Disusun Oleh:
Astri Purnawita
1608438256
Pembimbing :
dr. Juwanto W, Sp.PD–KKV, FINASIM
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS RIAU
2018
INFARK MIOKARD AKUT NON STEMI DENGAN DM TIPE 2
Astri Purnawita1, JuwantoW2
1
Penulis untuk korespondensi: Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau,
Alamat: Jl. Sakuntala, Pekanbaru, E-mail: astripurnawita@gmail.com
2
Bagian Penyakit Dalam Kardiovaskuler RSUD Arifin Achmad
ABSTRAK
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit metabolik yang ditandai oleh
hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin, diabetes mellitus dapat menyebabkan
disfungsi endotel dan gangguan arteri sehingga meningkatkan risiko terjadinya IMA.
Kondisi ini mengakibatkan terjadinya mikroangiopati, fibrosis otot jantung dan
terganggunya metabolisme otot jantung.2
Kata kunci : Infark miokard akut non ST elevasi (NSTEMI), Diabetes mellitus
Pendahuluan
Sindroma koroner akut (SKA) dari plak atheroma pembuluh darah
merupakan kumpulan gejala klinis coroner yang koyak atau pecah. Hal ini
yang menggambarkan kondisi iskemik terjadi akibat perubahan komposisi
miokard akut. Nyeri dada adalah gejala plak dan penipisan tulang fibrus yang
utama yang dijumpai serta dijadikan menutupi plak tersebut. kejadian ini
dasar diagnostik dan terapi awal, akan diikuti oleh proses agregasi
namun klasifikasi didasarkan pada trombosit dan aktivasi jalur koagulasi.
gambaran EKG.2 Terdapat dua Terbentuklah thrombus yang kaya
klasifikasi berdasarkan gambaran EKG akan trombosit (white thrombus).
yaitu infark miokard dengan elevasi Thrombus ini kemudian akan
segmen ST (STEMI) dan infark menyumbat pembuluh darah koroner ,
miokard tanpa elevasi segmen ST baik secara total ataupun parsial atau
(NSTEMI). Infark miokard akut non st menjadi mikroemmboli yang
elevasi (NSTEMI) biasanya ,menyumbat pembuluh darah coroner
disebabkan oleh penyempitan arteri yang paling distal. Selain itu terjadi
koroner yang berat, sumbatan arteri pelepasan zat vasoaktif yang
koroner yang sementara, atau menyebabkan vasokontriksi sehingga
mikroemboli dari thrombus dan atau memperberat aliran darah koroner.
materi-materi atheromatous.2 Berkurangnya aliran darah coroner
Di Amerika Serikat terdapat akan menyebabkan terjadinya iskemik
1.360.000 pasien datang dengan SKA, miokardium. Pasokan oksigen yang
810.000 dengan infark miokard dan berhenti kurang- lebih 20 menit
sisanya dengan UAP. Didunia sendiri menyebabkan miokardium mengalami
lebih dari 3 juta orang pertahun nekrosis (infark miokardium).1
diperkirakan mendapat STEMI dan Secara klasifikasi, sindroma
lebih dari 2 juta orang mengalami coroner akut dibagi menjadi Infark
NSTEMI.2 miokard akut dengan ST elevasi
Etiologi dari SKA adalah (STEMI), infark miokard akut dengan
sebagian besar dari manifestasi akut non ST Elevasi (NSTEMI), serta
angina pectoris tidak stabil (UAP).3 memperberat untuk terjadinya infark
Gejala utama dari NSTEMI adalah miokard seperti: diabetes mellitus,
nyeri dada yang khas (chest pain) yaitu Hipertensi, merokok, riwayat keuarga ,
dada rasa terbakar dan tertekan , nyeri episode angina, konsumsi alkohol,
bisa menjalar ketempat lain pada tubuh riwayat serupa mengalami nkeluhan
saeperti lengan atas bagian kiri atau yang sama, penyakit jantung coroner,
bagian leher, mual, muntah, nafas dyslipidemia, dan lain-lain. Pasien-
menjadi pendek bahkan keringat pasien yang mengalami NSTEMI tidak
dingin. Untuk menegakkan diagnose selalu datang dengan keluhan rasa
dari infark miokard akut harus tidak nyaman pada daerah dada.4 Studi
berdasarkan anamnesis, pemeriksaaan Framingham adalah studi pertama
fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada yang menunjukkan bahwa setengah
anamnesiss didapatkan pada umumnya dari pasien infark miokard tidak
pasien datang dengan keluhan nyeri menunjukkan gejala dan tidak disadari
dada, rasa berat atau rasa tertekan oleh pasien. Canto et al menemukan
pada daerah retrosternal (angina) yang bahwa sepertiga dari 434.877 pasien
menjalar hingga ke lengan kiri, leher yang telah dikonfirmasi mengalami
atau rahang yang dapat bersifat infark miokard pada National Registry
intermitten (umumnya berlangsung of Myocardial Infarction datang ke
selama beberapa menit) atau persisten. rumah sakit dengan gejala selain rasa
Keluan lainnya yang bisa muncul tidak nyaman pada daerah dada.
