Anda di halaman 1dari 19

TUGAS SATUAN INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

“Model Data Raster dan Contoh Hasil Citra Satelit”

Nama (NIM) : Vinny Septiani (13513047)


Fauzan Hidayat (14513046)
Syifa A. Ramadhanti (14513065)
Anisa Wigati (14513076)
Jehan Maulidya (14513115)

Kelas/Kelompok : D/2

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2016
1. NOAA ( National Oceanic and Atmospheric Administration )

A. Pengertian NOAA

Satelit NOAA merupakan satelit


meterologi generasi ketiga milik ”National
Oceanic and Atmospheric Administration”
(NOAA) Amerika Serikat. Munculnya satelit ini
untuk menggantikan generasi satelit
sebelumnya, seperti seri TIROS (Television and
Infra Red Observation Sattelite, tahun 1960-
1965) dan seri IOS (Infra Red Observation
Sattelite, tahun 1970-1976). Konfigurasi satelit
NOAA adalah pada ketinggian orbit 833-870
km, inklinasi sekitar 98,7 ° – 98,9 °, mempunyai
kemampuan mengindera suatu daerah 2 x 24 jam (sehari semalam). Satelit-satelit NOAA
mencakup area permukaan bumi seluas 2700 km dari ketinggian kurang lebih 860 Km dan
memiliki resolusi medan 1,1 km2 (Ukuran pixel).

NOAA merupakan satelit yang dapat dihandalkan untuk memperoleh informasi mengenai
keadaan fisik lautan/samudera dan atmosfer. Seri NOAA ini dilengkapi dengan 6 (enam) sensor
utama, yaitu :

1. AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer),


2. TOVS (Tiros Operational Vertical Sonde),
3. HIRS (High Resolution Infrared Sounder (bagian dari TOVS),
4. DCS (Data Collection System),
5. SEM (Space Environment Monitor),
6. SARSAT (Search And Rescue Sattelite System).

Diantara 6 (enam) sensor utama di atas, maka sensor yang relevan untuk pemantauan bumi
adalah sensor AVHRR dengan kemampuan memantau lima saluran yang dimulai dari saluran
tampak (visible band) sampai dengan saluran inframerah jauh (far infrared band).

AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer) adalah sensor radiasi yang bisa
digunakan untuk menentukan tutupan awan dan suhu permukaan. Sensor ini berupa radiometer
yang menggunakan 6 detector yang merekam rediasi pada panjang gelombang yang berbeda-
beda. Data AVHRR terutama digunakan untuk peramalan cuaca harian dan dapat diterapkan
secara luas pada banyak lahan dan perairan. Data AVHRR data digunakan untuk membuat Peta
Suhu Permukaan Laut (Sea Surface Temperature maps/SST Maps), dimana dapat digunakan untuk
prediksi daerah tangkapan ikan.

NOAA juga memiliki piranti lunak yang dikenal sebagai NOM (NOAA Operation Manager)
yang dikembangkan oleh Environmental Sciences Department (ESD) di NRI (Natural Resources
Institute) yang berpusat di Inggris. Piranti lunak ini dirancang untuk dapat mengatasi dan
menyesuaikan masalah-masalah dalam sistem kalender dan waktu pada komputer yang
disebabkan oleh millenium bug. NOM merupakan sistem yang berbeda dengan sistem-sistem
yang sebelumnya, dimana sistem operasinya berbasis Windows.
Rancangan NOM dapat dipergunakan untuk sebagai berikut:
 Menyediakan penggabungan data, memudahkan pemakai atau operator, juga
merupakan alat operasional yang dapat menyaring data yang diterima oleh NOAA.

 NOM menyediakan fasilitas eksport data yang umum dan sederhana sehingga dapat
disesuaikan dengan piranti lunak yang digunakan untuk Sistem Informasi geografis (SIG)
dan pemrosesan citra. Dalam pengoperasiannya, NOM bukan sistem yang digunakan
sebagai alat penerima data satelit NOAA, ataupun alat yang digunakan untuk aplikasi SIG,
tetapi hanya merupakan piranti lunak guna memproses data dari citra satelit NOAA,
dengan harapan dapat memberikan hasil atau out-put yang semakin baik.

B. Pengolahan Citra NOAA-AVHRR

Pengolahan Citra NOAA-AVHRR melalui beberapa tahapan pengolahan citra digital.


Dari tahapan pengolahan citra yakni persiapan data, pemrosesan citra digital hingga penyajian
data hasil pengolahan cita digital menggunakan software image processing dan GIS.

