Tiga faktor penting untuk terjadinya aplasia ialah : gangguan sel induk hemopoetik, gangguan
lingkungan mikro sumsum tulang dan mekanisme imunologik.
GEJALA KLINIS
1. Sindroma anemia
2. Perdarahan kulit : petechie dan echymosis
3. Perdarahan mukosa : epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis / melena dan menorrhagia
pada wanita.
4. Tanda-tanda infeksi : ulserasi mulut / tenggorok, selulitis leher, febris sampai sepsis.
5. Tidak dijumpai organomegalis seperti : splenomegali, hepatomegali atau limfadenopati.
KOMPLIKASI
Infeksi berat dan fatal, perdarahan, gagal jantung pada anemia berat.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Anemia normokromik normositer, derajat anemia dari ringan sampai berat.
2. Retikulositopenia
3. Leukopenia
4. Trombositopenia
5. Hapusan darah tepi tidak menunjukkan sel-sel muda
6. Sumsum tulang : hipoplasia sampai aplasia, jaringan sumsum tulang diganti oleh lemak
7. Pemeriksaan flowsitometri :CD 34 (3)yaitu penurunan CD 34
DIAGNOSIS
Dijumpai pansitopenia pada darah tepi yang dipastikan dengan adanya aplasia / hipoplasia
sumsum tulang. Sebaiknya dilakukan biopsi tulang, bukan hanya aspirasi sumsum tulang.
Kriteria diagnosis menurut International Agranulocytosis and Aplastic Anemia Study
Group(IAASG) adalah sebagai berikut:
A. Satu dari tiga :
a.Hemoglobiin kurang dari 10 g/dl,atau hematokrit kurang dari 30%
b.Trombosit kurang dari 50 x 109/L
c. Leukosit kurang dari 3,5 x 109/L atau netrofil kurang dari 1,5 x 10/L
B. Dengan retikulosit <30 x 10/L