PENDAHULUANruytu
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
1
39.875), dengan pertambahan rerata ± 1,002 penderita Diabetes Melitus per tahun
(Tjokroprawiro, 2007).
Secara epidemiologi diabetes sering tidak terdeteksi dan dikatakan onset atau
terjadinya diabetes adalah 7 tahun sebelum diagnosis ditegakkan, sehingga morbiditas
dan mortalitas dini terjadi pada kasus yang tidak terdeteksi ini. Selain itu karena diabetes
merupakan suatu penyakit global dan menurut P. Zimmet sudah merupakan suatu
epidemik, banyak penelitian dilakukan untuk mencoba mengatasinya. Saat ini terdapat
berbagai penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki kehidupan orang dengan diabetes,
ada yang berusaha mencari obat untuk menyembuhkannya dan ada pula yang
mempelajari dampak diabetes pada beberapa populasi di dunia (Gustaviani, 2006).
Menyadari hal ini, deteksi dini terhadap diabetes mellitus sangat perlu dilakukan
terhadap masyarakat yang mempunyai faktor risiko baik karena pola hidup tidak sehat
dan faktor keturunan. Penelitian ini dilakukan untuk mendeteksi secara dini diabetes
mellitus melalui pemeriksaan kadar gula darah puasa.
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
2
1.4.2. Manfaat Praktis
a) Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi petugas di
Puskesmas Datuk Bandar untuk mendeteksi secara dini penyakit Diabetes Melitus.
b) Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi masyarakat di
Kecamatan Datuk Bandar untuk mendeteksi secara dini penyakit Diabetes Melitus.
c) Bagi Peneliti
Penelitian ini sangat berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi
peneliti serta sebagai bahan untuk menerapkan ilmu yang telah didapat selama
perkuliahan dalam melakukan mini survei.
d) Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat menjadi suatu dasar atau bahan untuk melakukan penelitian lebih
lanjut melakukan pemeriksaan gula darah untuk mendeteksi secara dini diabetes
melitus.
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pankreas adalah organ pipih yang terletak di belakang dan sedikit dibawah
lambung dalam abdomen (Sloane,2004). Secara keseluruhan pankreas menyerupai
setangkai anggur. Cabang–cabangnya merupakan saluran yang bermuara pada
duktus pankreatikus utama. Saluran utama berjalan disepanjang kelenjar. Dan
merupakan kelenjar terelongasi berukuran besar dibalik kurvatura besar lambung,
yang strukturnya sangat mirip dengan kelenjar ludah,panjangnya kira-kira 15
cm,lebar 5 cm mulai dari duodenum sampai ke limfa dan beratnya kira-kira 60-90
gr. Terbentang pada vertebra lumbalis I & II dibelakang lambung (Setiadi,2007).
Pankreas memiliki kelenjar eksokrin dan endokrin. Pankreas eksokrin terdiri atas
banyak lobus yang tersusun dari alveoli berukuran kecil, yang dindingnya terdiri
atas sel sekretori. Funsi sel eksokrin adalah menghasilkan getah pankreas yang
mengandung enzim yang memecah karbohidrat, protein, dan lemak (Wilson,
2011).
Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang berbentuk seperti pulau pada peta,
karena itu disebut pulau-pulau langerhans yang berisi sel beta yang mengeluarkan
hormon insulin, yang sangat berperan dalam mengatur kadar glukosa darah. Tiap
pankreas mengandung lebih kurang 100.000 pulau langerhans dan tiap pulau
berisi 100 sel beta (Suyono,2011),yang merupakan 60% dari sel pulau
(Wood,2006). Di samping sel beta ada juga sel alfa yang memproduksi glukagon
yang bekerja sebaliknya dari insulin yaitu meningkatkan kadar glukosa darah.
Juga ada sel delta yang mengeluarkan somatostatin (Suyono,2011) atau hormon
pencernaan yang menghambat sekresi glukagon dan insulin (Sloane,2004).
Hormon pankreas disekresikan secara langsung ke aliran darah dan beredar ke
seluruh tubuh (Wilson,2011).
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
4
Gambar 1. Anatomi Pankreas.
Insulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino, dihasilkan
oleh sel beta kelenjar pankreas (Manaf,2006). Kelenjar ini terletak di dalam
rongga perut bagian atas di belakang lambung (Prapti,2003). Yang mengandung
50 asam amino (Wilson,2011). Dalam keadaan normal bila ada rangsangan pada
sel beta, insulin disintesiskan dan kemudian disekresikan kedalam darah sesuai
kebutuhan tubuh untuk keperluan glukosa darah (Manaf,2006). Oleh darah insulin
disalurkan ke reseptor yaitu hati sebesar 50%; ginjal 10-20%; serta sel darah, otot,
dan jaringan lemak sekitar 30-40% (prapti,2003). Sekresi insulin distimulasi oleh
peningkatan kadar glukosa darah dan sedikit stimulasi parasimpati, peningkatan
kadar asam amino dan asam lemak, serta hormon gastrointestinal, misal
gastrin,sekretin, dan kolesistokinin. Sekresi diturunkan oleh stimulasi saraf
simpati, glukagon,adrenalin,kortisol,dan somatostatin yang disekresikan oleh
pulau langerhans (Wilson,2011). Jika kadar insulin cukup atau fungsinya tidak
terganggu, kelebihan gula digunakan untuk metabolisme tubuh. Gula darah
merupakan bahan bakar utama yang diubah menjadi energi. Kadar glukosa darah
tersebut akan merangsang sel beta pulau langerhans untuk mengeluarkan insulin.