Tahapan pemrosesan/pengolahan citra NOAA-AVHRR secara digital sebagai berikut:

1. Koreksi Radiometrik
Koreksi radiometrik yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki nilai piksel agar sesuai
dengan nilai pancaran spektral obyek sebenarnya dan mengurangi atau menghilangkan efek
atmosferik pada citra.
2. Koreksi Geometri
Koreksi geometri merupakan proses perujukkan titik-titik pada citra ke titik-titik yang sama di
medan ataupun di peta, yang diketahui koordinatnya.
3. Masking
Masking ini bertujuan untuk menghilangkan unsur yang tidak perlu dan tidak dapat diolah.
Melakukan masking daratan dan awan dengan menggunakan saluran 1, 2 dan 3.
4. Mosaik
Mosaik citra dilakukan dengan menggabungkan dua citra bahan, sehingga dihasilkan citra
yang menggambarkan daerah penelitian secara penuh.
5. Pemotongan Citra
Pemotongan citra sangat diperlukan untuk membatasi daerah yang akan diteliti sehingga
cakupan daerah penelitian tidak terlalu lebar.

C. Fungsi Citra Satelit NOAA

1. Alat untuk memonitor citra dan menganalisa atmosfir bumi, dataran, awan, beserta radiasi
bumi, ozon atmosfir, penyebaran aerosol, suhu permukaan laut, dan suhu bertikal beserta
profil air troposfir dan stratosfir.
2. Menganalisis proton dan electron fluks di ketinggian orbit.
3. Koleksi data dari subjek tujuan.
4. Search and Rescue Satellite-Aided Tracking (SARSAT) system.

D. Kelebihan Dan Kekurangan Satelit Noaa


 Kelebihan Satelit NOAA
1. Satelit NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) dapat digunakan untuk
memantau keadaan bumi untuk keperluan hidrologi, oceanografi dan meteorologi
termasuk memantau kebakaran hutan.
2. Mempunyai resolusi spatial 1100 x 1100 m dengan liputan sangat luas dan NOAA
merupakan seri satelit meteorologi polar yang memiliki sejarah operasional sangat
panjang.
3. Satelit pendeteksi panas bumi NOAA memiliki sifat menangkap panas bumi sehingga
meski panas itu bukan karena adanya kebakaran juga dapat terpantau. Saat siang hari,
NOAA akan mendeteksi panas pada ambang temperatur 42 ˚C, sedang malam hari satelit
itu mampu mendeteksi panas pada ambang temperatur 37 ˚C.
4. Pengolahan citra satelit NOAA-AVHRR sebagai salah satu citra satelit penginderaan jauh
dengan resolusi spasial yang rendah dan mempunyai kelebihan yakni resolusi temporal
yang daily. Stasiun bumi NOAA menerima data AVHRR dari satelit dalam bentuk data
mentah yang dikenal dengan data HRPT (High Resolution Picture Transmission) secara
rutin 2 – 4 kali/hari. Oleh karena itu, siklus harian NOAA cukup baik untuk mengamati
perubahan yang terjadi di laut dengan resolusi spasial yang terbatas mencapai 1,1 km.
Cakupan citranya cukup luas dengan lebar pandang mencapai 2399 km pada setiap citra
global yang dihasilkan.
 Kekurangan Satelit NOAA
1. Kondisi penggunaan satelit NOAA-AVHRR yang sangat bergantung pada cuaca. Dengan
adanya kelemahan satelit ini, maka perlu untuk menggabungkan satelit ini dengan data
dari satelit lain dalam pengaplikasiannya, sehingga estimasi tempat yang diberikan lebih
mendekati daerah fishing ground yang sebenarnya.
2. Secara umum hotspot hasil interpretasi satelit NOAA memiliki 3 sumber ketidakakuratan,
yaitu
(1) Posisi (sudut) satelit NOAA saat melintas dengan stasiun penerima
(2) Efek yang ditimbulkan dari objek permukaan bumi terhadap sensor satelit NOAA
seperti permukaan air, lahan gundul yang berpasir, permukaan bumi yang
mengandung metal cukup tinggi
(3) koreksi geometric dari citra NOAA itu sendiri.
E. Karakteristik NOAA

Dimensi Tinggi : 165 in (4,19 m)


