Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG PROLAPSUS UTERI

PADA PASIEN DI POLI KANDUNGAN RSD


dr. SOEBANDI JEMBER

Oleh :
Kelompok 2A
Popi Dyah Putri K., S.Kep NIM 132311101035
Yeni Dwi Aryati, S.Kep NIM 132311101045
Saltish Aguinaga, S.Kep NIM 132311101046
Devi Maharani H., S.Kep NIM 132311101056
Laili Fajariyatul H., S.Kep NIM 142311101022
Umar Faruq, S.Kep NIM 162311101303

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik/materi : Prolapsus Uteri


Sasaran : Pasien Poli Kandungan
Waktu : 07.30 - 08.30 WIB
Hari/ Tanggal : Kamis, 28 Juni 2018
Tempat : Poli Kandungan RSD dr. Soebandi Jember

A. Latar Belakang
Prolapsus uteri merupakan salah satu bentuk dari turunya peranakan, yaitu
turunnya rahim beserta jaringan penunjangnya kedalam liang atau rongga vagina.
Turunnya peranakan dapat terjadi karena adanya kelemahan pada otot besar panggul
sehingga satu atau lebih organ didalam panggul turun.
Menurut penelitian yang dilakukan WHO tentang pola formasi keluarga dan
kesehatan, ditemukan kejadian prolapsus uteri lebih tinggi pada wanita yang
mempunyai anak lebih dari tujuh daripada wanita yang mempunyai satu atau dua anak.
Prolapsus uteri lebih berpengaruh pada perempuan di negaranegara berkembang yang
perkawinan dan kelahiran anaknya dimulai pada usia muda dan saat fertilitasnya masih
tinggi. Peneliti WHO menemukan bahwa laporan kasus prolapsus uteri jumlahnya jauh
lebih rendah daripada kasuskasus yang dapat dideteksi dalam pemeriksaan medik.
Frekuensi prolapsus genitalia di beberapa negara berlainan, seperti dilaporkan
di klinik d’Gynecologie et Obstetrique Geneva insidensinya 5,7%, dan pada periode
yang sama di Hamburg 5,4%, Roma 6,7%. Dilaporkan di Mesir, India, dan Jepang
kejadiannya tinggi, sedangkan pada orang Negro Amerika dan Indonesia kurang.
Frekuensi prolapsus uteri di Indonesia hanya 1,5% dan lebih sering dijumpai pada
wanita yang telah melahirkan, wanita tua dan wanita dengan pekerja berat. Dari 5.372
kasus ginekologik di Rumah Sakit Dr. Pirngadi di Medan diperoleh 63 kasus prolapsus
uteri terbanyak pada grande multipara dalam masa menopause dan pada wanita petani,
dari 63 kasus tersebut 69% berumur diatas 40 tahun. Jarang sekali prolapsus uteri
dapat ditemukan pada seorang nullipara.
Partus yang berulang kali dan terjadi terlampau sering merupakan faktor utama
terjadinya prolapsus uteri. Wanita yang pernah melahirkan terutama yang mempunyai
riwayat melahirkan empat kali atau lebih akan mengalami kelemahan otot besar
panggul sehingga terjadi penurunan organ panggul.
Penentuan letak uterus normal dan kelainan dalam letak alat genital bertambah
penting artinya, karena diagnosis yang tepat perlu sekali guna penatalaksanaan yang
baik sehingga tidak timbul kembali penyulit pascaoperasi di kemudian hari.
Oleh karena itu, penting untuk diadakannya penyuluhan kesehatan kepada masyarakat
untuk mengenalakn lebih dalam lagi tentang prolaps uteri untuk terhinda dan segera
memeriksakan kesehatan setelah mendapat tanda-tanda prolaps uteri.
B. Standar Kompetensi
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, sasaran akan dapat mengerti dan
memahami tentang prolapsus uteri dan pentalaksanaanya.
C. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 60 menit sasaran akan mampu:
a. Menjelaskan tentang pengertian prolapsus uteri;
b. Menjelaskan tentang tanda dan gejala prolapsus uteri;
c. Menjelaskan tentang penyebab prolapsus uteri;
d. Menjelaskan tentang penatalaksanaan prolapsus uteri.
D. Pokok Bahasan
Prolapsus uteri
E. Subpokok Bahasan
a. Pengertian prolapsus uteri
b. Tanda dan Gejala prolapsus uteri
c. Penyebab prolapsus uteri
d. Penatalaksanaan pada pasien prolapsus uteri
F. Waktu
1 x 60 Menit
G. Bahan atau alat yang digunakan
a. Materi
b. Leaflet
H. Model Pembelajaran
a. Jenis model pembelajaran : Ceramah dan diskusi
b. Landasan Pokok :
1. Menciptakan suasana ruangan yang baik
2. Mengajukan masalah
3. Membuat keputusan nilai personal
4. Mengidentifikasi pilihan tindakan
5. Memberi komentar
6. Menetapkan tindak lanjut
I. Setting Tempat

