PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan aspek yang sangat penting bagi kehidupan
manusia.Menurut World Health Organization (WHO) kesehatan adalah suatu
keadaan sehat yang utuh secara fisik, mental, dan sosial serta bukan hanya
bebas dari penyakit.
Kesehatan menurut UU NO 36 TAHUN 2009 adalah keadaan sehat,
baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara social ekonomi
Kesehatan Ibu dan Anak merupakan salah satu perhatian dari World
Health Organisation (WHO), karena Kesehatan Ibu dan Anak merupakan
indikator yang paling penting bagi derajat kesehatan di suatu negara. Upaya
peningkatan kesehatan ibu dan anak lebih banyak terfokus kepada kegiatan
promotif dan preventif. Oleh karena itu, peranan promosi kesehatan saat ini dan
kedepan akan semakin besar. Untuk ituperlu upaya rencana operasional
promosi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Rencana operasional ini akan menjadi
agenda bersama antara pengelola program KIA, gizi serta pengelola promosi
kesehatan di pusat, provinsi dan kabupaten/ kota.
Indikator derajat kesehatan masyarakat diukur dari Umur Harapan Hidup
(UHH) yang terkait erat dengan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian
Bayi (AKB) dan status gizi balita.Tingginya AKI, AKB dan status gizi buruk pada
balita sangat terkait dengan faktor perilaku, yaitu perilaku pemeriksaan
kehamilan, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, pemenuhan gizi ibu
dan anak, penimbangan balita serta mengkonsumsi suplementasi yang
diperlukan dan disediakan di fasilitas kesehatan.
Kondisi kesehatan ibu dan anak di Indonesia saat ini masih perlu
mendapat perhatian khusus, tidak hanya dari sektor kesehatan saja melainkan
juga dari berbagai pihak.Hal ini secara keseluruhan disebabkan latar belakang
dan penyebab kematian ibu dan anak yang kompleks, yang menyangkut aspek
medis yaitu penyebab kematian ibu terbesar secara berurutan disebabkan
terjadinya pendarahan, eklamsia, infeksi, persalinan lama dan keguguran yang
1
harus ditangani oleh tenaga kesehatan.Sedangkan penyebab non medis
merupakan penyebab mendasar seperti status perempuan, keberadaan anak,
sosial budaya, pendidikan, ekonomi, geografis, transportasi dan sebagainya
yang memerlukan keterlibatan lintas sektor dalam penanganannya.
Berdasarkan hasil Survai Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI),
menunjukan bahwa AKI secara nasional pada tahun 2007 adalah 228 per
100.000 Kelahiran Hidup (KH) dan diharapkan pada tahun 2015 dapat
mencapai 102 per 100.000 KH. Walaupun AKI di Indonesia telah mengalami
penurunan, namun masih menduduki peringkat tertinggi di Asia
Tenggara.Sementara itu AKB tahun 2007, 34 per 1000 KH, diharapkan pada
tahun 2015 dapat mencapai 32 per 1000 KH.Pencapaian tahun 2015
merupakan target komitmen global Milenium Development Goals (MDG’s).
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka pemerintah Indonesia
menyelenggarakan berbagai program yang ditujukan untuk memelihara
Kesehatan Ibu dan Anak.Masalah kesehatan pada umumnya dan kesehatan
ibu dan anak pada khususnya merupakan tanggung jawab bersama yang harus
diselesaikan antara pemerintah dan masyarakat.
Untuk meningkatkan derajat kesehatan diperlukan partisipasi masyarakat
sehingga dapat menurunkan AKI dan AKB. Dalam partisipasi masyarakat
dibutuhkan upaya pemberdayaan masyarakat tentang pembentukan di bidang
KIA. Suatu UKBM dalam bidang KIA misalnya posyandu. Posyandu sudah
banyak dilingkungan masyarakat. Salah satu posyandu yang ada di kelurahan
Imbanagara adalah Posyandu Anyelir.
Untuk mengetahui perkembangan dari pada posyandu anyelir maka
perlu dilakukan analisis. untuk bisa melaksanakan analisis diperluklan data
atau informasi yang akurat untuk itu terlebih dahulu perlu dilakukan survai.
