Anda di halaman 1dari 8

Fauzan Abdurrahman

1606890441
TUGAS 2
1.a. Jelaskan definisi "duty cycle" dalam mesin las listrik, dan berikan rumus untuk
memperkirakan performa mesin las
b. Hitunglah Berapa arus maksimum yang diijinkan bila mesin las dioperasi secara terus menerus
(tanpa berhenti) untuk mesin las dengan meng-gunakan mesin berkapasitas 450A dengan 60 %
duty cycle..
2. a. Jelaskan fungsi perangkat mengurangi tegangan (voltage reducing device) pada penggunaan
las listrik AC. Jelaskan secara singkat prinsip alat tsb.
b. Jelaskan arti kode sebagai berikut: E6010, E7018, E7028-B3, dan ER70T-6
3. Mengapa beberapa jenis elektroda terbungkus (SMAW) perlu di-keringkan (dryng) sebelum
digunakan. Faktor-faktor apa yang harus dipertimbangkan dan apa yang terjadi bila elektrodanya
tdk dikeringkan pada pengelasan baja HSLA.
4. Apa efek polaritas (+ & -) terhadap penetrasi las untuk (a) elektroda habis pakai (consumable
electrode) dan (b) non-consumable electrode. Buat gambar skematik.
5. Sebutkan keuntungan & kerugian bila menggunakan gas campuran Ar + CO2 dibandingkan
dengan hanya CO2.
6. a. Jelaskan secara singkat dengan cara sketsa transfer logam modus dalam pengelasan MAG.
b. Jelaskan dengan sketsa gambar, Dalam las busur MAG pada rentang arus tinggi, mode transfer
logam "globular" dari tetesan logam ketika CO2 digunakan sebagai shielding gas, sedangkan
mode "spray" dengan compuran 80% Ar +20% CO2.
7. a. Jelaskan secara singkat perbedaan antara AC & DC welding power supply.
b. Jelaskan secara singkat istilah "cleaning action" & "stiffness of arc".
8. Dalam kasus apa “Arc Blow” cenderung terjadi pada las busur baja? Berikan dua contoh dan
jelaskan penyebabnya dengan sketsa.
9. Dalam pengelasan MAG, paanjang busur- dipertahankan stabil melalui “self regulation”-
dengan sumber daya DC. Jelaskan secara singkat dengan sketsa gambar mekanisme pengaturan
tsb.
10. Jelaskan prinsip dari mesin las inverter, dan berikan dua keuntungan dari mesin inverter tsb
dibandingkan dengan mesin las SCR-jenis konvensional.

Jawaban :
1) A. ​Duty Cycle a​ dalah perbandingan waktu pembebanan dengan waktu kerja mesin las.
Hal ini berkaitan dengan waktu pengelasan yang diperbolehkan dalam satu kali pass.

T : Rated duty cycle (%)


Ta: Required duty cycle (%)
I : Rated current at rated duty cycle
Ia : Max current at required duty cycle
B. 450 x √0,6=450 x 0,775
= 348,75 A
2) A. Fungsinya ialah melindungi keselamatan ​welders dari bahaya listrik. Prinsipnya
adalah alat ini akan menurunkan voltase, sehingga voltase menjadi 25V atau lebih kecil.
B. Arti kode E6010, E7018, E7028-B3, dan ER70T-6 ialah :
• E6010 : Pada dua digit pertama kawat las memiliki minimum tensile strength 60 ksi, digit
ketiga menandakan penggunaan las pada semua posisi, digit terakhir menandakan jenis coating
dan jenis arus, dimana jenis coating dari kawat las ini adalah selulosa dan jenis arusnya DC.
• E7018 : Pada dua digit pertama kawat las memiliki minimum tensile strength 70 ksi, digit
ketiga menandakan penggunaan las untuk semua posisi, digit terakhir menandakan jenis coating
dan jenis arus, dimana jenis coating dari kawat las ini adalah Low hydrogen iron powder (25%)
dan jenis arusnya AC atau DC.
• E7028-B3 : Pada dua digit pertama kawat las memiliki minimum tensile strength 70 ksi,
digit ketiga menandakan penggunaan las untuk posisi flat dan horizontal, digit terakhir
menandakan jenis coating dan jenis arus pada jenis kawat ini, dimana jenis coatingnya
merupakan low hydrogen iron powder (50%) dan jenis arusnya AC atau DC, B3 menandakan
terdapat kandungan 2.25% Cr dan 1% Mo dalam kawat las
• ER70T-6, ER : Electrode/rod, dua digit pertama menandakan minimum tensile
strengthnya sebesar 70 ksi, T-6 menandakan elektroda ini memiliki polaritas DC+, spray type
transfer, penetrasi yang dalam, impak pada temperatur rendah yang baik, multiple pass.

