------------------------------------------
◼Manusia
بننسنم ا
ان الارنحسمنن الارنحيِنم
📚 Keutamaan
HR. Muslim :
Dari Ibnu Abbas RA, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam dalam salat Shubuh hari Jum'at
acapkali membaca surat As-Sajdah dan surat Al-Insan.
◼ Ayat 1
{ } هسنل أسستىَ سعسلىَ الننسساَنن نحيِنن نمسن الادنهنر لسنم يسككنن سشنيِئئاَ سمنذككوُئرا
"Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedangkan dia ketika itu belum merupakan
sesuatu yang dapat disebut?"
Allah Subhanahu Wa Ta'ala menceritakan keadaan manusia, bahwa Dia telah menciptakannya dan
mengadakannya ke alam Wujud ini, padahal sebelumnya dia bukanlah merupakan sesuatu yang disebut-
sebut karena terlalu hina dan sangat lemah.
◼ Ayat 2
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur, yang Kami hendak
mengujinya, karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat."
★ Ibnu Abbas RA :
Maksud dari setetes mani bercampur yaitu air mani laki-laki dan air mani perempuan apabila bertemu
dan bercampur, kemudian tahap demi tahap berubah dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain dan
dari suatu bentuk ke bentuk yang lain.
"...supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya."
★ "Kami jadikan dia mendengar dan melihat" => yakni Kami menjadikan untuknya pendengaran dan
penglihatan sebagai sarana baginya untuk melakukan ketaatan atau kedurhakaan.
◼Ayat 3
"Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus, ada yang bersyukur dan adapula yang kafir"
Yaitu Kami terangkan (jalan) kepadanya, dan Kami jelaskan kepadanya dan Kami jadikan dia dapat
melihatnya, maka dia dalam hal ini ada yang celaka dan ada yang berbahagia, yakni celaka karena dia
kafir dan bahagia karena dia bersyukur.
"Dan adapun kaum Tsamud, maka mereka telah Kami beri petunjuk, tetapi mereka lebih menyukai buta
(kesesatan) daripada petunjuk itu."
★ HR. Muslim, dari Abu Malik Al-Asy'ari bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda :
"Semua orang akan pergi, maka apakah dia menjual dirinya yang berarti membinasakannya ataukah
memerdekakannya?"
★ HR. Ahmad :
Dari Jabir ibnu Abdullah RA, bahwa Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda kepada Ka'ab ibnu
'Ujrah :
Ka'ab ibnu Ujrah bertanya, "Apakah yang dimaksud dengan kekuasaan orang-orang yang kurang
akalnya?"
Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam menjawab, "(Yaitu) para penguasa yang berada sesudahku,
mereka tidak memakai petunjuk dengan petunjukku, dan tidak memakai tuntunan dengan tuntunanku.
Maka barang siapa yang membenarkan kedustaan mereka dan membantu perbuatan aniaya mereka,
orang tersebut bukan termasuk golonganku, dan aku bukan termasuk golongan mereka, dan mereka
tidak akan dapat mendatangi telagaku.
Dan barang siapa yang tidak membenarkan kedustaan mereka dan tidak membantu perbuatan aniaya
mereka, maka dia termasuk golonganku dan aku termasuk golongannya, dan mereka akan mendatangi
telagaku.
Hai Ka'ab ibnu 'Ujrah, puasa adalah benteng, sedangkan sedekah dapat menghapuskan kesalahan (dosa),
dan shalat adalah amal pendekatan diri —atau bukti—.
Hai Ka'ab ibnu 'Ujrah, sesungguhnya tidak dapat masuk surga daging yang ditumbuhkan dari makanan
yang haram, dan nerakalah yang lebih layak baginya.
Hai Ka'ab, manusia itu ada dua macam; maka ada yang membeli dirinya yang berarti memerdekakannya,
dan ada yang menjual dirinya yang berarti membinasakannya."
★ Dari Jabir ibnu Abdullah RA bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda :
"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah hingga lisannya dapat berbicara; adakalanya dia bersyukur
dan adakalanya dia pengingkar."
★ HR. Ahmad :
Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda:
"Tiada seorang pun yang keluar melainkan pada pintu rumahnya ada dua bendera; satu bendera di
tangan malaikat dan satu bendera lainnya di tangan setan.
Maka jika dia keluar untuk mengerjakan hal yang disukai oleh Allah, ia diikuti oleh malaikat dengan
benderanya, dan ia terus-menerus berada di bawah bendera malaikat sampai pulang ke rumahnya.