Diameter : 74 in (1,88 m)
Solar array area : 180,6 ft² (16,8 m²)
Berat 4920 lbs (2231,7 kg)
Daya (hidup atau mati) 879,9 W
Orbit Ketinggian : 870 km
Kemiringan : 98,856°
Waktu matahari lokal : 13:40
Berat peralatan 982,5 lbs (445,6 kg)
Daya peralatan 450 W
Rata-rata waktu matahari ketika melewati Sekitar 14:00
Ekuator
Rata-rata ketinggian 870 km
Kepekaan saluran infrared thermal 0,12 K pada 300 K
Jumlah pixel 1024
IFOV (Instantaneous Field of View) 1,3 ± 0,1 m rad
Resolusi terkecil 1,1 x 1,1 km
Lebar liputan/sapuan 2.590 km
FOV (Field of View) 55,4°
Kecepatan garis (line rate) 360 garis/menit
Kecepatan data (line data) 665,4 x 103 bps

F. Contoh Hasil NOAA


2. SPOT ( Satellite Pour L’ Observation de la Terre )

A. Pengertian SPOT

SPOT (Satellite Pour l'Observtion de la


Terre) merupakan sistem satelit observasi
bumi yang mencitra secara optis dengan
resolusi tinggi dan diopersikan di luar angkasa.
Sistem satelit SPOT terdiri dari serangkaian
satelit dan stasiun pengontrol denga
cangkupan kepentingan yaitu, kontrol dan
pemograman satelit, produksi citra, dan
distribusinya. Sistem ini dibentuk olen CNES
(Biro Luar Ankgasa milik Prancis) pada tahun
1978.

Orbit SPOT adalah orbit polar, circular, sun syncrhonous dan berfase. Sudut inklinasi dari
bidang orbitalnya dikombinasikan dengan rotasi bumi di seputaran poros kutub sehingga
satelitnya dapat berpindah ke tiap titik di permukaan bumi dalam 26 hari. Orbitnya memiliki
ketingggian 832 km di atas permukaan air laut dengan inklinasi 98,7° dan bervelosi sejumah 14
kali per hari.

B. Fungsi SPOT

1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan pengelolaan kebumian melalui eksplorasi sumber


daya bumi.
2. Mendeteksi dan meramalkan fenomena-fenomena klimatologi dan oseanografi
3. Mengawasi aktivitas manusia dan fenomena alam.

C. Jenis-jenis SPOT

1. SPOT 1 diluncurkan pada tanggal 22 Februari 1986 dan berhenti beroperasi pada tanggal
31 Desember 1990
2. SPOT 2 diluncurkan pada tanggal 22 Januari 1990 dan masih beroperasi sampai dengan
sekarang
3. SPOT 3 diluncurkan pada tanggal 26 September 1993,mengalami masalah operasional dan
dihentikan operasinya pada tanggal 14 November 1997
4. SPOT 4 diluncurkan pada tanggal 24 Maret 1998 dan masih beroperasi sampai dengan
sekarang
5. SPOT 5 diluncurkan pada tanggal 4 Mei 2002
6. SPOT 6 diluncurkan pada tanggal 9 September 2012
7. SPOT 7 diluncurkan pada tanggal 30 Juni 2014
D. Karakteristik SPOT

Sistem SPOT 1 - 3

Orbit 832 km, sun-synchronous

Swath Width 60 x 60 km

Track Repeat Cycle 26 days

Resolusi spasial 20 m (multispectral); 10 m (pankromatik)

Band 1 (Blue) 0,45-0,59 um; Band 2 (Green) 0,61-0,68 um;


Resolusi spektral
Band 3 (Red) 0,78-0,89 um; Pankromatik 0,50-0,73 um

Sistem SPOT 4 - 5

Orbit 832 km, sun-synchronous

Swath Width 60 x 60 km

Track Repeat Cycle 26 days

Resolusi spasial 10 m (multispectral); 2,5 m (pankromatik)

Band 1 (green) 0,50-0,59 um; Band 2 (red) 0,52-0,68 um;


Resolusi spektral Band 3 (NIR) 0,78-0,89 um; Band 4 (VNIR) 1,58-1,75 um;
Pankromatik 0,48-0,71 um

Sistem SPOT 6 - 7

Orbit 694 km, sun-synchronous

Swath Width 60 x 60 km

Track Repeat Cycle 26 days

Resolusi spasial 1,5 m (multispectral); 6 m (pankromatik)

Band 1 (green) 0,53-0,59 um; Band 2 (red) 0,625-0,695 um;


