Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan


oleh semua komponen Bangsa Indonesia ynag bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar tewujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesenimbungan antar
upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah
dilaksanakan oleh periode sebelumnya.

Kota Padang Provinsi Sumatera Barat memiliki 23 Puskesmas, diantara 23


puskesmas yaitu Puskesmas Andalas, Puskesmas Andalas terdiri dari 10 kelurahan,
masing-masing kelurahan memiliki program yang telah ditetapkan oleh Puskesmas
salah satunya P2P ===== dan memiliki penanggungjawab pada masing-masing
program.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat


Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi menyelenggarakan
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
tingkat pertama. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dinas
kesehatan kabupaten/ kota, sehingga dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, akan
megacu pada kebijakan pembangunan kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
bersangkutan, yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) dan Rencana Lima Tahunan dinas kesehatan kabupaten/kota.

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja. Puskesmas mempunyai kewenangan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kota
Padang diantaranya menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pembangunan kesehatan di wilayah kecamatannya sesuai dengan situasi kondisi,
kultur budaya dan potensi setempat.

Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar


Pusat Kesehatan Masyarakat, struktur organisasi Puskesmas tergantung dari kegiatan
dan beban tugas masing-masing Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi
Puskesmas di satu kabupaten/kota dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota,
sedangkan penetapannya dilakukan dengan Peraturan Daerah. Puskesmas
bertanggung jawab untuk menyelenggarakan program-program yang berupaya untuk
meningkatkan kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat, yang merupakan
pelayanan tingkat pertama dari sistem kesehatan nasional.

Pembangunan nasional yang disusun berdasarkan perencanaan, menyeluruh,


terpadu, terarah dan berkesinambungan adalah upaya nyata untuk mewujudkan tujuan
nasional bangsa Indonesia. Konstribusi bidang kesehatan untuk membantu
terwujudnya tujuan nasional ini menjadi sangat penting karena pembangunan
kesehatan berperan meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia
sehinggga mampu mendorong bangsa kearah kemajuan yang dicita-citakan.

Semua fungsi manajemen harus digerakkan agar dapat dihasilkan keluaran


puskesmas yang efektif dan efisien yang berdampak positif pada peningkatan derajat
kesehatan masyarakat.

Untuk melihat sejauh mana puskesmas mampu menggerakkan semua sumber


daya yang ada untuk menghasilkan capaian program yang diharapkan dan memberi
daya ungkit terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu harus
dibuat laporan pelaksanaan kegiatan setiap tahun dalam bentuk laporan tahunan
puskesmas.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui sejauh mana hasil pencapaian program baik yang
bersifat wajib maupun pengembangan selama tahun 2017, sehingga dapat
dianalis berbagai masalah yang menjadi faktor penghambat apa pendorong
keberhasilan suatu program dan dicari berbagai upaya untuk
meminimalisir permasalahan tersebut.
b. Mampu membandingkan teori yang didapatkan dikampus dengan
pelaksanan manajemen yang ada di institusi pelayanan kesehatan.

2. Tujuan Khusus

a. Hasil pencapaian menjadi landasan bagi penyususnan perencanaan program


berikutnya.
b. Sebagai alat untuk mengevaluasi sejauh mana kegiatan berjalan sesuai
dengan perencanaan dan seberapa besar masalah yang muncul member
hambatan terhadap keberhasilan program di pukesmas.

C. Manfaat Magang

1. Bagi Puskesmas

a. Dapat memperdayakan peserta magang dalam membantu kegiatan


manajemen pelayanan kesehatan.
b. Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dapat dimanfaatkan sebagai
salah satu sumber informasi untuk evaluasi program di Puskesmas
Andalas.

2. Bagi STIKes Fort De Kock

a. Membina dan meningkatkan kerja sama serta terjalinnya hubungan yang


baik antara puskesmas andalas dengan Institusi pendidikan STikes Fort De
Kock.

