Anda di halaman 1dari 7

MUHAMMAD DARMA RADITYA

Pengaruh Variasi Parameter Manufaktur terhadap Kinerja Baterai Lithium-Ion

Bab 1. Pendahuluan (Maksud dan Tujuan)


Dalam penelitian ini, diinvestigasi pengaruh dari parameter manufaktur, seperti calendering stress load, kandungan
carbon black, dan rasio carbon black terhadap binder, dan perbandingan dua material aktif katodik (NMC dan LMO). Sel-
sel Pouch yang diproduksi kemudian dilakukan pengujian kapasitas baterai dan C-rate. Dari variasi konfigurasi parameter
dan pemilihan katoda ini dapat ditentukan aplikasi baterai tersebut, apakah untuk aplikasi pada kendaraan listrik hibrida
(HEV) atau untuk kendaraan listrik penuh (FEV).

Bab 2. Eksperimental
 Manufaktur Elektroda dan Variasi Parameter
Penelitian ini menggunakan carbon black (CB) sebagai aditif konduktif dan polyvinylidenefluoride (PVDF) sebagai
binder. Material aktifnya (AM) adalah Li(Ni1/3Mn1/3Co1/3)O2 untuk elektroda NMC dan LiMn2O4 untuk elektroda LMO.
Material N-Methyl-2-Pyrrolidone (NMP) digunakan sebagai pelarut. Anoda graphite digunakan sebagai counter
electrode untuk NMC dan LMO. Variasi parameter produksi pada penelitian ini didetailkan seperti pada Tabel 1.

 Perakitan Sel Uji dan Karakterisasinya


Elektroda dirakit menjadi sel single layered pouch dengan luas area A = 25 cm2. Elektrolit yang digunakan EC:DEC 3:7,
1M LiPF6 dan sebagai separatornya adalah CELGARD 232.

Bab 3. Hasil dan Diskusi


Penlitian ini dilakukan evaluasi kinerja kapasitas dishcarge spesifik katoda NMC dan LMO dengan variasi parameter yang
telah disebutkan diatas. Gambar 1 menunjukkan pengaruh ketebalan katoda NMC dengan variasi mass loading (ML) dan
calendering stress load terhadap resistansi elektronik. Variasi mass loading carbon black pada penelitian ini yaitu CB = 4%
berat, CB = 5.88% berat dengan rasio CB:B =1 dan CB:B > 1.
 Pengaruh Calendering Stress Load pada Kinerja C-rate Baterai
Pengaruh calendering stress load terhadap kapasitas discharge spesifik pada C-rate yang berbeda untuk katoda NMC
dan LMO ditunjukkan pada Gambar 2 dan 3. Hasilnya, kedua material (NMC dan LMO) memiliki kinerja terbaik pada
calendering stress load tertinggi. Kapasitas discharge sel baterai katoda LMO menunjukkan gradient C-rate yang lebih
rendah dibandingkan katoda NMC sehingga bisa diartikan bahwa katoda LMO memiliki daya yang lebih tinggi
dibandingkan katoda NMC. Deteriorasi konduktivitas ionic akibat calendering stress load tidak berdampak signifikan
terhadap kinerja baterai. Ini dikarenakan limitasi konduktivitas ionik mulai timbul pada elektroda yang lebih tebal.
Pada penelitian ini pembuatan tebal katodanya relatif tipis akibat kompaksi calendering yang tinggi (tebal 70 µm
untuk NMC dan 103 µm untuk LMO) sehingga porositas katoda sangat rendah untuk limitasi konduktifitas ionik.
Keuntungan lainnya proses calendering membuat densitas energi baterai meningkat.

 Pengaruh Kandungan Black Carbon


Katoda NMC dan LMO dengan kandungan carbon black tinggi, rasio CB:B > 1, dan calendering stress load tinggi
memiliki kapasitas discharge spesifik yang tertinggi. Sementara itu, katoda dengan kandungan carbon black rendah,
rasio CB:B = 1, dan calendering stress load rendah memiliki kapastias discharge spesifik yang terendah. Rasio CB:B
yang terlalu rendah dapat mengakibatkan fraksi CB terlapisi semua dengan binder sehingga dapat mengisolasi
konduktivitas secara elektronik. Katoda dengan kandungan carbon black dan rasio CB:B yang rendah cocok untuk
aplikasi non-otomotif seperti barang-barang elektronik dimana baterai dapat beroperasi pada C-rate rendah.
Sedangkan untuk kandungan carbon black tinggi dengan rasio CB:B = 1 atau CB:B > 1 cocok untuk aplikasi otomotif
karena dapat beroperasi pada C-rate tinggi.