Dan jika ia keluar untuk melakukan hal yang dimurkai oleh Allah, setanlah yang mengikutinya dengan
benderanya, dan ia terus-menerus berada di bawah bendera setan sampai pulang ke rumahnya."
Segala Puji bagi Allah atas segala karunia yang telah dilimpahkan-Nya.
Tulisan yang diawali simbol "⚠", maka ini bukan isi dari Kitab Tafsir Ibnu Katsir tapi penjelasan singkat
yang dirasa perlu dari saya sebagai peringkas.
-------------------------------------------------------------
📚Dipersembahkan untuk seluruh Odojers Fasil 14 dan seluruh Fasil lainnya.
Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari ayat ini.
Aamiin
📚Jika sudah membaca tafsir ini maka sahabat sudah melakukan program membaca tafsir Al-Qur'an.
📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚
📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚
------------------------------------------
◼ Ayat 4
"Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu, dan neraka yang menyala-
nyala."
Allah Subhanahu Wa Ta'ala menceritakan tentang apa yang telah disediakan-Nya bagi makhluk-Nya yang
kafir kepada-Nya, yaitu berupa rantai-rantai dan belenggu-belenggu, serta api yang menyala-nyala
dengan hebatnya lagi membakar di dalam neraka Jahanam.
"Ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, seraya mereka diseret, ke dalam air yang sangat
panas, kemudian mereka dibakar dalam api."
◼ Ayat 5-6
ب بنسهاَ نعسباَكد ا
{ان يكفسججكرونسسهاَ تسنفنجيِئرا }سعنيِئناَ يسنشسر ك
"Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang
campurannya adalah air kaafuur.
(Yaitu) mata air (dalam surga) yang darinya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat
mengalirkannya dengan sebaik-baiknya."
Kandungan kaafuur itu rasanya sejuk, baunya harum, disertai dengan keharuman zanjabil (jahe), selain
dari kelezatan surgawi yang terkandung di dalam minumannya.
Minuman yang dicampur dengan kaafuur untuk orang-orang yang bertakwa ini diambil dari mata air
dalam surga yang airnya dipakai untuk minum oleh kaum muqarrabin dari hamba-hamba Allah tanpa
campuran kaafuur, dan mereka menyegarkan dirinya dengan air itu.
Mereka dapat mengatur alirannya menurut apa yang mereka sukai dan ke arah mana pun yang mereka
kehendaki, ke dalam gedung-gedung mereka, rumah-rumah mereka, tempat-tempat duduk mereka atau
tempat-tempat pertemuan mereka.
◼ Ayat 7
"Mereka menunaikan nadzar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana."
Yaitu mereka beribadah kepada Allah menurut apa yang telah diwajibkan oleh Allah kepada mereka
berupa ketaatan yang diwajibkan berdasarkan hukum asal syariat, dan apa yang mereka wajibkan atas
dirinya sendiri melalui nadzar mereka.
Dan mereka meninggalkan hal-hal yang diharamkan yang mereka dilarang melakukannya terdorong oleh
rasa takut akan tertimpa hisab yang buruk di hari kemudian.
Yaitu hari yang padanya azab terdapat merata di mana-mana, yakni menyeluruh menimpa manusia
semuanya terkecuali orang yang dirahmati oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
"Barang siapa yang bernadzar untuk taat kepada Allah, maka hendaklah ia taat kepada-Nya; dan barang
siapa yang bernadzar akan durhaka kepada Allah, maka janganlah ia durhaka kepada-Nya."
Qatadah : "Demi Allah, azab di hari itu benar-benar merata hingga memenuhi langit dan bumi."
◼ Ayat 8
}سويك ن
{طنعكموُسن الطاسعاَسم سعسلىَ كحبجنه نمنسنكيِئناَ سويسنتيِئماَ سوأسنسيِئرا
"Dan mereka memberi makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang
ditawan."
Mereka memberi makan orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan, dengan makanan kesukaan
mereka.
"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian
harta yang kamu cintai."
★ Hadits Shohih :
"Sedekah yang paling utama ialah yang engkau keluarkan, sedangkan engkau dalam keadaan sehat lagi
kikir, mengharapkan kaya dan takut jatuh miskin."
Yakni dalam keadaan engkau menyukai harta, getol mencarinya, serta sangat kamu perlukan.