3. Bagi Mahasiswa

a. Mahasiswa mampu melakukan analisa situasi di Puskesmas Andalas


b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah, menentukan prioritas
masalah, penyebab masalah, alternative masalah, rencana operasional,,
serta pelaksanaan pemecahan masalah dan dapat melakukan evaluasi
manajemen pelayanan kesehatan di Puskesmas Andalas.
c. Mahasiswa dapat mengimplementasikan ilmu yang diperoleh dari tempat
kuliah ke tempat PKL.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Manajemen Puskesmas

Menurut Permenkes No. 44 Tahun 2016tentang podaman manajemen

puskesmas yaitu:

1) Pengertian Puskesmas

Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang fungsional yang merupakan

pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta

masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan

terpadu kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja dalam bentuk kegiatan

pokok.

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten kota

yang bertanggung jawab menyelanggarakan pembangunan kesehatan diwilayah

kerja.

1. Sebagai unit pelaksana teknis kesehatan kabupaten atau kota (UPTD),

puskesmas berperan dalam menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis

operasional dinas kesehatan kabupaten atau kota dan merupakan unit

pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di

Indonesia.

2. Pembangunan kesehatan

Pembangunan kesehatan adalah menyelenggarakan upaya kesehatan oleh

banga Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan

hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

yang optimal.
a. Pertanggungjawaban penyelenggaraan

b. Penanggungjawaban utama dalam penyelengaraan seluruh upaya

pembangunan kesehatan diwilayah kabupaten atau kota, sedangkan

puskesmas bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya untuk

pembangunan kesehatan di bebankan oleh dinas kesehatan atau sesuia

dengan kemampuan.

c. Wilayah kerja

Secara nasional, standar wilayah puskesmas adalah suatu

kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggungjawab

wilayah kerja dibagi antar puskesmas dengan memperhatikan keutuhan

konsep wilayah (desa/kelurahan/RW). Masing-masing puskemas tersebut

secara operasional bertanggung jawab kepad dinas kesehatan kabupaten

atau kota.

2) Visi, Misi, Strategi dan Tujuan

A. Visi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan puskesmas andalas kota padang yakni

“Mewujudkan Masyarakat Padang Timur sehat yang mandiri, dan berkeadilan

tahun 2022”.

Pernyataan visi tersebut, mengandung tiga poin yaitu sehat, mandiri dan

berkeadilan. Masyarakt kecamatan Padang Timur Kota Padang yang sehat adalah

gambaran masyarakat kecamatan padang timur kota padang masa depan yang

ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yakni masyarakat yang hidup

dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk mengjangkau


pelayanan kesehatan yang bermutu serta memiliki derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya.

Hal tersbut selaras dengan pengertian kesehatan menurut UU kesehtan no

36 tahun 2009, yang menyatakan bahwa sehatn adalah keadaan sehat baik fisik,

mental, sipiritual maupun sosial yang memungkinkan untuk setiap orang untuk

hidup produktif secara sosial maupun ekonomis. Hampir sama sehat menurut

badan kesehatan dunia/World Health Organization (WHO), yang menyatakan

bahwa sehat adalah keadaan sejahtera secara fisik, mental dan sosial bukan hanya

sekedar tidak adanya penyakit maupun cacat. Dari defenisi sehat diatas, dapat

disimpulkan bahwa SEHAT adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang

terbebas dari suatu penyakit sehingga seseorang dapat melakukan aktifitas secara

optimal sehingga mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Mandiri dalam hal ini adalah masyarakat yang menyadari, mau dan

mampu untuk mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan yang

dihadapi, sehingga dapat bebas dari masalah kesehatan.

Sedangkan berkeadlian mengandung pengertian diperolehnya derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang yang merupakan hak asazi

manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama dan status sosial ekonomi.

B. Misi Puskesmas

Misi ini dituangkan menjadi 4 misi yaitu :

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan

2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat


3. Memelihara dan meningkatkan upaya kesehatan yang bermutu, merata

dan terjangkau

4. Meningkatkan dan mendayagunakan sumber daya yang ada

C. Strategi

Visi dan misi puskesmas andalas akan dicapai dengan beberapa strategi

yang diwujudkan melalui kegiatan-kegiatan yang terencana, terarah dan

berkesinambungan. Beberapa strategi tersebut antara lain :

a. Meningkatkan upaya promosi kesehatan

b. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama yang lebih baik dengan lintas

sector

c. Meningkatkan kualitas SDM Puskesmas

d. Meningkatkan Mutu dan keterjangkauan pelayanan kesehatan

D. Tujuan

Sebagai tujuan akhir yang akan dicapai dari penjabaran visi, misi dan

startegi puskesmas andalas adalah meningkatnya kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal diwilayah

kerja puskesmas andalas sehingga mencapai derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya.