Selama belum ada insulin,gula dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel-sel
jaringan tubuh lainnya seperti otot dan jaringan lemak. Dapat dikatakan bahwa
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
5
insulin merupakan kunci yang akan membuka pintu sel jaringan, memasukan gula
ke dalam sel, dan menutup pintu kembali. Di dalam sel, gula dibakar menjadi
energi yang berguna untuk beraktivitas (prapti,2003).
Sintesis dimulai dalam bentuk preproinsulin pada retikulum endoplasma sel beta.
Dengan bantuan enzim peptidase preproinsulin mengalami pemecahan sehingga
terbentuk proinsulin yang kemudian dihimpun dalam gelembung-gelembung sel
tersebut (Manaf,2006). Proinsulin merupakan turunan dari prekursor yang lebih
besar yaitu prepoinsulin. (Wood,2006). Dengan bantuan enzim peptidase,
proinsulin diuraikan menjadi insulin dan peptida-C yang keduanya sudah siap
untuk disekresikan secara bersamaan melalui membran sel.
1. insulin menyediakan glukosa untuk sebagian besar sel tubuh, terutama untuk
otot dan adiposa, melalui peningkatan aliran glukosa yang melewati membran sel.
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
6
a) Insulin meningkatkan transpor asam amino dan asam lemak dari darah ke
dalam sel.
b) Insulin meningkatkan sintesis protein dan lemak, serta menurunkan
katabolisme protein dan lemak.
Diabetes mellitus berasal dari kata diabete yang artinya penerusan atau pipa untuk
menyalurkan air atau mengalir terus dan mellitus artinya manis, sehingga penyakit
ini sering disebut kencing manis. Penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit
gangguan metabolik terutama metabolisme karbohidrat (Sutedjo,2010). Dengan
karakteristik hiperglikemia (Gustaviani,2006),yang disebabkan oleh berkurangnya
atau ketiadaan hormon insulin dari sel beta pankreas, atau gangguan fungsi
insulin, atau keduanya (Sutedjo,2010).
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
7
2.3.1 Epidemiologi
Menurut WHO (organisasi kesehatan dunia) tahun 2003 terdapat lebih dari 200
juta orang dengan diabetes di dunia. Angka ini akan bertambah menjadi 333 juta
orang di tahun 2025. Negara berkembang seperti indonesia merupakan daerah
yang paling banyak terkena dalam abad ke 21 ini. Indonesia merupakan negara
dengan jumlah diabetisi ke 4 terbanyak menurut WHO. Pada tahun 2000 di
indonesia terdapat 8,4 juta diabetisi dan diperkirakan akan menjadi 21,3 juta pada
tahun 2030.
2.3.2 Etiologi
Melihat tendensi kenaikan prevalensi diabetes secara global yang disebabkan oleh
karena peningkatan kemakmuran suatu populasi, maka dengan demikian dapat
dimengerti bila suatu saat atau lebih tepatnya dalam kurun waktu 1 atau 2 dekade
yang akan datang kekerapan Diabetes di Indonesia akan meningkat dengan
drastis, yang disebabkan oleh beberapa faktor:
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
8
3. Faktor demografi
Klasifikasi Diabetes Mellitus menurut PERKENI 2006 dapat dilihat dalam tabel
dibawah ini:
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
9
2.3.3 Klasifikasi Diabetes Mellitus
Klasifikasi yang dipakai WHO tidak didasarkan atas umur dan waktu mendapat
diabetes tetapi berdasarkan tipe diabetes. Joslin (1971) pernah membaginya atas
“hereditary” dan “non-hereditary”, dimana “hereditary” terbagi lagi atas
Growth-onset (juvenile) type dan maturity-onset (adult) type. Walaupun secara
klinis terdapat 2 macam diabetes tetapi sebenarnya ada yang berpendapat diabetes
hanya merupakan suatu spektrum defisiensi insulin (Soegondo,2011).
Diabetes tipe I memiliki gejala yang sama dengan gejala klasik. Produksi urine
berlebih, rasa haus yang tak kunjung hilang, nafsu makan yang terus meningkat,
berat badan menurun drastis, dan rasa lelah yang tak kunjung hilang. Proses
terjadinya gejala-gejala ini berlangsung dengan sangat cepat (Toruan, 2012).
Sampai saat ini, diabetes mellitus tipe I hanya dapat diobati dengan pemberian
terapi insulin yang dilakukan secara terus menerus berkesinambungan. Harus
diperhatikan kadar gula darahnya, sebaiknya menggunakan alat test gula darah.
Terutama pada anak-anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami
dehidrasi, sering muntah dan terserang berbagai penyakit( Shadine, 2010).