★ Maksud "orang yang ditawan" ada beberapa pendapat, di antaranya adalah budak-budak belian
ataupun orang yang dipenjara.
Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam telah menganjurkan agar para budak diperlakukan dengan
perlakuan yang baik.
Hal ini ditegaskan oleh beliau Shallallahu 'Alayhi Wasallam bukan hanya melalui satu hadits saja, bahkan
di akhir wasiat beliau Shallallahu 'Alayhi Wasallam disebutkan:
"Peliharalah shalat dan (perlakukanlah dengan baik) budak-budak yang dimiliki olehmu."
◼ Ayat 9
}إنناسماَ نك ن
طنعكمككنم لنسوُنجنه ا
{ان سل نكنريكد نمننككنم سجسزائء سول كشككوُئرا
"Sesungguhnya kami memberi makan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami
tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidakpula (ucapan) terima kasih."
Mereka memberi makan orang-orang tersebut dengan makanan kesukaan mereka, seraya berkata
seperti yang disebutkan oleh ayat ini.
Bukan hanya perkataan saja melainkan dimanifestasikan ke dalam sikap dan perbuatan, bahwa yang
mereka lakukan itu hanyalah karena mengharapkan pahala dan ridha Allah Subhanahu Wa Ta'ala semata,
mereka tidak menginginkan balasan dari orang-orang itu sebagai imbalannya, dan tidak pula pujian di
kalangan orang lain.
◼ Ayat 10
"Sesungguhnya kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang
bermuka masam penuh kesulitan."
Yakni sesungguhnya kami lakukan demikian itu tiada lain hanyalah berharap semoga Allah
membelaskasihani kami dan menerima kami dengan kasih sayang-Nya di hari yang sangat kelabu lagi
penuh dengan kesulitan (hari kiamat).
Yaitu hari yang paling keras, paling panjang musibah dan kesengsaraannya.
◼ Ayat 11
ك انليِسنوُنم سولساقاَهكنم نس ن
{ضسرةئ سوكسكروئرا }فسسوُسقاَهككم ا
اك سشار سذلن س
"Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan
(wajah) dan kegembiraan hati,"
Allah memelihara, mengamankan mereka dari semua yang mereka takuti, dan memberikan kejernihan
pada wajah mereka dan hati mereka dijadikan gembira.
Semakna dengan QS. 'Abasa: 38-39 :
"Banyak muka pada hari itu berseri-seri, tertawa, dan gembira ria."
Demikian itu karena apabila hati gembira, maka wajah menjadi cerah ceria.
◼ Ayat 12
"Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabarannya, surga dan (pakaian) sutra."
Yakni dikarenakan kesabaran mereka, maka Allah memberi mereka balasan pahala dan menempatkan
mereka di dalam surga, yaitu tempat tinggal yang luas, kehidupan yang senang, dan pakaian yang indah-
indah.
Mereka mendapat balasan tersebut berkat kesabaran mereka dalam meninggalkan keinginan hawa
nafsu.
Segala Puji bagi Allah atas segala karunia yang telah dilimpahkan-Nya.
-------------------------------------------------------------
Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari ayat ini.
Aamiin
📚Jika sudah membaca tafsir ini maka sahabat sudah melakukan program membaca tafsir Al-Qur'an.
📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚
📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚
------------------------------------------
بننسنم ا
ان الارنحسمنن الارنحيِنم
◼ Ayat 13
"Di dalamnya mereka duduk bertelekan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya)
matahari dan tidak pula dingin yang menggigit."
Allah Subhanahu Wa Ta'ala menceritakan perihal ahli surga dan kenikmatan abadi yang diperoleh
mereka serta keutamaan yang besar yang dilimpahkan Allah bagi mereka.
Di tempat mereka tidak ada panas yang terik dan tidak pula dingin yang menusuk tulang, melainkan
cuacanya sedang dan selamanya demikian; mereka tidak mau berpindah tempat darinya untuk selama-
lamanya.
◼ Ayat 14
{طوُفكسهاَ تسنذنليِل
ت قك ك
}سوسداننيِسةئ سعلسنيِنهنم نظللكسهاَ سوكذلجلس ن
"Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka, dan buahnya dimudahkan memetiknya
semudah-mudahnya."
Manakala seseorang dari mereka ingin memetik buahnya, maka buahnya itu mendekat kepadanya dari
rantingnya yang tinggi seakan-akan buah itu tunduk patuh kepadanya.