E. Struktur Organisasi, Tugas Pokok Dan Fungsi

Sebagai suatu bentuk organisasi, puskesmas andalas memiliki struktur

organisasi yang jelas dan menyatu pada struktur organisasi tata kerja atau SOTK)

Dinas Kesehatan Kota Padang.

Struktur organisasi tersebut terdiri dari :


1. Unsur Pimpinan : Kepala Puskesmas

2. Unsur Pembantu pimpinan : Unit ketata usahaan

3. Unsur fungsional : disebut juga Unit fungsional, karena terdiri dari tenaga

atau pegawai dalam jabatan fungsional

Jumlah unit tergantung pada kegiatan, jumlah tenaga dan fasilitas yang

ada. Untuk memudahkan dan koordinasi semua unit dikelompokkan dalam 2

kelompok besar, yaitu unit pelayanan medik dan unit pelayanan kesehatan

masyarakat. Masing-masing kelompok diatur oleh seorang koordinator.

Kepala puskesmas berfungsi memimpin, mengawasi dan melaksanakan

koordinasi kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan structural dan

jabatan fungsional. Dalam melaksanakan tugas, kepala puskesmas wajib

menetapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dalam lingkungan

puskesmas maupun dengan satuan organisasi diluar lingkungan puskesmas.

Unit ketatausahaan bertugas mengurus bidang kepegawaian, administrasi,

keuangan, perlengkapan serta pencatatan dan pelaporan. Masing- masing bagian

dipertanggung jawabkan kepada satu orang petugas, dibawah koordinasi satu

orang kepala tata usaha.

4. Fungsi Puskesmas
a. Pusat penggerak pembangunan Berwawasan Kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menyelenggarakan dan memantau penyelenggara
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di
wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan
kesehatan.
b. Pusat Pemberdayaan Masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,


keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan
dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat,
berperan dalam memperjuangkan kepentingan ksehatan, memberdayakan
perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan
memperhatikan situasi dan kondisi, khususnya sosial budaya masyarakat
setempat.

c. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Puskemas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat


pertama secara menyeluruh, terpadu, dan keseimbangan pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi :

1) Upaya Kesehatan Perorangan (UKP

Upaya kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi


(private good) dengan tujuan utama menyebuhkan penyakit pemulihan
kesehatan perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk
puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.

2) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

Upaya kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat umum atau


public goods dengan tujuan utama dengan memelihara dan meningkatkan
serta pemulihan kesehatan. UKM tersebut antara lain adalah promosi
kesehatan, memberantas penyakit, kesehatan lingkungan, perbaikan gizi,
peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa serta
berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

