Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN

ANALISIS SINTESIS TINDAKAN PEMBERIAN TERAPI INJEKSI


ANALGETIK PADA NY. T DENGAN POST OP FRAKTUR
ANTEBRACHII DI RUANG PERGIWA
RS BAGAS WARAS
KLATEN

Disusun oleh
MELI VESA
NIM: SN172056

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

1
LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN

Hari : Rabu
Tanggal : 31 mei 2018
Jam : 14.00 wib

A. Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri di tempat operasi, nyeri dirasakan bertambah saat
ingin berpindah posisi,nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk, nyeri
dirasakan di daerah tangan kiri, skala nyeri 8 (nyeri hebat).

B. Diagnosis medis
fraktur radius ulna sinistra

C. Diagnosis keperawatan
Nyeri berhubungan dengan insisi bedah, diskontinuitas jaringan.

D. Data yang mendukung diagnosis keperawatan


DS : Pasien mengatakan nyeri di tempat operasi,nyeri dirasakan bertambah
saat ingin berpindah posisi, nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-
tusuk,nyeri dirasakan di daerah tangan kiri , 6 (nyeri sedang). 8
(nyeri hebat).
DO : k/u lemah, kes composmentis
Pasien tampak meringis kesakitan, terdapat luka operasi.
TD 120/80mmHg
N : 88 x/mnt
RR : 24 x.mnt
S : 36 °C

2
E. Dasar pemikiran
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang
atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer,
2010). Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai
jenis dan luasnya. Fraktur dapat disebabkan pukulan langsung, gaya
meremuk, gerakan punter mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstrem
(Bruner & Sudarth, 2013).
Fraktur antebrachii adalah terputusnya kontinuitas tulang radius ulna,
pada anak biasanya tampak angulasi anterior dan kedua ujung tulang yang
patah masih berhubungan satu sama lain. Gambaran klinis fraktur
antebrachii pada orang dewasa biasanya tampak jelas karena fraktur radius
ulna sering berupa fraktur yang disertai dislokasi fragmen tulang (Manjoer
2010).
Fraktur radius dan ulna dapat terjadi pada 1/3 proksimal, 1/3 tengah, atau
1/3 distal.Fraktur dapat terjadi pada salah satu tulang ulna atau radius saja
dengan atau tanpa dislokasi sendi.Fraktur radius ulna biasanya terjadi pada
anak-anak (Muttaqin, 2011).
Fraktur os radius dan fraktus os ulna adalah trauma yang terjadi pada
bagian tungkai depan. Kadang kala sering terjadi fraktur yang terbuka, hal
ini sering terjadi karena trauma terjadi pada lapisan jaringan yang tipis dan
lembut.
Fraktur radius ulna biasanya terjadi karena trauma langsung sewaktu
jatuh dengan posisi tangan hiperekstensi. Hal ini dikarenakan adanya
mekanisme refleks jatuh di mana lengan akan menahan badan dengan posisi
siku agak menekuk (Busiasmita, Heryati & Attamimi,2012).

F. Prinsip tindakan keperawatan


Prosedur pelaksanaan :
a) Fase orientasi
1. Memberi salam / menyapa klien & keluarga
2. Memperkenalkan diri

3
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan langkah prosedur
5. Menanyakan kesiapan klien

b) Fase Kerja
1. Mencuci tangan
2. Mengatur posisi klien agar nyaman sesuai dengan daerah
penyuntikan
3. Menempatkan alat dekat klien
4. Memasang perlak pengalas
5. Memakai sarung tangan
6. Melakukan desinfeksi pada area yang akan diinjeksi
7. Menusukkan spuit dengan sudut 30 derajat dengan lubang
jarum menghadap ke atas
8. Menutup aliran infus / mengklem selang infus
9. Melakukan aspirasi dan menyuntikkan obat
10. Melakukan disinfeksi pada area yang telah diinjeksi
11. Membuka aliran infus dan mengatur tetesan infus
12. Melepas sarung tangan
13. Merapikan alat dan klien
14. Mencuci tangan
c) Fase Terminasi
1. Melakukan evaluasi
2. Menyampaikan RTL
3. Dokumentasi
4. Berpamitan

