Anda di halaman 1dari 34

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peningkatan penduduk di Indonesia semakin lama semakin
meningkat, oleh karena itu kualitas kepadatan penduduk menjadi salah
satu faktor yang menjadikan permasalahan Kualitas lingkungan yang
terjadi di Indonesia kurang efektif seperti kualitas infrastruktur yang
kurang mementingkan akan pentingnya pembentukan infrastruktur
perumahan yang sempit karena keterbatasan lahan yang menjadikan
perumahan penduduk menjadi padat .

Untuk menangani bagaimana permasalahan tersebut maka dibuat


solusi pembangunan perumahan umum (PERUM) yang mana kebutuhan
akan perumahan setiap tahun semakin meningkat di kota-kota besar yang
menjadi pusat permukiman dan kegiatan niaga di Indonesia, karena
perumahan mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan seseorang,
tidak hanya dalam fungsinya sebagai tempat tinggal, melainkan juga
sebagai sarana pembinaan dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat
dan bernegara.
Masalah yang sering dihadapi oleh pemerintah dalam
pembangunan perumahan, khususnya di daerah perkotaan adalah
disebabkan karena pertumbuhan penduduk yang terus meningkat
sedangkan persediaan tanah sangat terbatas, harga tanah yang cukup tinggi
dan lokasi tanah yang tidak memungkinkan dimana dibutuhkan
membangun perumahan dalam jumlah besar dengan memanfaatkan tanah
yang relatif kecil. Dengan kata lain efisiensi pemanfaatan tanah yang
diperlukan yaitu membangun perumahan merupakan usaha paling baik
yang mana dibangun untuk mengantisipasi kebutuhan akan perumahan,
terutama bagi golongan masyarakat menengah kebawah dan mereka yang
berpenghasilan rendah.
Namun pada saat ini disamping sebagai akibat dari semakin
padatnya penduduk dan pesatnya perdagangan dimana tanah-tanah
dipusat-pusat kota sudah semakin terbatas, bagi golongan ekonomi yang
lebih tinggi yang memerlukan fasilitas yang lebih baik, komunikasi yang
cepat dan lancar, pembangunan perumahan umum(Perum) ini semakin
diminati. Pembangunan perumahan ini dibangun untuk golongan ekonomi
lemah berbeda dengan untuk golongan ekonomi tinggi yang disebut flat,
apartemen dengan sifat mewah dan mempunyai fasilitas yang lengkap dan
sifat-sifat khusus.
Adapun konsep pembangunan perumahan ini lahir untuk
menjawab keterbatasan tanah yang tersedia, dengan mempertimbangkan
efesiensi dan efektivitas penggunaan tanah.
Hal ini dilakukan demi menciptakan perumahan yang tertata yang
mampu memberikan kepada pelayanan kebutuhan dasar yang terjangkau
bagi seluruh penduduk, sehingga dapat hidup layak secara sosial dan
ekonomi.
Pembangunan sumberdaya alam dan lingkungan hidup selayaknya
menjadi acuan bagi kegiatan berbagai sektor pembangunan agar tercipta
keseimbangan dan kelestarian fungsi sumber daya alam dan lingkungan
hidup sehingga keberlanjutan pembangunan tetap terjamin. Pola
pemanfaatan sumberdaya alam seharusnya dapat memberikan akses
kepada segenap masyarakat, bukan terpusat pada beberapa kelompok
masyarakat dan golongan tertentu, dengan demikian pola pemanfaatan
sumberdaya alam harus memberi kesempatan dan peran serta aktif
masyarakat, serta memikirkan dampak – dampak yang timbul akibat
pemanfaatan sumber daya alam tersebut. Untuk itu di perlukan suatu
pemahaman yang cukup dalam menganalisis mengenai dampak tehadap
lingkungan.
Meningkatnya intensitas kegiatan penduduk dan industri perlu
dikendalikan untuk mengurangi kadar kerusakan lingkungan di banyak
daerah antara lain pencemaran industri, pembuangan limbah yang tidak
memenuhi persyaratan teknis dan kesehatan, penggunaan bahan bakar
yang tidak aman bagi lingkungan, kegiatan pertanian, penangkapan ikan
dan pengelolaan hutan yang mengabaikan daya dukung dan daya tampung
lingkungan.
Oleh karena itu untuk mengidentifikasi hal-hal dalam rencana
pembangunan Perumahan Edelweis Regency yang diperkirakan dapat
menimbulkan dampak terhadap lingkungan baik secara langsung atau
tidak langsung serta memperkirakan dan mengevaluasi dampak penting
yang akan terjadi pada lingkungan serta akibat dari kegiatan-kegiatan yang
dilakukan saat pelaksanaan pembangunan maupun setelah selesai
pembangunan.
Mengidentifikasi rona lingkungan awal yang terkena dampak.
Menyusun Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL). Hasil penelitian dan evaluasi dari Andal
