TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Medis
1. Pengertian
dinding kandungan (uterus). Placenta atau ari-ari terdiri dari vili-vili dan
kotiledon yang berfungsi untuk jalan makanan dan oksigen bagi janin.
Pada usia kehamilan awal, lokasi placenta berada pada bagian bawah
rahim, dekat dengan jalan lahir, tetapi seiring dengan perkembangan janin
menempati lokasi pada korpus atau fundus (bagian atas) rahim pada
2. Etiologi
mencari tempat implantasi yang lebih baik, yaitu di tempat yang rendah
dekat ostium uteri internum. Placenta previa juga dapat terjadi pada
placenta yang besar dan yang luas, seperti pada eritroblastosis, diabetes
3. Faktor resiko
1. Umur penderita
subur.
2. Paritas
Pada paritas yang tinggi kejadian placenta previa makin besar karena
4. Patofisiologis
15-20 cm dan tebal 2,5 cm, berat rata-rata 500 gram. Tali pusat
menempel saja di depan atau di belakang dinding uterus agak ke atas kea
rah fundus uteri, placenta sebenarnya berasal dari sebagian dari janin, di
untuk pertumbuhan adanya zat penyalur, asam amino, vitamin dan mineral
dari ibu kejanin dan pembuangan CO2 serta sampah metabolisme janin ke
kehamilan 20 minggu saat segmen bawah uteri telah terbentuk dan mulai
karena lepasnya plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus
terbangun, baru pada saat pasien bangun pasien merasa bahwa kainnya
uteri. Jadi pada kehamilan tidak perlu ada his untuk menimbulkan
rahim. Oleh karena itu regangan dinding rahim dan tarikan pada
tertutup placenta.
bawah rahim tetapi tidak ada bagian yang menutupi ostium uteri
internum.
dirujuk,
rongga perut (misal batuk, mengedan karena sulit buang air besar).
peroral .
c. Pantau tekanan darah dan frekuensi nadi pasien secara teratur tiap
perdarahan.
darah.
umur kehamilan dan derajat placenta previa. Setiap ibu yang dicurigai
infus NaCl/RL sebanyak 2-3 kali jumlah darah yang hilang. Jangan
berhenti.
normal)
a. Janin matur
c. Pada perdarahan aktif dan banyak, segera dilakukan terapi aktif tanpa
tokolitik bila ada his. Bila selama 3 hari tidak ada perdarahan
perdarahan.
(Sujiyatini, 2009).
bawah anak dapat masuk pintu atas panggul menekan placenta yang
sesaria.
previa totalis baik janin mati maupun hidup, placenta previa lateralis
(Sujiyatini, 2009).
Totalis Partialis
Perdarahan, Perdarahan
gawat janin
Pecahnya ketuban
(Nugrahaeny, 2009)
sampai syok.
hemolisis.
c. Perdarahan postpartum :
bawah rahim.
(Manuaba, 1998).
c. Gawat janin
darah besar yang ada di mulut rahim akan tertutup oleh implantasi
d. Kematian
9. Pemeriksaan penunjang
evaluasi.
diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi setiap langkah dapat diuraikan
lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dan ini berubah sesuai dengan
kebutuhan klien.
data yang diperlukan untuk evaluasi keadaan klien secara lengkap yaitu :
a. Riwayat kesehatan.
data dasar awal yang lengkap atau bila klien mengalami komplikasi yang perlu
akan overlap dengan langkah 5 dan 6 (atau menjadi bagian dari langkah-
langkah tersebut) karena data yang perlu diambil dari hasil pemeriksaan
memulai manajemen dari langkah 4 untuk mendapatkan data dasar awal yang
oleh wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian.
kebidanan.
