BAB II
URAIAN TEMPAT PKL
2.2.2 Misi:
Untuk memberikan pengetahuan ilmiah dan pengembangan kapasitas dalam
melestarikan dan mengelola biologi tropis berkelanjutan untuk kesejahteraan
masyarakat dan lingkungan di Asia Tenggara
2.2.3 Tujuan
1. Penyediaan informasi berbasis ilmu pengetahuan untuk
memungkinkan masyarakat dan lembaga mengatasi masalah biologi
dan mendapatkan keuntungan dari nilai-nilai yang nyata dan
pemanfaatan berkelanjutan sumber daya biologi tropika di kawasan
Asia Tenggara
2. Penguatan kapasitas individual dan institusional akan pengetahuan saat
ini dan praktek-praktek yang baik dalam biologi tropis
3. Penyediaan akses yang sama terhadap informasi dalam biologi tropis
untuk meningkatkan pengetahuan, praktik, dan kebijakan
4. Memfasilitasi intervensi pembangunan dan kemitraan yang efektif
untuk pemanfaatan berkelanjutan dan pembagian keuntungan yang
adil dari sumber daya biologi tropis di kawasan Asia Tenggara
5. Peningkatan manajemen organisasi dan efisiensi terhadap penggunaan
maksimal dari sumber daya dan pelayanan yang efektif untuk klien
dan mitra
2.3 Mnanajemen/Organisasi
BAB III
KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
Hari
Ke- Hari Tanggal Kegiatan
a. Curah hujan
Pembagian kelas kesesuaian curah hujan Menurut Djaenuddin dkk (2000),
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Klasifikasi curah hujan
Curah Hujan (mm/tahun) Kelas Skor
500 – 1200 S1 4
400-500 S2 3
1200 – 1600 S3 2
1600 N 1
Sumber : Wirosoedarmo AGRITECH, Vol. 31, No. 1, FEBRUARI 2011
b. Suhu
Menurut Deptan (2000), pembagian kelas suhu tanaman jagung dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Klasifikasi Suhu
Suhu (0C) Kelas Skor
20 – 26 S1 4
26 – 32 S2 3
16 – 20 dan > 32 S3 2
< 16 N 1
Sumber : Devi Junita,/ Jurnal nasional Ecopedon Vol.2 No.2 (2014)33-35
c. Kelerengan
Menurut Deptan (2000), pembagian kelerengan untuk budidaya jagung
dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Klasifikasi Kelerengan
Kelerengan ( %) Kelas Skor
<8 % S1 4
>8 % - <16 % S2 3
>16 % – < 30 % S3 2
>30 % N 1
Sumber : Devi Junita,/ Jurnal nasional Ecopedon Vol.2 No.2 (2014)33-35
d. Jenis tanah
Tersedianya zat makanan di dalam tanah sangat menunjang proses
pertumbuhan tanaman hingga menghasilkan atau berproduksi (Sudjana dkk.,
1991). Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus, hampir berbagai
macam tanah dapat diusahakan untuk pertanaman jagung. Klasifikasi tanah untuk
tanaman jagung dapat dilihat pada Tabel 5.
11
Keterangan :
RS : rentang skor
n : jumlah parameter
m : jumlah alternatif jawaban tiap item
3.3 Hasil Kegiatan
3.3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Secara geografis Kabupaten Agam berada pada 000 01’ 34” – 000 28’ 43
LS dan 990 46’ 39” – 1000 32’ 50” BT yang memiliki 16 kecamatan yaitu
Kecamatan Lubuk Basung, Ampek Nagari, Tanjung Raya, Tanjung Mutiara,
Palembayan, Baso, Palupuh, Banuhampu, Canduang, IV Angkat, IV koto,
Kamang Magek, Malalak, Matur, Tilatang Kamang, Sungai Pua dengan batas-
batas daerah :
Utara : Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat
Timur : Kabupaten 50 Kota
Selatan : Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Tanah Datar
Barat : Samudera Indonesia
Kabupaten Agam adalah kawasan perbukitan/pegunungan dan pesisir yang
didominasi oleh kawasan lindung dengan basis ekonomi pertanian (perkebunan
lahan kering hortikultura) namun sekaligus adalah kawasan rawan bencana
1212
dengan sebaran bahaya potensi tsunami, barasi, gerakan tanah/longsor dan gempa
serta letusan gunung berapi.
3.3.2 Parameter Kesesuaian Lahan
a. Curah Hujan
Curah hujan merupakan salah satu unsur iklim yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman. Data curah hujan digunakan sebagai kriteria untuk
mendapatkan keadaan iklim suatu daerah dalam hubungannya dengan kesesuaian
dan persyaratan tumbuh tanaman.
Data pada Tabel 6 menginformasikan hasil analisis curah hujan dari
beberapa stasiun yang akan dianalisis sesuai dengan metoda polygon thiessien.