 Perbandingan Kinerja NMC dan LMO


MUHAMMAD DARMA RADITYA

Perbandingan kinerja NMC dan LMO pada Gambar 2,3, dan 5 menunjukkan NMC memiliki kapasitasi discharge
spesifik yang lebih tinggi pada C-rates rendah dan LMO memiliki kapasitas spesifik discharge yang lebih tinggi pada
C-rates tinggi. Adanya penyimpangan pada kurva kinerja NMC dan LMO seperti pada parameter medium calendering
di C-rate 2C dan 5C, dan high calendering di C-rate 5C. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 6, jika baterai
beroperasi pada C-rates dibawah penyimpangan maka material katoda NMC memiliki kapasitas discharge spesifik
yang lebih tinggi. Namun jika baterai beroperasi pada C-rates diatas penyimpangan maka material katoda LMO
memiliki kapasitas discharge spesifik yang lebih tinggi. NMC dengan struktur berlapis dapat menginterkalasi ion
lithium 2-Dimensi. Sementara LMO dengan struktur spinel dapat menginterkalasi ion lithium 3-Dimensi. Hal ini
menunjukkan bahwa material katoda LMO cocok untuk aplikasi C-rate tinggi seperti hybrid electric vehicles.

 Pengaruh Mass Loading dan Parameter-parameter Optimal


Gambar 7 Ragone plot menunjukkan bahwa pada material katoda LMO dengan 30% calendering, kandungan CB
tinggi, rasio CB:B > 1, dan medium mass loading merupakan konfigurasi parameter terbaik karena dapat mencapai
daya spesifik 600 W/kgcomp. Selain itu, katoda LMO dengan kandungan carbon black tinggi, rasio CB:B > 1, 30%
calendering stress load, dan mass loading rendah dapat mencapai C-rates > 5C

 Korelasi antara reproduksibilitas dan desain elektroda


Penilitian menggunakan 4 sel identik dengan konfigurasi parameter tertentu, dapat dilihat bahwa penyimpangan
meningkat seiring dengan C-rate yang tinggi. Semakin tinggi C-rate, semakin banyak proses-proses kinetik yang
melibatkan penurunan kinerja seperti resistansi elektronik dan limitasi difusifitas. Dapai dilihat pada Gambar 8,
penyimpangan kapasitas discharge spesifik semakin tinggi dengan semakin rendahnya level calendering. Hal ini
disebabkan karena katoda dengan calendering yang rendah cenderung dapat menyebabkan disconnect konduktivitas
elektronik.

Bab 4. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:

 Konfigurasi calendering stress load tertinggi menghasilkan kapasitas discharge baterai tertinggi terutama pada C-rate
yang tinggi juga. Level calendering katoda yang rendah dan medium menunjukkan kapasitas discharge yang rendah
dan resistansi elektrik yang tinggi seiring dengan konduktivitas elektriknya yang rendah.
 Batasan transfer ion muncul signifikan pada elektroda dengan calendering stress load melebihi 22% untuk NMO dan
30% untuk LMO.
 Energi spesifik tidak bisa ditingkatkan dengan mereduksi kandungan carbon black menjadi 4% berat dan rasio carbon
black terhadap binder CB:B = 1 setidaknya untuk aplikasi yang memerlukan C-rate ≥ 0.2C karena dapat menimbulkan
deteriorasi konduktifitas elektronik katoda sehingga dapat mengakibatkan losses kinerja baterai yang tinggi.
 Kinerja elektroda NMC pada C-rate rendah dibawah 2C cocok untuk aplikasi energi tinggi seperti pada full electric
dan plug-in hybrid electric vehicle. Sementara kinerja elektroda LMO bagus pada C-rate tinggi sehingga cocok untuk
aplikasi daya tinggi seperti pada hybrid electric vehicle
 Untuk aplikasi fast charging, LMO dapat menjadi pilihan yang menarik jika kekurangan seperti stabilitas pada siklus
rendah dapat diatasi.
 Kapabilitas C-rate LMO yang tinggi dikarenakan memiliki struktur 3D spinel sehingga memudahkan difusifitas ion
lithium. C-rate dapat ditingkatkan juga dengan calendering stress load yang tinggi.
 Konfigurasi parameter terbaik untuk katoda NMC untuk aplikasi energi spesifik tinggi dicapai dengan calendering
stress load 22%, rasio CB:B > 1, dan dengan mass loading yang tinggi. Konfigurasi parameter terbaik untuk katoda
LMO untuk aplikasi daya spesifik yang tinggi dicapai dengan calendering stress load 30%, rasio CB:B > 1, dan mass
loading medium ke rendah.
 Calendering stress load yang tinggi memiiki pengaruh untuk meningkatkan performa elektroda.
MUHAMMAD DARMA RADITYA
MUHAMMAD DARMA RADITYA
MUHAMMAD DARMA RADITYA
MUHAMMAD DARMA RADITYA
MUHAMMAD DARMA RADITYA

Anda mungkin juga menyukai