Latar Belakang
Arthritis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan beberapa
kondisi nyeri sendi dan tulang. Osteoarthritis adalah bentuk paling umum dari
artritis dimana jaringan ikat antara tulang secara bertahap menjauh mengarah ke
tulang dan mengakibatkan gesekan dan terasa sakit pada tulang di sendi dan juga
dapat menyebabkan sendi berpindah dari posisi alaminya. Sendi yang paling
sering terkena adalah tulang tangan, lutut dan pinggul. Prevalensi osteoartritis
meningkat sekitar 12% dari 65 orang yang terkena dampak oleh kondisi tersebut.
Obesitas juga menjadi faktor risiko untuk terkena kondisi tersebut.
Dalam beberapa kasus osteoarthritis yang parah, dibutuhkan operasi
(artroplasti) rekonstruksi atau mengganti sendi yang sakit, dan diharapkan dapat
membantu mengembalikan gerakan dan fungsi sendi.
Hip Replacement adalah penggantian sendi pinggul dengan prosthesis
(merupakan salah satu yang paling umum). Fungsi utama sendi pinggul adalah
mendukung berat tubuh ketika saat berdiri atau saat berjalan. Panggul artroplasti
dapat dilakukan ketika kerusakan yang terjadi pada sendi tidak dapat dipulihkan,
kerusakan ini sering menyebabkan rasa sakit, disfungsi dan mengurangi kualitas
hidup.
Perawatan untuk pasien yang diprioritaskan untuk pemulihan dari operasi
penggantian pinggul adalah manajemen rasa sakit dan ketidaknyamanan,
mobilitas terganggu dan kecemasan berkaitan dengan defisit pengetahuan tentang
proses rehabilitasi (Schoen, 2000).
Definisi
Penggantian panggul total berarti membuat irisan pada sisi pinggul.
Bagian pinggul yang rusak digantikan dengan tiruan (Nastional Association of
Orthopaedic Nurses, 2009).
Penggantian panggul atau artroplasti, adalah prosedur pembedahan bagian
pinggang yang sakit kemudian diganti dengan yang baru (material buatan).
Bagian-bagian buatan disebut protesa. Tujuan dari operasi penggantian pinggul
adalah untuk meningkatkan mobilitas dengan menghilangkan rasa sakit dan
memperbaiki fungsi dari sendi pinggul.
Pada akhir-akhir ini, total hip replacement sudah banyak dilakukan, dan
pasiennya adalah orang dewasa yang berumur lebih dari 20 tahun, dengan cara
operasi oleh dokter bedah tulang. Pasien yang dianjurkan untuk melakukan
tindakan operasi adalah pasien dengan umur lebih dari 20 tahun, bukan untuk
anak-anak ataupun orang yang berumur kurang dari 20 tahun, hal ini disebabkan
karena pada anak-anak, walaupun terjadi patah tulang tidak perlu melakukan
tindakan operasi. Tulang pada anak-anak akan tumbuh, dan akan kembali normal
dengan sendirinya. Sedangkan pada orang dewasa harus dilakukan total hip
replacement karena orang yang sudah berumur 20 tahun ke atas,pertumbuhan
tulangnya sudah terhenti, sedangkan orang yang sudah tua sudah mengalami
osteoporosis,dan pembuluh darahnya mudah mati, hingga tidak dapat
memperbaiki kondisinya sendiri dan harus dilakukan tindakan operasi.1
Etiologi 2
Osteoartritis mengakibatkan hilangnya tulang rawan, remodeling tulang
yang mendasari dan osteofit (tulang perkembangan) pembentukan di margin
bersama, dengan konsekuensi pertumbuhan dari bentuk sendi. (NCC, 2008).
a) Osteoartritis biasanya terjadi pada seseorang yang berumur 50 tahun dan
yang berumur lebih tua. Dalam bentuk penyakit, tulang rawan artikular
(bantalan tulang pinggul) menipis. Tulang kemudian bergesekan sehingga
terjadi nyeri dan kekakuan.
b) Rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimmun di mana membran
sinovial menjadi meradang, menghasilkan cairan sinovial terlalu sedikit,
dan kerusakan tulang rawan artikular, yang menyebabkan rasa sakit dan
kekakuan.
c) Trauma arthritis dapat menjadi cedera serius atau patah tulang pinggul.
Tulang rawan artikular menjadi rusak dari waktu ke waktu, menyebabkan
rasa sakit pinggul dan kekakuan.
Patofisiologi 3,4
Penyebab utama dari arthritis pinggul adalah osteoarthritis dan non
inflamasi gangguan degeneratif sinovial sendi. Indikasi pembedahan ini meliputi
artritis, fraktur kolum femoris, kegagalan pembenahan rekonstruksi sebelumnya,
dan masalah karena penyakit pinggul kongenital.