ini digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk melakukan
tindakan pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan yang
ditimbulkannya. Dengan demikian akan dicapai manfaat pembangunan
yang optimum dengan pengurangan dampak negatif.
Proyek ini di bangun di wilayah Jakarta yang rentan terkena macet dan
banjir. Sesuai dengan perencanaan yang sudah ditetapkan, bahwa terowongan
ini akan dibangun pada tahun 2016 dan mulai beroperasi tepatnya pada bulan
Juli tahun 2016. Sesuai denganLampiran Peraturan Menteri Negara LH. No. 11
tahun 2006, tentang Jenis Rencana Usaha dan atau Kegiatan yang Wajib
dilengkapi dengan Analisis Mengenai DampakLingkungan Hidup, maka
kegiatan ini termasuk dalam kategori wajib AMDAL.
Oleh karena itu pemrakarsa (PT. TRAK.B Jakarta) dari rencana
proyekpembangunan terowongan wajib melakukan studi AMDAL, karena
kegiatan tersebutdiprakirakan akan berdampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup. Kegiatanstudi AMDAL ini dilakukan sebagai upaya sedini
mungkin mencegah dan menanggulangidampak negatif dan mengembangkan
dampak positif yang diprakirakan akan timbul.
Sesuai komitmen dan kebijakan HSE PT. TRAK.B serta sebagai
wujudkepedulian terhadap lingkungan di sekitar lokasi dan sesuai dengan
komitmen PT.TRAK.B untuk melaksanakan kegiatan yang berwawasan
lingkungan,maka sesuai peraturan dan perundang- undangan yang ada PT.
TRAK.Bmenyusun Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan
Rencana PemantauanLingkungan Hidup (RPL). RKL merupakan salah satu
upaya untuk menangani danmengelola lingkungan dalam melaksanakan Proyek
terowongan di wilayah Jakarta. RKL tersebut juga merupakan dokumen
yangpenting, tidak hanya bagi Pemrakarsa tetapi juga bagi sektor lain, yaitu
PemerintahDaerah (Pemda) dan masyarakat.
Untuk dapat membuktikan bahwa dampak-dampak lingkungan yang
dikelolatelah berhasil sesuai dengan tolok ukur yang ditetapkan dan atau Baku
Mutu Lingkunganyang telah diacu sebagai referensi, maka disusunlah Rencana
Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
Proyek terowongan di wilayah Jakarta, berpedoman pada PeraturanMenteri
Negara Lingkungan Hidup No. 08 Tahun 2006 tentang Pedoman
PenyusunanAMDAL, Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
RakyatNomor: 12/SE/M/2014tentangPetunjuk Teknis Pengelolaan
Lingkungan, Departemen Pekerjaan UmumDirektorat Jenderal Bina MargaNo.
009/BM/2009 tentang Pedoman Perencanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Bidang Jalan serta Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45
Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan RKL dan
RPL.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dilakukan studi adalah:
1. Mengetahui kondisi awal wilayah proyek sehingga dapat memprediksi
dampak besar dan penting setelah ada kegiatan proyek.
2. Menyusun rencana pengelolaan terhadap komponen lingkungan yang
terkena dampak dengan metode yang dipandang baik.
3. Menyusun kegiatan pemantauan lingkungan terhadap komponen lingkungan
yang terkena dampak penting dengan metode dan cara yang dipandang baik
dan tepat untuk dilaksanakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan pada
ruang dan waktu tertentu;
4. Melaksanakan kegiatan pemantauan secara sistematis, terarah, terencana,
danterkait dengan kegiatan- kegiatan yang diprakirakan sebagai sumber
dampak penting,sehingga dapat diperoleh suatu kajian yang dapat
dipergunakan sebagai bahanevaluasi terhadap kondisi lingkungan.
C. Kegunaan Pemantauan Lingkungan
Pemantauan lingkungan sangat berguna bukan hanya bagi Pemrakarsa,
tetapijuga bagi pemerintah dan masyarakat.
1. Bagi Pemrakarsa
a. Sebagai bahan untuk memprediksi komponen lingkungan yang terkena
dampak;
b. Sebagai bahan untuk menyusun alternatif dalam mengelola komponen
lingkungan yang terkena dampak;
c. Sebagai peringatan sedini mungkin mengenai perubahan lingkungan
yang tidakdikehendaki akibat dari kegiatan Proyek Terowongan di
wilayah Jakarta,sehingga pencegahan danpenanggulangan dapat
diperbaiki atau disempurnakan secara cepat, tepat, danberkelanjutan.
2. Bagi pemerintah atau instansi terkait
Sebagai materi untuk mengadakan koordinasi dalam pelaksanaan
pemantauankualitas lingkungan.
3. Bagi masyarakat
Membantu dalam pemantauan kualitas lingkungan secara umum.
BAB II
RENCANA USAHA DAN ATAU KEGIATAN

