Anda di halaman 1dari 8

RESUME ETOS KERJA, SIKAP TERBUKA DAN ADIL

Oleh

NI PUTU SRI WIADNYANI (P07120216057)

KELAS 1B SMT 1 DIV KEPERAWATAN

KEMENTRIAN KESEHATAN RIPOLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2016/2017


Etos Kerja

Menurut Gregory (2003) sejarah membuktikan negara yang dewasa ini menjadi negara
maju, dan terus berpacu dengan teknologi/informasi tinggi pada dasarnya dimulai dengan suatu
etos kerja yang sangat kuat untuk berhasil. Maka tidak dapat diabaikan etos kerja merupakan
bagian yang patut menjadi perhatian dalam keberhasilan suatu perusahaan, perusahaan besar dan
terkenal telah membuktikan bahwa etos kerja yang militan menjadi salah satu dampak
keberhasilan perusahaannya. Etos kerja seseorang erat kaitannya dengan kepribadian, perilaku,
dan karakternya. Setiap orang memiliki internal being yang merumuskan siapa dia. Selanjutnya
internal being menetapkan respon, atau reaksi terhadap tuntutan external. Respon internal being
terhadap tuntutan external dunia kerja menetapkan etos kerja seseorang (Siregar, 2000 : 25)

Menurut Geertz (1982:3) Etos adalah sikap yang mendasar terhadap diri dan dunia yang
dipancarkan hidup. Sikap disini digambarkan sebagai prinsip masing-masing individu yang
sudah menjadi keyakinannya dalam mengambil keputusan. Menurut kamus Webster, etos
didefinisikan sebagai keyakinan yang berfungsi sebagai panduan tingkah laku bagi seseorang,
sekelompok, atau sebuah institusi (guiding beliefs of a person, group or institution).

Menurut Usman Pelly (1992:12), etos kerja adalah sikap yang muncul atas kehendak dan
kesadaran sendiri yang didasari oleh sistem orientasi nilai budaya terhadap kerja. Dapat dilihat
dari pernyataan di muka bahwa etos kerja mempunyai dasar dari nilai budaya, yang mana dari
nilai budaya itulah yang membentuk etos kerja masing-masing pribadi.

Etos kerja dapat diartikan sebagai konsep tentang kerja atau paradigma kerja yang
diyakini oleh seseorang atau sekelompok orang sebagai baik dan benar yang diwujudnyatakan
melalui perilaku kerja mereka secara khas (Sinamo, 2003,2).

Menurut Toto Tasmara, (2002) Etos kerja adalah totalitas kepribadian dirinya serta
caranya mengekspresikan, memandang, meyakini dan memberikan makna ada sesuatu, yang
mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang optimal sehingga pola hubungan
antara manusia dengan dirinya dan antara manusia dengan makhluk lainnya dapat terjalin dengan
baik. Etos kerja berhubungan dengan beberapa hal penting seperti:
a. Orientasi ke masa depan, yaitu segala sesuatu direncanakan dengan baik, baik waktu,
kondisi untuk ke depan agar lebih baik dari kemarin.
b. Menghargai waktu dengan adanya disiplin waktu merupakan hal yang sangat penting
guna efesien dan efektivitas bekerja.
c. Tanggung jawab, yaitu memberikan asumsi bahwa pekerjaan yang dilakukan
merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan ketekunan dan kesungguhan.
d. Hemat dan sederhana, yaitu sesuatu yang berbeda dengan hidup boros, sehingga
bagaimana pengeluaran itu bermanfaat untuk kedepan.
e. Persaingan sehat, yaitu dengan memacu diri agar pekerjaan yang dilakukan tidak
mudah patah semangat dan menambah kreativitas diri.

Etos berasal dari bahasa Yunani (etos) yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak,
karakter, serta keyakinan atas sesuatu.Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh
kelompok bahkan masyarakat. Dalam kamus besar bahasa Indonesia etos kerja adalah semangat
kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau sesesuatu kelompok. secara
terminologis kata etos adalah yang mengalami perubahan makna yang meluas. Digunakan dalam
tiga pengertian yang berbeda yaitu:
- Suatu aturan umum atau cara hidup
- Suatu tatanan aturan perilaku.
- Penyelidikan tentang jalan hidup dan seperangkat aturan tingkah laku .