adalah seperti fatik yang ekstrim, Kondisi ini sepertinya lebih sering
diaphoresis, nyeri perut, disnpneu muncul pada pasien-pasien berusia tua,
hingga sinkop.2,3 Dapat pula wanita, memiliki diabetes dan atau
ditemukan pasien datang dengan gejala memilikigagal jantung sebelumnya. 2
tidak khas berupa nyeri epigastrium , Pemeriksaan fisik pada
masalah pencernaan, nyeri dada seperti NSTEMI bisa saja normal. Setiap
nyeri pleuritk atau semakin bertambah pasien dengan SKA harus diukur
sesak nafas. Selain itu perlu pula tanda-tanda vital nya (tekanan darah
dipertanyaka faktor risiko standar yang dikedua lengan jika disangkakan
diseksi, frekuensi detak jantung, dan EKG 12 lead saat istirahat merupakan
suhu) dan selanjutnya harus menjalani alat diagnostik lini pertama dalam
pemeriksaan fisik jantung dan dada penilaian pasien-pasien yang
yang lengkap.2 disangkakan NSTEMI. EKG harus
Tujuan utama dari pemeriksaan fisik didapat dalam 10 menit setelah kontak
adalah untuk menyingkirkan penyebab medis pertama dan secepatnya
nyeri dada non kardiak dan kelainan diinterpretasikan oleh dokter.
jantung non iskemik (emboli paru, Karakteristik abnormalitas gambaran
diseksiaorta, perikarditis, penyakit EKG yang ditemui pada NSTEMI
jantung katup) atau kemungkinan adalah depresi segmen ST atau elevasi
penyebab diluar jantung seperti transient dan atau perubahan pada
penyakit paru akut (pneumothoraks, gelombang T (inversi gelombang T,
pneumonia, efusi pleura). Pemeriksaan gelombang T yang datar,gelombang T
fisik seperti diaphoresis, pucat, kulit pseudo-normal).Jumlah lead yang
dingin, sinus takikardia, suara jantung menunjukkan depresi segmen ST dan
ketiga atau keempat, ronkhi basah derajat depresi segmen ST
basal, dan hipotensi menunjukkan mengindikasikan luas dan keparahan
kemungkinan area iskemik yang luas iskemia dan berkorelasi dengan
dan beresiko tinggi.Pemeriksaan fisik prognosis. Deviasi segmen ST yang
lain seperti pucat, banyak keringat dan baru, bahkan hanya 0,05 mV
tremor dapat mengarahkan ke kondisi- merupakan hal yang penting dan
kondisi pencetus seperti anemia dan spesifik dalam hal iskemik dan
tirotoksikosis.Perbedaan tekanan darah prognosis. Depresi segmen ST > 2 mm
pada anggota gerak atas dan bawah, meningkatkan resiko mortalitas.