Keterangan :

= Pemateri

= Audience

= Pembimbing

J. Persiapan
Pemateri mempersiapkan materi tentang prolapsus uteri

K. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan

Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta
Pendahuluan 1. Memberikan salam, 1. Menjawab salam 5 Menit
memperkenalkan diri, dan dan
membuka penyuluhan. mendengarkan
2. Menjelaskan tujuan 2. Mendengarkan
umum dan tujuan khusus
Penyajian 1. Menjelaskan materi 1. Memperhatikan 50
tentang: dan memberikan menit
a. Pengertian prolapsus tanggapan
uteri; 2. Memperhatikan
b. Tanda dan gejala dan memberikan
prolapsus uteri; tanggapan
c. Penyebab prolapsus 3. Memperhatikan,
uteri; memberikan
d. Penatalaksanaan pada tanggapan, dan
pasien prolapsus uteri. mendemonstrasik
2. Memberikan kesempatan an
kepada pasien untuk
bertanya
3. Memberikan kesempatan
kepada pasien untuk
menjelaskan kembali
materi yang sudah
dijelaskan
Penutup 1. Menyimpulkan materi Memperhatikan 5 menit
yang telah diberikan dan menanggapi
2. Mengevaluasi hasil
penyuluhan kesehatan
3. Salam penutup

L. Evaluasi
a. Memahami tentang pengertian prolapsus uteri;
b. Memahami tentang tanda dan prolapsus uteri;
c. Memahami tentang penyebab prolapsus uteri;
d. Memahami dan mampu menerapkan tentang penatalaksanaan pada
pasien prolapsus uteri.
Lampiran
Lampiran 1 : Berita Acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Materi
Lampiran 4 : Leaflet
Lampiran 5 : Dokumentasi Kegiatan

Jember, 25 Juni 2018


Pemateri,

Kelompok 2A
Lampiran 1 : Berita Acara

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

BERITA ACARA

Pada hari ini, Kamis tanggal 28 Juni 2018 jam 07.30 s/d 08.30 WIB bertempat di Poli
Kandungan RSD dr. Soebandi Jember telah dilaksanakan Kegiatan Penyuluhan
Kesehatan tentang prolapsus uteri oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi
Ners Universitas Jember.
Kegiatan ini diikuti oleh orang (daftar hadir terlampir).

Jember, 28 Juni 2018

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik


Stase Keperawatan Maternitas Poli Kandungan
Fkep Universitas Jember RSD dr. Soebandi Jember

Ns. Dini Kurniawati, M.Kep., Sp.Kep. Mat Aulia Darma Susanti, S.ST
NIP. 19820128 200801 2 012 NIP. 19740321 200012 2 001
Lampiran 2 : Daftar Hadir

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

DAFTAR HADIR

Pada hari ini, Kamis tanggal 28 Juni 2018 jam 07.30 s/d 08.30 WIB bertempat di Poli
Kandungan RSD dr. Soebandi Jember telah dilaksanakan Kegiatan Penyuluhan
Kesehatan tentang prolapsus uteri oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi
Ners Universitas Jember.

NO Nama Alamat Tanda Tangan


1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17. 17.
18. 18.
19. 19.
20. 20.

Jember, 28 Juni 2018

Pembimbing Klinik
Poli Kandungan
RSD dr. Soebandi Jember

Aulia Darma Susanti, S.ST


NIP. 19740321 200012 2 001
Lampiran 3: Materi

MATERI PENYULUHAN

MENGENAL DAN MENCEGAH PROLAPSUS UTERI

A. Definisi Prolapsus Uteri


Prolapsus uteri adalah keadaan dimana turunnya uterus melalui hiatus genitalis
yang disebabkan kelemahan ligamen-ligamen, fasia endopelvik (terutama
ligamentum transversal) dan otot dasar panggul yang menyokong uterus.
Prolaps uteri adalah penurunan uterus dan serviks melalui kanalis vaginalis menuju
introitus vagina.

B. Penyebab Prolapsus Uteri


Kondisi yang berhubungan dengan prolaps uteri adalah:
1. Trauma obstetrik (meningkat dengan multiparitas, ukuran janin lahir per
vaginam) akibat peregangan dan kelemahan jaringan penyokong pelvis.
2. Kelemahan kongenital dan jaringan penyokong pelvis (berhubungan dengan
spina bifida pada neonatus).
3. Penurunan kadar estrogen (contohnya menopause) berakibat hilangnya
elastisitas struktur pelvis.
4. Peningkatan tekanan intraabdominal, contohnya obesitas, penyakit paru kronik,
asma.
5. Varian anatomi tertentu seperti wanita dengan diameter transversal pintu atas
panggul yang lebar atau pintu atas panggul dengan orientasi vertikal yang
kurang, serta uterus yang retrograde.
6. Dasar panggul yang lemah, oleh karena kerusakan dasar panggul pada
persalinan yang terlampau sering dengan penyulit seperti ruptura perineum
atau usia lanjut.
7. Tarikan pada janin pada pembukaan yang belum lengkap.
8. Ekspresi Crede yang berlebihan pada saat mengeluarkan plasenta.
9. Asites, tumor-tumor di daerah pelvis, batuk yang kronis dan pengejan
(obstipasi atau striktura pada traktus urinarius).
10. Relinakulum uteri yang lemah (asteni atau kelainan kongenital berupa
kelemahan jaringan penyokong uterus yang sering pada nullipara).