Penyebab resistensi insulin pada diabetes mellitus tipe 2 sebenarnya tidak begitu
jelas, tetapi faktor-faktor dibawah ini banyak berperan:
Obesitas
Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat
Kurang gerak badan
Faktor keturunan (Suyono, 2011)
Umumnya diabetes tipe 2 banyak ditemukan pada usia diatas 40 tahun. Gejala
klasik pada diabetes tipe 2 berlangsung dengan lambat. Atau, bahkan ada
penderita yang tidak mengalami gejala-gejala klasik tetapi tiba-tiba mengidap
diabetes tipe 2 (Toruan, 2011).
Dibawah ini ada beberapa karakteristik yang dapat digunakan untuk membedakan
diabetes mellitus tipe I dan II:
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
11
Tabel . perbedaan karakteristik antara DM Tipe I dan DM Tipe II
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
12
c) Diabetes Gestasional
Ini adalah diabetes yang terjadi saat hamil saja. Biasanya terjadi pada wanita yang
sedang hamil di minggu ke-24 atau bulan keenam. Saat si ibu sudah melahirkan,
dengan sendirinya diabetes gastisional ini akan menghilang. Diabetes gestasional
berbeda dengan kehamilan yang timbul pada seseorang penderita diabetes, yaitu
orang yang sudah menderita diabetes. Penyebab dasar diabetes gestasional
memang tidak diketahui secara pasti. Beberapa penelitian menyebutkan jika
proses pengiriman makanan ke janin melalui plasenta bisa menjadi penyebabnya.
Penelitian lain menyebutkan penggunaan kontrasepsi hormon tipe tertentu juga
bisa menjadi penyebab. Jika selama lima tahun sebelum hamil si ibu
mengkonsumsi obat kontrasepsi hormonal dengan kadar progestin androgenik
yang cukup tinggi (Toruan, 2011).
Tidak jauh berbeda dengan diabetes I dan 2, pada diabetes gestasional gejala yang
muncul pun hampir sama, yakni terus-menerus buang air kecil, merasa haus, dan
nafsu makan meningkat. Yang membedakan adalah keadaan si penderita yang
sedang hamil. Diabetes gestasional dapat diobati dengan pemberian insulin. Selain
itu, kombinasi antara pola makan yang tepat dan gaya hidup yang sehat juga
berperan penting dalam mengobati diabetes tipe ini (Toruan, 2011).
2.3.4 patofisiologi
Seperti suatu mesin, tubuh memerlukan bahan untuk membentuk sel baru dan
mengganti sel lama. Disamping itu tubuh juga memerlukan energi agar sel dapat
berfungsi dengan baik. Energi pada mesin berasal dari bahan bakar yaitu bensin.
Pada manusia bahan bakar itu berasal dari bahan makanan yang dimakan sehari-
hari, yang terdiri dari karbohidrat,protein dan lemak (Suyono, 2011).
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
13
usus kemudian masuk kedalam pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh
untuk dipergunakan oleh organ-organ tubuh sebagai bahan bakar (Suyono, 2011).
Supaya dapat berfungsi sebagai bahan bakar, zat makanan itu harus masuk dahulu
kedalam sel agar dapat diolah. Didalam sel, zat makanan terutama glukosa yang
dibakar melalui proses kimia yang rumit, yang hasil akhirnya adalah timbulnya
energi. Proses ini disebut metabolisme. Dalam proses metabolisme itu insulin
memegang peranan yang sangat penting yaitu bertugas memasukkkan glukosa
kedalam sel, untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan bakar. Insulin ini
adalah hormon yang dikeluarkan oleh sel beta di pancreas (Suyono, 2011).
Dalam keadaan normal, kadar insulin cukup dan sensitif, insulin akan ditangkap
oleh reseptor insulin yang ada pada permukaan sel otot, kemudian membuka pintu
masuk sel sehingga glukosa dapat masuk ke dalam sel untuk kemudian dibakar
menjadi energi atau tenaga. Akibatnya kadar glukosa dalam darah normal. Pada
diabetes dimana didapatkan jumlah insulin yang kurang atau pada keadaan
kualitas insulinnya tidak baik (resistensi insulin). Meskipun insulin ada dan
reseptor juga ada, tetapi karena ada kelainan di dalam sel itu sendiri pintu masuk
sel tetap tidak dapat terbuka tetap tertutup hingga glukosa tidak dapat masuk ke
dalam sel untuk dibakar (dimetabolisme). Akibatnya glukosa tetap berada di luar
sel, hingga kadar glukosa dalam darah meningka (Suyono, 2011).
Adanya penyakit diabetes pada awalnya sering kali tidak dirasakan dan
tidak disadari penderita, beberapa keluhan dan gejala ialah:
1.Keluhan klasik
Hal ini disebabkan glukosa dalam darah tidak dapat masuk kedalam sel,sehingga
kekurangan bahan bakar untuk mengahasilkan tenaga. Untuk kelangsungan hidup,
sumber tenaga diambil dari cadangan lain yaitu sel lemak dan otot. Akibatnya
penderita kehilangan jaringan lemak dan otot sehingga menjadi kurus (Subekti,
2011).