Secara umum, etos kerja berfungsi sebagai alat penggerak tetap perbuatan dan kegiatan individu
sebagai seorang pengusaha atau manajer. Menurut A. Tabrani Rusyan, (1989) fungsi etos kerja
adalah:
a. pendorang timbulnya perbuatan
b. penggairah dalam aktivitas
c. penggerak, seperti; mesin bagi mobil, maka besar kecilnya motivasi yang akan
menentukan cepat lambatnya suatu perbuatan.
Dalam pengertian lain, etos dapat diartikan sebagai thumuhat yang berkehendak atau
berkemauan yang disertai semangat yang tinggi dalam rangka mencapai cita-cita yang positif.
Akhlak atau etos dalam terminologi Prof. Dr. Ahmad Amin adalah membiasakan kehendak.
Kesimpulannya, etos adalah sikap yang tetap dan mendasar yang melahirkan perbuatan-
perbuatan dengan mudah dalam pola hubungan antara manusia dengan dirinya dan diluar dirinya
.
Dari keterangan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa kata etos berarti watak atau
karakter seorang individu atau kelompok manusia yang berupa kehendak atau kemauan yang
disertai dengan semangat yang tinggi guna mewujudkan sesuatu keinginan atau cita-cita.Etos
kerja adalah refleksi dari sikap hidup yang mendasar maka etos kerja pada dasarnya juga
merupakan cerminan dari pandangan hidup yang berorientasi pada nilainilai yang berdimensi
transenden.
Menurut K.H. Toto Tasmara etos kerja adalah totalitas kepribadian dirinya serta caranya
mengekspresikan, memandang, meyakini dan memberikan makna ada sesuatu, yang mendorong
dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang optimal (high Performance). Dengan demikian
adanya etos kerja pada diri seseorang pedagang akan lahir semangat untuk menjalankan sebuah
usaha dengan sungguh-sungguh, adanya keyakinan bahwa dengan berusaha secara maksimal
hasil yang akan didapat tentunya maksimal pula. Dengan etos kerja tersebut jaminan
keberlangsungan usaha berdagang akan terus berjalan mengikuti waktu.

Cara Menumbuhkan Etos Kerja :


1. Menumbuhkan sikap optimis :
a. Mengembangkan semangat dalam diri
b. Peliharalah sikap optimis yang telah dipunyai
c. Motivasi diri untuk bekerja lebih maju
2. Jadilah diri anda sendiri :
a. Lepaskan impian
b. Raihlah cita-cita yang anda harapkan
3. Keberanian untuk memulai :
a. Jangan buang waktu dengan bermimpi
b. Jangan takut untuk gagal
4. Kerja dan waktu :
a. Menghargai waktu (tidak akan pernah ada ulangan waktu)
b. Jangan cepat merasa puas
5. Kosentrasikan diri pada pekerjaan :
a. Latihan berkonsentrasi
b. Perlunya beristirahat
6. Bekerja adalah sebuah panggilan Tuhan(Khasanah, 2004)
Aspek Kecerdasan yang Perlu Dibina dalam Diri, untuk Meningkatkan Etos Kerja :
a. Kesadaran : keadaan mengerti akan pekerjaanya.
b. Semangat : keinginan untuk bekerja.
c. Kemauan : apa yang diinginkan atau keinginan, kehendak dalam bekerja.
d. Komitmen : perjanjian untuk melaksanakan pekerjaan (janji dalam bekerja).
e. Inisiatif : usaha mula-mula, prakarsa dalam bekerja.
f. Produktif : banyak menghasilkan sesuatu bagi perusahaan.
g. Peningkatan : proses, cara atau perbuatan meningkatkan usaha, kegiatan dan sebagainya
dalam bekerja.
h. Wawasan : konsepsi atau cara pandang tentang bekerja.(Siregar, 2000, p.24)

Fungsi dan Tujuan Etos Kerja


Secara umum, etos kerja berfungsi sebagai alat penggerak tetap perbuatan dan kegiatan
individu. Menurut A. Tabrani Rusyan, fungsi etos kerja adalah: Pendorang timbulnya perbuatan,
Penggairah dalam aktivitas, Penggerak, seperti mesin bagi mobil besar kecilnya motivasi akan
menentukan cepat lambatnya suatu perbuatan.
Kerja merupakan perbuatan melakukan pekerjaan atau menurut kamus W.J.S
Purwadaminta, kerja berarti melakukan sesuatu, sesuatu yang dilakukan.Kerja memiliki arti luas
dan sempit dalam arti luas kerja mencakup semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik
dalam hal materi maupun non materi baik bersifat intelektual maupun fisik, mengenai keduniaan
maupun akhirat.Sedangkan dalam arti sempit, kerja berkonotasi ekonomi yang persetujuan
mendapatkan materi.Jadi pengertian etos adalah karakter seseorang atau kelompok manusia yang
berupa kehendak atau kemauan dalam bekerja yang disertai semangat yang tinggi untuk
mewujudkan cita-cita.
Sikap Terbuka dan Adil

