KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas kebesaran-Nya dan kehendak-
Nya sehingga laporan dari tugas mata kuliah “Desain Kapal III” dapat saya selesaikan dengan baik.
Dimana laporan ini merupakan persyaratan untuk kelulusan mata kuliah “Desain kapal III”, pada
jurusan Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin.
Walaupun dalam tahap penyelesaian laporan ini saya banyak menemui hambatan dan
kesulitan mulai dari perhitungan-perhitungan data sampai penggambaran, serta keterbatasan waktu,
materi, dan lain sebagainya. Namun semua ini dapat saya atasi dengan bantuan dari senior-senior
serta teman-teman.
Saya menyadari dengan sepenuh hati bahwa didalam laporan ini masih terdapat kesalahan
ataupun kekurangan,saya mohon maaf dan meminta kritikan yang membangun demi kesempurnaan
laporan ini. Tak lupa saya mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
dengan sabar membimbing saya , dan seluruh teman –teman mahasiswa jurusan perkapalan angkatan
2012 dan kanda-kanda senior yang dengan tulus ikhlas membantu menyelesaikan tugas ini,serta doa
yang senantiasa bergulir dari keluarga tercinta ( anugerah terindah yang telah diberikanNya )
Akhirnya saya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi saya sendiri maupun bagi
semua pihak yang berkenan untuk membacanya maupun mempelajarinya. Semoga Allah SWT
senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENILAIAN
LEMBAR ASISTENSI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya kapal terdiri atas beberapa sistem yang kompleks yang konektivitasnya
saling menunjang satu sama lain. Peralatan sistem tersebut sebagian besar ditempatkan pada
kamar mesin.
Hal ini tentu menjadi sebuah persoalan, karena kamar mesin harus dirancang seminimal
mungkin untuk membuat ruang akomodasi dan ruang muat pada kapal lebih besar. Dalam hal
ini, ruang mesin sangat terbatas pada besar ruangnya. Dari hasil pengamatan kebanyakan
perancang kapal hanya menempatkan sekitar 10 – 20 % dari total volume ruang pada lambung
kapal.
Mengingat besar ruangan yang terbatas, maka perlu diadakan pengoptimalan pada
penempatan peralatan pada kamar mesin. Pada dasarnya bertujuan untuk mengoptimalkan
pemakaian kamar mesin dengan menempatkan setiap peralatan (equipment) yang diperlukan
tepat pada tempatnya. Hal ini untuk menjaga agar peralatan tersebut dapat berfungsi sesuai
dengan fungsinya masing–masing pada setiap pengoperasian kapal, disamping itu pula
dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan operator manakala akan memperbaiki atau
merawat peralatan di kamar mesin. Adapun berbagai persyaratan penempatan peralatan di
kamar mesin, antara lain :
1. Aspek fungsi alat ; alat berdekatan fungsinya sama dan saling mendukung ditempatkan
saling berdekatan
2. Persyaratan minimum ruang bebas ; beberapa alat mengharuskan adanya ruang yang
membatasi alat tersebut dengan alat lainnya.
3. Keseimbangan berat ; alat yang ditempatkan harus diperhatikan beratnya untuk
menjaga titik berat kapal dalam menunjang stabilitas kapal.
4. Estetika
Sistem instalasi perpipaan merupakan sebuah jaringan yang mengantarkan sebuah fluida dari suatu
tempat ke tempat lainnya. Elemen-elemen dari perpipaan menjamin hubungan kedap udara antara komponen-
komponen terpisah dan bagian-bagian dari sistim perpipaan. Elemen-elemen perpipaan terdiri dari :
1. Pipa, dimana elemen ini merupakan unsur utama dari instalasi dan berhubungan antara ujung pipa dimana
fluida diisap ke ujung pipa lain dimana fluida dikeluarkan.
2. Penghubung atau jalur yang berhubungan langsung dengan pemisah pipa dan komponen-komponen
perpipaan secara ke badan kapal. Seperti Flens, percabangan, sambungan sudut, penerobosan sekat,
pelat-pelat geladak dan kopling-kopling.
3. Pemisah hubungan dan pengatur aliran (katup-katup) yang melayani hubungan, pemutus dimana
keduanya sebagai pemisah seksi / bagian-bagian dari sebuah sistem perpipaan.
Apabila semakin banyak digunakan komponen tersebut maka akan semakin besar daya pompa yang
dibutuhkan untuk menunjang instalasi tersebut. Sebagai seorang perancang, sedapat mungkin harus
meminimalisir penggunaan hal terebut dengan cara mengoptimalkan jalur pipa demi mencapai sebuah efektifitas
daya yang tinggi dari pompa
dalam perancangan lay out kamar mesin dan perancangan insatalasi pipa, penulis
mengambil beberapa referensi untuk berbagai macam persoalan yang dihadapi dalam
perancangan antara lain :
- Penentuan laju aliran pompa, diameter pipa pompa, dan daya pompa menggunakan
buku “marine power plant” karya akinov
Q*H *
HP
N = 3600 * 75 * (Penentuan daya pompa)
- Penentuan head total pompa menggunakan buku “pompa dan compressor”karya Ir.