nadi yang iregular, murmur jantung, Inversi gelombang T juga sensitif
friction rub, nyeri saat palpitasi dan untuk iskemik namun kurang spesifik,
massa regio abdomen adalah kecuali bila = 0,3mV baru dinyatakan
pemeriksaan fisik yang mungkin bermakna..3-6
didapati pada kondisi selain Jika EKG inisial normal atau
NSTEMI.2-5 inkonklusif, perekaman EKG ulangan
sebaiknya dilakukan saat pasien Troponin lebih spesifik dan sensitif
mengalami gejala dan gambaran EKG dibandingkan enzim jantung
ini dibandingkan dengangambaran tradisional lainnya seperti creatine
EKG saat pasien dalam kondisi kinase (CK),isoenzim CK yaitu
asimtomatis. Perbandingan dengan CKMB dan mioglobin. Peningkatan
EKGsebelumnya akan sangat bernilai troponin jantung menggambarkan
pada pasien-pasien dengan kelainan kerusakan selular miokard yang
jantung terdahulu,seperti hipertropi mungkin disebabkan oleh embolisasi
ventrikel kiri atau infark miokard distal oleh thrombus kaya platelet dari
sebelumnya. Perekaman EKG plak yang ruptur atau mengalami erosi.
sebaiknya diulangi setidaknya pada 3 Pada kondisi iskemik miokard (nyeri
jam (6-9 jam) dan 24 jam setelah dada, perubahan EKG, atau
masuk ke rumah sakit. Padakondisi abnormalitas gerakan dinding jantung
dimana terjadi nyeri dada berulang yang baru),peningkatan troponin
atau muncul gejala-gejala lainnya, mengindikasikan adanya infark
pemeriksaanEKG dapat diulangi miokard.Pada pasien-pasien dengan
secepatnya. Harus diingat bahwa infark miokard, peningkatan awal
gambaran EKG normal tidak troponin muncul dalam 4 jam setelah
menyingkirkan kemungkinanNSTEMI. onset gejala. Troponin dapat tetap
Terutama iskemik pada daerah arteri meningkat sampai dua minggu akibat
sirkumfleks atau iskemik ventrikel proteolisis aparatus kontraktil. Nilai
kanan terisolasi dapat luput dari cut off untuk infark miokard adalah
gambaran EKG 12 lead, namun dapat kadar troponin jantung melebihi
terdeteksi pada lead V7-V9 dan pada persentil 99 dari nilai referensi normal
lead V3R dan V4R. 2-3 (batas atas nilai normal).Kondisi-
Kardiak troponin (TnT dan kondisi mengancam nyawa lainnya
TnI) memegang peranan penting yang menunjukkan gejala nyeri dada
dalam diagnosis dan stratifikasi resiko, seperti aneurisma diseksi aorta atau
dan dapat membedakan NSTEMI emboli pulmonal, dapat juga
dengan UAP. menyebabkan peningkatantroponin
dan harus selalu dipertimbangkan perawatan sebelum meninggalkan RS
sebagai diferensial diagnosis. dan sesudah perawatan RS. Terapi
Peningkatan troponin jantung juga fibrinolitik (thrombolitik)
dapat terjadi pada injuri miokard yang menggunakan streptokinase,
tidak berhubungan dengan pembuluh urokinase, tenekteplase atau preparat
koroner. 2 lainnya sebaiknya tidak digunakan
Pasien dengan sangkaan SKA pada pasien dengan NSTEMI. 2
harus dievaluasi dengan cepat. Terapi Suportif
Keputusan yang dibuat berdasarkan Pemberian oksigen dilakukan bila
evaluasi awal terhadap pasien saturasi oksigen <90%, distres
memiliki konsekuensi klinis dan pernafasan, atau
ekonomis yang bermakna. Pasien memiliki resiko tinggi untuk terjadi
NSTEMI atau diduga NSTEMI yang hipoksemia. Untuk mengatasi nyeri
dalam keadaan stabil sebaiknya dapat diberikan nitrogliserin
dirawat inap dan menjalani tirah sublingual atau buccal spray (0.4mg).
baring dengan monitoring ritme EKG Nitrogliserin dapat diberikan setiap 5
berkelanjutan dan diobservasi akan menit dengan total 3 dosis pemberian.