5. Ruang Lingkup Puskesmas


Beberapa jaringan pelayan puskesmas adalah sebagai berikut :
a. Puskesmas
1. Umumnya ada satu buah di setiap kecamatan
2. Jenis puskesmas menurut pelayanan kesehatan medis, dibagi dua
kelompok yakni, pelayanan kesehatan rawat jalan dan IGD.
3. Puskesmas dan perawatan, hanya pelayanan kesehatan rawat jalan.
4. Menurut wilayah kerja kerja puskesmas ini merupakan puskesmas
induk atau puskesmas kecamatan.
b. Puskesmas pembantu (Pustu) :
1. Ada satu tiap kelurahan
2. Pelayanan medis sederhana oleh perawat atau bidan, disertai jadwal
kunjungan dokter.
c. Puskesmas keliling (Puskel)
1. Kegiatan pelayanan khusus keluar gedung di wilayah kerja puskesmas
2. Pelayanan medis terpadu oleh dokter, perawat, bidan, gizi, pengobatan
dan penyuluhan.
d. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) :
1. Lumrahnya selalu ada satu atau lebih di setiap RW/desa/Kelurahan. Di
puskesmas Andalas terdiri dari 63 posyandu yang tersebar di 10
kelurahan
2. Hall ini sangat tergantung kepada peran serta aktif para RT, RW,
lurah, tokoh masyarakat setempat, bersama para kader kesehatan yang
telah dibentuk dan ditunjuk.
3. Dari sasaran pelayanan jenis posyandu, dibagi menjadi :
a. Posyandu bayi-balita
b. Posyandu lansia dan posbindu
6. Model-model manajemen Puskesmas
Agar visi piskesmas dapat tercapai, contoh model manajemen dan
penjabaran fungsinya antara lain sebagai berikut :
Model P1, P2, P3 (Perencanaan, Pengawasan, Pelaksanaan, Pengendalian, dan
Penilaian). Model seperti ini biasanya digunakan oleh jajaran kesehatan yang
berada di Puskesmas dijabarkan dengan:
a. P1 (Perencanaan) berbentuk perencanaan tingkat puskesmas (PTP)
b. P2 (Penggerakan Pelaksanaan) berbentuk lokakarya mini puskesmas.
c. P3 (Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian) berbentuk stratifikasi
Puskesmas yang berubah menjadi penilaian kinerja puskesmas.
7. Proses Manajemen Puskesmas
a. Tingkat Puskesmas (P1)
Perencanaan merupakan proses penyusunan kegiatan yang urut, yang
harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditentukan/disepakati dengan memanfaatkan sumber daya
yang tersedia secara berhasil guna dan berdaya guna.
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) diartikan sebagai proses
penyusunan rencana kegiatan Puskesmas pada tahun yang akan datang yang
dilakukan secara sistematis untuk meningkatkan mutu dan cakupan
pelayanan kesehatan pada masyarakat daalam upaya mengatasi masalah
kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya.

Tujuan perencanaan tingkat Puskesmas ada dua yaitu:

1. Tersusunnya Rencana Usulan Kegiatan (RUK) puskesmas untuk tahun


berikutnya dalam upaya mengatasi masalah atau sebagian masalah
kesehatan masyarakat.
2. Tersusunnya Rencana Peaksanaan Kegiatan (RPK) puskesmas setelah
diterimanya alokasi sumber daya untuk kegiatan tahunan berjalan dari
berbagai sumber.
b. Penggerakan dan Pengorganisasian (P2)
Puskesmas dianjurkan mengembangkan inovasi dan kreasinya dalam
pelaksanaan kegiatan, sehingga dapat mengarahkan pada tercapainya visi
dan misi Puskesmas. Tindak lanjut perencanaan adalah pengadaan
pengorganisasian internal puskesmas dan pemantauan dilaksanakan
lokakarya mini Puskesmas yang terdiri dari :
c. Pengawasan, Penilaian dan Pertanggungjawaban (P3)
Pengawasan, penilaian dan pertanggungjawaban adalah proses memperoleh
kepastian terhadap kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan
puskesmas terhadap rencana dan peraturan perundng-undangan serta
berbagai kewajiban yang berlaku. Untuk terselenggaranya pengawasan dan
pertanggungjawaban dilakukan kegiatan sebagai berikut :
a. Pengawasan
Pengawasan dibedakan atas dua macam yakni pengawasan internal dan
ekternal. Pengawasan internal dilakukan secara melewat oleh atasan
langsung. Pengawasan eksternal dilakukan oleh masyarakat, Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota serta berbagai istitusi Pemerintah terkait.
Pengawasan mencakup aspek administrasi, keuangan, dan teknis
pelayanan.
b. Penilaian
Kegiatan penilaian dilakukan pada akhir tahun anggaran. Kegiatan yang
dilakukan mencakup :
a) Melakukan penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan dan
hasil yang dicapai, dibandingkan dengan rencana tahunan dan
standar pelayanan. Sumber data yang dipergunakan pad penilaian
adalah sumber data dari simpus berupa data primer, data sumber
data dari hasil pemantauan bulanan dan triwulan sebagai data
sekunder.
b) Menyusun sarana peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai
dengan pencapaian serta masalah dan hambatan yang ditemukan
untuk rencana tahun berikutnya.
c. Pertanggung jawaban

