PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rahayuningsih,2010).
1
akan memberikan manifestasi nyeri local akibat akumulasi abses dan
(Santacroce,2009).
2
Dinkes jateng menyebutkan padatahun 2009 jumlah kasus apendisitis
tentangperawatan pada klien pre dan post operasi apendiktomi dan dapat
postoperasi apendiktomi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
3
1. Bagi penulis
2. Bagi masyarakat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengkajian
Pengkajian nyeri terdiri atas dua komponen utama, yakni (a) riwayat
nyeri untuk mendapatkan data dari klien dan (b) observasi langsung
a. Riwayat Nyeri
5
b. Lokasi.
c. Intensitas nyeri.
nyeri yang palig sering di gunakan adalah rentang 0-5 atau 0-10.
Angka “0” menandakan tidak nyeri sama sekali dan angka tertinggi
d. Kualitas nyeri.
e. Pola.
6
Pola nyeri meliputi waktu awitan, durasi, dan kekambuhan
f. Faktor presipitasi.
atau sangat panas), stresor fisik dan emosional juga dapat memicu
munculnya.
tersebut bisa disebabkan oleh awitan nyeri atau oleh nyeri itu sendiri.
7
i. Sumber koping.
j. Respons afektif.
pada situasi, derajat dan durasi nyeri, dan banyak faktor lainnya.
8
sumber dan durasi nyeri. Pada awal awitan nyeri akut, respons
2. Diagnosa
enam bulan.
2) Batasan karakteristik
Subjektf .
9
Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan (nyeri)
dengan isyarat
Objektif
lingkungan menurun)
10
k) Berfokus pada diri sendiri
b) Menyerangai
d) Pucat
e) Menarik diri
11
yang dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya lebih
2) Batasan karakteristik
Subjektif
a) Depresi
b) Keltihan
Objektif
sebelumnya
b) Aneroksia
e) Wajah topeng
f) Perilaku melindungi
g) Irititabilitas
12
j) Gelisah
2) Batasan karaktersitik
Subjektif
d) Peningkatan menelan
e) Melaporkan “mual”
13
Gejala non-nanda internasional
tetapi dapat juga dialami setelah muntah atau ketika muntah tidak
terjadi
Terkait pengobatan
Biofisik
kehamilan)
14
c) Distensi lambung (mis., akibat pengosongan lambung yang
asupan makanan)
h) Nyeri
meningitis
Situasional
menyenangkan.
15
3. Perencanaan
a. Nyeri akut
social)
16
5) Intervensi : tentukan faktor yang dapat memperburuk nyeri
b. Nyeri kronis
penggunaan obat
klien
17
3) Intervensi : adakan pertemuan multidisipliner untuk
keperawatan
c. Mual
pasien mual
18
Rasionsal : mengidentifikasi keefektifan intrvensi yang
diberikan
keadaan hangat
mual
mengurangi mual
muntah
mg IV jika mual
19
Rasional : mengurangi mual dengan aksi sentralnya pada
hipotalamus
4. Implementasi
5. Evaluasi
1. Pengertian
kecil yang berkurang sekitar 4 inci (10 cm) yang buntu pada ujung
sekum. Apendiks dapat terobtruksi oleh massa fese yang keras yang
Apendiks yang ruptur merupkan gejala serius karena isi usus dapat
20
yang bersamaan dalam hidup mereka. Pria lebih cenderung terkena
2. Penyebab
awal dari kebanyakan penyakit ini. Namun ada beberapa faktor yang
a. Faktor sumbatan
21
kasus apendisitis kasus sederhana, 65% pada kasus apendisitis akut
dengan rupture .
b. Faktor bakteri
c. Kecenderungan familiar
yang tidak baik dan letaknya yang mudah terjadi apendisitis. Hal ini
22
d. Faktor ras dan diet
sehari-hari. Bangsa kulit putih yang dulunya pola makan rendah serat
kulit putih telah merubah pola makan tinggi serat. Justru Negara
3. Patofisiologi
23
edema dan ulaserasi mukosa. Pada saat itu terjadi apendisitis akut fokal
appendikkularis.
pembuluh darah.