A. Identitas Pemrakarsa dan Penyusun AMDAL

1. Nama Proyek: Pembangunan Perumahan Edelweis Regency


2. Pemrakarsa
a. Nama Perusahaan
1. Penyedia jasa kontruksi : PT. Galuh Perkasa
2. Alamat kantor : JL. Perum Griya Asri No. C3 Baregbeg Ciamis
3. Telepon : 085324833441
b. Nama dan Alamat Penanggung Jawab Kegiatan
1. Nama : Rambo sukoco Notoatmodjo
2. Jabatan : General Manager Proyek Pembangunan Perumahan
3. Alamat kantor : JL. Kapten Murod Idrus No 69 Banjarsari
4. Telepon : 081145622345/ (0265) 774411
B. Identitas Penyusun AMDAL
1. Penanggung Jawab Studi
1. Nama : Prof. Koswara Nawawi
2. Jabatan : Kepala Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gajah
Mada
3. Alamat : JL. Gunung Sumbing No 55 Pangandaran
4. Email : Koswaranawawi@gmail.com
5. Telpon : 0852234466778 (0267) 4455688
2. Tim Pelaksana Studi AMDAL
Tim pelaksana AMDAL ini terdiri dari beberapa bagian
diantaranya :
Ketua tim beserta dengan beberapa anggotanya yang meliputi bidangnya
masing-masing seperti, koordinator tim bidang fisik kimia, koordinator di
bidang sosial ekonomi dan budaya, serta koordinator di bidang kesehatan
masyarakat. Sususnan tim pelaksana studi AMDAL dapat dilihat pada
Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Jabatan Nama Keahlian Sertifikat AMDAL
Ahli
Ketua Dr. Bagus Sentosa, SKM., M.Kes Lingkunga A, B
n
Ahli
Koordinator Bidang
Dr. Deny Ajie Kurnia, SKM., M.Si Geomorfol A
Geofisik Kimia
ogi
Koordinator Bidang Sos. Ahli Sos.
Wawan Hermawan, M.Si A
Ek. Bud Ek. Bud
Ahli
Koordinator Bidang Kesehatan
Resna Gema Pratama, SKM., M.Kes A, B
Kesehatan Masyarakat Masyaraka
t

C. Rencana Kegiatan Proyek


Lokasi pembangunan proyek perumahan Edelweis Regency masuk
dalam desa Bojong Mengger kabupaten Ciamis Yang meliputi beberapa
kecamatan dan desa diantaranya, sebelah barat merupakan lahan bekas
kebun jagung yang berbatasan dengan sawah dan sungai desa cileuncang
kecamatan mergo dan desa madani kecamatan jati hilir, sebelah utara
berbatasan dengan jalan desa sukamantri kecamatan cilegon yang
nantinya akan dijadikan sebagai pintu gerbang masuk perumahan
Edelweis Regency, Sebelah selatan meliputi perbatasan dengan kebun
kelapa desa bojong soang kecamatan bojong dimana desa bojong soang
tersebut terdapat beberapa pabrik penggilingan gabah, kemudian sebelah
timur berbatasan dengan desa pabuaran kecamatan ciasem yang juga
berdekatan dengan rel kereta api.

D. Jadwal Rencana Kegiatan Proyek


Kegiatan proyek dibagi kedalam beberapa tahapan, yaitu pra
konstruksi, konstruksi dan operasi.

Lokasi : Bojong Mengger Kabupaten Ciamis


Luas lahan : 6.500 M2 ( Bekas tanah pertanian)
Tenaga kerja : 65 orang
Waktu : 1 Tahun
Alat berat : Stum, buldozer, stamper, molen.
Perizinan : Proses langsung kepada PEMDA Ciamis
Sertifikat tanah : Dari pemilik tanah langsung ke pemilik PT.
Iklim : Sejuk ( 27-280C)
Udara : Panas karena di daerah pesawahan
Bising : Bising (karena dekat dengan pengilingan gabah dan jalan
raya)
Getaran : Ada (dekat dengan rel kreta api)
Topografi : Berada di tanah gambur
Keistimewaan : Dekat dengan jalan raya, akses akomodasi mudah, jauh
dari industri besar.
Rona lingkungan : Perumahan Edelweis Regency yang dibangun untuk
keperluan komersil, merupakan kawasan dekat pesawahan dan merupakan daerah
pembangunan kompleks perumahan.
Komponen yang ditelaah karena terkena dampak
Aspek lingkungan yang ditelah meliputi:
1. Iklim
a. Temperatur dan kelembaban udara
b. Kelembabanudara
c. Curahhujan
d. Kecepatanangin
e. Kebisingan
f. Getaran (masukandalamronalingkungan)
2. Fisiologi
a. Topologi bentuk lahan, struktur geologi dan jenis tanah
b. Indikator lingkungan hidup
c. Keunikan, keistimewaan, dan kerawanan bentuk lahan
3. Hydrologi
a. Kuantitasatau debit air dan kualitasair permukaan
b. Kualitas air tanah
c. Tingkat penyediaan dan kebutuhan air
4. Ruang, lahan dan tanah
a. Tata guna lahan dan potensi perkembangan ke depan
b. Penentuan lokasi pembangunan perum
RONA LINGKUNGAN AWAL

