Data Percobaan:
Jenis Spesimen : ST-37
Diameter ` : 6,9 mm
Mt = channel x 10,58
70
60
50
40 kurva mt vs jumlah
putaran
30
20
10
Jumlah Putaran
0
0 1 2 3 4
Selanjutnya kita menentukan sudut puntir yang diperoleh dari θ = 2πn, dimana n
merupakan jumlah putaran. Sehingga diperoleh data sebagai berikut beserta
kurvanya:
Mt (Nm) Kurva Mt vs θ
80
70
60
50
40
Kurva Mt vs θ
30
20
10
θ (rad)
0
0 5 10 15 20 25
𝜃
Selanjutnya adalah mencari θ’ dimana θ’ = ; dengan L merupakan panjang
𝐿
awal spesimen dan θ adalah sudut puntir. Lalu kita dapatkan data hubungan
antara momen puntir (Mt) dan sudut puntir sebagai berikut beserta kurvanya:
70
60
50
40
kurva Mt vs θ'
30
20
10
θ' (rad/m)
0
0 100 200 300 400 500
16𝑀𝑡
τ=
𝜋𝐷3
70
60
50
40
kurva Mt vs θ'
30
20
10
0 θ' (rad/m)
0 100 200 300 400 500
didapat torsional yield strength pada besar momen torsi = 41,64841797 Nm
16𝑀𝑡
berarti menggunakan rumus : τ=
𝜋𝐷3
Setelah mendapat torsional yield strength maka kita dapat menentukan daerah elastis
dan plastisnya
Daerah elastis
16𝑀𝑡
Pada daerah elastis kita menggunakan persamaan τ =
dan γ = rθ’ maka
𝜋𝐷3
kita dapat hubungan antara τ dan γ pada daerah elastis beserta kurvanya
Momen puntir
(Mt) Nm θ’ (rad/m) γ (rad) τ (MPa)
1,756445313 0 0 27,21966037
19,58953125 32,52309879 0,112204691 303,579271
29,30164063 48,15920398 0,166149254 454,0879813
40,72886719 63,48258706 0,219014925 631,1758893
41,64841797 79,11869225 0,272959488 645,4261821
τ (MPa)
kurva τ vs γ (daerah elastis)
800
700 y = 2606x
600
500
kurva τ vs γ (daerah
400 elastis)
Linear (kurva τ vs γ
300 (daerah elastis))
200
100
γ (rad)
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
dari regresi linier kurva diatas maka didapat persamaan y = 2606x. gradien dari regresi
linier tersebut merupakan nilai modulus rigidity dari spesimen menurut rumus:
τ = Gγ
maka didapat modulus of rigidity = 2,606 GPa
Daerah Plastis
Pada daerah plastis kita tidak menggunakan persamaan seperti di kurva pada
daerah elastis karena hubungan antara τ dan γ tidak berbentuk linier, maka dari
1
itu kita menggunakan persamaan τ = (3𝐶𝐷 + 𝐵𝐶)
2𝜋𝑟 3
untuk menentukan tegangan geser pada darrah plastis, kami mengambil 6 titik
sebagai berikut beserta kurvanya :
2000
1800
1600
1400
Tresca
1200
Von Misses
1000
800
600
400
200
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
ε
Selanjutnya untuk menentukan nila n dan K dari persamaan σ = K𝜀 𝑛 kemudian
kita beri log pada kedua ruas kiri dan kanan sehingga menjadi persamaan:
log σ (tresca) log ε (tresca) log σ (von misses) log ε (von misses)
3,115464246 -0,788045379 3,052994878 -0,72557601
3,151502823 -0,721509658 3,089033455 -0,65904029
3,161067119 -0,664907949 3,098597751 -0,602438581
3,19030354 -0,523759338 3,127834172 -0,46128997
3,197986515 -0,363877953 3,135517147 -0,301408585
3,203023526 -0,313327531 3,140554157 -0,250858162
3,214717702 -0,244799862 3,152248334 -0,182330494
3,235227035 -0,153441337 3,172757666 -0,090971969
Kurvanya:
3.25
y = 0,15738x + 3,1856
3
-1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0
Dengan meninjau y = mx + c, dengan m = n (eksponen strain hardening) dan c =
log K, maka dari grafik diatas dapat kita ketahui bahwa:
Tresca :
Von Misses :