Klien dengan arthrosis pinggul harus meminimalisir berbagai gerakan
pinggul dan akibatnya mengalami kesulitan dalam melaksanakan kegiatan sehari-
hari. nyeri pinggul terkait dengan osteoarthritis biasanya memburuk dengan
penggunaan bersama, dan biasanya paling parah pada awal atau selama istirahat,
dan menjadi lebih parah di akhir hari.
Indikasi 3,5
Nyeri kronis hebat yang progresif disertai dengan buruknya fungsi harian
yang termasuk berjalan, menaiki tangga-tangga, dan bahkan bangun dari posisi
duduk, akhirnya menjadi sebab untuk mempertimbangkan penggantian total
pinggul. Karena sendi-sendi pinggul yang diganti dapat gagal seiring dengan
waktu, apakah dan kapan untuk melakukan penggantian total pinggul adalah
keputusan-keputusan yang tidak mudah, terutama pada pasien-pasien yang lebih
muda. Penggantian umumnya dipertimbangkan setelah nyeri menjadi begitu parah
sehingga ia menghalangi fungsi yang normal meskipun dengan penggunaan obat-
obat anti peradangan dan/atau nyeri. Penggantian total sendi pinggul adalah
prosedur memilih, yang berarti bahwa ia adalah pilihan yang dipilih di antara
alternatif-alternatif lain. Penggantian panggul total adalah keputusan yang dibuat
berdasarkan pemahaman resiko dan manfaat-manfaat yang menguntungkan.
Mangetahui keduanya adalah hal penting sebelum mengambil keputusan.
pergantian panggul total akan lebih bermanfaat apabila dilakukan
kepada klien atau pasien yang mengalami hal sebagai berikut :
a) Panggul sakit terus sambil istirahat, baik siang atau malam hari.
b) Kekakuan dalam panggul membatasi kemampuan klien untuk
memindahkan atau mengangkat kaki klien.
c) Klien telah menggunakan pereda nyeri sedikit dari obat anti-inflamasi atau
glukosamin sulfat.
d) Klien memiliki efek samping yang berbahaya atau tidak menyenangkan
dari obat pinggul Klien
e) Perawatan lainnya seperti terapi fisik atau menggunakan alat bantu kiprah
seperti tongkat tidak menghilangkan rasa sakit pinggul.
f) Sendi panggul sudah aus dan robek akibat proses penuaan alami, trauma
atau penyakit rematik.
g) Fraktur atau nekrosis iskemik
h) Pascaoperasi prosedur operasi sebelumnya, misalnya: rekonstruksi
bersama (osteotomy), arthrodesis, segmental atau total penggantian
pinggul (THR).
Komplikasi 6,4
Komplikasi penggantian panggul total termasuk yang diakibatkan oleh
imobilitas, osifikasi heterotropikdan nekrosis avaskuler. Metoda memperbaiki
fiksasi semen, prostesis tumbuhke dalam, dan graft tulang ditujukan untuk
mengurangi kemungkinan longgarnya prostesis.
1) Dislokasi Prostesis Panggul. Dislokasi dapat terjadi karena pengubahan
posisi yang melebihi prostesis. Dislokasi prostesis harus segera diketahui
dan direduksi secepatnya sehingga tidak sampai terjadi kerusakan
peredaran darah dan saraf. Indikasi dislokasi adalah pemendekan tungkai,
ketidakmampuan menggerakkannya, ketidaksegarisan, rotasi abnormal,
dan ketidaknyamanan bertambah. Pasien diajari untuk mengubah posisi
perlindungan: Tetap abduksi, menghindari rotasi interna dan eksterna,
hiperekstensi, dan fleksi tajam. Pasien harus menggunakan bantal di antara
kedua tungkai bila berbaring dalam posisi telentang atau berbaring miring
dan ketika membalik. Pasien diinstruksikan untuk tidak tidur dengan
pinggul yang dioperasi di bawah, sampai diperbolehkan oleh ahli bedah.
Pasien sangat tidak boleh menyilangkan tungkai. Fleksi tajam harus
dihindari. Bila prostesis mengalami dislokasi, ahli bedah harus diberitahu
agar panggul dapat direduksi dan distabilisasi. Ketika otot dan kapsul
sendi mulai sembuh, kemungkinan dislokasi akan menurun. Stres terhadap
sendi panggul yang baru harus sangat minimal selama 3 samapi 6 bulan
pertama.
