiri dari bagaimana dukungan keluarga, status rumah tinggal,
pantangan makanan, kebiasaan adat istiadat yang dilakukan.
g) Penggunaan Obat-
obatan / Rokok
Dikaji apakah ibu perokok dan apakah selama hamil pemakai obat-
obatan yang bukan merupakan anjuran dari dokter atau tidak
karena merokok dan penggunaan obat tanpa aturan yang tepat
dapat menimbulkan gangguan pada kehamilan maupun gangguan
pada janin.
Data obyektif
Data obyektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, adapun data
obyektif meliputi:
1) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum : untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan
dengan kondisi yang dialaminya apakah baik, lemah, buruk.
Pada kasus Ibu hamil KEK keadaan umumnya biasanya lemah
(Manuaba, 2010).
b) Kesadaran : Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu,
composmentis (sadar penuh), apatis (sadar tetapi kurang
memberikan respon), somnolen (Keadaan mengantuk), stupor
34
1) Kepala
Inspeksi : Kebersihan rambut, keadaan kulit kepala,
kelebatan, distribusi dan karakteristik lainnya. Pada
ibu hamil KEK, rambut biasanya kusam dan tidak
bercahaya
Palpasi : Untuk mengkaji adakah benjolan atu nyeri tekan
pada daerah kepala
(a) Muka
Inspeksi : Keadaan muka, pucat atau tidak ada oedema/tidak
dan cloasma gravidarum atau tidak.
Palpasi : Adanya benjolan atau nyeri tekan
(b) Mata
Inspeksi : Sklera, dan pupil. conjungtiva pucat atau tidak,
seklera kuning atau tidak, mata cekung atau tidak.
Pada ibu hamil dengan KEK, muka biasanya
terlihat pucat.
Palpasi : untuk mengetahui adanya nyeri tekan.
(c) Hidung
Inspeksi : Kebersihan hidung, ada polip atau tidak
Palpasi : Untuk mengetahui adanya nyeri tekan
(d) Telinga
Inspeksi : Bagaimana kebersihan telinga ada serumen atau
tidak
Palpasi : Untuk mengetahui adanya nyeri tekan
(e) Mulut, gigi dan gusi
Inspeksi : Bersih / kotor, ada stomatitis/tidak, ada caries gigi
atau tidak, ada karang gigi atau tidak, gusi
berdarah atau tidak.
2) Leher
Inpeksi : Kaji kesimetrisan bentuk leher, adakah memar
Palpasi : Kaji apakah ada pembesaran kelenjar thyroid dan
ada pembesaran kelenjar getah bening atau tidak.
3) Dada dan axilla
Inpeksi : Untuk mengetahui keadaan payudara, simetris
atau tidak, bentuk dada simetris atau tidak,
ekspasi dada sama kari-kanan sama atau tidak
36
8) Data Penunjang
Data penunjang dialkukan untuk mendukung penegakan diagnosa.
Data penunjang merupakan hasil pemeriksaan laboratorium tes
HB. Pada ibu hamil dengan KEK biasanya HB < 11 gr%.
b. Analisa
Analisa data (data dari hasil pengkajian) mencakup diagnosa
masalah dan kebutuhan. Data dasar yang sudah dikumpulkan,
diinterpretasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosa dan masalah
spesifik. Diagnosa: Asuhan kebidanan pada Ny...., G.. P… A… Umur ….
tahun dengan KEK.
c. Mengantisipasi
Diagnosa/Masalah Kebidanan
38