G. Analisis tindakan
Klien dengan post op fraktur membutuhkan dampingan dalam
tindakan manajemen nyeri karena klien pasti akan merasakan nyeri di
tempat operasi. Tindakan yang diberikan ini dapat mengurangi nyeri yang

4
pasien rasakan. Setiap pembedahan pasti menimbulkan berbagai keluhan
dan gejala, dimana salah satu keluhan yang sering dikemukakan adalah
nyeri. Nyeri pasca bedah dapat mengakibatkan terjadinya respon stress
sehingga akan menimbulkan peningkatan laju metabolisme dan curah
jantung. Tindakan kolaborasi yang dilakukan adalah pemberian injeksi
analgetik untuk mengurangi nyeri yaitu penyuntikan obat ketorolac Obat
ketorolac merupakan jenis analgetik yang dipakai untuk pasien pasien yang
mengalami nyeri akibat proses penyakit atau proses pembedahan.

H. Bahaya dilakukan tindakan


Respon nyeri yang dirasakan oleh pasien merupakan efek samping yang
timbul setelah menjalani suatu operasi. Nyeri yang disebabkan oleh operasi
biasa membuat pasien merasa sangat kesakitan. Ketidaknyamanan atau
nyeri bagaimanapun keadaannya harus diatasi dengan manajemen nyeri,
karena kenyamanan merupakan kebutuhan dasar manusia. Dalam
pemberian injeksi ketorolac untuk mengurangi nyeri dapat menimbulkan
beberapa bahaya diantaranya adalah
1. Dapat menyebabkan perdarahan dan perlubangan lambung
sehingga dilarang pada pasien yang sedang atau mempunyai
riwayat perdarahan lambung
2. Dapat menyebabkan gangguan atau atau kegagalan depresi volume
pada ginjal, sehingga dilarang pemberian pada pasien dengan
riwayat gagal ginjal.
3. Resiko perdarahan
4. Reaksi hypersensitivitasi dari sekedar spasme bronkus hingga
shock anafilaktik. ( Candra, 2008)

I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan


1. Monitor k/u dan TTV pasien
2. Pemberian latihan teknik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri
3. Berikan posisi yang nyaman

5
4. Mengkaji dan mencatat tingkat nyeri

J. Hasil yang dilakukan setelah dilakukan tindakan


DS : Pasien mengatakan nyeri operasi berkurang, skala nyeri 4( nyeri
terkontrol)
DO : K/u lemah, kes : composmentis
Pasien tampak rileks
TTV:
TD 120/80 mmHg
N 80x/mnt
S 36 °C
RR 20x/mnt
A : Klien sudah dapat mengontrol nyeri
P : Intervensi dilanjutkan
 Pain Management
 Analgesic Administration

K. Evaluasi diri
Sebagai perawat sebelum melakukan tindakan kita harus membina
hubungan saling percaya antara perawat dengan pasien dan keluarga.
Selama di lapangan pemberian terapi medis yang diberikan yaitu pemberian
terapi analgetik untuk mengurangi nyeri. Tidak ada kesenjangan atau
perbedaan yang berarti antara teori dan praktek.

L. Daftar pustaka
Andarmoyo, Sulistyo. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan
Nyeri. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Dermawan, Deden dan Tutik, R. 2010. Keperawatan Medikal Bedah.
Yogyakarta: Gosyen Plubising.
Sjamsuhidayat, R dan Wim de jong. 2011. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2.
Jakarta: EGC.

6
Priharjo, R., 1993. Perawatan Nyeri, pemenuhan aktivitas istirahat.
Jakarta : EGC.
Wilkinson, Judith. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan
Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC.
Candra, 2016 Studi Penggunaan obat Analgetik pada pasien cedara kepala
(concussion) di RSUP prof. Dr.R.D. Kandou manado.

Mengetahui
Mahasiswa praktikan Pembimbing Klinik / CI

( Meli Vesa ) ( Sulastriningsih )

Anda mungkin juga menyukai