PENDAHULUAN
reproduksi 30% dan 10% terpadat pada usia yang jauh lebih muda. Tumor
ini dapat jinak (benigna), tidak jelas jinak tapi juga tidak jelas / pasti ganas
kanker ovarium baru ditemukan pada stadium lanjut dan telah menyebar
pelvis. Bila timbul kanker, biasanya tanpa gejala pada awalnya sehingga
timbul gejala, sering kali sudah bukan stadium dini. Maka terdapat 60-70%
ovarium. Penyebab kanker ovarium hingga kini belum jelas, tapi faktor
1
tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium,
diantaranya :
a. Hipotesis incessant ovulation, Teori menyatakan bahwa terjadi
riwayat keluarga yang terkena kanker ovarium atau kanker payudara. Yang
seorang wanita terkena kanker ovarium sebanyak 3 kali lipat. Risiko ini
2014).
dengan mutasi dari gen BRCA-1 dan BRCA-2, dimana mutasi gen BRCA-
risiko terjadinya kanker ovarium pada polulasi normal yakni sebesar 1,4%.
ovarium sampai paritas maksimal lima kali, setelah itu risiko terkena
selama 5 tahun atau lebih akan mengurangi risiko relatif sebesar 0.5. Pada
gejala klinis yang terjadi biasanya tidak terlihat jelas sampai berada pada
ovarium teraba massa di daerah abdomen atau pelvis. Secara umum, tumor
yang besar lebih sering merupakan massa yang jinak. Ascites juga sering
2014).
B. Terapi Diet
1. Terapi Diet
a. Jenis Diet : Tinggi Kalori Tinggi Protein
b. Bentuk Makanan : Nasi Lunak
c. Route Pemberian : 3x sehari makan utama dan 2x selingan
2. Tujuan Diet
a. Memberikan makanan seimbang sesuai dengan keadaan penyakit serta
daya terima pasien.
b. Memberikan makanan terutama tinggi Fe untuk meningkatkan kadar
Hb mencapai normal.
c. Natrium dibatasi untuk menurunkan tekanan darah
d. Mencegah atau menghambat penurunan berat badan secara berlebihan
e. Mengurangi rasa mual muntah dan diare.
f. Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku sehat terhadap makanan
oleh pasien dan keluarganya.
3. Prinsip Diet
a. Energi tinggi
b. Protein tinggi
c. Lemak cukup
d. Karbohidrat cukup
e. Vitamin dan mineral cukup
4. Syarat Diet
a. Energi diberikan tinggi dengan mempertimbangkan faktor aktivitas
dan faktor stress pasien.
b. Protein diberikan tinggi yaitu 1-1,5 gr/Kg BBI
c. Lemak diberikan cukup yaitu 15-20% dari kebutuhan energy total.
d. Karbohidrat diberikan cukup berdasarkan sisa dari protein dan lemak
dari kebutuhan energy total.
e. Vitamin dan mineral diberikan cukup, terutama vitamin A, B
kompleks, C dan E.
BAB II
ASSESMENT
A. Anamnesis
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. R
Umur : 41 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Guru PAUD
Pendidikan Terakhir : S1
Agama : Kristen
Alamat : DS. Penda Pilang Kalteng
No. RMK :1.33.XX.XX
Ruang / Bed : Penyakit Dalam Wanita (PDW) / 9
Tanggal MRS : 16 Maret 2017
Tanggal Kasus : 1 April 2017
Diagnosis Medis : Ca Ovarium
2. Riwayat Penyakit
Tabel 2.1 Riwayat Penyakit
Keluhan Utama BAB berdarah sudah dirasakan sejak 1 bulan
Sekarang 10 2016
Riwayat penyakit Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang
3. Riwayat Gizi
Tabel 2.2 Riwayat Gizi
Kesimpulan Assesment :
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa pasien Ny.R berusia 41
tahun dengan jenis kelamin perempuan, berasal dari suku banjar, dengan
jumlah anggota 7 orang bersuku banjar. Pasien adalah seorang guru paud dan
sekaligus ibu rumah tangga masuk RSUD Ulin Banjarmasin pada tanggal 16
April 2016 dengan keluhan utama BAB berdarah sudah dirasakan sejak 1 bulan
yang lalu. Darah menetes dan berbau, kadang bercampur dengan feses, BAB
berdarah disertai rasa nyeri. BAB setiap 5-7 hari sekali. Keluhan ini juga
disertai pusing, mual, terkadang muntah, lemas, penurunan nafsu makan dan
Pembahasan :
penyakit yang sama. Pekerjaan pasien seorang guru Paud dengan pendapatan
rata-rata 1 jta per bulan. Setelah menikah pasien jarang melakukan olahraga
khusus, hanya melakukan aktivitas fisik biasa sebagai guru paud dan ibu rumah
tangga. Nafsu makan pasien kurang, mual muntah, BAB berdarah dan disertai
donat, bingka, suka kecap dan ikan asin. Akan tetapi setelah pasien di diagnose
Ca Ovarium pasien mulai membatasi makanan yang digoreng, makanan yang
B. Antropometri
Berat badan : 56 kg
: 45 - 4,5
: 40,5 kg
Kesimpulan :
Pembahasan :
Hasil perhitungan IMT pasien yaitu 26,63 kg/m2 adalah termasuk
kategori obesitas tingkat sedang. Batas kategori nilai normal IMT untuk
Perempuan
Kategori IMT
Keterangan :
N = Normal
T = Tinggi
R = Rendah
Kesimpulan :
Pembahasan :
membawa oksigen ke dalam tubuh. maka jika suatu kondisi dimana tubuh
menyebabkan kadar sel darah dalam tubuh menjadi berkurang. Secara umum
hal ini bias berkurang yang dipengaruhi oleh kanker seperti Ca Ovarium
(Saputra, 2005).