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
14
b) Banyak kencing ( polyuria)
Efek dari kadar gula darah yang tinggi akan mempengaruhi ginjal sehingga
mengahasilkan air kemih dalam jumlah berlebihan untuk mengencerkan glukosa.
Akibatnya penderita sering buang air kecil dalam jumlah yang banyak . Hal ini
lebih banyak terjadi di malam hari (Susilo, 2011).
Sejumlah besar kalori dari diabetisi akan hilang ke dalam air kemih (Susilo,
20011). Hal ini karena tubuh tidak mampu menyerap kadar gula dalam darah,
sehingga tidak dapat digunakan tubuh. Karena itu, tubuh kekurangan energi,
tubuh akan memberi sinyal ke otak untuk merangsang rasa lapar, sehingga
menimbulkan banyak makan (Khasanah, 2012).
Glukosa akan turut terbawa aliran urine ketika kadar glukosa dalam darah
meningkat. Peningkatan kadar glukosa darah menyebabkan jumlah yang disaring
melalui ginjal melebihi kemampuan ginjal untuk menyerapnya kembali kedalam
tubuh. Inilah yang kemudian membuat penyakit diabetes mellitus disebut juga
sebagai penyakit kencing manis (Khasanah, 2012).
Keluhan tidak khas diabetes sangat banyak, antara lain sebagai berikut:
- Sering mengantuk
- Lemas dan tidak bertenaga
- Sering gatal-gatal atau pruritus
- Luka yang sulit sembuh (biasanya pada kaki)
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
15
- Kesemutan pada anggota gerak
- Pandangan mata menjadi kabur
- Disfungsi seksual baik pada pria maupun wanita, dan
- Gatal di sekitar vulva (bibir kemaluan) pada wanita (Garnadi, 2012).
Pemeriksaan kadar glukosa dalam darah merupakan deteksi dini umum yang biasa
dilakukan terhadap suspect penderita diabetes, terutama bila mengalami 9 gejala-
gejala dibawah ini:
Beberapa cara mendeteksi diabetes mellitus dapat dilakukan dengan cara yang
paling mudah, sampai dengan cara deteksi yang modern di laboratorium dengan
akurasi yang mendekati hasil sebenarnya. Berbagai tes juga dapat dilakukan,
seperti diuraikan sebagai berikut:
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
16
2. Tes kadar gula darah acak
Glukosa dalam darah diukur secara acak. Artinya, pengambilan darah pun
dilakukan secara acak untuk mengetahui kadar gula darah. Tes ini tidak
perlu melakukan puasa sebelum pengambilan darah. Jika tes menunjukan
kadar gula hingga 199,8 mmg/dl artinya perlu mengambil tes lajutan
(Toruan, 2012)
3. Tes kadar gula darah puasa
Kadar glukosa darah baru dapat diukur setelah berpuasa selama 8 jam
sebelum tes. Ini membuat agar kadar darah berada dalam level yang tidak
mudah dipengaruhi oleh apapun yang dikonsumsi. Jika kadar gula dalam
darah adalah 126mg/dl atau lebih, maka dinyatakan menderita diabetes
mellitus. tetapi, jika kadar gula darah berada dibatas boordline, biasanya
akan diminta melakukan Oral Glucose Test (OGTT) atau Tes Toleransi
Glukosa Oral.
4. Uji Toleransi Glukosa 2 jam
Tes ini dilakukan dua jam setelah tes gul darah puasa. Setelah tes gula
darah puasa akandiberikan minuman manis yang sudah ditakar kadar
gulanya. Setelah itu, tes gula darah akan dilakukan lagi 2 jam kemudian.
Tujuan ini untuk mengetahui adanya keadaan pradiabetes yang ditandai
dengan glukosa darah puasa terganggu (GDPT) dan toleransi glukosa
terganggu (TGT).
Prediabetes umumnya tidak disertai dengan keluhan khas diabetes. Karena itu,
skrining gula darah dapat mendeteksi adanya prediabetes sejak dini. Skrining
deteksi diabetes dapat dilakukan dengan akurat melalui tes gula darah puasa.
Prediabetes merupakan kondisi yang sangat penting untuk dideteksi karena
kondisi ini adalah harapan bagi seseorang bisa sembuh dari diabetes mellitus.
selain itu, deteksi dini kondisi prediabetes bisa mencegah seseorang menjadi
penginap prediabetes.
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
17
Tabel. Kriteria Diagnosis Untuk Prediabetes
Prediabetes
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
18
Kriteria diagnosis prediabetes berdasarkan Persadia 2009 sebagai berikut.
Skrining diabetes atau prediabetes sangat mudah dan murah. Semakin dini
terdeteksi prediabetes maka semakin besar harapan untuk sembuh atau mencegah
terjadinya diabetes mellitus.