kemungkinan iskemik berulang. Pasien Jika nyeri masih menetap atau pasien
dengan resiko tinggi, termasuk mereka dengan hipertensi ataupun gagal
dengan rasa tidak nyaman pada dada jantung , nitrogliserin intravena dapat
yang terus menerus dan atau diberikan (dosis inisial 5-10 ug/menit
hemodinamik tidak tabil sebaiknya dengan peningkatan 10 ug/menit
dirawat di unit koroner (coronary care sampai tekanan darah sistolik turun
unit) dan diobservasi setidaknya 24 – dibawah 100 mmHg). Pemberian
48 jam. 3 nitrogliserin dikontraindikasikan pada
Terdapat empat komponen pasien yang mengkonsumsi sildenafil
utama terapi pada NSTEMI yaitu dalam 24 jam sebelum masuk rumah
terapi anti iskemia, sakit atau 48 jam untuk tadalafil.
antiplatelet/antikoagulan, terapi invasif Morfin dapat digunakan untuk
(kateterisasi dini/revaskularisasi), dan mengatasi nyeri, walaupun terdapat
beberapa observasi yang terbatas,terutama pada pasien-pasien
mengindikasikan adanya peningkatan dengan fungsi ventrikel kiri yang
mortalitas pada SKA dengan berkurang. Penghambat reseptor beta
penggunaan nya. sedangkan NSAID intravena dapat diberikan apabila tidak
disarankan untuk dihentikan dijumpai kontraindikasi. Pada pasien
pengunaannya pada pasien NSTEMI, pasien yang Dikontraindikasikan
karena dijumpai peningkatan resiko menggunakan preparat Penghambat
mortalitas, reinfark, hipertensi, gagal beta dapat menggunakan non-
jantung dan rupture miokard dihydropyridine calcium channel
sehubungan dengan penggunaannya. blocker (mis, verapamil atau
2,5
diltiazem) sebagai terapi inisial dengan
memperhatikan bahwa pasien tersebut
Terapi Anti Iskemik tidak mengalami disfungsi ventrikel
Penghambat Reseptor Beta kiri yang signifikan atau kontraindikasi
Penghambat beta harus diberikan lainnya. 3,5
dalam 24 jam pertama pada pasien- Nitrat
pasien yang tidak memiliki tanda gagal Keuntungan terapeutik dari
jantung ataupun low-output state, penggunaan nitrat berhubungan
peningkatan resiko syok kardiogenik dengan efek venodilator yang
atau kontraindikasi relatif lain terhadap menyebabkan penurunan preload
penghambatan reseptor beta (interval miokard dan volume end diastolik
PR >0,24 detik, blok jantung derajat 2 ventrikel kiri yang akhirnya
atau 3, asma aktif, penyakit saluran menyebabkan penurunan konsumsi
nafas reaktif). oksigen miokard. Selain itu nitrat akan
menyebabkan dilatasi arteri koroner
Penghambat reseptor beta mengurangi normal maupun arteri koroner yang
insidensi iskemik berulang dan mengalami aterosklerotik dan
serangan infark miokard berikutnya. meningkatkan aliran kolateral koroner.
Preparat oral ini sebaiknya dilanjutkan Pada pasien dengan NSTEMI yang
sampai waktu yang tak memerlukan perawatan rumah sakit,
penggunaan nitrat intravena lebih Aspirin sebaiknya diberikan kepada
efektif dibandingkan nitrat sublingual semua pasien kecuali ada
untuk mengurangi gejala dan depresi kontraindikasi, dosis inisial aspirin non
segmen ST. Dosis harus di up titrasi enterik 150-300 mg dikunyah.
sampai gejala (angina atau dyspnoe) Selanjutnya 75-100 mg per hari dalam
berkurang atau munculnya efek jangka panjang dikatakan memiliki
samping (sakit kepala atau efikasi yang sama dengan dosis besar
hipotensi).3,5 dan memiliki resiko intoleran saluran
Calcium Channel Blocker cerna yang lebih kecil.2,3
Calcium channel blockers merupakan Reseptor Inhibitor
obat vasodilator dan beberapa Clopidogrel direkomendasikan pada
diantaranya memiliki efek langsung seluruh pasien dengan dosis inisial 300
terhadap konduksi atrioventrikular dan mg selanjutnya diikuti 75 mg per hari.