Sularso
- Penentuan kerugian pada katup dan sambungan pipa menggunakan buku “pompa
dan compressor”karya Ir. Sularso
- Peralatan navigasi merujuk pada buku “merchant ship design handbook vol V”
- Volume hydrophore sebagai peralatan penunjang kebutuhan air tawar menggunakan
buku “machinery outfitting design manual hal. 61”
Dalam peraturan Biro Klasifikasi Indonesia Vol. III section 11 bag. D ditegaskan beberapa ketentuan
terkait pemasangan sistem perpipaan di kapal antara lain:
1. Semua pipa yang dipasang diharuskan memakai penyangga (support), supaya tidak terganggu dengan
perkembangan kerena panas dan menjaga kedudukan pipa tepat pada posisinya.
2. Bila ada pipa yang perlu diadakan bengkokan, maka diameter dari diameter dari suatu bengkokan itu
sebesar 3x diameter pipa tersebut dan panjang bengkokan sedikitnya 8x dari diameter pipa itu sendiri.
3. Pada tempat sistem di kapal itu melalui sekat kedap air, seharusnya pipa tersebut diikat ke dinding sekat
dengan flanges. Pengikatan pipa flanges dengan dindng sekat dilakukan dengan las atau kelling payung,
tidak dibenarkan diikat dengan mur atau baut.
4. Pipa yang melalui ruang muat (cargo hold), coal bunker, chain locker (selain kamar boiler) dilindungi
dengan kotak pengaman, hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya benturan.
5. Menurut peraturan, pipa-pipa tidak diperbolehkan melalui tangki bahan bakar. Akan tetapi bila tidak
dapat dihindarkan, maka dibuatkan selubung pipa (Tunnel) dengan persyaratan pipa tersebut harus
menjalani tekanan hydroulik tiap dua tahun sekali.
6. Katup pintu (gate valve) dan katup-katup untuk berbagai keperluan didesain sedemikian rupa sehingga
peralatan tersebut dapat menahan masuknya air laut ke lambung kapal dan sedapat mungkin dipasang di
atas kamar mesin dan kamar boiler.
7. Peralatan katup-katup yang lokasinya di bawah garis sarat air mempunyai pegangan (handle) yang
terpisah yang didesain bahwa handle tersebut dapat digerakkan bila mana katup tersebut tertutup.
8. Semua sambungan yang berhubungan dengan katup-katup direncanakan sedemikian rupa sehingga
mudah terlihat bahwa peralatan tersebut dalam kondisi tertutup atau terbuka.
9. Semua pembuangan keluar kotoran (sewage outlets) sedapat mungkin ditempatkan pada sisi luar kapal
yang tidak bersamaan lokasi tempat pompa hisap.
10. Katup buang ((Outlet Opening) disarankan dipasang di belakang katup air laut masuk (Sea Water Inlet)
bila keduanya dipasang pada satu sisi kapal.
11. Semua corong hisap kapal harus dilindungi dengan kisi-kisi atau saringan, untuk mencegah masuknya
kotoran.
12. Semua peralatan hisap dasar (Bottom Inlet Fitting) harus dilengkapi dengan mesin tekan uap atau angin
yang bertekanan tidak kurang dari 3 kg/cm2. Peralatan pada katup buang (Outlet Opening) yang ada
kemungkinan membeku harus dilengkapi dengan system pemanasan (Steam Heating System).
Dalam pemasangan setiap sistem instalasi perpipaan pada kapal beserta peralatannya juga
diatur dalam peraturan BKI Volume III revisi 2014
a. instalasi pemadam kebakaran beserta peralatannya dibahas pada peraturan BKI Vol.
III sec. 11 bag. D
BAB III
Hasil dan Pembahasan
Data kapal awal diperoleh dari perancangan kapal I beserta data general arrangement, berikut adalah data
kapal rancangan :
1. Rute Pelayaran
LBP = 100.08 m
LWL = 102.58 m
B = 16.2 m
H = 8.1 m
T = 6.65 m
Vs = 12.5 knot
DWT = 6165.54 m³
3. Mesin Induk
BHP : 2800 kW
Bore : 250 Mm
Stroke : 400 Mm
Berat : 32 Ton
Panjang: 6289 Mm
4. Jumlah Crew
Berdasarkan perhitungan jumlah crew pada tugas desain kapal II (general Arragement) didapatkan
jumlah crew sebanyak 21 orang.
1. Berat perlengkapan dan Peralatan ( Outfitting )
Didapat berat perlengkapan pada perhitungan Desain Kapal II yaitu :
Woa = 729.58 Ton
2. Berat Permesinan
» Berat mesin utama
Wme = 32 Ton
» Berat tambahan lainnya
Kegunaan ballas pada kapal adalah sebagai penyeimbang kapal pada saat terjadinya trim ,
oleng atau guncangan sehingga kapal tetap stabil. Tangki-tangki ballas biasanya terdapat pada
doble bottom serta masing-masing terdapat di haluan dan buritan kapal.adapun deskripsi aliran
pipa serta alat-alat penunjang aliran fluida ballas sebagai berikut :
Fluida kerja ballas adalah air laut yang diambil dari kotak air laut atau sea ches yang kemudian
dipompakan ke tangki-tangki ballas sesuai kebutuhan. Pada rancangan kamar mesin ini, desainer
menggunakan 2 buah pompa masing-masing 1 pompa transfer, 1 pompa isap/buang. Aliran fluida
ballas diatur dengan menggunakan manivolt dan katup-katup/valve. langkah pengisapan fluida
ballas dari tangki ballas sebelum di buang di bagian free board juga diatur melalui katup-katup
tersebut.