2) Drainase Luka. Cairan dan darah yang terkumpul di tempat pembedahan
biasanya dapat dikeluarkan dengan alat penghisap portabel. Penghisapan
ini akan mencegah penumpukan cairan, yang dapat mengaakibatkan
ketidaknyamanan dan dapat menjadi tempat infeksi. Haluaran cairan 200
sampai 500 ml pada 24 jam pertama biasa terjadi; pada 24 jam setelah
operasi, total jumlah dalam 8 jam biasanya berkurang sampai 30 ml atau
kurang, dan alat penghisap bisa dilepas. Volume cairan lebih dari yang
diharapkan harus segera dilaporkan pada dokter. Bila diperkirakan akan
terjadi kehilangan darah yang banyak pada bedah penggantian sendi
panggul total, maka dapat dilakukkan autotransfusi (mis. Darah yang
keluar disaaring dan diinfuskan kembali ke pasien pada periode segera
setelah operasi) untuk mengurangi transfusi darah homolog.
3) Trombosis Vena Profunda. Risiko terjadinya tromboembolisme biasanya
sangat tinggi setelah pembedahan rekonstruksi panggul. Perawat harus
melakukan upaya pencegahan dan memantau pasien secara ketat untuk
kemungkinan adanya trombosis vena profunda dan emboli paru. Upaya
untuk memperbaiki peredaran darah dan mengurangi statis vena
merupakan prioritas bagi pasien yang menjalani rekonstruksi pinggul.
Heparin dosis rendah atau enoksaparin, suatu heparin dengan berat
molekul rendah yang tidak memerlukan pwmantauan waktu pembekuan
rutin, dapat diberikan sebagai profilaksis untuk trombosis vena profunda
setelah bedah penggantian pinggul.
4) Infeksi. Infeksi merupakan komplikasi serius setelah penggantian panggul
total karena bila terdapat infeksi dalam, maka implan harus diangkat.
Pasien yang menderita diabetes, lansia, kegemukan, atau nutrisi buruk,
yang menderita artritis reumatoid,atau yang menderita infekssi lain (mis.
Infeksi saluran kemih, abses gigi) atau mengalami hematoma yang besar
mempunyai risiko tinggi mengalami infeksi. Karena infeksi sendi total
merupakan bencana besar, maka harus diupayakan segala usaha untuk
meminimalkan kejadiannya. Potensial sumber infeksi harus benar-benar
dihindari. Harus diberikan antibiotik profilaksis. Bila menggunakan
kateter indwelling atau menggunakan alat penghisap portabel, harus
dilepas sesegera mungkin untuk menghindari infeksi. Antibiotik
profilaksis dapat diberikan bila pasien memerlukan instrumentasi bedah
selanjutkan, seperti pencabutan gigi atau pemeriksaan sistoskopi.
A. Definisi
Anestesi regional adalah hambatan impuls nyeri suatu bagian tubuh
sementara pada impuls saraf sensorik, sehingga impuls nyeri dari satu bagian
tubuh diblokir untuk sementara (reversibel). Fungsi motorik dapat terpengaruh
sebagian atau seluruhnya. Tetapi pasien tetap sadar.
B. Pembagian Anestesi/Analgesia Regional
1. Blok sentral (blok neuroaksial), yaitu meliputi blok spinal, epidural, dan
kaudal. Tindakan ini sering dikerjakan.
2. Blok perifer (blok saraf), misalnya anestesi topikal, infiltrasi lokal, blok
lapangan, dan analgesia regional intravena.
C. Keuntungan Anestesia Regional
1. Alat minim dan teknik relatif sederhana, sehingga biaya relatif lebih
murah.
2. Relatif aman untuk pasien yang tidak puasa (operasi emergency, lambung
penuh) karena penderita sadar.
3. Tidak ada komplikasi jalan nafas dan respirasi.
4. Tidak ada polusi kamar operasi oleh gas anestesi.
5. Perawatan post operasi lebih ringan.
Blok neuroaksial akan menyebabkan blok simpatis, analgesia sensoris dan blok
motoris (tergantung dari dosis, konsentrasi, dan volume obat anestesi lokal).
I. Anastesi Spinal
Anestesi spinal ialah pemberian obat anestetik lokal ke dalam ruang subarachnoid.
Anestesi spinal diperoleh dengan cara menyuntikkan anestetik lokal ke dalam
ruang subarachnoid. Anestesi spinal/subaraknoid disebut juga sebagai
analgesi/blok spinal intradural atau blok intratekal.
Untuk mencapai cairan serebrospinal, maka jarum suntik akan menembus kutis
subkutis Lig. Supraspinosum Lig. Interspinosum Lig. Flavum ruang
epidural durameter ruang subarachnoid.
Gambar 1. Anestesi Spinal
KESIMPULAN