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
19
Keluhan Diabetes
Ulang GDP
Prediabetes
Keterangan
GDP = Kadar Gula Darah Puasa
GDS = Kadar Glukosa Darah Sewaktu
GDPT = Glukosa Darah Puasa Terganggu
TGT = Toleransi Glukosa Terganggu
TTGO = tes Toleransi Glukosa Oral
Diagram alur diatas sesuai dengan konsesus diabetes dari PERKENI. Telah
dijelaskan bahwa untuk mendeteksi dini secara akurat adanya prediabetes dan
diabetes (baik orang yang mempunyai keluhan khas atau tidak) perlu dilakukan
tes gula darah puasa yang dilanjutkan dengan tes toleransi glukosa oral. Untuk
menyederhanakan diagram diatas, penulis menghilangkan tes gula darah sewaktu
sebagai berikut.
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
20
Keluhan Diabetes
Ulang GDP
Prediabetes
Dengan mengetahui tingkat kadar gula darah setiap hari, sudah memberi isyarat
awal dan dapat mengambil keputusan agar tidak memicu meningginya kadar gula
darah. Berikut tabel interpretasi terhadap ukuran gula darah seseorang. Sesuaikan
ukuran dengan alat tes gula darah yang digunakan.
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
21
TABEL. Interpretasi Ukuran Gula Darah
2 3,0 55 Rendah
4 4,4 80 Normal
2.3.7 Komplikasi
1)Komplikasi akut
a. Hipoglikemia
merupakan kondisi ketika kadar gula dalam tubuh berada dalam tingkat yang
sangat rendah. Kadar gula yang rendah membuat tubuh kekurangan energi dan
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
22
otak mengalami kekurangan suplai makanan (Toruan, 2011). Gejalanya dapat
ringan berupa gelisah (boedisantoso, 2011), pucat, detak jantung meningkat,
tubuh berkeringat, kelelahan, gemetaran, rasa lapar yang berlebihan
(Toruan,2011), sampai berat berupa koma disertai kejang (boedisantoso, 2011).
Penyebab hipoglikemia
Tanda hipoglikemia mulai muncul bila glukosa darah kurang dari 50 mg/dl.
Tanda klinis dari hipoglikemia sangat bervariasi dan berbeda pada seseorang
(boedisantoso, 2011).
b.Koma diabetik
dikenal juga dengan nama ketoasidosis diabetik (Toruan, 2011). Koma diabetik
adalah kondisi yang berlawanan dengan hipoglikemik. Koma diabetik timbul
karena kadar glukosa darah dalam terlalu tinggi, biasanya lebih dari 600 mg/dl.
Gejala yag sering timbul adalah nafsu makan menurun, minum banyak, kencing
banyak, disusul rasa mual, muntah, detak jantung meningkat, lelah dan lemas,
napas penderita menjadi cepat dan berbau aseton (Susilo, 2011). Keadaan
komplikasi akut ini mememrlukan pengelolaan yang tepat. Timbulnya
ketoasidosia diabetik merupakan ancaman kematian bagi penderita diabetes
mellitus. faktor yang mempengaruhi angka kematian adalah:
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
23
Sering ditemukan bersama-sama dengan komplikasi lain yang berat
misalnya: sepsis, renjatan, infark miokard
2) Komplikasi kronik
2.3.8 Pencegahan
Mengingat jumlah pasien yang akan membengkak dan besarnya biaya perawatan
pasien diabetes yang terutama disebabkan oleh komplikasi nya. Maka upaya yang
paling baik adalah pencegahan. Menutut WHO tahun 1994, upaya pencegahan
pada diabetes ada tiga jenis atau tahap yaitu:
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
24
b.Pencegahan sekunder :
Oleh karena itu pada tahun 1994 WHO menyatakan bahwa pendeteksian pasien
baru dengan cara skrining dimasukan ke dalam upaya pencegahan sekunder agar
bila diketahui lebih dini komplikasi dapat dicegah karena masih reversibel
(Suyono, 2006).
Dalam upaya ini diperlukan kerja sama yang baik antara pasien dengan dokter
maupun dokter ahli diabetes dengan dokter-dokter yang terkait dengan
komplikasinya (Suyono, 2006).
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
25
2.3.9 Pengelolaan Farmakologis
1. Sulfonilurea
Obat golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan sekresi insulin oleh sel
beta pankreas, dan merupakan pilihan utama untuk pasien dengan berat badan
normal dan kurang, namun masih boleh diberikan kepada pasien dengan berat
badan lebih. Untuk menghindari hipoglikemia berkepanjangan pada berbagai
keadaan seperti orang tua, gangguan faal hati dan ginja, kurang nutrisi serta
penyakit kardiovaskular, tidak dianjurkan penggunaan sulfonilurea kerja panjang.
2. Glinin
Glinin merupakan obat yang cara kerjanya sama dengan sulfonilurea, dengan
peningkatan pada meningkatkan sekresi insulin fase pertama. Golongan ini terdiri
dari 2 macam obat yaitu: Repaglinid (derivat asam benzoat) dan Nateglinid
(derivat fenilalanin). Obat ini diabsorpsi dengan cepat setelah pemberian secara
oral dan diekskresi secara cepat melalui hati (Soegondo, 2007).