Proses pengisian dan pengurasan tangki Ballas dapat diliat dari bagan berikut:
- Pengisian Ballas
- Pengurasan Ballas
Pada buku “ Marine power plan” by p. akimov hal 492 ditentukan waktu yang diperlukan untuk
mengisi tangki ballast dengan kecepatan aliran 2 m/s adalah 4-10 jam dengan rentang diameter
pipa 60-200 mm.
V
Q= dimana : Volume ballast = 811.57 ton
t
Sehingga diperoleh
Q = 202.89 m3/jam
d
= 4/3 x (Q)1/2 (cm)
= 189.92 (mm)
Pada buku “Pompa dan Kompresor” Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr. Haruo Tahara pada hal
26 diformulakan :
Dimana :
ha = Perbedaan tinggi antara titik sembarang dipipa keluar dan sembarang titik dipipa isap (m).
= ht + hi
ht = 5.79 m
= 1,57 m
ha = 7.36 m
= hp2 - hp1
Δhp = 0 - 0 = 0
= kerugian pada pipa lurus + kerugian pada belokan pipa + kerugian pada katup-katup.
Dalam buku “Pompa dan Kompresor” Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr. Haruo Tahara pada hal
31 Hazen-William.s memberikan formula untuk menghitung kerugian gesek pada pipa lurus.
10,666xQ 1,85 xL
hf1 =
C 1,85 xD 4,85
hf1 = 1.886 m
Pada buku “Pompa dan Kompresor” Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr. Haruo Tahara pada hal 32
terdapat formula untuk menghitung kerugian head yang terdapat dalam jalur pipa :
V 2
hf2 = f ( Rumus umum untuk kerugian head yang terdapat dalam jalur
2g
pipa )
Dimana : f = koefisien kerugian pada ujung masuk pipa, koefisien kerugian pada belokan
pipa dan koefisien kerugian pada ujung keluar pipa.
f =
f = 1.978
hf2 = 0,403 m
Dalam perencanaan, belokan 900 yang dipakai oleh desainer = 16 buah sehingga :
hf2 = 8.872 m
Pada buku “Pompa dan Kompresor” Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr. Haruo Tahara pada hal
38 diberikan formula untuk menghitung kerugian head pada katup :
V 2
Hf3 = fv
2g
Dimana :
Ball Valve 7 10 70
Σ(nxf) = 82,79
Hf3 = 16,87 m
Jadi,
hf = hf1+hf2+hf3 = 25.34
V 2
=
2g
V 2
= 0.2
2g
= 11.495 m
Pada buku “Marine power plan” oleh P. Akimov hal 514 diformulakan
QxHx
N=
3600x 75x
dimana :
= 7.3389 Kw
Fluida-fluida yang terdapat pada coferdum dan tangki bilga diisap dengan menggunakan
pompa yang kemudian disaring oleh separator, penggunaan separator pada sistem bilga ini
dimaksudkan untuk memisahkan kandungan minyak dan air pada fluida tersebut, hasil dari
penyaringan tersebut menghasilkan dua jenis fluida, yang pertama air yang kemudian langsung
dibuang ke laut dan minyak yang kemudian di tampung di sludge tank
Pada sistem ini perancang menggunakan 2 buah yang termaksud cadangan pompa serta
katup/valve sebagai pengatur aliran dan 1 unit separator.
Bilga
Tank Pompa Pengisapan Separator FreeBoard
Cofferdu
m
Sludge Tank
Pompa bilga adalah pompa yang menyatu dengan pompa drainase yang berfungsi untuk
mengeringkan ruang muat jika pada saat melakukan pelayaran kapal kemasukan air laut dari
lubang palka yang tidak kedap, merembesnya air dari pori pori pelat, bocoran dari pelat dan
pengelasan yang mengalami keretakan .
Selain itu, Pompa ini berfungai menguras zat-zat cair yang tidak diperlukan dari sumur
penampungan (Bilga Course) untuk dibuang kelaut setelah mengalami penyaringan dan
pemisahan limpah pada Boxshape Tank.
d = 26 + 2,7L (B H ) mm
Dimana :
= 100.08 m
B = lebar kapal
= 16.2 m
H = tinggi kapal
= 8.1 m
Diperoleh :
D = 108.224 mm
= 100 mm
Dimana :
= 108 m/menit
Diperoleh :
Q = 50,89 m3/jam
Pada buku “Pompa dan Kompresor” Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr. Haruo Tahara pada hal
26 diformulakan :
Dimana :
ha = Perbedaan tinggi antara titik sembarang dipipa keluar dan sembarang titik dipipa isap (m).
= ht + hi
hdbkm = 1.618 m
ht = 5.79 m
= 1,56 m
ha = 7.36 m
= hp2 - hp1
Δhp = 0 - 0 = 0
= kerugian pada pipa lurus + kerugian pada belokan pipa + kerugian pada katup.