Tabel 6. Curah Hujan Rata-Rata Tahunan Agam dan sekitar (2008-2015)
NO Stasiun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Rata_rata
1 Manggopoh 3534,0 811,5 1277,6 1712,1 0,0 3663,0 3180,0 3532,0 2213,775
2 Canduang 2162,2 1897,6 2035,7 1598,4 2072,3 1493 1844 2043 1893,275
Bendung
3 Tongar 6160 927 769 2836 3128 2283 3118,1 2856 2759,638
Ganggo
4 Mudiak 4196 4174 4561,1 3716 4013 4468 3945 4016 4136,138
5 Suliki 937,0 1948,0 1698 2183 2095 1829 1795 1765 1781,250
Sumber : Hasil Analisis 2017
Pada Tabel 6 disajikan rata-rata hujan tahunan dari enam stasiun yang
tersebar disekitar wilayah Kabupaten Agam. Berdasarkan pengklasifikasian maka
curah hujan di Kabupaten Agam berada pada klasifikasi S3 (sesuai marginal)
dengan curah hujan minimum 1781,250 mm/tahun. Sebaran curah hujan
Kabupaten Agam dapat dilihat pada Gambar 3.
b. Jenis tanah
Secara umum jenis tanah pda daerah penelitian Kabupaten Agam memiliki
enam jenis tanah, seperti : andosol, glei humus, grumusol, organosol, pedsolik,
regosol. Pada Tabel 7 dibawah ini menampilkan informasi mengenai jenis tanah
pada kawasan Kabupaten Agam.
Tabel 7. Jenis Tanah Kabupaten Agam
No Jenis Tanah Luas (Ha)
1 Andosol 58337,27
2 Glei Humus 15494,52
3 Grumusol 119845,93
4 Organosol 18582,76
5 Pedsolik 2,70
6 Regosol 4537,71
Sumber : BAKOSURTANAL
13
c. Kelerengan
Kelerengan merupakan salah satu faktor parameter yang digunakan dalam
melakukan evaluasi lahan jagung. Kelerengan dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Kelerengan Kabupaten Agam
Besar Lereng Luas Wilayah
<8% 88381,348568
> 8% - < 16 % 31996,41505
>16 - < 30 % 46909,796456
> 30 % 46904,868376
(tidak sesuai) memiliki luas 5,84 Ha. Sebaran suhu Kabupaten Agam dapat dilihat
pada Gambar 6.
Gambar 6 memperlihatkan bahwa Kabupaten Agam memiliki potensi yang
besar untuk pengembangan budidaya jagung hal ini dapat dilihat suhu dengan
klasifikasi sangat sesuai (S1) memiliki luasan wilayah yang paling luas diantara
klasifikasi lainnya. Sedangkan luas klasifikasi kesesuaian N (tidak sesuai)
memiliki luasan paling sedikit.
3.3.3 Hasil Analisis Kesesuaian Lahan Tanaman Jagung
Kesesuaian lahan berguna untuk mengetahui penggunaan sumberdaya lahan
dapt berlangsung dengan baik atau tidak. Dalam hal ini tipe penggunaan lahan
adalah untuk tanaman jagung. untuk mendaptkan kelas kesesuaian lahan, pada
masing-masing atribut peta satuan lahan dibandingkan dengan kriteria kelas
kesesuaian lahan. Hasil analisis kesesuaian lahan jagung di Kabupaten Agam
dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Kesesuaia Lahan
Kelas Lahan Luas Persentase (%)
S1 2128,765 0,99
S2 72175,889 33,68
S3 26861,644 12,53
N 83,294 0,04
Tidak Tersedia 113025,289 52,75
Pada Tabel 10 dapat dilihat kriteria lahan kelas S1 (sangat sesuai) seluas
2128,765 Ha atau 0,99 %, kelas kesesuaian S2 (sesuai) sebesar 33,66 % atau
seluas 72175,889 Ha. Hal ini bisa menjadi pertimbangan dalam upaya menambah
luas lahan untuk budidaya jagung karena kelas S1 dan S2 merupakn daerah
dengan pengolahan lahan yang bisa dilakukan oleh petani.
Pada Tabel 6 terdapat kelas lahan tidak tesedia. Kelas lahan tidak tersedia
merupakan lahan tidak bisa dilakukan budidaya jagung dikarenakan pada kelas ini
merupakan lahan perkebunan, pemukiman, hutan, lahan sawah, dan tubuh air.
sebaran kelas kesesuaian lahan dapat dilihat pada Gambar 7.
Pada Gambar 7 dapat dilihat sebaran kesesuaian lahan yang terdapat di
Kabupaten Agam. Warna hijau pekat merupakan wilayah dengan klasifikasi lahan
S1 dan warna hijau terang merupakan lahan dengan klasifikasi S2. Sebaran daerah
kelas S1 dan S2 ini tersebar hampir diseluruh penjuru wilayah Kabupaten Agam.
181
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kabupaten Agam mempunyai lahan dengan kategori kelas sangat sesuai
(S1) untuk budidaya tanaman jagung dengan luas 2128,765 Ha (0,99%), dan lahan
dengan kategori kelas sesuai (S2) 72275,889 Ha (33,64%). Hal ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti curah hujan, suhu, kelerengan lahan serta jenis tanah
tersedia untuk budidaya.
4.2 Saran
Saran untuk pelaksaan PKL adalah :
1. Peta yang digunakan sebagai sumber merupakan peta terbaru yang pernah
ada.
2. Peta yang digunakan dalam melakukan kegiatan merupakan peta yang
berasal dari satu sumber yang sama.
3. Jika perlu lakukan grond check point (GCP) yang merupakan penjinjauan
lapangan untuk membandingkan hasil peta dengan kondisi terkini di
lapangan.
22
DAFTAR PUSTAKA
Junita Devi. 2014. Kesesuaian Jagung (Zea Mays) Dilahan Gambut Politeknik
Pertanian Negeri Payakumbuh. Prodi Manajemen Produksi Pertanian
Jurusan Budidaya Tanaman Pangan Politeknik Pertanian Negeri
Payakumbuh. [Journal NEP Vol 2, No 2]