denyut jantung. Terdapat tiga sub kelas Pada pasien yang dipertimbangkan
dari calcium blocker yaitu untuk menjalani PCI,loading dose 600
dihydropyridines (nifedipine), mg disarankan untuk mencapai
benzothiazepines (diltiazem), dan penghambatan fungsi trombosit yang
phenylethylamines (verapamil). Ketiga lebih cepat.3 Clopidogrel harus
sub kelas ini memiliki derajat yang dipertahankan setidaknya selama 12
bervariasi dalam hal vasodilatasi, bulan kecuali terdapat resiko
penurunan kontraktilitas miokard dan perdarahan.Penelitian Triton TIMI-38
penghambatan konduksi menunjukkan bahwa pada pasien-
atrioventrikular. Nifedipin dan pasien dengan SKA yang menjalani
amlodipin memiliki efek vasodilatasi PCI, ternyata prasugrel secara
perifer yangpaling besar, sementara signifikan menurunkan insidensi
diltiazem memiliki efek vasodilator kejadian iskemik baik dalam jangka
yang paling kecil. 6 panjang maupun pendek. Namun
Terapi Antiplatelet berhubungan dengan peningkatan
Aspirin resiko perdarahan, terutama pada
pasien berusia > 75 tahun, berat badan
< 60 kg dan pasien-pasien dengan - Direct inhibitors koagulasi
riwayat TIA, stroke atau perdarahan o Direct factor Xa inhibitors :
intrakranial.3,5 apixaban, rivaroxaban, otamixaban
o Direct thrombin inhibitors (DTIs):
Terapi Antikoagulan bivalirudin, dabigatran.2
Antikoagulan digunakan pada terapi
NSTEMI untuk menghambat Diabetes Mellitus
pembentukan dan atau aktivitas Diabetes mellitus (DM) merupakan
thrombin sehingga dapat mengurangi suatu kelompok penyakit metabolik
kejadian-kejadian yang berhubungan dengan karakteristik hiperglikemia
dengan pembentukan thrombus. yang terjadi karena kelainan sekresi
Antikoagulan direkomendasikan untuk insulin, kerja insulin atau kedua
semua pasien sebagai tambahan terapi duanya.7 Secara klinis berbagai keluah
anti platelet. Terdapat beragam jenis dapat ditemukan pada pasien DM baik
antikoagulan yang tersedia, dan keluhan klasik DM ataupun keluhan
pemilihannya didasarkan pada resiko tambahan. Diagniosis DM ditegakkan
iskemik, kejadian perdarahan dan atas dasar pemeriksaan glukosa darah.
pilihan strategi manajemen inisial ( Berbagai keluhan dapat ditemukan
urgent invasif, early invasif atau pada penyandang DM. kecurigaan
konservatif).3 akan adanya DM perlu dipikirkan jika
terdapat gejala klasik DM seperti:
Jenis antikoagulan antara lain: Poliuria, polidipsi, polifagia, dan
- Indirect inhibitors koagulasi (butuh penurunan Berat badan yang tidak
anti trombin untuk aksi penuhnya) : dapat dijelaskan sebabnya. Keluhan
o Indirect thrombin inhibitors : tambahan yang bisa ditemukan berupa:
unfractionated heparin (UFH), badan lemas, Kesemutan, gatal, mata
low molecular weight heparin kabur, dan disfungsi ereksi pada pria,
(LMWHs) serta pruritus vulva pada wanita 2,7
o Indirect factor Xa inhibitors :
LMWHs, fondaparinux
Kriteria Diagnosis DM:7 Hubungan Infark Miokard akut non
STEMI dengan Diabetes Mellitus:
PEMBAHASAN
7. Perkumpulan Endokrinologi
Indonesia. Konsesus pengelolaan dan
pencegahan Diabetes Mellitus tipe 2
di Indonesia: Jakarta. PB: Perkeni:
2015.