24
Nyeri terasa pada abdomen kuadran bawah dan biasanya disertai
oleh demam ringan, mual, dan hilangnya nafsu makan. Nyeri tekan local
pada titik Mc. Burney bila dilakukan tekanan. Nyeri tekan lepas mungkin
akan dijumpai.
atau diare tidak tergantung pada beratnya infeksi dan lokasi appendiks.
di daerah lumbal; bila ujungnya ada pada pelvis, tanda-tanda ini hanya
atau ureter. Adanya kekeakuan pada bagian bawah otot rektum kanan
dapat terjadi.
pada kudaran bawah kanan. Apabila appendiks telah rupture, nyeri dan
dapat lebih menyebar ; distensi abdomen terjadi akibat ileus paralitik dan
5. Komplikasi
25
10-32%. Perforasi terjadi 24 jam setelah awitan nyeri. Gejala mencakup
demam dengan suhu 37,7 C atau lebih tinggi, penampilan toksik dan
6. Pemeriksaan diagnostic
a. Anamnesa
titik Mcburney)
b. Pemeriksaan fisik
C), perbedaan suhu rektal > ½ C, fleksi ringan art coxae dextra.
3) Psoas sign (+) m. psoas ditekan maka akan terasa sakit di titik
26
4) Obtrutator sign (+) fleksi dan enderotasi articulatio costa pada
c. Pemeriksaan penunjang
1) Laboratorium
leukositosis, >10,000/mm3)
27
7. Penatalaksanaan
medis dan terapi bedah. Terapi medis terutama diberikan pada pasien
pada pasien yang diberi terapi medis saja. Selain itu terapi medis juga
sebagi terapi awal berupa antibiotic dan drainase melalui CT-scan pada
absesnya.
spectrum luas kurang dari 24 jam untuk apendisitis non peforasi dan
28
toxix sistemik, atau pasien tua atau kesehatan yang buruk harus
darah serta pengeluaran urin pada level yang baik. Darah di berikan
bersamaan.
29
BAB III
METODOLOGI PENULISAN
A. Jenis/Desain/Rancangan Penelitian
daerah yang sangat sempit. Tetapi ditinjau dari sifat penelitian kasus lebih
30
C. Fokus Studi
nyeri yang efektif. Karena nyeri merupakan pengalaman yang subjektif dan
nyeri terdiri atas dua komponen utama, yakni (a) riwayat nyeri untuk
mendapatkan data dari klien dan (b) observasi langsung pada respons
1. Riwayat Nyeri
nyeri dan situasi tersebut dengan kata-kata mereka sendiri. Langkah ini
2. Lokasi.
31
Untuk menentukan lokasi nyeri yang spesifik, minta klien
3. Intensitas nyeri.
palig sering di gunakan adalah rentang 0-5 atau 0-10. Angka “0”
4. Kualitas nyeri.
5. Pola.
32
berapa lama nyeri berlangsung apakah nyeri berulang, dan kapan nyeri
terakhirkali muncul.
6. Faktor presipitasi.
contoh, aktivitas fisik yang berat dapat menimbulkan nyeri dada. Selain
Gejala ini meliputi mual, muntah, pusing, dan diare. Gejala tersebut
bisa disebabkan oleh awitan nyeri atau oleh nyeri itu sendiri.
tentang nyeri. Beberapa aspek kehidupan yang perlu dikaji terkait nyeri
9. Sumber koping.
33
Setiap individu memiliki strategi koping yang berbeda dalam
situasi, derajat dan durasi nyeri, dan banyak faktor lainnya. Perawat
Salah satu yang paling utama adalah ekspresi wajah. Perilaku seperti
pada sumber dan durasi nyeri. Pada awal awitan nyeri akut, respons
34
pernapasan, diaforesis, serta dilatasi pupil akibat terstimulasinya
system saraf simpatis. Akan tetapi, jika nyeri berlangsung lama, dan
perawat untuk mengkaji lebih dari satu respons fisiologis sebab bisa
pasien apendicitis
1. Observasi
a. Participant Observation
35
data. Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai
Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar
1) Wawancara
sumber data.
36
Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya
terstruktur :
responden.
G. Penyajian Data
37
bentuk teks dan narasi disertai dari pernyataan verbal dari subjek dan
permohonan ijin kepada institusi tempat penelitian dalam hal ini kepada RS.
TK II Pelamonia Makassar.
akan diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul serta
3. Confidentially
38
menghendaki agar dirinya tidak di ekspos kepada khalayak ramai. Oleh
karena itu jawaban tanpa nama dapat dipakai dan sangat dianjurkan
39