Anda di halaman 1dari 32

ELIMINASI

Isnanto, S. Kep. Ns.


ELIMINASI

 Merupakan proses metabolik tubuh


yang berupa pengeluaran sampah
metabolik melalui:
Ginjal
Kulit
Paru-paru
Pencernaan.
ELIMINASI
 Sistem pencernaan atau sistem
gastroinstestinal (Mulut → Anus) adalah
sistem organ dalam manusia yang berfungsi:
1. Menerima makanan.
2. Mencernanya menjadi zat-zat gizi dan
energi.
3. Menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran
darah serta
4. Memyimpan feaces sementara.
5. Membuang bagian makanan yang tidak
dapat dicerna atau merupakan sisa proses
tersebut dari tubuh.
SALURAN PENCERNAAN DAN ELIMINASI
TERDIRI DARI:

 Mulut, Tenggorokan,
Kerongkongan,
Lambung, Usus halus,
Usus besar, Rektum
dan Anus.

 Sistem pencernaan
juga meliput:
Pankreas, Hati dan
Kandung empedu.
REVIEW
 Mulut:

 Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya


makanan dan air.
 Merupakan bagian awal dari sistem pencernaan.

 Proses Mekanis dan kimiawi → Bolus akan sampai pd


daerah absorbsi nutrisi dengan aman dan Efektif
 Ludah juga mengandung antibodi dan enzim
(misalnya lisozim), yang memecah protein dan
menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan
dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.
ESOFAGUS:
 Panjang : ± 25 cm.
 Terdapat Singter esofagus bagian atas→
mencegah REFLUKS
 Makanan bergerak mll REFLEKS (± 15 detik) bolus
sdh mencapai →Sfingter esofagus bagian bawah.
 Faktor yg mempengaruhi :

 ↑ refluks : nikotin, makanan berlemak

 ↓ refluks : antasid
LAMBUNG
 Lambung merupakan
organ otot berongga
yang besar dan
berbentuk seperti
kandang keledai,
terdiri dari 3 bagian
yaitu kardia, fundus
dan antrum.
 Makanan disimapan
sementara, dipecah
secara mekanis dan
kimiawi untuk
dicerna dan diabsorbsi
SEL-SEL YANG MELAPISI LAMBUNG
MENGHASILKAN 3 ZAT PENTING :

1. Lendir
2. Asam klorida (HCl)
3. Prekursor pepsin (enzim
yang memecahkan
protein)

 Sebelum makanan
meninggalkan lambung
makanan dirubah dalam
bentuk cair “ KIMUS”
USUS HALUS (2,5-6 M)
 Makanan masuk ke dalam duodenum melalui
sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna
oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan
megirimkan sinyal kepada lambung untuk
berhenti mengalirkan makanan.
 Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
mengangkut zat-zat yang diserap
ke hati melalui vena porta.
 Dinding usus juga melepaskan Enzim

 dan lendir
USUS BESAR (1,5-1,8 M):

 Terdiri dari:  Banyaknya bakteri


1. Kolon asendens yang terdapat di
(kanan) dalam usus besar
berfungsi mencerna
2. Kolon transversum
beberapa bahan dan
3. Kolon desendens membantu
(kiri) penyerapan zat-zat
4. Kolon sigmoid gizi.
(berhubungan
dengan rektum)
 Bakteri di dalam usus
besar juga berfungsi
membuat zat-zat
penting, seperti
vitamin K.
 Bakteri ini penting
untuk fungsi normal
dari usus
 “ORGAN UTAMA
DALAM ELEMINASI
FEKAL”
SEKUM

Makanan yg tidak diabsorbsi


masuk kdalam sekum
melalui katub ileosekal(
lapisan otot sirkular) →
mencegah regurgitasi.
KOLON
 Dibangun dari jaringan otot →memungkinkan
untuk menampung dan mengeleminasi produk
buangan dalam jumlah yang besar.