Jika ia berdiri, maka buah itu naik dengan kadar tertentu; apabila ia duduk, maka buah itu turun hingga
ia dapat memetiknya, dan apabila ia berbaring, maka buah itu turun lebih rendah lagi agar ia dapat
memetiknya.
Tiada duri dan tiada jarak yang menghambat tangan mereka dari memetiknya.
"Buah-buahannya dekat."
Tanah surga itu dari perak dan pasirnya minyak kesturi, dan batang pepohonannya dari emas dan perak,
dahan-dahan serta ranting-rantingnya dari mutiara basah, zabarjad, yaqut, dan perak; sedangkan buah-
buahannya beraneka ragam.
Maka barang siapa yang makan dari buahnya dengan duduk, tidak terganggu; barang siapa yang
memakannya sambil berdiri, tidak terganggu; dan barang siapa yang memakan darinya sambil berbaring,
tidak terganggu (dari memetiknya).
◼ Ayat 15-16
"Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca,
(yaitu) kaca-kaca (yang terbuat) dari perak yang telah diukur mereka dengan sebaik-baiknya"
Yaitu berkeliling mengitari mereka pelayan-pelayan surga dengan membawa bejana-bejana yang
berisikan makanan terbuat dari perak, juga piala-piala atau gelas-gelas minuman.
Gelas-gelas di surga terbuat dari perak, sekalipun demikian tampak transparan; bagian dalamnya dapat
terlihat dari bagian luarnya, dan hal seperti ini tiada persamaannya di dunia.
Gelas-gelas itu besar dan kadarnya telah diukur yang sesuai dengan ukuran pemiliknya, tidak lebih dan
tidak kurang, bahkan memang disediakan untuknya dan diukur sesuai dan pas dengan selera untuk
kepuasan pemiliknya.
Hal ini menunjukkan perhatian yang sangat dan penghormatan yang tiada taranya bagi pemiliknya.
◼ Ayat 17
"Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe."
Terkadang minuman mereka diberi campuran kaafuur yang rasanya sejuk, dan terkadang diberi
campuran dengan jahe yang rasanya hangat, sehingga rasanya beragam.
Orang-orang yang bertakwa dari kalangan ahli surga diberi minuman yang adakalanya dicampur dengan
kaafuur, adakalanya pula dicampur dengan jahe.
Adapun bagi kaum Muqarrabun dari kalangan penduduk surga, maka minuman mereka murni tanpa
campuran.
◼ Ayat 18
"(Yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabila."
"(yaitu) mata air (dalam surga) yang darinya hamba-hamba Allah minum."
Yakni zanjabil itu adalah sebuah mata air di dalam surga diberi nama salsabila.
Salsabila nama sebuah mata air di dalam surga, mata air ini dinamakan salsabila karena arus airnya yang
lancar dan deras, mata air yang airnya enak diminum, karena airnya terasa enak di tenggorokan lagi
mudah.
◼ Ayat 19
{ف سعلسنيِنهنم نونلسدانن كمسخلاكدوسن إنسذا سرأسنيتسهكنم سحنسنبتسهكنم لكنؤلكئؤا سمننكثوُئرا }سويس ك
طوُ ك
Apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka mutiara yang bertaburan."
Para pelayan surga berkeliling mengitari para penghuni surga untuk melayani mereka.
Pelayan itu dalam suatu keadaan yang kekal, mereka tidak berubah dari keadaan itu dan usia mereka
tidak bertambah dari usia mudanya.
Jika engkau lihat mereka menyebar dalam menunaikan tugasnya melayani majikan-majikan mereka
penghuni surga, jumlah mereka yang banyak serta penampilan mereka yang cerah ceria, warna mereka
dan juga pakaian dan perhiasan mereka yang indah-indah, tentulah kamu mengira mereka adalah
mutiara yang bertaburan.
Untuk menggambarkan keadaan mereka, tiada perumpamaan yang lebih indah selain dari mutiara yang
bertaburan di tempat yang indah.
Abdullah ibnu Amr : bahwa tiada seorang penduduk surga pun melainkan dilayani oleh seribu pelayan,
masing-masing pelayan mempunyai tugas tersendiri dalam melayani tuannya.
◼ Ayat 20
Hai Muhammad, jika engkau lihat keadaan di surga yang penuh dengan kenikmatan, tempat yang sangat
luas dan ketinggiannya serta segala sesuatu yang mewarnai kehidupannya yang penuh dengan
kemewahan dan kegembiraan, niscaya engkau akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan
yang besar.
