PENDAHULUAN
Tumor penis adalah karsinoma sel squamosa dari epitel glans penis atau
permukaan dalam prepusium. Angka kejadian keganasan pada penis tidak terlalu
besar, di Amerika sekitar 1-2 di antara 100.000 pria. Tumor penis terjadi pada pria
yang berusia lebih dari 60 tahun dan mewakili sekitar 0,5% malignansi pada pria
10%. Tumor penis jarang terjadi pada pria yang disirkumsisi. Jenis paling sering
adalah jenis squamous cell carcinoma, kemudian jenis lain adalah melanoma.1,2
Salah satu faktor yang dapat mencegah terjadinya hal ini adalah sirkumsisi
(sunat). Pria yang sudah menjalani sunat terutama pada saat bayi atau anak-anak,
Suatu penelitian melaporkan bahwa 22% pasien berusia kurang dari 40 tahun,
dan hanya 7% yang berusia kurang dari 30 tahun. Jika kanker (carcinoma in
situ atau CIS) terjadi di glans penis, disebut erythroplasia of Queyrat. Namun jika
Tumor penis dapat ditemukan dimana saja di penis, namun terbanyak ditemukan
di glans penis (48%) dan preputium (21%). Kanker penis biasanya berasal dari
sel squamos namun tipe lain juga dapat ditemukan. Biasanya berasal dari
epitelium dalam preputium atau glandula. Patologi SSC penis menyerupai SCC
1
pada orofaring, kanker pada genial wanita (serviks, vagina, dan vulva), dan anus
sehingga mengasumsikan bahwa jenis kanker ini memiliki sejarah yang berkaitan.
Jenis lain tumor penis adalah melanoma, tumor mesenkim, dan karsinoma sel
basal.4
tersebut. Paling tidak asatu pertiga dari kasus berhubungan dengan karsinogenesis
HPV. Namun tidak terdapat hubungan antara tumor penis ddengan HIV atau
AIDS. 5
2
BAB II
PEMBAHASAN
Epidemiologi
terdeteksi penyakit ini tidak termasuk mereka yang meninggal akibat penyakit
lain) dengan kanker penis yang belum menyebar yaitu 85 % Jika kanker telah
jauh), tingkat kelangsungan hidup lima tahun adalah 11%. Perkiraan ini
berdasarkan data dari ribuan orang dengan kanker ini, namun resiko sebenarnya
Kanker penis sangat jarang pada pria yang disunat, terutama jika mereka
disunat pada saat neonatus. Hubungan antar kanker serviks pada wanita yang
memiliki pasangan dengan kanker penis telah diamati, dan ada bukti yang
menunjukkan bahwa pasien yang terinfeksi HPV tipe 16, 18, 31 dan 33 dapat
Kanker ini cenderung menjadi penyakit pada orang tua dan insidennya meningkat
secara tiba- tiba pada dekade keenam dan memuncak pada usia 80 tahun.
Faktor resiko7
Fimosis
3
Merokok (resiko meningkat 5 kali lipat)
Hubungan seksual pada usia dini dengan partner lebih dari satu
Penis terdiri atas 3 buah corpora berbentuk silindris yaitu 2 buah corpora
kavernosa yang salinng berpasangan dan sebuah korpus spongiosum yang berda
terpisah menjadi dua sebagai krura penis. Setiap krura penis dibungkus oleh otot
berakhir pada sebelah distal sebagai glans penis. Ketiga corpora itu dibungkus
oleh fascia Buck dan lebih sperfisial lagi oleh fascia Colles atau fascia Dartos
ini terdiri atas sinusoid atau ringga lacuna yang dilapisi endothelium dan oto polos
kavernosus. Rongga lacuna ini dapat menampung darah yang cukup banyak
Fungsi fisiologis penis ialah sebagai saluran keluar bagi kemih maupun
sperma melalui proses senggama. Disamping itu, berbicara mengenai fungsi penis
tidak bias terlepas daripada fungsi organ reproduksi pria yang lain diantaranya
4
testis, scrotum dan saluran-saluiran lain. Fungsi primer dari system reproduksi
Penis mendapatkan aliran darah dari arteri iliac interna menuju arteri
pudenda interna yang kemudian menjadi arteri penis komunis. Selanjutnya arteri
ini bercabang menjadi arteri kavernosa atau arteri sentralis, arteri dorsalis penis,
dan arteri bulbo-uretralis. Arteri penis komunis ini melewati kanal dari Alcock
yang berdekatan dengan os pubis dan mudah mengalami cedera jika terjadi fraktur
menjadi arteriole helisin, yang kemudian arteriole ini akan mengisikan darah ke
dalam sinusoid. 7
Patofisiologi
Karsinoma penis stadium awal berupa bentukan tumor papiler, lesi eksofilik,
lesi datar atau lesi ulcerative. Karsinoma papiler tumbuh kearah luar, berbentuk
papiliformis atau kembang kol pada stadium dini sulit dibedakan dari kondiloma
akuminata, pada stadium lanjut timbul nekrose dan bau busuk. Karsinoma yang
permukaan kotor dan berbau busuk. Tumor kemudian membesar dan merusak
5
jaringan sekitarnya kemudian mengadakan invasi limfogen ke kelenjar limfe
subklavia. 8,9
sementara. Jika kanker telah menembus fasia Buck dan albuginea tunika, kanker
telah dapat menyebar ke pembuluh darah dan bahkan secara sistemik. Metastasis
ke kelenjar getah bening femoral dan inguinal adalah jalur awal untuk penyebaran
kanker penis. Oleh karena, crossover kelenjar getah bening maka sel kanker dapat
nekrosis kulit, infeksi kronis, dan, akhirnya kematian akibat dari sepsis atau
dari sel kanker dapat menyerang hati, tulang, paru-paru, atau otak. Karsinoma
penis terjadi secara progresif dan terbukti berakibat fatal pada pasien yang tidak
6
T3 : tumor infasif ke uretra atau prostat.