 Fungsi kolon : Absorbsi, proteksi , sekresi, dan


eliminasai
 Terjadi kontraksi Haustral : Kontraksi membentuk
kantung yag besar didinding kolon (± 5 menit) →
menyediakan daerah yag luas untuk absorbsi.
 Kolon berfungsi dalam mengatur keseimbangan
asam dan basa.
 Kolon mengeliminasi produk buangan GAS
melalui FLATUS.
 Udara Flatus : menelan gas, difusi gas dari
aliran darah ke usus, dan kerja bakteri dari
karbonat yg tdk dapat diabsorbsi.
 Org Dewasa Memiliki Vol. Flatus : 400 ml-700
ml.
REKTUM
 Rektum adalah sebuah ruangan : dari ujung usus
besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di
anus.
 Biasanya rektum ini kosong karena tinja
disimpan di tempat yang lebih tinggi (kolon
desendens).
 Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke
dalam rektum, → timbul keinginan untuk buang
air besar (BAB).
 Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa
menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak
yang lebih muda mengalami kekurangan dalam
pengendalian otot yang penting untuk menunda
BAB.
PENTING UNTUK DIPAHAMI :
ELIMINASI FEKAL / BAB
1. Didalam Rektum terdapat kontrol Volunter
dan kontrol involunter
2. Terdapat Sfingter interna dan sfingter eksterna
3. Refleks defekasi instrinsik
Ketika feses masuk kedalam rektum,
pengembangan dinding rektum memberi suatu
signal yang menyebar melalui pleksus
mesentrikus untuk memulai gelombang
peristaltik pada kolon desenden, kolon sigmoid,
dan didalam rektum. Gelombang ini menekan
feses kearah anus. Begitu gelombang peristaltik
mendekati anus, spingter anal interna tidak
menutup dan bila spingter eksternal tenang
maka feses keluar.
PROSES BAB
 Refleks defekasi parasimpatis
Ketika serat saraf dalam rektum dirangsang, signal
diteruskan ke spinal cord (sakral 24) dan kemudian
kembali ke kolon desenden, kolon sigmoid dan
rektum.
Sinyalsinyal parasimpatis ini meningkatkan
gelombang peristaltik, melemaskan spingter anus
internal dan meningkatkan refleks defekasi
instrinsik. Spingter anus individu duduk ditoilet atau
bedpan, spingter anus eksternal tenang dengan
sendirinya. Pengeluaran feses dibantu oleh kontraksi
otot-otot perut dan diaphragma yang akan
meningkatkan tekanan abdominal dan oleh kontraksi
muskulus levator ani pada dasar panggul yang
menggerakkan feses melalui saluran anus.
PROSES BAB
 Feces Bergerak ke Rektum → dinding Rektum
distensi →saraf sensorik distimulasi →relaksasi
sfingter interna →↑ jml feces masuk ke
rektum…saat yg sama impuls bergerak ke otak →
sadar → individu perlu BAB. Impuls dari Otak →
secara refleks kembali ke kolon desenden,
sigmoid, rectum dan anus melalui serabut-
serabut saraf parasimpatis dalam nervus
pelvikus →Sinyal-sinyal parasimpatis ini
sangat memperkuat gelombang peristaltik
dan juga merelaksasikan sfingter ani
internus→ sfingter ani internus →Defikasi
 Tekanan untk BAB→dpt dilakukan ↑
tekanan intra abdomen (valsava
manuver)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
BAB
1. Usia
2. Diet
3. Asupan cairan
4. Konstipasi
5. Impikasi
6. Diare
7. Inkontinensia
8. Flatulen
9. Hemoroid
USIA
 Perubahan Pada masa perkembangan akan
mempengaruhi kehidupan.
BAYI :
1. Lambung Kecil, Sedikit sekresi enzim
pencernaan.
2. Peristaltik cepat

3. Belum mampu mengontrol defkasi→ kurangnya


pkembangan neuro muskular.