Dalam buku “Pompa dan Kompresor” Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr. Haruo Tahara pada hal
31 Hazen-William.s memberikan formula untuk menghitung kerugian gesek pada pipa lurus.
10,666xQ 1,85 xL
hf1 =
C 1,85 xD 4,85
hf1 = 3.4 m
Pada buku “Pompa dan Kompresor” Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr. Haruo Tahara pada hal 32
terdapat formula untuk menghitung kerugian head yang terdapat dalam jalur pipa :
V 2
hf2 = f ( Rumus umum untuk kerugian head yang terdapat dalam jalur
2g
pipa )
Dimana : f = koefisien kerugian pada ujung masuk pipa, koefisien kerugian pada belokan
pipa dan koefisien kerugian pada ujung keluar pipa.
f =
f = 1.978
V = kecepatan aliran dalam pipa = 2.0 m/s( Gambar 2.4 pada buku yang sama)
hf2 = 0,4 m
Dalam perencanaan, belokan 900 yang dipakai oleh desainer = 16 buah sehingg hf2 = 4.84 m
Pada buku “Pompa dan Kompresor” Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr. Haruo Tahara pada hal
38 diberikan formula untuk menghitung kerugian head pada katup :
V 2
Hf3 = fv
2g
Dimana :
Ball Valve 6 10 60
Σ(nxf) = 74,04
Hf3 = 15,09 m
JADI
Hf = hf1+hf2+hf3 = 23,75 m
= 0.2
H=
= 9,88 m
Pada buku “Marine power plan” oleh P. Akimov hal 514 diformulakan
QxHx
N=
3600x 75x
dimana :
= 1,58 Kw
pada sistem ini air laut banyak digunakan dikapal selain untuk ballas sendiri juga pembersihan
kloset, disampin itu air laut juga digunakan antara untuk sistim Pemadam Kebakaran/Fire Hydrant
system, sistim Pendingin Mesin Induk/Bantu/Sea Water cooling system, sistim Bilas
sanitasi/Sewage flushing system, sistim Cuci Geladak/Deck washing system, sistim pencuci rantai
di Hawse pipe/Chain washing Suplay. Proses penyaluran air laut juga menggunakan sea water
pump, hidrofor, manifol serta katup-katup.
Sistem instalasi Sanitari Air laut pada kapal dapat diliat dari bagan berikut:
-Main Deck
-Pop Deck
-Top Deck
Dalam Buku “Machinery outfitting design” Vol I tentang “Piping system for diesel Ship” hal
62 diberikan kemampuan kapasitas pompa adalah 15-20 m3/jam.Sedangkan untuk total Head
adalah 35 - 40 m dan laju aliran pompa sanitary ditentukan berdasarkan kebutuhan maksimum
aliran yang dibutuhkan untuk melayani kebutuhan sanitary dikapal.
Q = 15 m3/jam
Dari keterangan diatas ,didapat besarnya daya pompa yang dibutuhkan adalah:
QxHx
N=
3600x 75x
Sehingga diperoleh
N = 2,53 Hp
= 1,88 Kw
Sistem pemadam kebakaran pada kapal digunakan pada saat keadaan darurat saja. Namun
demikian, sistem ini harus selalu dirawat demi mencegah kemungkinan-kemungkinan terburuk
yang akan terjadi.
Fluida yang digunakan adalah air alut yang dipompakan dari sea chest menuju ke hidrofor
yang selanjutkan di alirkan ke bagian-bagian kapal seperti geladak, pop dek, main dek, navigation
deck, engine room hingga bagian haluan kapal, pengaturan aliran fluida diatur oleh katu-katup
yang dapat menfokuskan aliran fluida pemadam di bagian yang mengalami kebakaran.
Sistem pemadam ini juga menggunakan sprinkle yang terdapat di bagian langit-langit ruangan
yang dilengkapi sensor panas dan asap yang sewaktu-waktu dapat menyemburkan cairan
pemadam jika terjadi keadaan darurat.
Sistem instalasi pemadam kebakaran pada kapal dapat diliat dari bagan berikut:
- Engine Room
- Main Deck
- Pop Deck
- Fore Castle
Seachest Pompa Hidrofor - Boat deck
- Navigation Deck
- Top Deck
Dalam buku "Machinery Outfitting Design Manual" hal 69, laju aliran pompa dengan Kecepatan aliran 122 m/m
dan Pompa ini menyuplai air e sistem pemadam kebakaran. Kadang juga pompa ini digunakan sebagai pompa
cadangan untuk ballast dan sistem bilga. Satu pompa pemadam kebakaran sedikitnya melayani 3 selang pemada
(Buku "Marine Power Plant" by P. Akinov, hal 495).
Q= (m3/ jam)
4
Q B
3
dimana : QB = Kapasitas satu pompa bilga (m3/ jam)
sehingga :
Dalam Rules "BKI Vol. III tahun 1978" tentang konstruksi mesin, diameter pipa pemadam
d = 0.8 db (mm)
= 100 (mm)
sehingga :
d= 80 (mm)
Dalam buku "Machinery Outfitting Design Manual" hal 70 diberikan formula untuk menghitung
H = H1 + H2 + H3 + H4 (m)
dimana :
= 3.52 (m)
= 12 (m)
= 0,011* L* hf + 6 (m)
~ Dalam buku "Pompa dan Kompresor" oleh Ir. Sularso,MsME dan Prof. DR. Haruo Tahara
hal. 31 Hazen-Williams memberikan formula untuk menghitung kerugian pada pipa lurus :
Pada buku “Pompa dan Kompresor” Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr.