Yakni kerajaan milik Allah di sana yang sangat luas dan kekuasaan yang memukaukan.
Hadits shahih :
Bahwa Allah berfirman kepada orang yang paling akhir dikeluarkan dari neraka, yang berarti dia adalah
orang yang paling akhir masuk surga,
"Sesungguhnya bagimu di dalam surga semisal dengan dunia dan sepuluh kali lipatnya."
Dari Ibnu Umar RA, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda:
"Sesungguhnya ahli surga yang paling rendah kedudukannya bagi orang yang melihat di dalam
kerajaannya diperlukan waktu dua ribu tahun; dia memandang ke bagian yang jauhnya sama dengan
memandang ke bagian yang terdekatnya."
Apabila pemberian Allah kepada ahli surga yang paling rendah kedudukannya sudah seperti ini, maka
tidak terbayangkan pahala yang diberikan Allah kepada ahli surga yang lebih tinggi kedudukannya.
◼ Ayat 21
Yakni pakaian penghuni surga di dalam surga adalah kain sutra, yang antara lain ialah kain sutra yang tipis
seperti baju gamis dan pakaian lainnya yang dikenakan langsung ke badan; kemudian kain sutra tebal
yang berkilauan karena mengkilat, yang ini dipakai di bagian luar sebagaimana biasa pakaian bagian luar,
lalu berbagai perhiasan.
Ini merupakan gambaran orang-orang Abrar, sedangkan yang dialami oleh orang-orang Muqarrabun
adalah seperti dalam QS. Al-Hajj: 23 :
"Di surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka
adalah sutra."
Juga Allah membersihkan batin mereka dari hasud, dengki, iri hati, penyakit, dan semua akhlak yang
hina.
"Apabila ahli surga sampai di depan pintu surga, maka di sana mereka menjumpai dua buah mata air, lalu
seakan-akan mereka diberi ilham untuk pergi kepada kedua mata air itu.
Lalu mereka minum dari salah satu mata air itu, maka Allah melenyapkan semua penyakit yang ada di
dalam perut (rongga tubuh) mereka, kemudian mereka mandi dari mata air yang satunya lagi, maka
sesudahnya terpancarlah dari tubuh mereka pandangan kehidupan yang penuh dengan kenikmatan."
Dengan demikian, maka Allah telah menggambarkan keadaan lahiriah dan batin mereka yang semuanya
indah.
◼ Ayat 22
Dikatakan demikian kepada mereka sebagai penghormatan dan perlakuan yang baik terhadap mereka.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberi balasan kepadamu dari amalmu yang sedikit dengan balasan pahala
yang banyak.
"(Kepada mereka dikatakan), "Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu
kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.”"
"Dan diserukan kepada mereka, "Itulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu
kamu kerjakan.”"
Segala Puji bagi Allah atas segala karunia yang telah dilimpahkan-Nya.
Tulisan yang diawali simbol "⚠", maka ini bukan isi dari Kitab Tafsir Ibnu Katsir tapi penjelasan singkat
yang dirasa perlu dari saya sebagai peringkas.
-------------------------------------------------------------
📚Dipersembahkan untuk seluruh Odojers Fasil 14 dan seluruh Fasil lainnya.
Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari ayat ini.
Aamiin
📚Jika sudah membaca tafsir ini maka sahabat sudah melakukan program membaca tafsir Al-Qur'an.
📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚
📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚
------------------------------------------
◼ Ayat 23
ك انلقكنرآْسن تسنننزيئل
إناناَ نسنحكن نسازنلسناَ سعلسنيِ س
"Sesungguhnya Kami telah menarunkan Al-Qur’an kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-
angsur."
Allah Subhanahu Wa Ta'ala menyebutkan karunia yang telah dilimpahkan-Nya kepada Rasul-Nya melalui
Al-Qur'an yang telah Dia turunkan kepadanya.
◼ Ayat 24
"Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang
yang berdosa dan orang yang kafir di antara mereka."
Sebagaimana Allah telah muliakan kamu melalui Al-Qur'an yang Allah turunkan kepadamu, maka
bersabarlah dalam menghadapi ketetapan dan takdir-Nya, dan ketahuilah bahwa Dia akan mengaturmu
dengan pengaturan yang terbaik.
Dan janganlah kamu menaati orang-orang kafir dan orang-orang munafik, karena mereka pasti
menghalang-halangi penyampaian apa yang diturunkan kepadamu.