 Remaja : Pertumbuhan Usus besar ↑, Produksi Hcl


↑→konsumsi makanan ↑
FAKTOR2 YG MEMPENGARUHI BAB PADA
LANSIA
NO ↑ELIMINASI ↓ ELIMINASI
1 Lngkungan yg Bebas Stress Stress (ansietas atau depresi)

2 Kemampuan untuk mengikuti Gagal mencetuskan refleks defekasi,


pola defekasi pribadi, privasi kurang waktu atau kurang privasi

3 Diet tinggi serat Diet tinggi lemak, tinggi karbohidrat

4 Asupan cairan normal (Jus Asupan cairan berkurang


Buah, Cairan hangat)
5 Olahraga Imobilitas atau tidak aktif
6 Kemampuan untuk mengambil Tidak mampu jongkok, Usia lanjut,
posisi Jongkok Deformitas muskulo seletal. Nyeri dan
nyeri selama defikasi

7 Pemberian laksatif dan katartik Penggunaan analgesik narkotik,


DIET
 Asupan teratur Pola→ peristaltik yg teratur
 Tinggi serat : ↑massa →asbsorbsi cairan →↑massa
feaces
 Diet Tinggi serat :Buah segar (jeruk, apel), Buah yg
diolah (Prum, alpukat), sayuran, gandum…dll
 Diet yang menghasilkan Gas →↑ peristaltik..(kol,
bawang,buncis)

 Susu →laktosa …susah dicerna oleh beberapa


individu (intoleransi laktosa)
ASUPAN CAIRAN
Kekurangan cairan : Asupan (−), Gangguan
cairan
Peranan cairan : Encerkan usus →mudah
bergerak

Minuman hangat dan jus →buah


memperlunak feses
Susu dalam jmlh →banyak konstipasi
AKTIVITAS FISIK
 Aktifitas fisik ↑ peristaltik
 Imobilisasi ↓ motilitas kolon

 Ambualas sagat diajurkan

 Pertahanan otot Rangka → otot dasar panggul dan


Abdomen → membantu Valsafa manufer dan kontrol
spingter anal
PSIKOLOGIS
1. Fungsi dari semua sistem tubuh dapat
mengalami gangguan akibat stress emosonal
dalam waktu yang lama.
2. Marah, kecemasan, ketakutan →Stress → tubuh
membentuk upaya pertahanan. Untuk bertahan
diperlukan nitrisi…shg proses pencernaan
dipercepat→ diarea dan distensi GAS
3. Depresi →Sistem saraf otonom diperlambat
4. Penyakit pd GI krn Stress: Kolitis ulseratif, Ulkus
lambung, Cohrn
 Kebiasaan pribadi.
1. Kondisi lingkungan

2. Pola BAB individu

3. Waktu yang tepat ( biasanya pada pagi setelah


sarapan → Reflek gastroklik
 Pola saat Defikasi

1. Jongkok adalah posisi yang normal

2. Posisi terlentang dirasakan sulit → klien kurang


mampu mengontrol otot2 untk defikasi
 Nyeri
1. Nyeri membuat individu mensupresi keinginan
untuk Defikasi.
2. Klien konstipasi masalah yang terjadi adalah
nyeri
 Kehamilan

Ukuran Fetus→menekan rektum


ANASTESI
 Es : membuat pergerakan peristaltik berhenti
sementara
 Pembedahan yg melibatkan manipulasi usus →
menghentikan Peristaltik …( ileus paralitik) yang
biasanya berlangsung 24-48 jam
 Anastesi lokal beresiko lebih kecil
OBAT-OBATAN
 Obat-obatan
1. Laksatif dan katartik : melunakkan feces dan
meningkatkan defikasi
2. Obat2 HCl menekan peristaltik

 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

 Pemeriksaan visualisasi GI track → memerlukan


pengosongan isi saliran GI
 Pemeriksaan yg melibatkan barium enema,endoskopi
HATUR NUHUN

Anda mungkin juga menyukai