A. Komponen Geofisika Kimia


1. Komponen iklim
Keadaan iklim yang dikaji yaitu berdasarkan data yang bersumber dari
Stasiun Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Ciamis, Parameter-
parameter iklim yang diamati meliputi suhu udara, curah hujan,
kelembaban udara serta arah dan kecepatan angin, kebisingandangetaran
yang ada di sekitarproyek.
Kota/kabupatenciamis mengalami dua musim, yaitu musim kemarau
dan musim penghujan. Pada bulan Juni hingga September arus angin berasal
dari Benua Australia dan tidak banyak mengandung uap air, sehingga
mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember hingga
Maret arus angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Benua Asia
dan Samudera Pasifik sehingga terjadi musim penghujan.
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun
Pengamatan jawabara tsecara umum Kota ciamis beriklim sedang dengan
rata-rata suhu udara maksimum berkisar 31,2⁰C pada siang hari dan suhu
minimum udara berkisar 23,7⁰C pada malam hari.
Sedangkan kelembaban udara maksimum rata-rata di Kota
Ciamissebesar 85,17 % dan rata-rata minimum sebesar 64,58 % dengan
rata-rata curah hujan sepanjang tahun sebesar 164,42 𝑚𝑚2 . Tabel 3.1
memperlihatkan data suhu udara dalam satuan ⁰C, kelembaban udara dalam
satuan %, curah hujan dalam satuan 𝑚𝑚2 dan banyaknya hari hujan dalam
satuan hari selama dari bulan Januari hingga Desember 2015 untuk Kota
Ciamis.
Tabel 3.1

Data Suhu Udara (⁰C), Kelembaban Udara (%), Curah Hujan (𝒎𝒎𝟐 )dan
Banyaknya Hari Hujan (hari) Kota Ciamis
Suhu Kelembaban Curah Hujan Banyaknya Hari
Bulan
Udara (⁰C) Udara (%) (𝑚𝑚2 ) Hujan (hari)
Januari 27,1 81 547,9 23
Pebruari 27,2 81 231,9 22
Maret 28,3 76 141,4 12
April 28,9 76 92,7 11
Mei 28,5 77 223,4 16
Juni 28,9 75 74,4 5
Juli 28,7 68 10,4 4
Agustus 29,0 69 6,5 2
September 29,4 68 88,3 4
Oktober 29,4 70 63,3 5
Nopember 28,4 75 303,7 16
Desember 28,5 77 189,1 16

Arah dan kecepatan angin dikaji untuk mengetahui pola dominasi arah
bertiupnya angin serta kecepatannya. Hal ini penting berkaitan dengan
pengaruhnya terhadap penyebaran polutan gas dan partikulat yang akan
dihasilkan oleh adanya pengerukan dalam pembangunan perumahan. Arah
dan kecepatan angin di ukur dengan menggunakan anemometer. Berikut
standar kecepatan angin serta tanda- tandanya:

Tabel 3.2 KecepatanAngin

Kecepatan
Skala Tingkatan Tanda- tanda
(knot)
0 Tenang <1 Tenang; asap mengepul vertikal.
Asap mengepul miring, tetapi alat
1 Teduh 1–3
anemometer tidak berputar.
Terpaan angin terasa di muka,
2 Sepoi lemah 4–6
anemometer berputar perlahan.
Sepoi Daun-daun kecil di pohon bergerak;
3 7 – 10
lembut bendera dapat berkibar.
Sepoi Debu dan kertas dapat terbang;
4 11 – 16
sedang ranting pohon bergerak.
Keadaan angin yang dipantau selama periode 2011-2015 menunjukan
bahwa pada bulan Desember - Maret angin cenderung dari arah utara, pada
bulan April – Mei angin cenderung dari arah timur sedangkan pada bulan
Oktober – Nopember angin bertiup dari arah barat, kecepatan angin berkisar
1-4 knot. Arah dan kecepatan angin dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Arah dan Kecepatan Angin Rata- rata Bulanan (Knot)
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
2011 E/4 N/2 N/2 N/2 E/3 S/2 NE/2 N/3 S/4 N/4 W/3 N/3
2012 N/3 E/1 N/2 W/3 E/3 E/4 S/4 E/3 E/2 W/3 W/4 N/4
2013 N/2 E/3 N/4 N/2 N/2 S/4 S/4 S/3 S/3 W/2 N/1 E/2
2014 E/3 N/3 W/4 E/4 E/3 S/2 S/3 S/3 S/3 W/3 W/4 N/4
2015 W/4 N/4 N/2 E/3 E/3 S/3 S/4 S/4 S/3 N/1 W/4 E/2