Keterbukaan atau transparansi berasal dari kata dasar terbuka dan transparan, yang secara
harfiah berarti jernih, tembus cahaya, nyata, jelas, mudah dipahami, tidak keliru, tidak sangsi
atau tidak ada keraguan. Dengan demikian Keterbukaan atau transparansi adalah tindakan yang
memungkinkan suatu persoalan menjadi jelas mudah dipahami dan tidak disangsikan lagi
kebenarannya. Kaitannya dengan penyelenggaraan pemerintahan, keterbukaan atau transparansi
berarti kesediaan pemerintah untuk senantiasa memberikan informasi faktual mengenai berbagai
hal yang berkenaan dengan proses penyelenggaraan pemerintahan. Keadilan menurut Kamus
Umum Bahasa Indonesia berasal darai kata adil yang berarti kejujuran, kelurusan dan keikhlasan
dan tidak berat sebelah, tidak memihak, tidak sewenang-wenang.
Menurut Ensiklopedi Indonesia kata Adil berart:Tidak berat sebelah atau tidak memihak kesalah
satu pihak, Memberikan sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan hak yang harus diperolehnya,
Mengetahui hak dan kewajiban, mana yang benar dan yang salah, jujur, tepat menurut aturan
yang berlaku. Tidak pilih kasih dan pandang siapapun, setiap orang diperlakukan sesuai hak dan
kewajibannya.

Identitas Nasional

Identitas Nasional adalah suatu jati diri yang khas dimiliki oleh suatu bangsa dan tidak
dimiliki oleh bangsa yang lain. Dalam hal ini, tidak hanya mengacu pada individu saja, akan
tetapi berlaku juga pada suatu kelompok.

Kata Identitas berasal dari kata Identitu, yang memiliki arti tanda-tanda, ciri-ciri, atau jati
diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain.
Sementara itu kata “nasional” merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang
lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan fisiik, baik fisik seperti budaya, agama dan
bahasa maupun nonfisik seperti cita-cita, keinginan dan tujuan.Himpunan kelompok inilah yang
kemudian disebut dengan identitas bangsa atau identitas nasional yang pada akhirnya melahirkan
tindakan kelompok yang diwujudkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang
diberi atribut-atribut nasional.

Pengertian Identitas Nasional adalah kumpulan nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang dihimpun dalam satu
kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan pancasila dan Bhineka Tunggal
Ika sebagai dasar dan arah pengembangannya.

Hakikat Identitas Nasional kita sebagai bangsa di dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara adalah pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam penataan kehidupan kita dalam
arti yang luas, misalnya di dalam aturan perundang-undangan atau moral yang secara normatif
diterapkan di dalam pergaulan, baik itu di dalam tataran nasional maupun internasional dan lain
sebagainya.Dengan demikian nilai-nilai budaya yang tercermin di dalam identitas nasional
tersebut bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan domatis,
melainkan sesuatu yang terbuka yang cenderung terus-menerus bersemi karena adanya hasrat
menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat.Konsekuensi dan implikasinya adalah identitas
nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk ditafsir dengan diberi makna baru agar tetap
relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat.

Unsur Unsur Identitas Nasional


Berbicara mengenai unsur-unsur identitas nasional, maka identitas nasional Indonesia
merujuk pada suatu bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu merupakan gabungan unsur unsur
pembentuk identitas nasional yang meliputi :
1. Suku Bangsa merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional. Golongan
sosial yang khusus yang bersifat askriptif atau ada sejak lahir, dimana sama coraknya
dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia khususnya, terdapat banyak
sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang tiga ratus dialek bahasa.
2. Agama merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional. Bangsa Indonesia
dikenal sebagai masyarakat yang agamis (didasarkan pada nilai agama). Agama-agama
yang tumbuh dan berkembang di nusantara yaitu agama islam, katholik, kristen, hindu,
budha dan kong hu cu.
3. Kebudayaan merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional. Pengetahuan
manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-
model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukung utntuk
menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan
atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakukan dan benda-benda kebudayaan)
sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4. Bahasa merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional. Dalam hal ini,
bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-
unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana berinteraksi antarmanusia.

Dari unsur unsur identitas nasional di atas, dapat dirumuskan pembagiannya menjadi tiga bagian
yaitu :
1. Identitas Fundamental, yaitu pancasila sebagai falsafat bangsa, dasar negara dan ideologi
negara.
2. Identitas Instrumental, yaitu berisi UUD 1945 dan tata perundang-undangannya. Dalam
hal ini, bahasa yang digunakan bahasa Indonesia, bendera negara Indonesia, lambang
negara Indonesia, lagu kebangsaan Indonesia yaitu Indonesia Raya.
3. Identitas Alamiah, yaitu meliputi negara kepulauan dan pluralisme dalam suku, budaya,
bahasa dan agama serta kepercayaan.

Sekian pemabahasan mengenai pengertian identitas nasional dan unsur unsur identitas nasional,
semoga tulisan saya mengenai pengertian identitas nasional dan unsur unsur identitas nasional
dapat bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai