Penyaji:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
1
LEMBAR PENGESAHAN
Nilai :
CHIEF OF WARDS
PIMPINAN SIDANG
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini
dengan judul “Systemic Lupus Erythematosus”.
Penulisan laporan kasus ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan
Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan Profesi Dokter di Departemen
Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing yang telah meluangkan waktunya dan memberikan banyak masukan
dalam penyusunan laporan kasus ini sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai masukan dalam penulisan
laporan kasus selanjutnya.Semoga makalah laporan kasus ini bermanfaat, akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................v
DAFTAR TABEL.............................................................................................vi
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................2
1.3 Manfaat..............................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................3
2.1 Definisi..............................................................................................3
2.2 Etiologi dan Patogenesis....................................................................3
2.3 Faktor Resiko.................................................................................................5
2.3.1 Hormonal.................................................................................5
2.3.2 Merokok ..................................................................................5
2.3.3 Ultraviolet................................................................................5
2.4 Manifestasi Klinis..................................................................................5
2.5 Klasifikasi..........................................................................................8
2.6 Diagnosis...........................................................................................9
2.7 Pemeriksaan Penunjang...........................................................................12
2.8 Terapi.....................................................................................................13
2.8.1 Edukasi dan Konseling..........................................................13
2.8.2 Medikamentosa......................................................................13
2.9 Prognosis.........................................................................................14
BAB 3 STATUS ORANG SAKIT ..................................................................15
BAB 4 FOLLOWUP........................................................................................25
BAB 5 DISKUSI KASUS................................................................................37
BAB 6 KESIMPULAN....................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................41
4
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit lupus ini memiliki gejala yang tidak spesifik, sehingga para
penderitanya sering berganti-ganti dokter karena diagnosa yang berbeda-beda.
Oleh sebab itu, penyakit ini sering disebut penyakit seribu wajah, karena gejala
yang ditunjukkannya menyerupai gejala penyakit lain (Roviati, 2013). SLE dapat
berdampak pada beberapa organ, seperti ginjal, muskuloskeletal, saraf, kulit,
1
2
Angka kematian pasien dengan SLE hampir 5 kali lebih tinggi dibandingkan
populasi umum.Pada beberapa tahun pertama mortalitas SLE berkaitan dengan
aktivitas penyakit dan infeksi seperti infeksi Micobacterium tuberculosis, virus,
jamur, dan protozoa, sedangkan dalam jangka panjang berkaitan dengan penyakit
vaskular aterosklerosis (Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2011).
Berdasarkan latar belakang dan pembahasan di atas penyaji merasa perlu dan
tertarik untuk melaporkan dan membahas sebuah kasus Systemic Lupus
Erythematosus yang terjadi di RSUP H. Adam Malik Medan.
1.2. TUJUAN
Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah:
1.3. MANFAAT
Beberapa manfaat yang didapat dari penulisan laporan kasus ini adalah:
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI
3
4
2.3.1. Hormonal
Pada penderita SLE wanita lebih dominan bila dibanding pria, hal ini
mendapat perhatian yang serius para peneliti yang mana dikatakan bahwa para
penderita SLE wanita secara signifikan didapatkan kadar hormon androgen yang
rendah (testosteron dan DHEAS), sedangkan kadar hormon prolaktin dan estradiol
sedikit lebih tinggi pada wanita dengan SLE. Akan tetapi data menunjukkan
hubungan antara SLE dan faktor hormon reproduktif tidak selalu konsisten
(Setiati et al., 2014).
2.3.2. Merokok
a. Manifestasi Konstitusional
6
b. Manifestasi Muskuloskletal
Manifestasi muskuloskeletal terjadi sekitar 95% pada pasien SLE dan
arthralgia merupakan gejala yang pertama sekitar 50% kasus artritis simetris
non erosif paling sering menyerang tangan, pergelangan tangan dan lutut.
Selain itu, ditemukan juga mialgia yang terjadi pada 60% kasus (D’Cruz D,
Espinoza G, Cervera R.. 2010)
c. Manifestasi Kulit
Kelainan kulit yang sering didapatkan pada SLE adalah
fotosensitivitas, butterfly rash, ruam malar, lesi diskoid kronik,
alopesia, panikulitis, lesi psoriaform dan lain sebagainya. Selain itu,
pada kulit juga dapat ditemukan tandatanda vaskulitis kulit, misalnya
fenomena Raynaud, livedo retikularis, ulkus jari, gangren (D’Cruz D,
Espinoza G, Cervera R.. 2010
d. Manifestasi Kardiovaskular
7
2.5. KLASIFIKASI
2.6. DIAGNOSIS
Jika hasil tes ANA negatif, pengulangan segera tes ANA tidak diperlukan,
tetapi perjalanan penyakit reumatik sistemik termasuk SLE seringkali dinamis dan
berubah, mungkin diperlukan pengulangan tes ANA pada waktu yang akan datang
terutama jika didapatkan gambaran klinis yang mencurigakan.
Test Anti ds-DNA positif menunjang diagnosis SLE, namun jika negatif
tidak menyingkirkan diagnosis SLE (Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2011).
2.8. TERAPI
Informasi yang benar dan dukungan dari orang sekitar sangat dibutuhkan
oleh pasien SLE dengan tujuan agar pasien dapat hidup mandiri. Beberapa hal
perlu diketahui oleh pasien, antara lain perubahan fisik yang akan dialami serta
mengurangi atau mencegah kekambuhan dengan melindungi kulit dari paparan
sinar ultraviolet secara langsung(Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2011).
2.8.2. Medikamentosa
Keterangan :
2.9. PROGNOSIS
Angka harapan hidup 5 tahun lebih dari 95% kecuali bila telah mengenai
ginjal.Kematian biasanya timbul akibat infeksi atau penyakit kardiovaskular
(Rubenstein et al., 2007).
14
BAB 3
STATUS ORANG SAKIT
ANAMNESA PRIBADI
Nama : Rizki Ananda Putri Rangkuti
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum menikah
Pekerjaan : Pelajar
Suku : Batak Mandailing
Agama : Islam
Alamat : Jl. Notes No 46A Medan
ANAMNESIS PENYAKIT
Keluhan Utama : Kejang
Telaah : Hal ini dialami pasien sejak di hari sebelum masuk rumah
sakit. OS sempat mengalami kejang 1 kali dengan durasi
sekitar ½ jam pada saat kejang pasien tidak sadar.
Sebelum dan setelah kejang OS sadar. Kejang terjadi di
seluruh tubuh. OS juga mengeluhkan pegal-pegal pada
seluruh tubuh. Rasa pegal sering timbul sejak sebelum
masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluhkan sesak napas.
15
ANAMNESIS ORGAN
Jantung
Sesak Nafas :(+) Edema :(-)
Angina Pectoris :(-) Palpitasi :(+)
Lain-lain : ( -)
SaluranPernapasan
Batuk-batuk :(-) Asma, bronchitis :(-)
Dahak :(-) Lain-lain :(-)
SaluranPencernaan
Nafsu Makan : menurun Penurunan BB :(+)
Keluhan Menelan :(-) Keluhan Defekasi :(-)
Keluhan Perut :(-) Lain-lain :(-)
16
Saluran Urogenital
Nyeri BAK :(-) BAK Tersendat :(-)
Batu :(-) Keadaan Urin :(-)
Haid :(-) Lain-lain :(-)
Sendi dan Tulang
Sakit Pinggang :(-) Keterbatasan Gerak :(-)
Keluhan Persendian :(+) Lain- lain :(-)
Endokrin
Haus/Polidipsi :(-) Gugup :(-)
Poliuri :(-) Perubahan suara :(-)
Polifagi :(-) Lain-lain :(-)
Saraf Pusat
Sakit Kepala :(+) Hoyong :( + )
Lain- lain :(-)
Darah dan Pembuluh Darah
Pucat :(+) Perdarahan :(-)
Petechie :(-) Purpura :(-)
Lain-lain :(-)
Sirkulasi Perifer
Claudicatio Intermitten :(-) Lain-lain :(-)
ANAMNESA FAMILI :Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama.
THORAKS DEPAN
Inspeksi
Bentuk : Simetris Fusiformis
Pergerakan : Tidak ada ketinggalan bernafas di kedua lapangan
paru
Palpasi
Nyeri tekan : Tidak dijumpai
Fremitus suara : Stem fremitus kiri = kanan
Iktus : Tidak teraba
Perkusi
18
Paru
Batas Paru Hati R/A : Relatif ICS 3
Peranjakan : ± 1 cm
Jantung
Batas atas jantung : ICS III LMCS
Batas kiri jantung : ICS V LMCS
Batas kanan jantung :ICS III LPSD
Auskultasi
Paru
Suara Pernafasan : vesikuler
Suara Tambahan :-
Jantung
M1>M2,P2>P1,T1>T2,A2>A1, desah sistolis (-), lain-lain (-)
Heart rate : 116 x/menit, reguler, intensitas: cukup
THORAX BELAKANG
Inspeksi : Simetris fusiformis
Palpasi : Stem fremitus kanan =kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Suara Pernafasan = vesikuler
Suara Tambahan = -
ABDOMEN
Inspeksi
Bentuk : Simetris tidak membesar
Gerakan lambung/usus: -
Vena kolateral :-
Caput medusa :-
Lain-lain :-
19
Palpasi
Dinding abdomen : Soepel
HATI
Pembesaran :-
Permukaan :-
Pinggir :-
Ukuran :-
Nyeri Tekan :-
LIMFA
Pembesaran :(-)
GINJAL
Ballotement :(-)
TUMOR :-
Perkusi
Pekak Hati : ICS III
Pekak Beralih : ICS IV
AUSKULTASI
Peristaltik usus : normoperistaltik
Lain-lain : (-)
PINGGANG
Nyeri ketuk Sudut KostoVertebra (-)
INGUINAL : Tidak dilakukan pemeriksaan
GENITALIA LUAR : Perempuan
PEMERIKSAAN COLOK DUBUR (RT)
Perineum :Tidak dilakukan pemeriksaan
Spincter Ani :Tidak dilakukan pemeriksaan
Ampula :Tidak dilakukan pemeriksaan
Mukosa :Tidak dilakukan pemeriksaan
Sarung tangan :Tidak dilakukan pemeriksaan
Tanggal : 21/06/2018
Darah Kemih Tinja
RESUME
ANAMNESA Keluhan utama : Kejang
22
STATUS LOKALISATA
Kulit : Malar rash (+)
Kepala
+¿
Mata : Konj. Anemis ( +¿ ¿ ),
¿
−¿
sklera ikterik ( −¿
¿ )
¿
T/H/M : dalam batas normal
Leher : TVJ R-2 cmH2O
Pembesaran KGB (-)
Thorax: dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas: dalam batas normal
LABORATORIUM RUTIN Darah : Hb menurun
Monosit meningkat
ANA Test (+)
Anti ds-DNA 1440
Kemih : dalam batas normal
Feses : dalam batas normal
DIAGNOSIS BANDING - Sistemik Lupus Eritematous
- Athritis Rheumatoid
- Sistemic Sklerosis (Skleroderma)
DIAGOSIS SEMENTARA - SLE Berat
PENATALAKSANAAN Non Farmakologis :
- Tirah baring
24
- Diet MB
- Three way
Farmakologis :
- IVFD NaCl 0,9% 20 gtt/i
- Inj. Ranitidine 50 mg/ 12 jam/ iv
- Sucralfat Syr 3 x CI
- Amlodipin 1 x 10 mg
- Valsartan 1 x 160 mg
- Metilprednisolon 4 mg (4.4.3)
- Myfortic 2 x 360 mg
- Inj. diazepam 10 mg ketika kejang
- Drips perdipin dosis 1.8 cc/ jam
DIET - Diet MB
BAB 4
FOLLOW UP
IgE total: 25
- Amlodipin 1 x 10 mg
- Valsartan 1 x 160 mg
- Metilprednisolon 62,5 mg/ 12 jam
- Inj. diazepam 5 mg ketika kejang
- Myfortic 2 x 360 mg
(-), kejang (-), batuk (-),sesak napas (-), BAK lancar, BAB
lancar
Sens : CM, TD: 130/80 mmHg, HR:88x/i, RR: 20x/i, temp:
O
36.5°C
+¿ −¿
+¿ −¿
Mata : Konj. Sub anemis ( ¿ ), sklera ikterik ( ¿ ),
¿ ¿
RC (+/+)
Leher : TVJ R-2 cmH2O
Pembesaran KGB (-)
Thorax: SP: Vesikuler
ST: (-)
Abdomen:Soepel
T/H/M : dalam batas normal, Peristaltik normal
−¿
−¿
Ekstremitas: akral hangat, oedem ( ¿ ), CRT <2’, akral
¿
hangat
- Amlodipin 1 x 10 mg
- Valsartan 1 x 160 mg
- Metilprednisolon 62,5 mg/ 24 jam
- Inj. diazepam 5 mg bila kejang
- Myfortic 2 x 360 mg
epigastrium (-)
−¿
−¿
Ekstremitas: akral hangat, oedem ( ¿ ), CRT <2’, akral
¿
hangat
- Amlodipin 1 x 10 mg
- Valsartan 1 x 160 mg
- Metilprednisolon 4x4x3
- Inj. diazepam 5 mg ketika kejang
- Myfortic 2 x 360 mg
BAB 5
DISKUSI KASUS
TEORI PASIEN
Definisi Perempuan usia 19 tahun datang dengan
keluhan sesak napas ± 2 hari SMRS, os
SLE adalah gangguan autoimun yang mengeluhkan kejang. Os juga mengaku
menyerang hampir semua organ dan jaringan.
mengalami sakit kepala, mual, muntah,
nyeri sendi dan muncul bintik-bintik merah
di seluruh wajah.
Faktor Resiko Jenis kelamin : perempuan
- Hormonal ( Wanita lebih cenderung terkena
dibanding laki-laki )
- Merokok
- Ultraviolet
34
BAB 6
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
40
Anggraini, N.S. 2016, ‘Lupus Eritematosus Sistemik’, J Medula Unila, vol. 4, no.
4, pp. 124-124.
Barber, C., Gold, W.L. & Fortin, P.R. 2011,‘Infections in The Lupus Patient:
Perspectives on Prevention’,Current Opinion in Rheumatology, vol. 23, no.
4, pp. 358–65.
Bertsias, G., Cervera, R., Boumpas, D.T. 2012, ‘Systemic Lupus Erythematosus:
Pathogenesis and Clinical Features’,European League Against Rheumatism
Journal, pp. 476-498.
Dorland, W.A.N. 2011, Kamus Saku Kedokteran Dorland, Alih Bahasa, Mahode,
A.A., Rachman, L.Y., Nugroho, A.W., Susanto, D., Muttaqin, H., Rendy, L.
Edisi 28, EGC, Jakarta, p. 565.
Glick, M, Greenberg, M.S., Jonathan, A.S. 2008, Burket’s Oral Medicine, 11th
edn. BC Decker Inc, Hamilton, pp. 442-7.
Leveno, K.J., Cunningham, F.G., Gant, N.F., Alexander, J.M., Bloom, S.L., Casey,
B.M., Dashe, J.S., Sheffield, J.S., Yost, N.P. 2009, Obstetri Williams:
Panduan Ringkas, Alih Bahasa, Pendit, B.U. Edisi 21, EGC, Jakarta, p. 601-
3.
Leveno, K.J., Cunningham, F.G., Gant, N.F., Alexander, J.M., Bloom, S.L., Casey,
B.M., Dashe, J.S., Sheffield, J.S., Yost, N.P. 2009, Obstetri
Williams:Panduan Ringkas, Alih Bahasa, Pendit, B.U. Edisi 21, EGC,
Jakarta, p. 601-3.
Lupus Foundation of America 2013, How Lupus Affects the Body, accessed 14
April 2017, Available at: http://www.lupus.org
Manuaba, I.A.C., Manuaba, I.B.G.F., Manuaba, I.B.G. 2008, Buku Ajar Patologi
Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan: Sistemik Lupus Eritematosus, EGC,
Jakarta, p. 72-8.
39
Rubenstein, D., Wayne, D., Bradley, J. 2007, Lecture Notes: Kedokteran Klinis,
Alih Bahasa, Rahmalia, A. Edisi 6, Erlangga, Jakarta, p. 140-2.
Sandor, G., Albilia, J., Clokie, J. 2007, ‘Lupus Eritematosus Sistemik: A Review
For Dentist’, J California Dental Association, vol. 73, no. 9, pp. 367-81.
Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo, A.W., Simadibrata, K.M., Setiyohadi B., Syam, A.F.
(eds) 2014, Ilmu Penyakit Dalam: Lupus Eritematosus dan Sindrom
Antibodi Antifosfolipid, Edisi 6, Jilid 3, Interna Publishing, Jakarta, pp.
3331-67.
Skare, T.L., Dagostini, J.S., Zanardi, P.I. & Nisihara, R.M. 2016, ‘Infections and
Systemic Lupus Erythematosus’, Einstein Sao Paulo, vol. 14, no. 1.
Tanto, C., Liwang, F., Hanifati, S., Pradipta, E.A. (eds) 2014, Kapita Selekta
Kedokteran: Lupus Eritematosus Sistemik, Edisi 4, Media Aesculapius,
Jakarta, p. 843.
40
Tsokos, G.C., Gordon, C., Smolen, J.S. 2007, Systemic Lupus Erythematosus: A
Companion to Rhaumatology, 1st edn, Elsevier Health Sciences, United
State of America, pp. 74-8.
Wallace, D.J. 2007, The Lupus Book, Panduan Lengkap bagi Penderita Lupus
dan Keluarganya, Alih Bahasa, Wiratama, C. B – First, Yogyakarta, pp. 321-
3.
Web Md 2013, Lupus Health Center, accessed 23 April 2017, Available at:
http://lupus.webmd.com/