N0 Tidak teraba atau tidak ada metastase kelenjar getah bening inguinal
Metastasis (M)
M1 Metastasis jauh
Stadium
Pada stadium 0, sel yang abnormal atau pertumbuhan yang terlihat seperti
2. Stadium I
bawah kulit penis. Kanker belum menyebar ke pembuluh getah bening atau
pembuluh darah.
3. Stadium II
7
Pada stadium II, kanker telah menyebar ke jaringan ikat di bawah kulit
penis. Kanker juga telah menyebar ke pembuluh getah bening atau pembuluh
darah. 10,11
4. Stadium III
Dibagi menjadi tahap IIIa dan tahap IIIb. Pada tahap IIIa, kanker telah
meyebar ke jaringan ikat di bawah kulit penis. Kanker mungkin juga telah
menyebar ke pembuluh getah bening atau pembuluh darah. Pada tahap IIIb,
kanker telah menyebar ke lebih dari satu kelenjar getah bening di salah satu sisi
selangkangan atau ke kelenjar getah bening pada kedua sisi pangkal paha. Kanker
5. Stadium IV
Pada stadium IV, kanker telah menyebar ke jaringan dekat penis seperti
prostat, dan mungkin telah menyebar ke kelenjar getah bening di paha atau
panggul, atau pada satu atau lebih kelenjar getah bening di panggul, atau kanker
telah metastasis.
8
Jenis-jenis kanker penis
(a) Kanker sel skuamosa Jenis ini merupakan jenis yang paling umum dari
kanker penis. Kanker sel skuamosa dapat berkembang dibagian mana saja pada
penis, yang paling umum yaitu pada glans penis (kepala penis) dan kulup ( pada
(b) Adenokarsinoma Tipe ini bermula pada sel- sel kelenjar penghasil
keringat di kulit penis. Tipe ini lebih jarang dibandingkan kanker sel skuamosa.
(c) Melanoma Melanoma ini berkembang dari sel- sel pada kulit yang
terpapar sinar matahari, namun beberapa berkembang pada tempat- tempat yang
(d) Kanker sel basal penis Kanker ini berkembang dari sel-sel basal,
ditemukan pada lapisan kulit terdalam. Area yang terpapar sinar matahari
(e) Sarkoma Bermula pada jaringan ikat tubuh yaitu seperti tulang, lemak,
otot dan tulang rawan. Jenis sarkoma sangat jarang ditemukan, berkembang
Diagnosa
perubahan kulit penis. Kulit bisa berubah warna menjadi lebih tebal. Adanya
suatu ulkus (luka) atau benjolan di penis juga dapat ditemukan pada penderita.
Gejala lainnya adalah luka pada penis, luka terbuka pada penis dan nyeri penis
9
Kanker ini paling sering pertama kali bermetastase ke kelenjar getah
bengkak. Benjolan nya mudah dirasakan di bawah kulit. Tanda- tanda dan gejala
tersebut tidak selalu berarti kanker penis. Bisa disebabkan juga oleh adanya
infeksi.
Diagnosa awal pada kanker penis dapat dilakukan melalui anamnesa yang
lengkap dengan pasien untuk mengetahui gejala klinis serta faktor- faktor resiko
yang mungkin dimiliki pasien. Pemeriksaan fisik pada alat genital juga dapat
dilakukan.
Jika dari hasil anamnesa dan pemeriksaan klinis didapatkan tanda- tanda
dari kanker penis, dapat dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti X-Ray, CT-Scan
ataupun Ultrasound, lalu aspirasi biopsi dan biopsi. Biopsi dilakukan untuk
Lesi primer berupa tumor yang kotor, berbau dan sering mengalami
infeksi, ulserasi serta perdarahan. Dalam hal ini pasien biasanya dating terlambat
karena malu, takut dan merasa berdosa karena menderita penyakit seperti itu.