Haruo Tahara pada hal 32 terdapat formula untuk menghitung kerugian head
hf2 = ( Rumus umum untuk kerugian head yang terdapat dalam jalur pipa )
dimana :
f = koefisien kerugian belokan pipa, dan dalam buku yang sama hal. 34 diberikan
f = R/D =1
D/2R = 1
= 1.978 θ = 90
= 2 m/s
= 9.81 m/s2
hf2 = 0.40 m
sehingga
hf2 = 2.01 m
Pada buku “Pompa dan Kompresor” Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr. Haruo Tahara pada hal
38 diberikan formula untuk menghitung kerugian head pada katup :
V 2
Hf3 = fv
2g
Dimana :
Saringan 1 1,97 0
Ball Valve 4 10 60
Hf3 = 14,5868 m
Hf = hf1+hf2+hf3 = 32,641 m
maka :
H3 = 7.017399007
H = 22,53 m
Pada buku “Marine power plan” oleh P. Akimov hal 514 diformulakan
QxHx
N=
3600x 75x
dimana :
= 4,81 Kw
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa kegunaan air tawar diatas kapal itu cukup banyak,
disamping sebagai sara mandi, air tawar juga dipakai untuk memasak, serta sebagai fluida pendingin
mesin utama, Air tawar memiliki tangki tersendiri di doble bottom yang disuplay dari darat untuk
kebutuhan ABK dan penumpang selama dikapal, letak tangki air tawar sebaiknya dipisahkan dari
tangki-tangki berbahan baku minyak guna menghindari terjadinya kontaminasi,
Proses penyuplaian air tawar dikapal dilakukan dengan cara memompakan air tawar dari tangki
utama menuju ke hidrofor dan tangki air tawar pendingin mesin, dari hidrofor kemudian disalurkan
naik ke bagian-bagian kapal yang membutuhkan air tawar seperti dapur dan kamar mandi.
Sistem instalasi sanitari air tawar pada kapal dapat diliat dari bagan berikut:
Tangki -Main Deck
induk Pompa Hydrofor -Boat Deck
-Pop Deck
Dalam perancangan diketahui volume air tawar untuk konsumsi = 12,01 m3 sedangkan
lama pelayaran t = 2 hari. Maka jumlah air tawar yang harus disuplai ke tangki harian,
dalam hal ini hydrophore = 6,54 (m3/hari). Dalam perencanaan, hydrophore diisi
setiap = 0,125 hari, sehingga volume air yang dipindahkan = 0.82 (m3)
sehingga :
Dalam buku "Marine Power Plan" by P. Akimov hal 495 diberikan formula untuk
N=
Q*H *
HP
3600 * 75 *
Dimana Q = laju aliran pompa = 3,268 (m3/ jam)
Dalam buku "Machinery Outfitting Design Manual" hal 62, head total pompa biasanya berkisar
antara (40 ~ 50) meter untuk sistem hydrophore dan (30 ~ 40) meter untuk continous running
system. Karena dalam perencanaan, desainer menggunakan hydrophore, maka head total
sehingga :
N=
Q*H *
HP
3600 * 75 *
= 0,672 (Hp)
= 0,501 (kW)
c. Hydrophore Units
Dalam buku "Machinery Outfitting Design Manual" hal 61, volume tangki hydrophore dapat
V= P1 (m3)
q ×( a)
P1 - P2
FAKULTAS TEKNIK GOWA ARDY
UNIVERSITAS HASANUDDIN D331 13 010
34
ENGINE ROOM LAYOUT
Teknik Sistem Perkapalan
dimana :
q = volume air yang disuplai oleh pompa dalam waktu 1~2 menit.
= 0,1 (m3)
= 4,5 (kg/cm2)
= 3 (kg/cm2)
1,5
sehingga :
V= 0,49 (m3)
Dengan demikian volume tangki hydrophore yang digunakan adalah 0,49 (m3)
Sistem pendinginan pada mesin juga menggunakan air sebagai fluida pendinginnya, Air tawar
yang disuplay dari tangki induk dipindahkan ke tangki tersendiri dikamar mesin guna keperluan
pendinginan mesin, Air tawar ini akan bersirkulasi didalam mesin yang selanjutnya didinginkan
kembali oleh cooler sebelum ditransfer masuk ke mesin kembali.