Pada langkah ini penting sekali melakukan asuhan yang aman. Contoh
tersebut misalnya :
a. Polihidramnion
d. Kehamilan kembar
perdarahan post partum yang disebabkan oleh atonia uteri karena pembesaran
penanganan segera.
asuhan primer, periodik, atau kunjungan perinatal saja, tetapi selama wanita
tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut
dalam persalinan.
bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibua atau anak ( misal
perdarahan kala III atau perdarahan segera setelah lahir, distosia bahu, atau
dari seorang dokter misalnya prolaps tali pusat. Situasi lainnya bisa saja tidak
dokter.
lainnya seperti pekerja sosial, ahli gizi dan ahli perawatan klinis bayi baru
lahir dalam hal ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien
untuk menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat
dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi
juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa
konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang
setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan. Setiap rencana asuhan
haruslah disetujui oleh dua belah pihak yaitu oleh bidan dan klien agar dapat
rencana tersebut. Oleh karena itu pada langkah ini tugas bidan adalah
melaksanakannya.
ini harus rasional dan benar-benar dan memadai atau berdasarkan satu dasar
yang lengkap dan bisa dianggap valid sehingga menghasilkan asuhan klien
telah diuraikan pada langkah ke-5 dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini bisa dilakukan oleh klien atau anggota tim kesehatan yang
lain. Jika bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab
belum efektif.
kontinum maka perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak
tersebut.
Subjektif
anamnesa.
2. Data yang didapatkan dari klien maupun keluarga sebagai suatu keadaan
1. Biodata
keluhan umum).
5. Riwayat KB
a. Status perkawinan
c. Dukungan keluarga
e. Pola makan
persalinan.
Objektif
laboratorium, dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus
a. BB dan TB
b. Status present
c. Status obstetrikus
1) PP test
2) Hb
3) Urine reduksi
4) Glukosa urine
ASSESSMENT
2. Diagnosa / masalah
PLANNING
a. Asuhan
b. Pendidikan kesehatan
c. Terapi
d. Kolaborasi
e. Rujukan
evaluasi.
I. Pengkajian
A. Data Subyektif
1) Identitas pasien
a) Identitas pasien
2) Keluhan Utama
3) Riwayat Kesehatan
operasi sesar, (pada ibu atau wanita yang pernah 4 kali atau
2009).
4) Riwayat Obstetri
a) Riwayat haid :
2009).
2005)
2. Gerakan janin
a. Psikososial
B. Data Objektif
1) Keadaan umum :
Untuk menilai status keadaan ibu, untuk ibu dengan placenta previa
2) Tingkat kesadaran :
mentis. Pada pasien yang mengalami syok maka ibu akan terlihat
3) Tanda vital
(Saifuddin, 2002).
mengalami syok maka pernapasan akan cepat (30 kali per menit
37oC).
4) Status present
5) Status Obstetrikus
Inspeksi
(Nurgahaeny, 2009).
Data Dasar
1. Data Subyektif
a. Identitas pasien
b. Keluhan
c. Riwayat kehamilan
d. HPHT
e. HPL
f. Umur kehamilan
2. Data Obyektif
Data obyektif diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik pada pasien untuk
a. Keadaan umum.
b. Tingkat kesadaran.
d. Status present.
e. Status obstetrikus.
f. Pemerksaan penunjang.
1. Perdarahan
2. Syok
3. Gawat janin
4. Kematian
IV. Identifikasi kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi dan konsultasi
2. Pemberian infus
3. Lakukan SC.
V. Perencanaan
meliputi:
VI. Pelaksanaan
kehamilannya.
tokolitik bila ada his. Bila selama 3 hari tidak ada perdarahan
agar tidak koitus, tidak bekerja keras dan segera kerumah sakit
ketuban agar bagian bawah anak dapat masuk pintu atas panggul
VII. Evaluasi
dengan placenta previa, maka hal-hal yang perlu dievaluasi antara lain
D. Aspek Hukum
terdapat dalam :
Mengingat :
Pasal 21 :
Pasal 22 :
Pasal 23
1. Pasien berhak atas ganti rugi apabila dalam pelayanan kesehatan yang
Pasal 24
Pernyataan Standar
anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai
kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka
harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan
Hasil
kehamilan.
Kompetensi ke-1 :
sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang
bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan
keluarganya.
Kompetensi ke-3 :
Pengetahuan Dasar
5. Mendiagnosa kehamilan.
10. Mengenal tanda dan gejala anemia ringan dan berat, hyperemesis
serta preeklamsia.
(senam hamil).
20. Akibat yang ditimbulkan dari merokok, penggunaan alkohol, dan obat
21. Tanda dan gejala dari komplikasi kehamilan yang mengancam jiwa seperti
Ketrampilan Dasar
uterus.
janin.
perdarahan pervaginam.