Keterangan:
N = Dari Utara S = Dari Selatan
NE = Dari timur laut SW = Dari Barat Daya
E = Dari Timur W = Dari Barat
SE = Dari Tenggara NM = Dari Barat Laut

2. Komponen Hidrologi
a. Kuantitas atau debit air
Terkait dengan salah satu tujuan proyek yaitu untuk mencegah
banjir di wilayah Ciamiskhususnya di area sekitaranproyek, maka harus
diketahui seberapa besar air masuk ke sungai yang menjadi sumber
penyebab terjadinya banjir di wilayah tersebut. Dengan demikian akan
diketahui kapan air permukaan itu melebihi batas sehingga dapat
dikatakan batas siaga.
b. Kualitas Air
Berdasarkan PerMenKes No. 416 1990 tentang syarat- syarat dan
pengawasan kualitas air, bahwa air permukaan dan air tanah harus
memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan mikrobiologi, fisika
kimia dan radioaktif. Begitu pun dengan air laut harus memenuhi kualitas
air laut. Cara pengukuran, perhitungan dan evaluasi kualitasnya
berpedoman pada Kep.Men.LH. No. 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu
Air Lautuntuk Perairan Pelabuhan.
1) Kualitas air permukaan
Berdasarkan PerMenKes No. 416 1990 tentang syarat- syarat
dan pengawasan kualitas air, bahwa air permukaanharus memenuhi
syarat kesehatan yang meliputi persyaratan mikrobiologi, fisika
kimia dan radioaktif.
Pemantauan kualitas air di daerah sekitar area proyek,
dilakukan pada titik-titik pantau (A1, A2, A3, A4, A5)
No Titik Pantau Lokasi Pemantauan
1 A1 Jalan desa sukamantri
2 A2 Kebun kelapa desa bojong soang
3 A3 Desa pabuaran
4 A4 Sawah dan sungai desa cileuncang
5 A5 Area proyek

Pada pemantauan air permukaan di area sekitarproyek, parameter yang


dievaluasi dari air permukaan sesuai dengan PerMenKes No. 416
1990 tentang baku mutu air bersih. Seseuai dengan tabel berikut
Persyaratankualits air dapatdilihat di tabelberikut
Tabel 3.4
PersyaratanKualitas Air Bersih

NO PARAMETER SATUAN BAKU MUTU METODA


1. Warna Skla TCU 15 -
2. Rasa - Tidakberasa -
3. Bau - Tidak berbau -
1 Zat padat terlarut mg/L 1500 Kondusktimeter
Skala
2 Kekeruhan 25 -
TCU
3 Besi (Fe) mg/L 1.0 SNI 6989.4-2009
4 Fluorida mg/L 1.5 SNI 06-2482-1991
5 Total Hardness mg/L 500 SNI 06-6989.12-2004
6 Chlorida mg/L 600 SNI 6989.19.2009
7 Mangan (Mn) mg/L 0.5 SNI 6989.5.2009
Std.Met.
8 Nitrat mg/L 10
419.D/14th/1979
9 Nitrit 1 SNI 06-6989.9-2004
10 Ph mg/L 6.5 – 9.0 SNI 6989.11.2004
11 Seng (Zn) mg/L 15 SNI 6989.7 : 2009
12 Sulfat mg/L 400 SNI 06-6989.20-2004

13 Detergent mg/L 0.5 SNI 06-6989.51-2005


MIKROBIOLOGI
Total koliform
14 Jumlah/100 mL 50 SNI 06-4158-1996
(MPN)
Berikut hasil pengukuran kondisi air permukaan
a) Kualitas fisik air tanah
1) Warna

Tabel 3.5KualitasWarna Air Permukaandi Titik


Pantau

No TitikPantau Warna
1 A1 Agakcoklat
2 A2 Agakcoklat
3 A3 Agakcoklat
4 A4 Agakcoklat
5 A5 Agakcoklat
Pengamatan pada kualitas warna diperoleh bahwa warna
kualitas warna air permukaan di titik pantau adalah agak coklat.

2) Rasa
Tabel 3.6 Kualitas Rasa Air permukaandi Titik
Pantau

No TitikPantau Rasa
1 A1 Tawar
2 A2 Tawar
3 A3 Tawar
4 A4 Tawar
5 A5 Tawar

Pengamatan rasa di titik Pantau hasilnya adalah tawar.