2
3. Hasil kegiatan yang telah dicapai di Posyandu Anyelirpada tahun 2013 dan
2014.
4. Peran provider dalam rangka pelaksanaan kegiatan Posyandu Anyelir.
5. Beberapa masalah yang sering dihadapi oleh Posyandu Anyelir dan upaya
pemecahan masalah yang telah dilakukan oleh Posyandu Anyelir.
3
BAB II
PENGUMPULAN DATA
4
B. Informan dan Alat Pengumpulan Data
1. Informan yang diwawancarai
Untuk memperoleh data tentang hal yang berkaitan dengan Posyandu
Anyelir maka diperlukan wawancara. informan yang diwawancarai adalah
kader Posyandu Anyelir.
2. Alat Pengumpulan Data
Agar data yang diperoleh sesuai yang diharapkan, maka diperlukan
suatu instrument, dalam hal ini instrument yang digunakan untuk
memperoleh data berupa pedoman wawancara yang dapat dilihat pada
lampiran 1 yang tertulis secara terstruktur.
5
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
6
a. Maksud Pembentukkan Posyandu Anyelir
Maksud dibentuknya posyandu Anyelir yaitu agar terciptanya derajat
kesehatan yang optimal khususnya derajat kesehatan ibu dan anak,
sehingga dapat mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
b. Tujuan PembentukkanPosyandu Anyelir
1) Mencegah terjadinya angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
2) Meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
3) Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil sehat dan sejahtera.
4) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan yang lain yang menunjang
kemampuan hidup sehat.
5) Memberikan pengobatan umum untuk masyarakat dengan tingkat
kesakitan yang ringan.
6) Melakukan pemeriksaan ibu hamil.
7) Melakukan imunisasi sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit.
8) Melayani akseptor Keluarga Berencana.
9) Melakukan penimbangan balita, sehingga dapat mengetahui status gizi
balita tersebut.
7
B. Jenis Kegiatan dan Bentuk Pelayanan
Adapun jenis kegiatan dan bentuk pelayanan yang dilaksanakan di
posyandu Anyelir di antaranya:
No Jenis Kegiatan Bentuk Pelayanan
a. Melakukan pemeriksaan
1 Pengobatan Ringan
b. Pemberian obat
a. Pemeriksaan ibu hamil
2 Kesehatan Ibu dan Anak
(Penimbangan Ibu Hamil)
a. Pelayanan Injeksi
3 Keluarga Berencana
b. Pemberian Pil KB
a. Pemberian DPT
b. Pemberian Polio
4 Imunisasi
c. Pemberian BCG
d. Pemberian Hepatitis B
a. Penimbangan balita
b. Pemantauan tumbuh kembang
5 Peningkatan Gizi
balita
c. Pemberian Vitamin A
8
Tabel 3.1
Hasil penimbangan balita di Posyandu Anyelir Kelurahan Imbanagara
Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis 2013 - 2014
Penimbangan Tingkat Kesenjangan
Sasaran
No Bulan 2013 2014 (%) (%)
2013 2014 Jumlah % Jumlah % 2013 2014
1 Januari 47 47 32 68,0 29 61,7 12 18,3
2 Februari 49 44 45 91,8 39 88,6 - -
3 Maret 49 44 35 71,4 27 61,3 8,6 18,7
4 April 49 43 35 71,4 21 48,8 8.6 31,2
5 Mei 49 43 30 61,2 27 62,7 18.8 17,3
80 %
6 Juni 48 43 29 60,4 21 48,8 19.6 31,2
7 Juli 48 44 28 58,5 24 54,5 21.5 25,5
8 Agustus 46 46 38 82,6 46 100 - -
9 September 47 46 33 70,5 40 86,9 9,5 -
10 Oktober 50 47 27 54 29 61,7 26 18,3
11 November 48 49 31 64,5 30 61,2 15,5 18,8
12 Desember 48 - 30 62,5 - - 17,5 -
Rata-rata 72,5 61,35 7,5 18,65
9
Dari tabel 3.1 dapat dilihat bahwa jumlah penimbangan balita di Posyandu
Anyelir pada tahun 2013 dapat dikatakan kurang memenuhi target pencapaian,
karena penimbangan dari tiap bulan tidak mencapai target yang diharapkan.