Sistem instalasi sanitari air tawar pada kapal dapat diliat dari bagan berikut:
Dalam buku "Machinery Outfitting Design Manual" hal 56, harga spesifik laju aliran pompa
= 11200 (liter/jam)
Dalam buku "Marine Power Plan" by P. Akimov hal 495 diberikan formula untuk
N= Q*H *
HP
3600 * 75 *
Dalam buku "Machinery Outfitting Design Manual" hal 56 diberikan formula untuk menghitung
H = ΔP
= ΔP1 + ΔP2 + ΔP3 + ΔP4 + α (m)
dimana :
α = 3 (m)
sehingga :
ΔP = 26 (m)
N=
Q*H *
HP
3600 * 75 *
= 1,22 (Hp)
= 0,91 (kW)
Minyak pelumas pada suatu sistem permesinan berfungsi untuk memperkecil gesekan-gesekan
pada permukaan komponen-komponen yang bergerak dan bersinggungan. Selain itu minyak
pelumas juga berfungsi sebagai fluida pendinginan pada beberapa motor. Karena dalam hal ini
motor diesel yang digunakan termasuk dalam jenis motor dengan kapasitas pelumasan yang besar,
maka sistem pelumasan untuk bagian-bagian atau mekanis motor dibantu dengan pompa pelumas.
Sistem ini digunakan untuk mendinginkan dan melumasi engine bearing dan mendinginkan piston.
Pada rancangan kamar mesin ini desainer tidak menggunakan tangki utama pada doble bottom
mengingat kebutuhan akan pelusan pada mesin tidaklah terlalu besar dibandingkan kebutuhan
bahan bakar dan disel oil, tangki minyak pelumas di letakkan bergantung pada lantai dua kamar
mesin dengan tiga jenis tangki yaitu tangki utama, tangki pengendapan dan tangki harian.
Pelumas dari tangki utama dialirkan menuju ke tangki pengendapan yang selanjutnya dialirkan
menuju ke tangki harian, kemudian dari tangki harian, pelumas dipompakan masuk ke mesin utama
dan mesin bantu yang sebelumnya disaring terlebih dahulu dengan filter, adapun barm-bram atau
partikel kecil yang mengendap di tangki pengendapan dialirkan menuju ke sludge tank.
Sistem instalasi sanitari air tawar pada kapal dapat diliat dari bagan berikut:
LO Settling LO Daily
LO Tank Tank Tank Filter Pump
ME Generator
Dalam perancangan diketahui volume minyak pelumas = 0,04667 (m3) setiap sekali trayek
Dalam buku "Marine Power Plan" by P. Akimov hal 492 diberikan formula
= 8,34 (mm)
Dalam buku "Marine Power Plan" by P. Akimov hal 495 diberikan formula untuk
N=
Q*H *
HP
3600 * 75 *
Dimana Q = laju aliran pompa = 0,28 (m3/ jam)
Untuk menghitung head total pompa dalam buku "Pompa dan Kompresor" oleh
Ir. Sularso, MsME dan Prof. DR. Haruo Tahara diberikan formula :
dimana :
* ha = Perbedaan tinggi antara muka air di sisi keluar dan sisi isap
= 4,38 (m)
= 1,126 (m)
* Δhp = Perbedaan tekanan statis yang bekerja pada kedua permukaan air (m)
= Tekanan air statis pada tangki isap + tekanan air statis pada tangki tekan
= hpt + hpi (m) hpt = 0 (m) (tidak ada tekanan tangki tekan)
= Kerugian pada pipa lurus + kerugian pada belokan pipa + kerugian pada katup-katup
~ Dalam buku "Pompa dan Kompresor" oleh Ir. Sularso,MsME dan Prof. DR. Haruo Tahara
hal. 31 Hazen-Williams memberikan formula untuk menghitung kerugian pada pipa lurus :
10,666 * Q1.85 * L
hf1 = (m)
C1.85 * D 4.85
C = Koefisien jenis pipa (tabel 2.14 hal 30)
~ Dalam buku yang sama Fuller memberikan formula untuk menghitung kerugian pada belokan
pipa :
D 3 .5 q 0 .5
[0.131 1.847 ( ) ]( )
2R 90
R
f = Koefisien kerugian belokan pipa D =1
V 2
hf2 = f (m)
2g
q = 90
Dalam perencanaan, belokan 90o yang dipakai oleh desainer = 8 buah, sehingga :
~ Dalam buku "Pompa dan Kompresor" oleh Ir. Sularso,MsME dan Prof. DR. Haruo Tahara
hal. 38 diberikan formula untuk menghitung kerugian pada katup dan sambungan pipa :
V 2
Hf3 = fv
2g
Dimana :
Ball Valve 4 10 40
Σ(nxf) = 58,59
Hf3 = 11,99 m
JADI
Hf = 19,511 m
V 2
=
2g
dimana :V = Kecepatan aliran zat cair = 1 m/s ( Gambar 2.4 pada buku yang sama)
hv = 0,20 m
= 7,35 m
Q*H *
N= HP
3600 * 75 *
= 0,0121 (Hp)
= 0,009 (kW)
Bahan bakar yang di supply dari darat kemudian ditampung di tangki utama, setelah itu
dilakukan pemompaan bahan bakar menuju ke tangki pengendapan, selama proses pemompaan,
fluida bahan bakar tersebut melewati proses saringan mulai dari filter kemudian masuk di furifier
setelah itu masuk di separator hingga sampai pada tangki pengendapan, di tangki pengendapan,
bahan bakar diendapkan guna memisahkan partikel-partikel kecil yang mungkin masih bercampur
sebelum di suplay ke tangki harian. Dari tangki pengendapan, bahan bakar kemudian
dipompakan masuk ke tangki harian yang selanjutnya disalurkan menuju ke mesin utama.