Resolusi spektral Band 3 (Blue) 0,455-0,525 um; Band 4 (VNIR) 0,76-0,89 um;
Pankromatik 0,45-0,745 um
E. Hasil Citra SPOT

a. Citra Satelit SPOT 5 - Kota Makassar resolusi 10 meter

b. Citra Satelit SPOT 6 – Bora Bora resolusi 1,5 m

c. Citra Satelit SPOT 7 – Fiji resolusi 1,5 meter


3. LANDSAT ( Land Satellite )

A. Pengertian LANDSAT

Landsat (Land Satellites) merupakan satelit


sumberdaya bumi yang paling sering digunakan.
Pada mulanya bernama ERTS-1 (Earth Resources
Technology Satellite). Pertama kali diluncurkan
pada tanggal 23 Juli 1972 yang mengorbit hanya
sampai dengan tanggal 6 Januari 1978. Satelit
Landsat mengorbit bumi selaras matahari
(sunsynchronous). Berikut adalah klasifikasi landsat
1-8.

• Landsat 1 (mulanya dinamakan Earth Resources Technology Satellite 1) – diluncurkan 23 Juli


1972, operasi berakhir tahun 1978
• Landsat 2 – diluncurkan 22 Januari 1975, berakhir 1981
• Landsat 3 – diluncurkan 5 Maret 1978, berakhir 1983
• Landsat 4 – diluncurkan 16 Juli 1982, berakhir 1993
• Landsat 5 – diluncurkan 1 Maret 1984, masih berfungsi
• Landsat 6 – diluncurkan 5 Oktober 1993, gagal mencapai orbit
• Landsat 7 – diluncurkan 15 April 1999, masih berfungsi (sekarang sensor bermasalah
(stripping))
• Landsat 8 – 2013 (indonesia siap gunakan (LAPAN))

Tabel 1. Nama dan Panjang Gelombang pada Landsat TM


Saluran Nama Gelombang Panjang Gelombang (µm)
1 Biru 0,45 – 0,52
2 Hijau 0,52 – 0,60
3 Merah 0,63 – 0,69
4 Inframerah Dekat 0,76 – 0,90
5 Inframerah Tengah 1,55 – 1,75
6 Inframerah Termal 10,40 – 12,50
7 Inframerah Tengah 2,08 – 2,35
Tabel 2. Karakteristik Saluran pada Landsat TM
Panjang Resolusi
Saluran Gelombang Spasial Aplikasi
(µm) (meter)
1 0,45 – 0,52 30 x 30 Penetrasi tubuh air, analisis
penggunaan lahan, tanah, dan
vegetasi. Pembedaan vegetasi
dan lahan.
2 0,52 – 0,60 30 x 30 Pengamatan puncak pantulan
vegetasi pada saluran hijau yang
terletak di antara dua saluran
penyerapan. Pengamatan ini
dimaksudkan untuk
membedakan tanaman sehat
terhadap tanaman yang tidak
sehat.
3 0,63 – 0,69 30 x 30 Saluran terpenting untuk
membedakan jenis
vegetasi. Saluran ini terletak
pada salah satu daerah
penyerapan klorofil dan
memudahkan pembedaan
antara lahan terbuka terhadap
lahan bervegetasi.
4 0,76 – 0,90 30 x 30 Saluran yang peka terhadap
biomasa vegetasi. Juga untuk
identifikasi jenis tanaman,
memudahkan pembedaan tanah
dan tanaman serta lahan dan air.
5 1,55 – 1,75 30 x 30 Saluran penting untuk
pembedaan jenis tanaman,
kandungan air pada tanaman,
kondisi kelembaban tanah.
6 2,08 – 2,35 120 x 120 Untuk membedakan formasi
batuan dan untuk pemetaan
hidrotermal.
7 10,40 – 12,50 30 x 30 Klasifikasi vegetasi, analisis
gangguan vegetasi, pembedaan
kelembaban tanah, dan
keperluan lain yang
berhubungan deengan gejala
termal.
Sumber : Lillesand dan Kiefer (1979) dalam Sutanto (1994).
Satelit Landsat-7 juga akan dilengkapi dengan fasilitas penerima sistem posisi lokasi (Global
Positioning System/GPS reciever) untuk meningkatkan ketelitian posisi atau letak satelit di dalam
jalur orbitnya. Karakteristik hasil pengembangan sensor TM menjadi ETM+pada Landsat-7,
dijelaskan pada Tabel 3. berikut ini :
Tabel 3. Karakteristik Saluran pada Landsat ETM+
Panjang Resolusi Spasial
Saluran Aplikasi
Gelombang (µm) (meter)
Untuk pemetaan perairan pantai,
pembedaan tanah dan vegetasi, analisis
1 0,45 – 0,52 30 x 30
tanah dan air, dan pembedaan
tumbuhan berdaun lebar dan konifer.
Untuk inventarisasi vegetasi dan
2 0,52 – 0,60 30 x 30
penilaian kesuburan.
Untuk pemisahan kelas vegetasi dan
memperkuat kontras antara
3 0,63 – 0,69 30 x 30
penampakan vegetasi dan non-
vegetasi.
Untuk deteksi akumulasi biomassa
vegetasi, identifikasi jenis tanaman, dan
4 0,76 – 0,90 30 x 30
memudahkan pembedaan tanah dan
tanaman, serta lahan dan air.
Untuk menunjukkan kandungan air
pada tanaman, kondisi kelembaban
5 1,55 – 1,75 30 x 30
tanah dan berguna untuk membedakan
awan dengan salju.
Untuk analisis vegetasi stress,
pembedaan kelembaban tanah,
6 10,40 – 12,50 60 x 60
klasifikasi vegetasi, analisis gangguan
vegetasi, dan pemetaan suhu.
Untuk pemetaan formasi geologi dan
7 2,09 – 2,35 30 x 30
pemetaan hidrotermal.
8 0,50 – 0,90 15 x 15 Untuk peningkatan resolusi spasial.
Sumber : Humaidi (2005)