Tetapi sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, dan bertawakallah kepada Allah,
karena sesungguhnya Allah akan memelihara dirimu dari gangguan manusia.
---------
⚠ Hati-hati dengan perbedaan antara Kafuur/kafur ( )سككفوُئراdengan Kaafuur ( )سكاَكفوُئراyang telah diulas
sebelumnya.
-------------
◼ Ayat 25
ك بكنكسرةئ سوأس ن
{صيِل }سوانذككنر انسسم سربج س
◼ Ayat 26
{}سونمسن اللانيِنل سفاَنسكجند لسهك سوسسبجنحهك لسنيِل طسنوُيل
"Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian
yang panjang di malam hari."
"Dan pada sebagian malam hari shalat tahajudlah sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-
mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji."
"Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit
(darinya), (yaitu) pada seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua
itu, Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan."
◼ Ayat 27
"Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak mempedulikan
kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari akhirat)"
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, mengingkari orang-orang kafir dan orang-orang lainnya yang
serupa dengan mereka dalam menyukai keduniaan dan mengejarnya serta meninggalkan bekal di hari
akhirat di belakang mereka tanpa mempedulikannya.
◼ Ayat 28
apabila Kami menghendaki, Kami sungguh-sungguh mengganti (mereka) dengan orang-orang yang
serupa dengan mereka."
Kami telah menguatkan tubuh mereka, apabila Kami menghendaki, Kami bangkitkan mereka di hari
kiamat dan Kami ganti mereka dengan mengembalikan mereka dalam ciptaan yang baru.
Ini merupakan dalil yang menunjukkan adanya hari berbangkit. melalui penyebutan penciptaan yang
pertama.
Apabila Kami menghendaki, bisa saja Kami mengganti mereka dengan kaum yang lain selain mereka,
yang hal ini berarti semakna dengan QS. An-Nisa: 133 :
"Jika Allah menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu wahai manusia, dan Dia datangkan umat yang
lain (sebagai penggantimu). Dan adalah Allah Mahakuasa berbuat demikian."
"Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan mengganti(mu) dengan makhluk yang
baru, dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah."
◼ Ayat 29
"Sesungguhnya (ayat-ayat) ini adalah suatu peringatan, maka barang siapa menghendaki (kebaikan bagi
dirinya), niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya."
Artinya, surat ini adalah peringatan.
Barang siapa yang menghendaki demikian, niscaya dia mengambil jalanTuhannya, mengambil petunjuk
dari Al-Qur'an.
"Apakah kemudaratannya bagi mereka, kalau mereka beriman kepada Allah dan hari kemudian......dst
hingga akhir ayat.
◼ Ayat 30
}إنان ا
َاس سكاَسن سعنليِئماَ سحنكيِئما
"Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah
adalah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana."
Yakni tiada seorang pun yang mampu memberi petunjuk kepada dirinya, dan tiada (pula mampu)
memasukkan iman ke dalam hatinya, dan tiada (pula mampu mendatangkan) manfaat bagi dirinya,
kecuali bila dikehendaki Allah.
Allah Maha Mengetahui tentang siapa yang berhak mendapat hidayah, lalu Dia memudahkan baginya
menempuh jalan hidayah dan melancarkan baginya semua sarana yang menuju ke arahnya.
Dia Maha Mengetahui pula tentang siapa yang berhak mendapat kesesatan, maka Dia memalingkannya
dari jalan petunjuk.
Semua hikmah yang puncak dan alasan yang mematahkan hujjah hanyalah milik Allah belaka, dalam
semua perbuatan-Nya.
◼ Ayat 31
Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia menyesatkan siapa yang dikehendaki-
Nya.
Maka barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, tiada seorang pun yang dapat menyesatkannya; dan
barang siapa yang disesatkan-Nya, maka tiada seorang pun yang dapat memberikan petunjuk
kepadanya.
Segala Puji bagi Allah atas segala karunia yang telah dilimpahkan-Nya.
Tulisan yang diawali simbol "⚠", maka ini bukan isi dari Kitab Tafsir Ibnu Katsir tapi penjelasan singkat
yang dirasa perlu dari saya sebagai peringkas.
-------------------------------------------------------------
Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari ayat ini.
Aamiin
📚Jika sudah membaca tafsir ini maka sahabat sudah melakukan program membaca tafsir Al-Qur'an.
📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