Penyaluran bahan bakar ke mesin utama pada desain ini menggunakan sistem grafitasi karena
letak tangki harian yang berada di lantai dua kamar mesin.
Proses pemompaan bahan bakar menggunakan dua buah pompa transfer (satu sebagai
cadangan) dan satu buah pompa suplay serta masing-masing satu separator dan furifier
Sistem instalasi Bahan bakar pada kapal dapat diliat dari bagan berikut:
Tanki Pompa
Filter Furifier Separator
Utama Transfer
Penggunaan Bahan Bakar berdasarkan SFOC Catterpilar 3508B sebesar SFOC= 209 gr/kwh
sehingga penentuan konsumsi bahan bakar adalah besar daya dikalikan dengan lama pelayaran
dikalikan besar SFOC mesin sehingga didapat konsumsi bahan bakar 33.48 ton
Dalam perancangan diketahui volume tangki bahan bakar yang dibutuhkan adalah
banyaknya konsumsi bahan bakar dibagi massa jenis bahan bakar sehingga didapat 35.23 (m3)
sedangkan lama pelayaran t = 2,89 hari. Maka jumlah bahan bakar yang harus disuplai
ke tangki harian = 0,48326 (m3/jam). Dalam perencanaan, tangki harian diisi setiap = 12
jam sehingga volume bahan bakar yang harus dipindahkan ke tangki harian = 5,799 (m3)
sehingga :
Dalam buku "Marine Power Plan" by P. Akimov hal 492 diberikan formula
= 68,8651 (mm)
Dalam buku "Marine Power Plan" by P. Akimov hal 495 diberikan formula untuk
N=
Q*H *
HP
3600 * 75 *
Dimana Q = laju aliran pompa = 10,365 (m3/ jam)
Untuk menghitung head total pompa dalam buku "Pompa dan Kompresor" oleh
Ir. Sularso, MsME dan Prof. DR. Haruo Tahara diberikan formula :
dimana :
* ha = Perbedaan tinggi antara muka air di sisi keluar dan sisi isap
= ht + hi (m) 0,90
= 3.56 (m)
= 1,05 (m)
* Δhp = Perbedaan tekanan statis yang bekerja pada kedua permukaan air (m)
= Tekanan air statis pada tangki isap + tekanan air statis pada tangki tekan
= hpt + hpi (m) hpt = 0 (m) (tidak ada tekanan tangki tekan)
= Kerugian pada pipa lurus + kerugian pada belokan pipa + kerugian pada katup-katup
~ Dalam buku "Pompa dan Kompresor" oleh Ir. Sularso,MsME dan Prof. DR. Haruo Tahara
hal. 31 Hazen-Williams memberikan formula untuk menghitung kerugian pada pipa lurus :
~ Dalam buku yang sama Fuller memberikan formula untuk menghitung kerugian pada belokan
pipa :
V 2
hf2 =
f
2 g D q q =90
Dalam perencanaan, belokan 90o yang dipakai oleh desainer = 12 buah, sehingga :
~ Dalam buku "Pompa dan Kompresor" oleh Ir. Sularso,MsME dan Prof. DR. Haruo Tahara
hal. 38 diberikan formula untuk menghitung kerugian pada katup dan sambungan pipa :
V 2
hf3 = fv
2g
Dimana :
Ball Valve 4 10 4
Σ(nxf) = 57,12
hf3 = 11,64 m
Sehingga
Hf = 11,231 m
V 2
=
2g
hv = 0.2 m
= 4,877 m
Pada buku “Marine power plan” oleh P. Akimov hal 514 diformulakan
QxHx
N=
3600x 75x
dimana :
= 0,3794 Kw
POMPA BALLAST
» Kapasitas Pompa
= 67.74126152 m3/jam
= 9.7771224 m
» Daya Pompa
= 2.793713871 HP
= 2.084110548 kW
POMPA BILGA
» Kapasitas Pompa
= 50.89380099 m3/jam
= 9.452094116 m
» Daya Pompa
= 2.029133011 HP
= 1.513733226 kW
» Kapasitas Pompa
= 15 m3/jam
= 40 m
» Daya Pompa
= 2.530864198 HP
= 1.888024691 kW
» Kapasitas Pompa
= 67.85840132 m3/jam
= 22.19461613 m
» Daya Pompa
= 6.352853695 HP
= 4.739228856 kW
» Kapasitas Pompa
= 3.268578142 m3/jam
= 50 m
» Daya Pompa
= 0.672546943 HP
= 0.501720019 kW
Head Pompa = 59 m
» Kapasitas Pompa
= 26.67601758 m3/jam
= 8.047476908 m
» Daya Pompa
= 0.839262978 HP
= 0.626090182 kW
POMPA KOTORAN
» Kapasitas Pompa
= 5.570454545 m3/jam
= 5.017647113 m
» Daya Pompa
= 0.096972504 HP
= 0.072341488 kW
Daya Pompa = 4 kw
Head Pompa = 30 m
» Kapasitas Pompa
= 0.39154176 m3/jam
= 7.357961949 m
» Daya Pompa
= 0.012152153 HP
= 0.009065506 kW
» Kapasitas Pompa
= 11.200032 m3/jam
= 26 m
» Daya Pompa
= 1.228316267 HP
= 0.916323935 kW
Tangki Harian
V = 6.669 m3
Dimensi = p x l x t
= 2 x 2 x 1.7
= 6.8 m3
V.