B. Fungsi LANDSAT

Untuk tujuan pemetaan penggunaan lahan, liputan luas dan berulang di hasilkan oleh wahana
satelit khususnya penting melihat biasa efektif pengumpulan dan kemudahan meng-update data
penggunaan lahan.

C. Kelebihan LANDSAT

Ketersediaan data citra satelit dalam bentuk berbeda telah menarik melimpahnya aplikasi
untuk pemetaan penggunaan lahan dan penutup lahan medan. Keuntungan data satelit
adalah dalam jumlah besar.
D. Karakteristik LANDSAT

Sistem Landsat 7
Orbit 705 km, 98.2 , sun-synchronous, 10:00 AM
crossing, rotasi 16 hari (repeat cycle)
Sensor ETM+ (Enhanced Thematic Mapper)
Swath Width 185 km (FOV=15 )
Off-Track Viewing Tidak tersedia
Revisit time 16 hari
16 hari Band-band 0.45 -0.52 (1), 0.52-0.60 (2), 0.63-0.69 (3), 0.76-
Spektral (µm) 0.90 (4), 1.55-1.75 (5), 10.4-12.50 (6), 2.08-2.34
(7), 0.50-0.90 (PAN)
Ukuran Piksel Lapang 15 m (PAN), 30 m (band 1-5, 7), 60 m band 6
(Resolusi spasial)
Arsip data earthexplorer.usgv.gov

Satelit landsat memiliki dua buah sensor yaitu Multi Spectral Scanner (MSS) dan
Tematic Mapper (TM). Sensor TM mempunyai resolusi sampai 30 x 30 m, dan bekerja
mengumpulkan data permukaan bumi dan luas sapuan 185 km x 185 km. sedangkan resolusi
radiometriknya 8 bit, yang berarti setiap pixel mempunyai nilai jangkauan data dari 0-225.
Sensor TM merupakan system yang sangat kompleks yang memerlukan toleransi
(kelonggaran) pembuatan yang sangat kecil, sehingga tidak memungkinkan dibuat
penyempurnaan di masa mendatang untuk memperkecil resolusi spasial sampai dibawah 20
M (Butler, S.1988).
Sensor TM (Thematic Mapper) merupakan sensor yang dipasang pada satelit
Landsat-4 dan Landsat-5. Lebar sapuan (scanning) dari sistem Landsat TM sebesar 185 km,
yang direkam pada tujuh saluran panjang gelombang dengan rincian; 3 saluran panjang
gelombang tampak, 3 saluran panjang gelombang inframerah dekat, dan 1 saluran panjang
gelombang termal (panas). Sensor TM memiliki kemampuan untuk menghasilkan citra
multispektral dengan resolusi spasial, spektral dan radiometrik yang lebih tinggi daripada
sensor MSS.