Pada setiap akhir tahun anggaran, kepada Puskesmas harus membuat


laporan pertanggungjawban tahunan yang mencakup pelaksanaan kegiatan,
serta perolehan dan penggunaan berbagai sumber daya termasuk keuangan.
Laporan tersebut disampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
serta pihak/pihak terkait lainnya, termasuk masyarakat melalui Badan
Penyatuan Puskesmas (BPP).
Untuk terselenggaranya proses pengawasan, pengendalian dan
penilaian instrument yang dikembangkan di Puskesmas adalah :

1) Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)

Pemantauan Wilayah Setempat dilakukan oleh setiap program


Puskesmas untuk mengetahui apakah program yang dilaksanakan pada
bulan tertentu telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau belum.
Dengan membandingkan pencapaian kegiatan bulan lalu, selanjutnya
dilakukan pada bulan berikutnya. Pemantauan wilayah setempat (PWS)
berguna untuk melihat trend hasil kegiatan perbulan selama 3 bulan
dengan membandingkan target yang diharapkan atau ditetapkan. PWS
diarahkan secara cepat, wilayah mana yang sudah maju dan mana yang
belum. PWS harus dimanfaatkan untuk memberikan informasi serta
motivasi para piimpinan wilayah disemua tingkat administrasi secara
periodik.

2) Laporan Tahunan Puskesmas


3) Penilaian kinerja puskesmas sebagai pengganti startifikasi

Hasil cakupan (output) dan mutu pelayanan (outcame) dari


kegiatan puskesmas yang telah ditetapkan tingkat kabupaten. Hasil
kegiatan puskesmas yang dilakukan oleh tenaga kesehatan baik dalam
gedung maupun diluar gedung.

8. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)


a. Pengertian Simpus
Sistem informasi manajemen puskesmas merupakan suatu aplikasi
manajemen puskesmas yang fungsi utamanya adalah memanage semua data
pasien mulai dari pendaftaran, registrasi, pemeriksaan (diagnosis) serta
pengobatan pasien tersebut, kemudian data-data yang sudah di input ditampung
kedalam sebuah database yang nantinya akan dikategorikan sesuai dengan
parameter untuk kebutuhan laporan seperti laporan kunjungan harian, cara
pembayaran, jenis penyakit serta laporan lainnya yang sebagaimana dibutuhkan
didalam manajemen puskesmas.

Simpus adalah perangkat lunak yang dikembangkan untuk memenuhi


kebutuhan puskesmas dalam mengelola dat-data yang dimiliki untuk melihat
profil pasien, membantu mencari dat-data untuk pelaporan serta mendukung
berbagai keputusan dengna melihat dan menganalisa data-data yang dimiliki
puskesmas. Sistem informasi yang tepat dan didesain secara khusus akan sangat
membantu untuk mengelola data puskesmas serta untuk mendukung berbagai
keputusan baik level puskesmas atau level atasnya lagi.

Simpus sendiri memliki peran penting karena Sistem Kesehatan Daerah


(Sikda) tidak akan berjalan sebelum simpus beroperasi, sehingga sosialisasi
kepada pihak puskesmas sebagai pengguna aplikasi simpus terutama petugas
loket dan balai pengobatan (BP) yang akan bertindak sebagai operator computer
di puskesmas mutlak diperlukan agar sistem dikuasai dengan baik.