C. Tanda dan Gejala Prolapsus Uteri


Gejala dan tanda-tanda sangat berbeda dan bersifat individual. Keluhan
yang hampir ada dan sering dijumpai yaitu:
1. Perasaan adanya suatu benda yang mengganjal atau menonjol di genetalia
eksterna.
2. Rasa sakit di pinggul dan pinggang (Backache). Biasanya penderita berbaring,
keluhan menghilang atau menjadi berkurang.
Gejala diperberat saat berdiri atau berjalan dalam waktu lama dan pulih saat
berbaring. Pasien merasa lebih nyaman saat pagi hari, dan gejala memberat pada
siang hari. Gejala-gejala tersebut antara lain:
1. Pelvis terasa berat dan nyeri pelvis
2. Penonjolan jaringan
3. Disfungsi seksual seperti dispareunia, penurunan libido, dan kesulita orgasme
4. Nyeri punggung bawah
5. Konstipasi
6. Kesulitan berjalan
7. Kesulitan berkemih
8. Peningkatan frekuensi, urgensi, dan inkontinensia dalam berkemih
9. Nausea
10. Discharge purulen
11. Perdarahan
12. Ulserasi

D. Penanganan Prolapsus Uteri


Penanganan prolaps uteri harus memperhatikan keadaan umum pasien, umur,
masih bersuami atau tidak, tingkat prolapsus, beratnya keluhan, keinginan punya
anak lagi dan ingin mempertahankan haid. Prinsip penanganan prolaps uteri yaitu:
1. Jika sudah terjadi prolapsus ringan tanpa keluhan, atau penderita masih ingin
mendapatkan anak lagi, atau penderita menolak operasi, atau kondisinya tidak
mengijinkan untuk dilakukan operasi dapat dilakukan cara yaitu:
a. Latihan-latihan otot dasar panggul atau senam kegel
b. Stimulasi otot-otot dengan alat listrik
c. Pengobatan dengan pessarium
2. Jika prolaps uteri terjadi pada wanita yang masih muda dan masih ingin
mempertahankan fungsi reproduksinya, cara yang terbaik adalah dengan
pemasangan pessarium atau fentrofiksasi (bila tak berhasil dengan pemasangan
pessarium).
3. Jika sudah melewati usia produktif atau tidak ingin hamil lagi, akan dilakukan
pengangkatan rahim , disertai pengencangan otot vagina depan dan belakang
vagina.
E. Pencegahan Prolapsus Uteri
1. Istirahat yang cukup, hindari kerja yang berat dan melelahkan
2. Gizi cukup
3. Pimpin yang benar waktu persalinan
a. Tidak mengedan sebelum waktunya
b. Kala II jangan terlalu lama
c. Kandung kemih kosongkan
d. Espisiotomi agar dijahit dengan baik
e. Episiotomi jika ada indikasi
f. Pemendekan waktu persalinan, terutama kala pengeluaran dan jika perlu
dilakukan elektif (seperti ekstraksi forceps dengan kepala sudah di dasar
panggul)
g. Memperbaiki dan mereparasi luka atau kerusakan jalan lahir dengan baik
h. Hindarkan penderita meneran sebelum pembukaan lengkap betul,
menghindari paksaan dalam mengeluarkan plasenta, mengawasi involusi
uterus pasca persalinan tetap baik dan cepat
4. Mencegah atau mengobati hal-hal yang dapat meningkatkan tekanan
intraabdominal seperti batuk-batuk kronik, merokok, mengangkat benda berat.
5. Pada wanita sebaiknya melakukan senam kegel sebelum dan setelah
melahirkan.
6. Usia produktif dianjurkan agar penderita jangan terlalu banyak punya anak
atau sering melahirkan.
7. Untuk wanita dengan IMT diatas normal, sebaiknya menurunkan berat badan
dengan olahraga dan diet yang tinggi serat.

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan. 2008. Pedoman Diagnosis


danTerapi. Surabaya: RSUD Dr. Soetomo.

Manuaba, I. B. G. 2009. Memahami kesehatan reproduksi wanita (2 ed.). Jakarta:


EGC.

Mansjoer, Arief. 2010. Kapita Selekta Kedokteran, edisi 4. Jakarta : Media


Aesculapius.

Wiknjosastro, Hanifa. 2010. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.


Lampiran 4 : Leaflet

Anda mungkin juga menyukai