E. Contoh LANDSAT
4. IKONOS

A. Pengertian IKONOS

Satelit IKONOS adalah satelit inderaja


komersiil pertama yang dioperasikan dengan
tingkat ketelitian 1 meter untuk model
pankromatik dan 4 meter untuk model
multispektral yang merupakan milik Space
Imaging Agency (USA), dan berhasil
memproduksi citra satelit inderaja dengan
ketelitian 235 kali ketelitian citra Landsat - 7
band pankromatik (Kusumowidagdo, 2002). Dengan teknik “Pan Sharpening”, citra
pankromatik 1 meter dapat dikombinasikan dengan citra multispektral 4 meter. Saluran
pankromatik menggunakan panjang gelombang (0.45 µm - 0.90 µm ) dan multispektral
dengan 3 saluran pada panjang gelombang tampak (visible) serta satu saluran inframerah
dekat. Tabel berikut menunjukkan band-band spectral yang terdapat pada sensor IKONOS.
Tabel 1. Band Spektral Pada Sensor IKONOS
Tipe Data Julat Spektral (μm)
Pankromatik 0.45 – 0.90
Multispektral Band 1 0.45 – 0.53 (Biru)
Multispektral Band 2 0.52 – 0.61 (Hijau)
Multispektral Band 3 0.64 – 0.72 (Merah)
Multispektral Band 4 0.77 – 0.88 (Inframerah Dekat)
Sumber : Mandeville, 2001 dalam Hakim, 2003)

Resolusi radiometric data IKONOS dikumpulkan tiap 11 bit pixel (2048 tone abu – abu). Ini
berarti bahwa masih diperlukan ahli perangkat lunak inderaja untuk memperoleh informasi
gambar dengan detil. IKONOS dengan kemampuannya sebagai “high accuracy remote sensing
satellite” akan memberikan implikasi terhadap berubahnya konsepsi penyediaan data dan
informasi wilayah terutama karena meningkatnya kecepatandan kearutan.datanya .Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bekerja sama dengan Fakultas Geografi
Universitas Gadjah Mada (FG UGM) saat ini sedang memetakan sebagian besar area Kabupaten
Bantul, Yogyakarta menggunakan satelit IKONOS multispektral pasca gempa. IKONOS juga dapat
dimanfaatkan untuk pemantauan cuaca dan penataan ruang wilayah. IKONOS akan lebih
bermanfaat misalnya dalam menganalisis lahan dan identifikasi obyek. Apabila kemudian data
ini dipadukan dengan data sekunder akan memberikan pengetahuan tentang potensi suatu
daerah dengan lebih detil dan bermanfaat khususnya dalam pengambilan kebijakan
pembangunan. Data dari satelit ini telah dimanfaatkan untuk identifikasi tata ruang.
A. Fungsi IKONOS

1. Pemetaan sumber daya alam daerah pedalaman dan perkotaan


2. Pemetaan analisis bencana alam, kehutanan, pertanian,pertambangan, teknik konstruksi,
pemetaan perpajakan, dan deteksi perubahan.

B. Karakteristik IKONOS

C. Kelebihan IKONOS

Menyediakan data citra yang akurat, dimana menjadi standar untuk produk-produk
data satelit komersoal yang beresolusi tinggi. IKONOS memproduksi citra 1-meter hitam dan
putih (pankromatik) dan citra 4-meter multispektral (red, blue, green dan near-infrared)
yang dapat dikombinasikan dengan berbagai cara untuk mengakomodasikan secara luas
aplikasi citra beresolusi tinggi (Space Imaging, 2004) Data IKONOS dapat digunakan untuk
pemetaan topografi dari skala kecil hingga menengah, tidak hanya menghasilkan peta baru,
tetapi juga memperbaharui peta topografi yang sudah ada. Penggunaan potensial lain
IKONOS adalah .precision agriculture.; hal ini digambarkan pada pengaturan band
multispektra, dimana mencakup band infra merah dekat (near-infrared). Pembaharuan dari
situasi lapangan dapat membantu petani untuk mengoptimalkan penggunaan pupuk dan
herbisida.