Dalam menunjang kemnadirian puskesmas, simpus merupakan sumber


informasi utama. Simpus mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas
manajemen puskesmas (Perencanaan, pergerakan, dan pelaksanaan serta
pengendalian, pengawasan dan penilaian) secara lebih berdaya guna dan berhasil
guna melalui pemanfaatan data dan informasi secara optimal yang diharapkan
terdiri atas :

1) Informasi yang berbasis masyarakat (community based information)


informasi inilah yang akan memperkuat psukesmas untuk mengetahui
tuntunan akan pentingnya kesehatan, sehingga dapat dikembangkan
program spesifik puskesmas.
2) Informasi dasar berbasis fasilitas pelayanan (facility Based Information)
yang akan dimanfaatkan untuk pemantauan dan evaluasi program yang
dilakukan puskesmas.
b. Tujuan Simpus
1. Meningkatkan kualitas manajemen puskesmas secara lebih berhasil guna
dan berdaya guna melalui pemanfaatan secara optimal dan Sistem
Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) dan informasi
lain yang menunjang.
2. Tujuan khusus
1) Dasar penyusunan perencanaan tingkat puskesmas (PTP)
2) Dasar penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan poko puskesmas
melalui lokmin.
3) Dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan poko puskesmas
melalui PWS dan stratifikasi
4) Mengatasi hambatan dalam pelaksanaan kegiatan dan pelayanan
puskesmas
c. Penyelenggaraan Simpus
1) Sumber Informasi :
a) Kartu pelayanan pasien, kartu kesehatan keluarga, registrasi
kunjungan, laporan kejadian luar biasa (KLB), dan laporan bulanan
sentinel.
b) Data informasi kependudukan, hasil kegiatan lintas sektoral
lainnya (BKKBN, Depdiknas)
2) Mekanis Penyajian
a) Data kegiatan dan data penunjang lainnya diolah, disajikan dan
diinterpretasikan sesuai dengan petunjuk teknis program
puskesmas
b) Pengolahan, analisis, interpretasi data dilakukan oleh
penanggungjawab kegiatan puskesmas dan pengelola program
disemua jenjang administrasi pelayanan.
d. Manfaat Simpus
Simpus memiliki beberapa manfaat, antara lain adalah :
1) Mempermudah dan mempercepat pelayanan (responsive)
2) Membakukan prosedur dan standar pelayanan (public services
standard)
3) Mendapatkan data dan informasi yang sahih dan falid (accountable)
4) Dengan seketika saling terhubung antara semua pihak memantau
(transporent)
5) Mengurangi beban kerja petugas puskesmas dan dinas kesehatan
(efisien).
e. Pemanfaatan Simpus
Adapun pemanfaatan simpus dipuskesmas yaitu :
a. Penyusunan rencana kerja
b. Rencana tahunan
c. Pemantauan dan evaluasi
d. Prioritas dan pemecahan masalah
f. Mekanisme Simpus
Simpus mempunyai beberapa mekanisme dalam pelaksanaannya antara lain
sebagai berikut :
1) Data SP2TP diolah, disajikan dan diinterpretasikan sesuai pedoman dari
masing-masing program yang ada.
2) Pengolahan, analisis interpretasi serta penyajian dilakukan oleh pengelola
kegiatan (setiap jenjang/program)
3) Informasi yang didapat dari pengolahan dan interpretasi dari SP2TP dan
sumber lain bersifat kualitatif dan kuantitatif)
g. Sumber Informasi Simpus
Puskesmas memiliki beberapa sumber informasi dalam pelaksanaannya,
antara lain:
1) SP2TP terdiri atas:
a. Catatan, kartu individu, rekan kesehatan keluarga dan buku registrasi
b. Laporan : mingguan, bulanan, tahunan, dan KLB
2) Survey lapangan
3) Laporan lintas sektoral
4) Laporan sarana kesehatan swasta
9. Program Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit (P2P) di Puskesmas
1. Defenisi Program P2P
Program pencegahan dan pengendalian penyakit yaitu program pelayanan
kesehatan puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penular penyakit
menular/infeksi, penyakit tidak menular dan penyakit yang dicegah dengan
imunisasi.
2. Tugas Program P2P
Merencanakan, melaksanakan pembinaan dan koordinasi serta pengawasan,
pengendalian kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit.
3. Tujuan
Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecatatan akbat penyakit menular
dan penyakit tidak menular
4. Kegiatan Pokok
1) Pencegahan dan penanggulangan faktor resiko
2) Peningkatan imunisasi
3) Penemuan dan tatalaksana penderita
4) Peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah
5) Peningkatan KIE pencegahan dan pemberantasan penyakit
5. Prioritas Penyakit yang ditanggulangi
Prioritas penyakit menular yang akan ditanggulangi adalah malaria, demam
berdarah dengue, diare, polio, filarial, chikungunya, kusta, tuberculosis,
HIV/AIDS, pneumonia, dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan
Imunisasi. Prioritas penyakit tidak menular yang ditanggulangi adalah
penyakit jantung dan gangguan sirkulasi, diabetes melitus, dan kanker.
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PKL