Hal tersebut menunjukan bahwa partisipasi masyarakat untuk mengikuti
kegiatan posyandu cenderung masih kurang dan untuk jumlah penimbangan
balita di Posyandu Anyelir pada tahun 2014 dikatakan kurang juga.
Pada tahun 2013 dan 2014 dapat dikatakan jumlah sasarannya stabil
karena tidak mengalami kenaikan/penurun yang mencolok
Pada bulan februari dan agustus sasarannya melebihi target pencapaian
karena pada bulan itu ada pemberian tablet vitamin A. Hal ini menunjukan
bahwa masyarakat hanya berpartisipasi ketika akan diberikan sesuatu.
10
a. Kurangnya partispasi masyarakat dalam melaksanakan kegiatan
posyandusehingga tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat pun tidak tercapai sepenuhnya.
b. Kurangnya luas tempat pelayanan, sehingga pada saat dilaksanakan
kegiatan posyandu, kegiatanpun tidak dapat terlaksana secara efektif dan
efisien.
2. Pemecahan Masalah yang dilakukan di Posyandu Anyelir
Upaya pemecahan masalah yang telah dilakukan oleh Posyandu
Anyelir:
a. Dengan memberikan sosialisasi oleh tenaga kader kepada masyarakat.
b. Dengan meminta bantuan dana kepada masyarakat untuk memperluas
posyandu.
Setelah melakukan analisis, maka alternatif pemecahan masalah selain
yang telah dilakukan olehPosyandu Anyelir diantaranya :
a. Sosialisasi dilaksanakan langsung di rumah orang tua balita.
b. Mengajukan proposal pembangunan posyandu kepada pemerintah
daerah agar mendapatkan bantuan untuk memperluas tempat pelayanan
(posyandu).
11
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari babI sampai bab III, maka dapat disimpulkan:
1. Posyandu Anyelir didirikan pada tahun 1977, dengan alasan untuk
memberikan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan kesehatan ibu dan
anak, agar terciptanya derajat kesehatan yang optimal sehingga dapat
mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
2. Jenis kegiatan yang dilakukan di Posyandu Anyelir yaitu pengobatan ringan,
kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, imunisasi dan peningkatan
gizi.
3. Hasil penimbangan pada tahun 2013 mencapai 72,5% dan penimbangan
pada tahun 2014 mencapai 61,35% Sedangkan Kesenjangan pada tahun
2013 mencapai 7,5% dan pada tahun 2014 mencapai 18,65%. Hal tersebut
menunjukan bahwa partisipasi masyarakat untuk mengikuti kegiatan
posyandu cenderung masih kurang.
4. Peran provider di Posyandu Anyelir yaitu sebagai tenaga ahli
(expert) dan pembimbing (guide) bagi masyarakat.
5. Masalah yang dialami diPosyandu Anyelir yaitu kurang partisipasi
masyarakat untuk datang ke posyandu. Upaya penyelesaian masalahnya
yaitu dengan memberikan motivasi kepada keluarga balita yang jarang ke
posyandu.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, adapun beberapa saran yang dapat
diajukan diantaranya:
1. Bagi kader
a. Sosialisasi langsung kepada masyarakat yang didampingi oleh ketua RT
maupun ketua RW.
b. Menjelaskan pentingnya pelaksanaan kegiatan posyandu khususnya bagi
kesehatan ibu dan anak.
12
2. Bagi Provider
a. Melakukan kegiatan setiap bulan agar dapat memantau kesehatan ibu
dan anak.
3. Bagi Peneliti
Peneliti untuk kedepannya dapat melaksanakan kegiatan observasi
supaya dapat mengetahui bagaimana mekanisme pelaksanaan kegiatan
Posyandu berlangsung.
13
DAFTAR PUSTAKA
Harsono. Dkk. (1999). Kesehatan Anak untuk Perawat, Petugas Penyuluhan
Kesehatan dan Bidan di Desa. Yogyakarta. Gadjah Mada University press.
Wijono, Djoko. (2009). Manajemen Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta. CV. Duta
Prima Airlangga.
14