D. Contoh Hasil IKONOS

1. Georectified Product (Geo)


Geo merupakan produk ideal untuk pengamatan visual dan interpretasi, karena produk ini
sudah direktifikasi pada datum & sistem proyeksi peta
2. Orthorectified Product
Pada produk ini telah dilakukan ortorektifikasi pada ellipsoid & proyeksi peta tertentu.
Orthorektifikasi dilakukan untuk menghilangkan distorsi citra akibat kesalahan geometrik dan
pergeseran relief. Jenis Precision dan Precision Plus merupakan produk yang mempunyai
tingkat akurasi ketelitian yang tinggi, karena telah menggunakan titik control tanah maupun
DEM (Digital Elevation Model). Jenis Presicion Plus bukan merupakan produk standar, dan
hanya disediakan untuk golongan tertentu.
3. Stereo Product
Produk ini hanya dapat digunakan oleh lembaga pemerintahan saja. Stereo Product
menggunakan film kamera model Rational Polynomial Coefisient (RCP), yang menyediakan
model data kamera dengan paket program untuk fotogrammetri dengan koordinat 3D,
DEM dan citra yang telah diorthorektifikasi.
4. QUICKBIRD

A. Pengertian dan Fungsi QUICKBIRD

Satelit optis Quickbird diluncurkan pada 18


Oktober 2001 di pangkalan angkatan udara
Vandenberg, California, USA. Satelit Quickbird
merupakan satelit yang baik untuk data lingkungan
seperti analisis perubahan iklim, penggunaan lahan,
pertanian dan kehutanan. Selain itu kemampuan
satelit Quickbird dapat juga diterapkan untuk
berbagai industri termasuk eksplorasi dan produksi
minyak bumi dan gas alam, teknik dan konstruksi
serta studi lingkungan.

Sebenarnya, perusahaan swasta AS lainnya DigitalGlobe, tahun 2002 meluncurkan satelit


komersial dengan kemampuan mengungguli Ikonos. Quickbird, nama satelit ini, beresolusi
spasial hingga 60 sentimeter dan 2,4 meter untuk moda pankromatik dan multispektral. Setelah
kegagalan EarlyBird, satelit Quickbird diluncurkan tahun 2000 oleh DigitalGlobe. Namun,
kembali gagal. Akhirnya Quickbird-2 berhasil diluncurkan 2002 dan dengan resolusi spasial lebih
tinggi, yaitu 2,4 meter (multispektral) dan 60 sentimeter (pankromatik). Citra Quickbird
beresolusi spasial paling tinggi dibanding citra satelit komersial lain. Selain resolusi spasial
sangat tinggi, keempat sistem pencitraan satelit memiliki kemiripan cara merekam, ukuran luas
liputan, wilayah saluran spektral yang digunakan, serta lisensi pemanfaatan yang ketat. Keempat
sistem menggunakan linear array CCD-biasa disebut pushbroom scanner. Scanner ini berupa
CCD yang disusun linier dan bergerak maju seiring gerakan orbit satelit. Jangkauan liputan satelit
resolusi tinggi seperti Quickbird sempit (kurang dari 20 km) karena beresolusi tinggi dan posisi
orbitnya rendah, 400-600 km di atas Bumi.

Kehadiran Quickbird dan Ikonos telah melahirkan íeforia baruí pada praktisi inderaja yang
jenuh dengan penggunaan metode baku analisis citra 11 berbasis Landsat dan SPOT. Klasifikasi
multispektral standar berdasarkan resolusi spasial sekitar 20-30 meter seringkali dianggap
kurang halus untuk kajian wilayah pertanian dan urban di Jawa. Model-model dengan
knowledgebased techniques (KBT) yang berbasis Landsat dan SPOT umumnya tidak tersedia
dalam menu baku di perangkat lunak komersial, dan lebih sulit dioperasikan. Quickbird
menjawab kebutuhan itu. Resolusi 60 cm bila dipadukan dengan saluran multispektralnya akan
menghasilkan pan-sharped image, yang mampu menonjolkan variasi obyek hingga marka jalan
dan tembok penjara. Citra ini mudah sekali diinterpretasi secara visual. Meski demikian, para
pakar inderaja saat ini masih bergulat dengan pengembangan metode ekstraksi informasi
otomatis berbasis citra resolusi tinggi seperti Quickbird.

Resolusi spasial yang sangat tinggi pada Quickbird telah melahirkan masalah baru dalam
inderaja digital, di mana respons spektral obyek tidak berhubungan langsung dengan karakter
obyek secara utuh, melainkan bagian-bagiannya. Bayangkan citra multispektral SPOT-5
beresolusi 10 meter, maka dengan relatif mudah jaringan jalan dapat kita klasifikasi secara
otomatis ke dalam kategori-kategori íjalan aspalí, íjalan betoní, dan íjalan tanahí, karena jalan-
jalan selebar sekitar 5 hingga 12 meter akan dikenali sebagai piksel-piksel dengan nilai tertentu.
Namun, pada resolusi 60 cm, jalan selebar 15 meter akan terisi dengan pedagang kakilima,
marka jalan, pengendara motor, dan bahkan koran yang tergeletak di tengah jalan. (Danoedoro,
2004)