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
26
2.4 Kerangka Pemikiran
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
27
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah analitik cross sectional. Suatu penelitian untuk
mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan
cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat
(point time approach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali
saja dan pengukuran dilakukan terhadap suatu variabel subjek pada saat
pemeriksaan (Notoatmodjo, 2010)
3.3 Populasi
3.4.1 Sampel
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
28
Kriteria Inklusi
Kriteria Eksklusi
Jumlah sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi adalah X orang.
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
29
3.5 Desain Penelitian
Diabetes melitus
Adalah suatu penyakit yang terjadi karena organ pankreas tidak mampu
memproduksi hormon insulin sesuai dengan kebutuhan, yang ditandai dengan
terjadinya peningkatan kadar glukosa didalam darah (hiperglikemia).
Skala: nominal
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
30
Pemeriksaan kadar gula darah
Skala: Ordinal
3.8.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tes gula darah merek
Easy Touch GCU.
3.8.2 Bahan
Pada penelitian ini, pemeriksaan kadar gula darah puasa akan diumumkan
kepada masyarakat seminggu sebelum kegiatan dilakukan. Data masyarakat yang
didapat harus memenuhi kriteria inklusi. Tehnik pengumpulan data yang
dilakukan adalah mencatat semua data masyarakat sesuai kriteria inklusi dan
gejala dan keluhan utama yang didapat melalui anamnese, selanjutnya baru dapat
dilakukan pemeriksaan gula darah puasa.
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN
memeriksa kadar gula darah puasa pada kelompok penduduk di Puskesmas Datuk
Bandar Kota Tanjung Balai tahun 2017. Penelitian ini dilakukan pada hari
minggu tanggal 1 September 2017 mulai pukul 07.00 WIB – 09.00 WIB.
Kegiatan ini berupa pengukuran IMT dan pemeriksaan kadar gula darah puasa
secara gratis pada sekitar 72 masyarakat baik perempuan maupun laki-laki dengan
rentan usia 30 tahun sampai 60 tahun. Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, keturunan dan obesitas. Dapat
dilihat distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin pada tabel 4.1
berikut :
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
33
Tabel 4.1 Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin N %
Laki-laki 24 33,3
Perempuan 48 66,7
Total 72 100,0
Dari tabel 4.1 diketahui bahwa dari 72 subjek yang diteliti, subjek yang
terbanyak yaitu jenis kelamin perempuan 48 orang (66,7 %) dan jenis kelamin
Tabel 4.2 Distribusi Subjek Berdasarkan Usia dengan rentan usia 30 tahun sampai
60 tahun.
Usia (Tahun) n %
< 45 41 56,9
> 45 31 43,1
Total 72 100,0
Pada penelitian ini, dari tabel 4.2 dapat diketahui jumlah subjek penelitian
terbanyak pada kelompok usia kurang dari 45 tahun sebanyak 41 orang (56,9 %)
diikuti subjek pada kelompok usia lebih dari 45 tahun yaitu sebanyak 31 orang
(43,1 %).
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
34
Tabel 4.3 Distribusi Subjek Berdasarkan Keturunan
Keturunan n %
Ada 5 6,9
Total 72 100,0
Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 72 subjek yang diteliti, ada 5
melitus.
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
35
Tabel 4.4 Distribusi Subjek Berdasarkan Obesitas
massa tubuh adalah underweight < 18,5 kg/m², normal 18,5 -22,9 kg/m²,
≥ 30 kg/m².
Obesitas n %
Normal 12 16,7
Overweight 2 2,8
At rist 2 2,8
Obesitas I 42 58,3
Obesitas II 14 19,4
Total 72 100,0
(2,8 %) at rist.
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
36
4.2. Distribusi Kadar Gula Darah Puasa Subjek Penelitian
Kriteria kadar gula darah puasa yang digunakan dalam penelitian ini
DM dan diabetes melitus. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.5 berikut.
Puasa
Bukan DM 5 6,9
DM 54 75,0
Total 72 100,0
Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 72 subjek yg diteliti, terdapat 54
orang (75,0 %) yang menderita diabetes melitus dan 13 orang (18,1 %) belum
diabetes melitus.
Pada setiap kelompok bukan DM, belum pasti DM dan diabetes melitus,
keturunan, dan obesitas. Distribusi berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dari
Kelamin DM
n % n % n % n %
Dari tabel 4.6 dapat diketahui pada kelompok subjek penelitian yang
melitus. Diikuti laki-laki sebanyak 19 orang (18,0 %). Sedangkan jumlah yang
belum pasti diabetes melitus juga paling banyak yaitu perempuan sebanyak 9
orang (8,7 %), diikuti laki-laki 4 orang (4,3 %). Dan yang tidak menderita
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
38
Tabel 4.7 Distribusi Kadar Gula Darah Puasa Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
(tahun) DM
N % n % n % n %
Berdasarkan usia dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa rentan usia yang
menderita diabetes melitus paling tinggi yaitu usia kurang dari 45 tahun sebanyak
Diikuti usia lebih dari 45 tahun sebanyak 24 orang (23,2 %). Dan yang belum
pasti diabetes melitus paling tinggi juga usia kurang dari 45 tahun sebanyak 8
orang (7,4 %) sedangkan usia lebih dari 45 tahun sebanyak 5 orang (5,6 %). Dan
yang tidak menderita diabetes melitus usia kurang dari 45 tahun sebanyak 3 orang
(2,8 %) diikuti usia lebih dari 45 tahun sebanyak 2 orang (2,2 %).