A. Gambaran Umum Puskesmas Andalas

3.1 Keadaan Geografis

Puskesmas andalas terletak di kelurahan andalas dengan wilayah kerja meliputi

10 kelurahan dengan luas 8.15 Km², terletak -0,939 LS/LU dan 100.38428 BT,

dengan batas-batas sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kecamatan Padang Utara, Kuranji

Sebelah Selasa : Kecamatan Padang Selatan

Sebelah Barat : Kecamatan Padang Barat

Sebelah Timur : Kecamatan Lubuk Begalung, Pauh

Sepuluh Kelurahan yang menjadi wilayah kerja Puskesmas Andalas adalah

sebagai berikut :

1. Kelurahan Sawahan

2. Kelurahan Jati Baru

3. Kelurahan Jati

4. Kelurahan Sawahan Timur

5. Kelurahan Kb Marapalam

6. Kelurahan Andalas

7. Kelurahan Kb Dalam Parak Karakah

8. Kelurahan Parak Gadang Timur

9. Kelurahan Simpang Haru

10. Kelurahan Ganting Parak Gadang


WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDALAS

3.2 Keadaan Demografi

Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Andalas pada tahun 2017 berjumlah

84.830 orang, terdiri dari penduduk asli dan pendatang. Sejumlah 22.675 orang

diantara tercatat sebagai keluarga miskin (gakin) dan telah mendapatkan penjaminan

pelayanan kesehatan bagi mmasyarakat miskin dlam bentuk jamkesmas sejumlah

13.890 orang dan jamkesmas sejumlah 8.785 orang. Hingga tahun 2017 kepesertaan

keluarga miskin dalam jamkesmas sudah hampir 100%.


NO KELURAHAN JUMLAH

1 SAWAHAN 5514

2 JATI BARU 6955

3 JATI 10350

4 SAWAHAN TIMUR 4666

5 KB MARAPALAM 6362

6 ANDALAS 11452

7 KB.DLM.PRK.KARAKAH 14251

8 PRK.GDG.TIMUR 9162

9 SP.HARU 4920

10 GT.PARAK GADANG 11198

JUMLAH 84830

3.3 Kondisi Sosial Budaya dan Ekonomi

Penduduk di wilayah kerja puskesmas andalas sebagian besar beragamam

islam. Warga non muslim, umumnya adalah kaum pendatang dari luar propinsi. Di

tengah perbedaan suku, agama dan budaya, aktifitas sosial dan peribadatan penduduk

berjalan dengan baik.

Mata pencarian pendudk beraneka ragam, mulai dari bertani, buruh,

pedagang, wiraswasta, pegawai swasta, pegawai negri, ABRI dan Lain-lain.

Pekerjaan Sebagai buruh umumnya adalah buruh pabrik dan industri rumah tangga

yang terdapat di beberapa kelurahan. Aktifitas perekonomian dalam lingkungan


menegah kebawah, juga berjalan sangat dinamis, ditunjang oleh keberadaan kampus

sebuah universitas swasta di kelurahan andalas.

3.4 Sarana dan Prasarana

a. Sarana dan Prasarana Umum, terdiri dari :

 Sarana Ibadah : mesjid dan mushalla.

 Sarana- sarana lingkungan : Perumahan, Tempat-tempat Umum (TTU),

Tempat Pengelolaan Makanan (TPM), Sarana Air Bersih (SAB) dan Sarana

Pembuangan Air Limbah (SPAL).