3) Bau
Tabel 3.7 KualitasBau Air permukaan di TitikPantau

No TitikPantau Bau
1 A1 Agakberbaujikadicium
2 A2 Agakberbaujikadicium
3 A3 Agakberbaujikadicium
4 A4 Agakberbaujikadicium
5 A5 Agakberbaujikadicium

Hasil pengamatankualitas bau pada titik adalah agak berbau


jika dicium.

4) Kekeruhan
Tabel 3.8 Kualitaskekeruhan Air permukaan di
TitikPantau

No TitikPantau Kekeruhan
1 A1 keruh
2 A2 keruh
3 A3 keruh
4 A4 keruh
5 A5 keruh

Hasil pengamatankualitas kekeruhan pada titik pantau


diperoleh bahwa semua titik pantau memiliki kualitas kekeruhan
dengan tingkat keruh.

5) Kesadahan
Tabel 3.9 Kualitaskesadahan Air permukaan di
TitikPantau
No TitikPantau Kesadahan
1 A1 105
2 A2 135
3 A3 120
4 A4 123
5 A5 115

Hasil pengamatankualitas kesadahan pada titik pantau


diperoleh bahwa semua titik pantau memiliki kualitas kesadahan
>100 dan masih memenuhi baku mutu yang di perbolehkan.

6) Salinitas
Tabel 3.10 Kualitassalinitas Air permukaan di titik
pantau

No TitikPantau Salinitas
1 A1 0,6
2 A2 0,8
3 A3 0,7
4 A4 0,6
5 A5 0,9

Hasil pengamatan kualitas kesadahan pada titik pantau


diperoleh bahwa semua titik pantau memiliki kualitas salinitas
antara 0,6 – 0,9.
7) Chlorida
Tabel 3.11 Kualitas Chlorida Air Permukaan di
TitikPantau

No TitikPantau Kesadahan (Cl) mg/l


1 A1 252
2 A2 236
3 A3 217
4 A4 234
5 A5 245

Hasil pengamatankualitas chlorida pada titik pantau


diperoleh bahwa semua titik pantau kualitas chlorida masih
memenuhi baku mutu yang diperbolehkan.

8) Sulfat
Tabel 3.12 KualitasSulfat Air Permukaan di
titikPantau

No TitikPantau Sulfat (SO4) mg/l


1 A1 214
2 A2 203
3 A3 202
4 A4 215
5 A5 207
Hasil pengamatankualitas sulfat pada titik pantau diperoleh
bahwa semua titik pantau kualitas sulfat masih memenuhi baku
mutu yang diperbolehkan.

9) Nitrit
Tabel 3.13 KualitasNitrit Air permukaan di
TitikPantau
No TitikPantau Nitrit (NO2) mg/l
1 A1 0,02
2 A2 0,01
3 A3 0,03
4 A4 0,09
5 A5 0,05

Hasil pengamatankualitas nitrit pada titik diperoleh bahwa


semua titik pantau kualitas nitrit masih memenuhi baku mutu yang
diperbolehkan.

10) Nitrat
Tabel 3.14 KualitasNitrat Air permukaan di
TitikPantau

No TitikPantau Nitrat (NO3) mg/l


1 A1 5
2 A2 7
3 A3 9
4 A4 6
5 A5 9

Hasil pengamatankualitas nitrat pada titik diperoleh bahwa


semua titik pantau kualitas nitrat masih memenuhi baku mutu
yang diperbolehkan.
11) pH
Tabel 3.15 Kualitas pH Air permukaan di
titikPantau

No TitikPantau pH
1 A1 7
2 A2 6,8
3 A3 6,7
4 A4 6,6
5 A5 7

Hasil pengamatankualitas pH pada titik pantau diperoleh


bahwa semua titik pantau kualitas pH masih memenuhi baku mutu
yang diperbolehkan.

2) Kualitas Air Tanah


Berdasarkan PerMenKes No. 416 1990 tentang syarat- syarat
dan pengawasan kualitas air, bahwa air tanah harus memenuhi
syarat kesehatan yang meliputi persyaratan mikrobiologi, fisika
kimia dan radioaktif.
Kualitas air tanah di Kabupaten Ciamis umumnya tergantung
pada kedalaman aquifer-nya, pada kedalaman 40 meter, umumnya
masih baik atau memenuhi persyaratan air bersih yang ditetapkan
oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Lokasi pemantauan kualitas air tanah di wilayah proyek
Ciamis terdiri dari 12 kelurahan
Dari pertimbangan lokasi diatas, ditentukan jumlah sumur
sebanyak 12 lokasi yang terdapat di 4 kecamatan wilayah proyek,
dengan 12 kelurahan dimana masing - masing kelurahan diwakili
oleh 1 sumur dangkal.Untuk masing-masing kelurahan diambil 1
(satu) sampel sumur sehingga diperoleh sampel sumur sebanyak 12
sumur. masing-masing kelurahan diambil sampel sabanyak 2 kali
pada bulan september dan november. Berikut titik lokasi yang
dilakukan pemantauan dapat dilihat pada tabel 3.30.