1. Ananmesis
Keluhan utama yang paling banyak dikeluhkan pasien adalah lesi pada
penis. Lesi tersebut sebagai sebuah area dengan indurasi atau kemerahan,
ulserasi atau nodul kecil. Gejala lain yang dikeluhkan pasien adalah nyeri,
10
2. Pemeriksaan Fisik
Lesi terdapat pada penis. Lesi primer harus diperiksa ukuran, lokasi dan
inguinal secara hati-hati karena pada lebih dari 50% pasien terdapat
hanya sekunder karena terjadinya inflamasi pada penis atau bias pula
11
a. Inspeksi : 14,15
- Apabila kanker sampai metastase jauh maka klien tampak kurus dan
lemah.
b. Palpasi : 14,15
3. Pemeriksaan Laboratorium16
kimia dengan tes fungsi hati (a chemistry panel with liver function
12
- Hypercalcemia ditemukan pada beberapa pasien saat ketiadaan
4. Pemeriksaan Tambahan17
pengobatan.
Biopsi Insisional
Untuk biopsi insisional hanya bagian dari jaringan abnormal yang diambil.
Jenis biopsi ini sering dilakukan untuk lesi yang lebih besar, yang ulserasi atau
yang tumbuh dalam ke jaringan. Biopsi ini biasanya dilakukan dengan anestesi
lokal. 18
Biopsi Eksisi
Dalam biopsi eksisi, lesi seluruhnya diambil. Jenis biopsi ini lebih sering
digunakan jika daerah abnormal kecil, seperti nodul (benjolan yang membengkak)
atau plak yaitu satu cm (sekitar 3/8 inci) atau kurang. Jika area yang abnormal
a. Imaging Modalitas
Direkomendasikan untuk:
b. USG
13
Menilai keadaan, luas dan resectability kanker penis.
c. CT SCAN
d. MRI
PET scan adalah cara untuk membuat gambar organ dan jaringan dalam
Zat ini diserap terutama oleh organ dan jaringan yang menggunakan
menyerap lebih dari zat radioaktif. Scanner kemudian mendeteksi zat ini
penis, meskipun tidak secara khusus disetujui untuk menggunakan ini. Hal
14
Kategori lesi pada penis:
obliterans.
Penatalaksanaan
jika mungkin mempertahankan penis agar pasien dapat miksi dengan berdiri atau
a. Sirkumsisi.
b. Penektomi parsial
penis atau terletak pada batang penis sebelah distalcm dari batas proksimal
tumor. 19
15
c. Penektomi total dan uretrostomi perineal.
penis atau jika pada tindakan penektomi parsial ternyata sisa peni tidak
cukup untuk dipakai miksi dengan berdiri dan melakukan penetrasi kedalam
laser19
f. Radiasi.
diperlukan diseksi kelenjar inguinal tetapi masih diperlukan observasi lagi akan
hari. 20
bilateral. Pada keadaan kelenjar limfe yang sangat besar yang mengakibatkan
16
inoperable dapat dicoba pemberian sitostatika atau radiasi paliatif dengan harapan
A. Tumor primer.
1) Sirkumsisi.
2) Partial panectomy.
4) Lymphadenectomy.
dilakukan Lymphadenectomy.
Bersifat paliatif. 21
17
Diagnosis banding21
a. Infeksi berat.
b. Lues.
c. Chancroid.
d. Condyloma acuminata.
Komplikasi21
Sedikit komplikasi bedah yang dijumpai pada eksisi tumor primer, penectomy
a. Infeksi
b. Edema
(pulmonary embolus) 21
misalnya: lymphedema pada scrotum dan anggota gerak bagian bawah (kaki).
Biasanya terlihat pada tumor yang berukuran lebih besar dari 4 cm.
b. urethral fistula
c. penile necrosis
d. edema
18
Pembedahan setelah terapi radiasi diperlukan pada 20-60% pasien.
Prognosis
Prognosis pada penderita stadium I dan II masih cukup baik yaitu harapan
hidup 5 tahun mencapai 65-90%, tetapi bila diikiuti dengan metastasis ke kelenjar
limfe, menurun sampai 30-50%. Bila sudah ada metastasis jauh maka harapan
Pencegahan
yang tidak disirkumsisi pada usia muda pentimng untuk selalu membersihkan
kulit bagian dalam (preputium) sebagai bagian dari hyegine pribadi. Keberihan
diri yang baik dan perilaku sexual yang aman misalnya pantangan berhubungan
kanker penis. 21
19
BAB III
PENUTUP
Kanker penis merupakan suatu pertumbuhan sel yang sangat ganas pada
jaringan dan atau wilayah diluar daripada penis. Kanker penis merupakan suatu
penyakit yang pada umumnya merupakan kanker yang tumbuh agresif serta
ditemukan pada orang yang melakukan sirkumsisi. Insiden tertinggi pada fimosis
termasuk mereka yang disunat secara tidak sempurna sehingga terjadi fimosis.
Pada orang yang tidak disunat tetapi dengan kebersihan preputium dan glans penis
dilakukan terapi pada kelenjar limfe regional. Prognosis tergantung pada stadium,
bila sudah ada metastasis jauh maka harapan hidup 5 tahun adalah nihil.
20