 Sarana Pendidikan : dari TK hingga PT, Madrasah Ibtidaiyah, SLB, Panti

asuhan dan PAUD (pendidikan Anak Usia Dini)

 Sarana pelayanan Kesehatan terdiri dari sarana kesehatan milik pemerintah,

UKBM dan swasta. Sarana kesehatan pemerintah selain puskesmas andalas

juga terdapat 8 puskesmas pembantu dan 3 pos kesehatan kelurahan.

Sedangkan UKBM berupaya posyandu berjumlah 86.

Untuk sarana pelayanan kesehatan pemerintah/swasta antara lain adalah :

1. Rumah Sakit Pemerintah :3

2. Rumah Sakit Swasta :6

3. Klinik Swasta : 14

4. Dokter Praktek Umum : 17 Orang

5. Dokter Praktek Spesialis : 8 Orang

6. Bidan Praktek Swasta : 12 Orang

7. Kader Aktif : 291 Orang


8. Pos KB : 7 Pos

9. Posyandu Balita : 86

10. Posyandu Lansia : 13

11. Batra :9

b. Prasarana

Sarana Khusus Untuk melaksanakan pelayanan kesehatan bagi seluruh

masyarakat dalam wilayah kerja, Puskesmas Andalas memiliki sarana dan

prasarana yang cukup. Secara umum sarana dan prasaranan tersebut meliputi :

1. Sarana Fisik Gedung

2. Sarana Transportasi

3. Saranan Pelayanan dan penunjang pelayanan

4. Saranan penunjang administrasi dan sistem informasi

3.5 Ketenagaan

Tenaga kesehatan yang bertugas di puskesmas andalas pada tahun 2017

berjumlah 63 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 50 orang PNS, 3 orang PTT, dan 2

Orang honor lepas, 2 orang tenaga kontrak BLUD dan 6 orang Volunter. Latar belakang

pendidikan umumnya diploma III bidang kesehatan. Distribusi tenaga sebagian besar

berada di puskesmas induk, sedangkan sebanyak 11 orang bertugas di 8 Pustu dan 3

orang di 3 Poskeskel. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, selain melalui

pelatihan-pelatihan pada program masing-masing, tenaga kesehatan juga diperkenankan

mengikuti pendidikan lebih tinggi. Pada tahun 2016 tercata 1 orang telah menyelesaikan

pendidikan S2 Kesehatan masyarakat, 2 orang petugas telah menyelesaikan pendidikan


profesi keperawatan dan yang sedang kuliah : 1 orang S2 kesehatan masyarakat, 2 S1

Kesehatan Masyarakat, 1 Orang profesi keperawatan, 1 orang S1 ahli giizi, 1 orang D4

analisi kesehatan, dan 2 orang D3 Kebidanan.


BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Minggu 1
Pada tanggal 26 Maret 2018 melakukan apel pagi di Puskesmas Andalas Padang dan
rientasi puskesmas, , dan serah terima mahasiswa dari KTU ke CI lapangan, dan
melakukan analisa situasi yaitu melakukan pengumpulan data umum puskesmas andalas
yaitu pengumpulan data primer dan sekunder puskesmas tentang kegiatan manajemen
pelayanan kesehatan yaitu menyusun perencanaan yang meliputi program puskesmas
(UKP dan UKP) dan program pengembangan puskesmas, dan pengumpulan data Sistem
Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS), dan diberikan bimbingan IKS (Keluarga
Sehat) oleh pembimbing CI lapangan dan melakukan pendataan keluarga sehat kerumah
warga
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN PKL

A. Identifikasi Masalah
Program peningkatan dan perbaikan gizi masyarakat merupakan salah satu program
prioritas pembangunan kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu dalam RPJM 2010-2014.
Berdasarkan indikator-indikator pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Indragiri Hulu,
dan untuk mendukung tercapainya pembangunan kesehatan masyarakat, maka program
peningkatan dan perbaikan gizi mempunyai 8 Indikator Kinerja yang mengacu pada tujuan
MDG’s. Dalam mengidentifikasi masalah di Seksi Gizi dan Peran Serta Masyarakat pada
Bidang Promosi Kesehatan dan Kesehatan Keluarga, maka program peningkatan dan perbaikan
gizi dengan 8 Indikator Kinerja dijadikan acuan.

Anda mungkin juga menyukai