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
39
Tabel 4.8 distribusi kadar gula darah puasa subjek penelitian berdasarkan
keturunan
DM
Keturunan n % n % n % n %
orang (3,8 %) yang memiliki riwayat keturunan diabetes melitus juga menderita
diabetes melitus yang diketahui dari pemeriksaan kadar gula darah puasa
melitus. Diikuti yang belum pasti menderita diabetes melitus sebanyak 13 orang
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
40
4.9 Distribusi Kadar Gula Darah Puasa Subjek Penelitian Berdasarkan Obesitas
DM
n % n % n % n %
Berdasarkan obesitas pada tabel 4.9 didapatkan bahwa subjek yang paling
tinggi menderita diabetes melitus yaitu yang menderita obesitas I yaitu sebanyak
(10,5 %) dari 54 orang (54 %) penderita diabetes melitus. Juga yang belum pasti
menderita diabetes melitus paling tinggi yaitu subjek yang menderita obesitas I
sebanyak 8 orang (7,6 %) diikuti subjek yang normal sebanyak 5 orang (2,2 %).
Sedangkan yang tidak menderita diabetes melitus paling banyak yang memiliki
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
41
4.10 Hasil Analisa Uji chi-square Hubungan Obesitas dengan Kadar Gula Darah
Puasa.
Value df Nilai
Signifikansi
(p-value)
Square
Dari hasil analisa uji chi square didapatkan nilai signifikansi kurang dari
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
42
BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Deteksi dini diabetes melitus dari faktor-faktor risiko dan memeriksa kadar
diabetes melitus dari 72 subjek penelitian, 13 orang (18,1 %) belum pasti diabetes
melitus atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT) dan 5 orang (6,9 %) bukan
menunjukkan kejadian diabetes melitus pada suatu kelompok penelitian. Hal ini
didukung oleh teori Suyono yang mengatakan bahwa tingginya angka kejadian
diabetes melitus diduga ada hubungannya dengan cara hidup yang berubah. Pola
makan telah bergeser dari pola makan tradisional yang mengandung banyak
komposisi makanan terlalu banyak mengandung protein, lemak, gula, garam dan
diabetes melitus ini bisa juga dimungkinkan karena hampir sebagian besar subjek
melitus.
Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.6 bahwa penderita diabetes melitus lebih
banyak pada perempuan yaitu dari 48 orang (48,0 %) jumlah itu 35 orang (36,0
%) mengalami diabetes melitus, 9 orang (8,7 %) belum pasti DM, dan 4 orang
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
43
jumlah itu 19 orang (18,0 %) menderita diabetes melitus,4 orang (4,3 %) belum
pasti DM, dan 1 orang (1,7 %) tidak menderita DM. Hal ini sesuai dengan teori
Waspaji (2011) dan juga teori Garnadi (2011) yang menyatakan bahwa jenis
menderita diabetes gestasional. Hal ini sesuai dengan penelitian Eko (2010)
menyatakan bahwa salah satu penyebabnya adalah pola istirahat dan gaya hidup
statistik tidak ada perbedaan yang bermakna antara jenis kelamin laki-laki dan
Dilihat dari faktor usia pada tabel 4.7, usia < 45 tahun atau sesuai kriteria
sampel yaitu antara usia 30 tahun sampai 45 tahun yang menderita DM sebanyak
30 orang (30,8 %). Hal ini dikarenakan subjek penelitian yang berusia < 45 tahun
pada tabel 4.2 paling banyak yaitu 41 orang (56,9 %) dari 72 subjek penelitian.
Sedangkan usia < 45 tahun atau sesuai kriteria subjek penelitian yaitu antara usia
penelitian terdapat 24 orang (23,2 %) menderita diabetes melitus pada usia >45
tahun. Pada hasil penelitian ini penderita diabetes melitus masih digolongkan
cukup tinggi. Penelitian ini sejalan menurut teori Soegondo (2011) menyatakan
bahwa usia ≥ 45 lebih rentan menderita diabetes melitus. Hal ini didukung oleh
teori Gernadi (2011) yang menyatakan bahwa resiko untuk mengidap diabetes
orang (6,9 %) memiliki keturunan diabetes melitus dan pada tabel 4.8 yang
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
44
memiliki riwayat keturunan dan menderita diabetes melitus sebanyak 5 orang (3,8
%). Hal ini sesuai dengan teori Bennett, et al., (2005) menyatakan bahwa risiko
menderita diabetes melitus semakin meningkat dua hingga enam kali lipat apabila
Kemungkinan hal ini disebabkan oleh faktor makanan yang tinggi kalori,
(Khasanah, 2012). Dapat juga dilihat dari tabel 4.9 bahwa subjek penelitian yang
(31,5 %) diikuti subjek yang mengalami obesitas II sebanyak 13 orang (10,5 %).