Untuk volume tangki harian yaitu = 10% x
Cooler
= 0.0316 m3
Dimensi = p x l x t
= 0.036 m3
Settling Tank
= 12 m3
Sewage Tank
» Sewage Tank
V = 1.39261 m3
No Ordinat Fs Hk
15 2.99 1 2.9936
16 3.22 1 3.2175
Σ 18.6311
luas = 3.73 m2
No Ordinat Fs Hk
15 2.58 1 2.5825
16 2.80 1 2.8023
Σ 16.1516
luas = 3.23 m2
No Ordinat Fs Hk
15 1.91 1 1.9117
16 2.13 1 2.1296
Σ 12.1385
luas = 2.43 m2
Volume tangki
No Ordinat Fs Hk
0 3.73 1 3.73
1 3.23 4 12.92
2 2.43 1 2.43
Σ 19.08
sehingga
;
V = 1/3 . 1/2ao x Σ m3
= 1.91 m3
V. Wfw = 1.91 m3
Sludge Tank
KxCx
V =
D
dimana :
0.4832 m3/ja
=
6 m
0.0001
= m3/s
3
Lama pelayaran
D =
(s)
= 69 jam
= 249382 s
0.5021
V = m3
5
No Ordinat Fs Hk
13 2.55 1 2.55
14 2.77 1 2.77
Σ 15.96
luas = 3.19 m2
1. Luas bagian
tengah
2.
No Ordinat Fs Hk
13 2.15 1 2.15
13.5 2.25 4 9
14 2.36 1 2.36
Σ 13.51
luas = 2.70 m2
No Ordinat Fs Hk
13 1.50 1 1.5037
14 1.71 1 1.7056
Σ 9.6201
luas = 1.92 m2
Volume tangki
No Ordinat Fs Hk
0 3.19 1 3.19
1 2.70 4 10.81
2 1.92 1 1.92
Σ 15.92
V = 1/3 . 1/2ao x Σ m3
= 1.59 m3
V. Wfw = 1.59 m3
Separator
Q = 0.5 m3/jam
V = 0.125 m3
Merek = WESTFALIA
Type = WTC 2
Daya = 1.1 Kw
Panjang = 900 mm
Lebar = 725 mm
Tinggi = 1200 mm
Jumlah = 3
→ Hydrophore
V = 0.49029 m3
V = 4.80127 m3
Kompressor udara utama digunakan untuk menyuplai udara udara kebotol angin utama
dimana udara yangbertekanan tinggi dalam botol angin tersebut akan digunakan untuk starting
mesin utama dan mesin bantu. Penentuan kapasitas kompressor udara utama tergantung pada
volume botol angin utama. Dalam buku BKI Vol. III hal 214 bagian 4.3.6, tentang konstruksi mesin
menyatakan, bahwa volume botol angin (j) dapat ditentukan denagan rumus;
dimana:
= 17 Cm
= 19 cm
z = jumlah silinder
= 8 buah
= 30 kg/cm2
= 9 kg/cm2
J = 294,55 dm3
kapasitas kompresor
Q = 1.7 x j x (p-q)
= 10515,62 Lt/jam
= 10,51 m3/jam
= c2/2g + p/r + z ,
dimana :
= 3 m/s
g = percepatan grafitasi
= 9,8 m/s2
= 25000 Kg/m2
= 1,293Kg/m 3
= tinggi hdb
= 1,1 m
ŋ = efisiensi pompa
= 0.9
H = 19336,4 m
maka;
N = Q x H x g / (3600x75xh)
N = 1,21 HP = 0,9 KW
Daya = 1,492 KW
Panjang = 1064 mm
Lebar = 520 mm
Tinggi = 840 mm
Pompa ini berfungsi untuk mempertahankan suhu kamar mesin agar tetap stabil. Volume
kamar mesin = 60,30 m3
dimana:
= 1205,90 m3/jam
dalam buku "Marine Power Plant" oleh P.Akinov,hal.494, diberikan rumus untuk menghitung
tinggi head sebagai berikut :
H = (V2/2g)+P/g + z
dimana:
z = 1.1 meter (tinggi kedudukan pompa dari fluida yang dipompa = hdb)
V = 5 m/dtk
maka :
H = 3,37 m
QxHxy
N = HP
3600 x75 xn
dimana,
= 1205,90 mᶟ/jam
= 1,293 kg/ m 3
= 0,6 – 0,9
= 0,9 m
= 3,37 m
N = 0,02 Hp
= 0,01 KW
Daya = 0,27 kW
Panjang = 1089,15 mm
Lebar = 630,174 mm
Tinggi = 1230,38 mm
Karena generator yang akan digunakan 2 buah dan keduanya bekerja bersamaan maka
daya tiap generator yang dibutuhkan adalah 89 kW.
Model : C4.4
Daya : 99 kW
Bore : 105 mm
Stroke : 127 mm
Berat : 1092 kg
Panjang : 1529 mm
Lebar : 724 mm
Tinggi : 1132 mm
PRIMER : 99 kW
STANDBY : 90 kW