Tabel 2.5 Pemeriksaan Fisik dan Klinis pada tanggal 16 Maret 2017
Pemeriksaan Fisik
Pasien tampak pucat dan lemah, pasien juga mengeluh tidak bisa BAB sejak
5 hari yang lalu, BAB disertai darah segar, berbau dan nyeri dibagian perut
serta mual dan muntah.
Pemeriksaan Klinis
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan klinis dapat diketahui bahwa
pasien mengalami anemia dengan kadar Hb 11,3 gr/dl, Pasien tampak pucat
dan lemah, pasien juga mengeluh tidak bisa BAB sejak 5 hari yang lalu, BAB
disertai darah segar, berbau dan nyeri dibagian perut serta mual dan muntah.
Pembahasan :
Pada hasil pemeriksaan fisik dan klinis menunjukkan bahwa pasien
adanya penyakit yang dapat menghambat suplai protein dan oksigen keotak
melalui sel darah merah seperti penyakit kanker. Pada pemeriksaan nadi,
respirasi dan suhu tubuh normal, namun dengan tekanan darah pasien yaitu
E. Pemeriksaan Menunjang
Tabel 2.7 Asupan Recall Pada Tanggal 16 Maret 2017 dibandingkan dengan
diet Rumah sakit
Energi (kkal Protein (gr) Lemak Karbohidrat
(gr) (gr)
Asupan 1459 kkal 46.1 gr 31.1 gr 258.7 gr
Kesimpulan :
Pada hasil recall 24 jam pasien di rumah sakit pada tanggal 16 Maret
2017 dapat diketahui bahwa asupan energi defisit sedang, protein dan lemak
G. Terapi Medis
BAB III
DIAGNOSIS GIZI
A. Problem
1. Asupan oral tidak adekuat
3. Penurunan Hb darah
NI.2.1 Asupan oral food tidak adekuat berkaitan dengan mual dan muntah
badan serta recaal 1x24 jam rendah yaitu Energi 1459 kkal, protein
INTERVENSI GIZI
1. Terapi Diet
a. Jenis Diet :
b. Bentuk Makanan :
2. Tujuan Diet
a. Memberikan makanan seimbang sesuai dengan keadaan penyakit serta
daya terima pasien.
g. Memberikan makanan terutama tinggi Fe untuk meningkatkan kadar
Hb mencapai normal.
h. Natrium dibatasi untuk menurunkan tekanan darah
i. Mencegah atau menghambat penurunan berat badan secara berlebihan
j. Mengurangi rasa mual muntah dan diare.
k. Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku sehat terhadap makanan
oleh pasien dan keluarganya.
3. Prinsip Diet
a. Energi tinggi
b. Protein tinggi
c. Lemak cukup
d. Karbohidrat cukup
e. Vitamin dan mineral cukup
4. Syarat Diet
a. Energi diberikan tinggi dengan mempertimbangkan faktor aktivitas dan
faktor stress pasien.
b. Protein diberikan tinggi yaitu 1-1,5 gr/Kg BBI
c. Lemak diberikan cukup yaitu 15-20% dari kebutuhan energy total.
d. Karbohidrat diberikan cukup berdasarkan sisa dari protein dan lemak
dari kebutuhan energy total.
e. Vitamin dan mineral diberikan cukup, terutama vitamin A, B kompleks,
C dan E.
a. Perhitungan
: 1.304,5 – 192,7
: 1.111,8 kkal
: 1.867,82 kkal
: 1,5 x 40,5
: 60,75 gr
: 243
1.867,82
: 13,1 %
: 280,173 kkal
: 31,13 gr
:71,9 % x 1.867,82
: 1.342,96 kkal
: 1.342,96
4
: 335,73 gr
dan rendah garam III (RG), dengan bentuk makanan bubur biasa.
energi 1757,3 kkal, protein 64,3 gr, lemak 28,8 gr dan karbohidrat 315,6
energi 1878.4 kkal, protein 68,4 gr, lemak 36,9 gr dan karbohidrat 319,6
kebutuhan energi 1913,6 kkal, protein 71,3 gr, lemak 35 gr dan karbohidrat
327,8 gr. Pemeberian makan dilakukan tiga kali sehari makanan utama dan
dua kali makanan selingan yaitu siang dan sore. Makan utama siang dan sore
diberikan susu dancow, selingan siang diberikan buah dan selingan sore
diberikan kue untuk pasien kelas III. Pemberian snack dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan zat gizi pasien seperti energi, protein, lemak dan
makanannya dengan cara makan porsi kecil tapi sering karena pasien
B. Implementasi
1. Kajian Terapi Diet di Rumah Sakit
Jenis Diet : BB TKTP RG
Bentuk Makanan : Bubur Biasa
Cara Pemberian : Oral
Pembahasan diet RS :
Terapi diet pada pasien penderita Ca Ovarium yang diberikan
oleh rumah sakit adalah jenis diet TKTP. Terapi diet tersebut sudah
baik, karena pemberian asupan energi protein, lemak dan karbohidrat
sudah mencukupi kebutuhan pasien salah satunya pasien yang berdiet
tinggi kalori dan tinggi protein. Energy diberikan tinggi 1,5 gr/kg BB,
lemak cukup dan karbohidrat cukup dari sisa protein dan lemak.