3) Tujuan proses pengeringan ialah mereduksi potensi terserapnya air oleh elektroda.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam proses pengeriangan adalah kadar uap air serta
waktu pengeringan. Jika tidak dilakukan pengeringan, Elektroda pada pengelasan baja HLSA
akan mengalami penurunan kualitas pada hasil las karena terbentuknya asap yang dapat
membentuk oksigen dan hidrogen. Akibatnya, terbentuk porositas yang dapat menginisiasi crack.

4) Elektroda konsumable : Polaritas mempengaruhi panas maksimum serta membuat atmosfir


busur sangat besar. Pada system ini, katoda memiliki panas maksimum. Hal ini diaplikasikan
pada penggunaaan pengelasan dengan polaritas terbalik dan logam induk berperan sebagai
katoda sehingga memberikan penetrasi lasan yang dalam. Hal ini biasanya terjadi pada elektroda
E6010 (DCEP). Sedangkan dengan polaritas lurus, didapati hasil penetrasi yang dangkal karena
elektroda menjadi negative maka temperature pelelehan pada daerah tersebut sangat tinggi,
biasanya digunakan kawat las E6012 (DCEN).

Elektroda non-konsumable : Pengelasan dengan elektroda jenis ini dilakukan dengan arus AC
karena jenis arus ini maka jumlah panas akan seimbang antara kedua kutub. Umumnya yang
terjadi merupakan polaritas lurus (SP-DCEN), hal ini menjadikan anoda sebagai kutub positif
memiliki panas maksimum di daerah tersebut dan penetrasi lasan dalam.

5) Penggunaan gas campuran Ar dan CO​2 harus didasari dengan pengetahuan akan gas
pelindung, volume yang dibutuhkan, serta aplikasinya. Gas pelindung berpengaruh pada
karakteristik busur, heat input, dan keberlangsungan proses. Gas campuran digunakan karena
mempunyai faktor ekonomis dikarenakan gas campuran dipilih dengan mempertimbangkan
harga kebutuhan tetapi dengan syarat tidak mengurangi kualitas yang dihasilkan oleh proses
lasan. Karakteristik pemakaian gas argon sangat baik tetapi harganya mahal, kuantitas
volumenya dapat dicampur dengan CO​2 yang harganya lebih murah. Sedangkan kerugian
digunakannya gas CO​2 ialah buruknya sputter sehingga deposisi logam yang dihasilkan rendah
walaupun kemampuan penetrasi baik.

6) A. Modus Transfer Logam dalam MAG :


● Short Transfer

● Spray Transfer

● Globular Transfer
B) Dalam las busur MAG pada rentang arus tinggi, mode transfer logam "globular" dari tetesan
logam ketika CO2 digunakan sebagai shielding gas, sedangkan mode "spray" dengan campuran
80% Ar +20% CO2.
7) A. Perbedaan antara AC & DC welding power supply :

B) Cleaning Action dan Stiffness of Arc :


● Cleaning Action : Pembersihan lapisan oksida dalam pengelasan Mg dan Al
menggunakan arus AC. Lapisan oksida dibersihkan karena memiliki titik lebur yang lebih
tinggi dibanding logam murninya, dampaknya ialah lapisan oksida tersebut akan
menghalangi penyambungan logam ketika pengelasan berlangsung.

● Stiffness of Arc : Kondisi dimana busur listrik menunjukan kekakuan bentuk berupa
kecenderungan lurus sepanjang arah elektroda sebagai respon dari pengaruh plasma jet.
8) Arc Blow merupakan fenomena pembelokan busur listrik dari jalurnya akibat gaya
elektromagnet sehingga menyebabkan pergerakan tidak terkendali dari busur. Fenomena ini
sering terjadi saat pemberian serbuk magnet pada logam saat dilakukan pengujian tidak merusak
atau ​Non-Destructive ​Test dengan tujuan mendeteksi cacat. Serbuk akan berkumpul pada bagian
yang retak atau terdapat cacat pada permukaan material. Jika material tidak dibersihkan atau
pembersihan kurang sempurna, akan terjadi Arc Blow.

9) Self Regulation merupakan kemampuan mempertahankan panjang busur dengan stabil ketika
terjadi perubahan arus pada proses pengelasan. Perubahan tersebut dapat mengakibatkan
perubahan laju pelelehan kawat las. Sumber tegangan DC memberikan tegangan yang konstan
pada kawat las yang diumpankan dengan kecepatan konstan sehingga memungkinkan untuk
menjaga kestabilan panjang busur.

10) Prinsip mesin las inverter ialah mengkonversi tegangan DC menjadi AC dengan transformer
frekuensi tinggiyang direktifikasi kembali untuk menyuplai tenaga DC dalam menghasilkan
busur/arc. Frekuensi mesin ini antara 5000-50.000 Hz. Jika dibandingkan dengan SCR
konvensional, Mesin ini memiliki keunggulan seperti Ringan dan memiliki respon yang tinggi
serta pengaturan yang akurat & presisi.

Anda mungkin juga menyukai