Hal ini sesuai dengan penelitian Wicaksono (2011) yang menyatakan bahwa
obesitas merupakan faktor utama dari insiden diabetes melitis tipe-2. Penelitian
kadar glukosa darah puasa sangat bermanfaat. Sehingga setiap individu yang telah
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
45
5.2. Hubungan Obesitas dengan Kadar Gula Darah Puasa Diabetes Melitus
tabel crosstabulation pada tabel 4.10 didapatkan persentase jumlah subjek dengan
kadar gula darah puasa yang meningkat lebih tinggi pada kelompok obesitas
sedangkan persentase jumlah subjek penelitian dengan kadar gula darah puasa
yang normal lebih tinggi pada kelompok tidak obesitas. Dari hasil analisa uji chi
square program SPSS didapatkan nilai signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05)
yaitu didapatkan nilai p = 0,02. Hal ini menunjukkan terdapat hubungan obesitas
dengan kadar gula darah puasa yang meningkat sebagai deteksi dini diabetes
Hasil ini didukung oleh teori Ilias (2011), dimana kegemukan merupakan
faktor utama penyebab timbulnya DM tipe 2. Pada keadaan gemuk respon sel
Beta Pankreas terhadap peningkatan gula darah sering berkurang. Selain itu
reseptor insulin pada target sel diseluruh tubuh termasuk otot berkurang jumlah
kurang atau tidak dapat dimanfaatkan. Hal ini didukung oleh penelitian Akhmad
(2010) bahwa kadar gula darah akan menurun jika subjek penelitian melakukan
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
46
BAB VI
6.1 Kesimpulan
lebih tinggi dibandingkan yang belum pasti DM dan yang tidak menderita
pola hidup yang berubah. Seperti pola makan yang telah berubah dari pola
terbanyak adalah perempuan yaitu sebanyak 35 orang (36,0 %). Hal ini
diabetes melitus berada pada jarak usia 46-60 tahun, yaitu sebanyak 24
orang (23,2 %), walaupun penderita diabetes terbanyak pada jarak usia 30-
45 tahun atau < 45 tahun yaitu sebanyak 30 orang (30,8 %). Hal ini
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
47
dikarenakan subjek yang berusia 30-45 tahun lebih banyak yaitu 41 orang
(41,0 %).
juga menderita diabetes melitus cukup tinggi yaitu 33 orang (31,5 %) yang
6.2 Saran
penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin dapat
memeriksa KGD puasa tetapi juga melakukan uji toleransi glukosa oral 2
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
48
jam. Hal ini bertujuan untuk mengetahui adanya keadaan prediabetes yang
penelitian diperbanyak.
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
49
DAFTAR PUSTAKA
Gernadi, Y., 2012. Keluhan Diabetes Melitus. Dalam: Gernadi,Y. Hidup Nyaman
Dengan Diabetes Melitus. Jakart: AgroMedia Pustaka, pp: 9-12
Gernadi, Y., 2012. Kenali Faktor Resiko Diabetes Melitus. Dalam: Gernadi, Y.
Hidup Nyaman Dengan Diabetes Melitus. Jakarta: AgroMedia Pustaka, pp:
43-5
Manaf, A., 2006. Insulin: Mekanisme Sekresi dan Aspek Metabolisme. Dalam:
Sudoyo, A., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., Setiati, S. Ed Buku
Ajar Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, pp: 1852-6
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
50
Setiadi, 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu, pp: 85
Sloane, E., 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC, pp: 213-14
Soegondo, S., Sukarjik, K., 2008. Hidup Secara Mandiri dengan Diabetes Melitus,
Kencing Manis, Sakit Gula. Jakarta: FKUI, pp: 2-5
Subekti, I., 2011. Apa itu Diabetes Melitus: Patofisiologi, Gejala dan Tanda.
Dalam: Soegondo, S,. Soewondo, P., Subekti, I. Penatalaksanaan Diabetes
Melitus Terpadu edisi kedua. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, pp: 275-8
Susilo, Y., 2011. Semua Tentang Diabetes Melitus. Dalam: Susilo, Y. Cara Jitu
Mengatasi Kencing Manis. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET, pp: 39-78
Suyono, S., 2006. Diabetes Melitus di Indonesia. Dalam: Sudoyo, A., Setiyohadi,
B., Alwi, I., Simadibrata, M., Setiati, S. Ed Buku Ajar Penyakit Dalam.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI, pp: 1852-6
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
51
Toruan, L., 2012. Tipe apa Diabetes Anda. Dalam: Toruan, L. Fat- Loss Not
Weight- Loss For Diabetes. Jakarta: TransMedia Pustaka, pp: 9-22
Toruan, L., 2012. Tes Diagnosis Diabetes. Dalam: Toruan, L. Fat- Loss Not
Weight- Loss For Diabetes. Jakarta: TransMedia Pustaka, pp: 24-7
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
52
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)
(INFORMED CONSENT)
Nama :
Umur :
Alamat :
Peserta penelitian
(_ _ _ _ _ _ _ _ _ __ __ _ _ _ _)
Deteksi Dini Diabetes Melitus Dengan Memeriksa Kadar Gula Darah Puasa Pada
Kelompok Penduduk Di Puskesmas Datuk Bandar Tahun 2017
53