Tabel 3.30

Lokasi Pengukuran Kualitas Air Tanah

Batas
Kode Kelurahan Kecamatan
Administratif
101 Ciamis Ciamis
102 Maleber Ciamis
103 Sadananya Ciamis
104 Cikacang Baregbeg
105 Benteng Baregbeg
106 Cigembor Banagara
Ciamis
107 Banagara Banagara
108 Handap herang Bojong
109 Pawindan Bojong
110 Panyingkiran Baregbeg
111 Imbanagara raya Banagra
112 Cijantung Ciamis

Pada pemantauan air berdasarkan dengan Peraturan Menteri


Kesehatan Nomor 416 tahun 1990 tentang syarat- syarat dan pengawasan
kualitas air, sesuai dengan tabel berikut:
Tabel 3.31

Persyaratan Kualitas Air Sumur

NO PARAMETER SATUAN BAKU MUTU METODA


1. Warna - Terang -
2. Rasa - Tawar -
3. Bau - Tidak berbau -
1 Zat padat terlarut mg/L 1500 Kondusktimeter
2 Kekeruhan - Bening tak berwarna -
3 Besi (Fe) mg/L 1.00 SNI 6989.4-2009
4 Fluorida mg/L 1.50 SNI 06-2482-1991
5 Total Hardness mg/L 500.00 SNI 06-6989.12-2004
6 Chlorida mg/L 600.00 SNI 6989.19.2009
7 Mangan (Mn) mg/L 0.50 SNI 6989.5.2009
Std.Met.
8 Nitrat mg/L 10.00
419.D/14th/1979
9 Nitrit 1.00 SNI 06-6989.9-2004
10 Ph mg/L 6.5 – 9.0 SNI 6989.11.2004
11 Seng (Zn) mg/L 15.00 SNI 6989.7 : 2009
12 Sulfat mg/L 400.00 SNI 06-6989.20-2004

13 Detergent mg/L 0.50 SNI 06-6989.51-2005


14 (KmnO4) mg/L 10.00 SNI 06-6989.22-2004
MIKROBIOLOGI
15 Bakteri Coli Jumlah/100 mL 50 SNI 06-4158-1996

Untuk gambaran masing-masing hasil pemantauan kualitas air


tanah di wilayah proyek dapat dilihat pada uraian berikut :
a) Kualitas fisik air tanah
1) Parameter warna
Tabel 3.32Kualitas warnaair tanah di wilayah proyek

No Titik Pantau warna


1 101 Jernih
2 102 Jernih
3 103 Jernih
4 104 Agak kuning
5 105 Agak kuning
6 106 Agak kuning
7 107 Agak kuning
8 108 Agak kuning
9 109 Agak kuning
10 110 Agak kuning
11 111 Agak kuning
12 112 Jernih

Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa kualitas air tanah


di lokasi yang menjadi titik pengukuran pada parameter warna dapat
disimpulkan kondisi fisik air dominan agak kuning dan sebagian titik
pantau jernih.
2) Parameter rasa
Tabel 3.33 Kualitas rasa air tanah di wilayah proyek

No Titik Pantau Rasa


1 101 Tawar
2 102 Tawar
3 103 Tawar
4 104 Tawar
5 105 Tawar
6 106 Tawar
7 107 Tawar
8 108 Tawar
9 109 Tawar
10 110 Tawar
11 111 Tawar
12 112 Tawar

Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa kualitas air tanah


di lokasi yang menjadi titik pengukuran pada parameter rasa dapat
disimpulkan kondisi fisik air tawar. Kualitas rasa air tanah masih
memenuhi baku mutu.
3) Parameter bau
Tabel 3.34 Kualitas bau air tanah di wilayah proyek

No Titik Pantau Bau


1 101 Tidak berbau
2 102 Tidak berbau
3 103 Tidak berbau
4 104 Tidak berbau
5 105 Tidak berbau
6 106 Tidak berbau
7 107 Tidak berbau
8 108 Tidak berbau
9 109 Tidak berbau
10 110 Tidak berbau
11 111 Tidak berbau
12 112 Tidak berbau

Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa kualitas air tanah


di lokasi yang menjadi titik pengukuran pada parameter bau dapat
disimpulkan kondisi fisik air tidak berbau. Kualitas bau air tanah
masih memenuhi baku mutu.
4) Kekeruhan
Tabel 3.35 Kualitas bau air tanah di wilayah proyek