B. Karakteristik QUICKBIRD

C. Kelebihan dan Kekurangan QUICKBIRD

 Kelebihan
Resolusi 60 cm bila dipadukan dengan saluran multispektralnya akan menghasilkan pan-
sharped image yang mampu menonjolkan variasi obyek hingga marka jalan dan tembok
penjara. Citra ini mudah diintrepretasi secara visual

 Kekurangan
Satelit quickbird jangkauan liputan satelit resolusi tinggi, (kurang dari 20 km) karena
beresolusi tinggi dan posisi orbitatnya rendah, 400-600 km di atas Bumi.

D. Contoh Hasil QUICKBIRD


5. SRTM ( Shuttle Radar Topography Mission )

A. Pengertian SRTM

Menurut JAEA (1999) SRTM (Shuttle


Radar Topography Mission)
adalah “mounted on a Space Shuttle and
obtains Earth surface data by remote sensing
technology utilizing a synthetic aperture
radar. Obtained data will be converted into
height data called a Digital Elevation Model
(DEM), and will be utilized to generate a
more precise three-dimensional map of larger
observation area of the Earth than has ever
been possible”

Meskipun SRTM memiliki resolusi yang rendah sekitar 90m tetapi masih banyak digunakan
sebagai informasi untuk pekerjaan lapangan serta dimanfaatkan untuk membuat peta kontur
dan lereng (slope). Hasil peta kontur maupun peta lereng dari pengolahan data SRTM maksimal
berskala 1:900000, tetapi dalam realisasinya banyak yang memperbesar skalanya hingga skala
1:250000 atau malah lebih besar lagi. Dengan melakukan perbesaran skala tersebut akan
memberikan konsekuensi menyangkut akurasi dari peta kontur maupun peta lereng yang
dihasilkan.

Untuk menentukan skala peta hasil dari pengolahan citra satelit sebenarnya sangat mudah,
yaitu dengan menggunakan rumus: (skala peta = resolusi citra satelit x 10000).
Alasan menggunakan SRTM dalam GIS tentu karena kelebihannya.

B. Struktur Data SRTM

SRTM memiliki struktur data yang sama seperti format GRID lainnya, yaitu terdiri dari sel-sel
yang setiap sel memiliki wakil nilai ketinggian. Nilai ketinggian pada SRTM adalah nilai ketinggian
dari datum WGS1984, bukan dari permukaan laut. Tapi karena datum WGS1984 hampir
berimpit dengan permukaan laut maka untuk skala tinjau dapat diabaikan perbedaan diantara
keduanya.

Khusus untuk download, resolusi horizontal data SRTM adalah 90m. Perlu diingat bahwa data
sebenarnya adalah 30m, tetapi direduksi menjadi 90m,

C. Kelebihan dan Kelemahan SRTM

 Kelebihan
1. Gratis; Ini adalah kelebihan utama yang dimiliki SRTM. Siapa saja dan di mana saja dapat
mendownload SRTM tanpa bayar.
2. Digital; SRTM dapat didownload dengan format HGT, ASCII, atau GEOTIFF, kita
bisa mengkonversi ke format yang kita inginkan misalnya Grid ArcView
3. Resoulsi; Resolusi lumayan tinggi untuk sakala tinjau. Resolusi horizontal (yang bisa kita
download untuk Indonesia) adalah 90m. Tentu saja dengan resolusi ini SRTM tidak bisa
digunakan untuk pemetaan secara detail.
 Kelemahan
Dalam pengambilan data menggunakan RADAR, antara pesawat dan obyek harustidak
terhalangi. Untuk daerah yang bergunung hal ini sangat sulit dilakukan. SRTMmemiliki 0.2% data
yang tidak terliputi di muka bumi karena berupa pegunungan.Beberapa teknik telah
dikembangkan untuk menutupi kekurangan ini. Salah satunyaadalah dengan menggunakan
algoritma otomatis dengan SRTM Filler.

SUMBER:

http://satelit-inderaja.blogspot.co.id/2010/10/karakteristik-dan-spesifikasi-satelit.html

http://www2.jpl.nasa.gov/srtm/SRTM_paper.pdf

https://selfaseptianiaulia.wordpress.com/2013/05/17/pertemuan-1-macam-macam-jenis-citra-
satelit-dan-penggunaannya-serta-menggabungkan-band-pada-landsat/

Anda mungkin juga menyukai