No Titik Pantau Bau


1 101 Jernih tak berwarna
2 102 Jernih tak berwarna
3 103 Jernih tak berwarna
4 104 Bening tak berwarna
5 105 Bening tak berwarna
6 106 Bening tak berwarna
7 107 Bening tak berwarna
8 108 Bening tak berwarna
9 109 Bening tak berwarna
10 110 Bening tak berwarna
11 111 Bening tak berwarna
12 112 Jernih tak berwarna

Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa kualitas air tanah


di lokasi yang menjadi titik pengukuran pada parameter kekeruhan
dapat disimpulkan kondisi fisik air bening tak berwarna artinya masih
memenuhi baku mutu.
b) Kualitas kimia air tanah

1) Kesadahan

Tabel 3.36konsentrasi kesadahan air tanah di wilayah proyek

No Titik Pantau Kesadahan


1 101 425
2 102 105
3 103 270
4 104 290
5 105 115
6 106 210
7 107 305
8 108 290
9 109 200
10 110 190
11 111 170
12 112 200

Dari data tersebut menunjukkan bahwa nilai kadar kesadahan


total tidak melebihi baku mutu artinya masih dalam kondisi baik.

2) Chlorida (Cl)
Tabel 3.37 konsentrasi Chlorida air tanah di wilayah proyek
No Titik Pantau Chlorida (Cl) mg/l
1 101 112
2 102 105
3 103 111
4 104 117
5 105 106
6 106 170
7 107 143
8 108 210
9 109 213
10 110 101
11 111 108
12 112 200
13 113 500
14 114 207

Nilai kadar kimia air tanah untuk konsentrasi Chlorida (Cl) dalam
air sumur di wilayah proyek umumnya masih dalam kondisi baikkarena
masih baku mutu.

3) Nitrat (NO3 )
Tabel 3.38konsentrasi Nitrat air tanah di wilayah proyek
No Titik Pantau Nitrat (𝐍𝐎𝟑 ) mg/l

1 101 0,6
2 102 0,9
3 103 1
4 104 0,8
5 105 0,7
6 106 2
7 107 1
8 108 0,4
9 109 1,9
10 110 4
11 111 2
12 112 2
13 113 0,5
14 114 1

Nilai kadar kimia air tanah untuk konsentrasi Nitrat (NO3) dalam
air sumur di wilayah proyek umumnya masih dalam kondisi baik,
semua titik sumur sampel masih memenuhi baku mutu.

4) Nitrit (NO2 )
Tabel 3.39 konsentrasi Nitrit air tanah di wilayah proyek
No Titik Pantau
Nitrit (𝐍𝐎𝟐 )mg/l

1 101 0,02
2 102 0,04
3 103 0,1
4 104 0,08
5 105 0,04
6 106 0,1
7 107 0,1
8 108 0,06
9 109 0,03
10 110 0,1
11 111 0,05
12 112 0,09
13 113 0,07
14 114 0,1

Nilai kadar kimia air tanah untuk parameter Nitrit (NO2) dalam
air sumur di wilayah proyek umumnya masih dalam kondisi baik,
semua sampel masih memenuhi baku mutu.

5) pH
Tabel 3.40 konsentrasi pH air tanah di wilayah proyek
No Titik Pantau pH

1 101 6,7
2 102 7
3 103 7,2
4 104 6,8
5 105 7,3
6 106 6,5
7 107 6,9
8 108 7,1
9 109 7
10 110 7,4
11 111 7,5
12 112 6,9
13 113 6,6
14 114 7,5

Nilai kadar kimia air tanah untuk pH air sumur di wilayah proyek
umumnya masih baik karena masih memenuhi baku mutu.

6) Sulfat (SO4 )
Tabel 3.41 konsentrasi Sulfat air tanah di wilayah proyek
No Titik Pantau Sulfat (𝐒𝐎𝟒 )

1 101 134
2 102 159
3 103 123
4 104 146
5 105 137
6 106 180
7 107 200
8 108 167
9 109 178
10 110 174
11 111 198
12 112 123
13 113 135
14 114 128

Nilai kadar kimia air tanah untuk konsentrasi sulfat dalam air
sumur di wilayah proyek masih dalam kondisibaik.

7) Salinitas
Tabel 3.42 konsentrasi salinitas air tanah di wilayah proyek
No Titik Pantau Salinitas

1 101 0,8
2 102 0,7
3 103 0,9
4 104 0,6
5 105 1
6 106 0,9
7 107 0,6
8 108 0,8
9 109 0,9
10 110 1
11 111 0,7
12 112 0,8
13 113 1
14 114 1

Nilai kadar kimia air tanah untuk salinitas dalam air sumur di
wilayah berkisar 0,6 – 1.

Anda mungkin juga menyukai