Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY J

DENGAN REMATIK DI BUKIT PENINJAU 1


KECAMATAN SUKARAJA KAB SELUMA

Nama Mahasiswa : Dwi Meilia


NPM : 1714901033

PRESEPTOR

Ns. Harsismanto J, S.Kep. M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2017
KATETERISASI URINE

A.Tinjauan Teoritis
1. Definisi
Kateter adalah suatu selang untuk memasukkan dan mengeluarkan cairan. Kateterisasi
urinarius adalah memasukkan kateter melalui uretra ke dalam kandung kemih dengan tujuan
untuk mengeluarkan urine (Perry & Potter.2000). Kateterisasi urine adalah memasukkan selang
karet atau plastik melalui uretra dan ke dalam kandung kemih (Eni Kusyati.2006)

2. Tujuan
 Menghilangkan distensi kandung kemih
 Menatalaksana kandung kemih inkompeten
 Mendapatkan spesimen urine steril
 Mengkaji jumlah residu urine, jika kandung kemih tidak mampu sepenuhnya dikosongkan
 Mengukur jumlah produksi urine oleh ginjal secara akurat
 Membantu melatih kembali atau memulihkan pengendalian kandung kemih secara normal

3. Indikasi
 Untuk mengatasi retensi urine
 Mengukur jumlah produksi urine oleh ginjal secara akurat
 Memperoleh bahan urine steril
 Mengukur jumlah residu urine dalam kandung kemih
 Memperoleh bahan urine bila tidak dapat ditampung dengan cara lain

4. Kontra Indikasi
 Robeknya atau rupture uretra akibat trauma
 Hematoris (keluarnya darah dari urine)

5. Prinsip
 STERIL

6. Komplikasi
 Bacterial shock
 Ruptur uretra
 Perforasi buli-buli
 Pendarahan
 Balon pecah atau tidak dapat dikempeskan

7. Alat dan bahan yang digunakan


 Set kateter ex : poly
 Urine bag
 Jelly
 Spet 10 cc (Isi 5-8 cc)
 Bengkok 2 buah (Tempat kotor dan tempat penampung urine pertama)
 Kom sedang atau kecil 2 buah (Tempat cairan akuades dan tempat air bersih)
 Pinset anatomi
 Duk kecil jika perlu
 Kassa steril
 Handscun 2 buah (Steril dan bersih)
 Kapas sublimat/kapas DTT
 Cairan aQuades atau NaCl
 Perlak atau pengalas
 Plester antialergi
 Gunting plester
 Korentang jika perlu
 Sampiran atau screm
 Selimut

8. Prosedur Kerja
a. Fase Pre Interaksi
 Perawat
 Cuci tangan sebelum tindakan
 Kaji status klien dan cek instruksi dokter
 Pilih tipe dan ukuran kateter yang spesifik
 Kaji kebutuhan untuk mengumpulkan urine
 Siapkan alat
b. Fase Orientasi
 Jelaskan prosedur (klien dan keluarga)
c. Fase Kerja
 Persiapan klien
 Pasang skrem
 Dekatkan alat
 Jelaskan tujuan
 Buka selimut
 Pasang pengalas atau perlak dibawah bokong klien
 Letakkan bengkok untuk menampung urine pertama di dekat bokong
 Cuci tangan
 Pasang hanscun (1) Bersih
 Bersihkan alat genitalia dg kapas sublimat
 Buang kapas dan handsun dalam bengkok tempat kotor
 Ambil handscun ke 2 (Steril)
 Ambil kateter (Set kateter) -> dapat dibantu dengan asisten dan olesi dengan jelly
 Masukkan kateter ke dalam uretra, (Suruh klien menarik nafas) rasakan dan pastikan
masuk ke dalam kandung kemih
 Masukkan cairan aQuades atau NaCl -> 5/8 cc "sesuai" melalui spet yang telah
disiapkan sebelumnya
 Tarik sedikit kateter (Jika pada saat ditarik kateter terasa tertahan,berarti kateter telah
masuk pada kandung kemih)
 Sambungkan kateter dengan urine bag -> Bantu dg asisten lalu di ikat di sisi tempat
tidur
 Fiksasi (Perempuan = paha, Laki-laki = perut)
 Klien dirapikan kembali -> Buka perlak
 Pasang selimut
 Alat dirapikankembali
 Buka handscun
 Cuci tangan
d. Fase Terminasi
 Komunikasi -> Tanyakan bagaimana perasaan klien setelah tindakan
 Perawat memastikan kateter yang telah terpasang
 Pastikan fiksasi eksternalnya
 Fiksasi kenyamanan klien
 Lakukan pendokumentasian\

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Data Demografi
Identitas klien yang terdiri dari : nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
status, agama, alamat, tanggal masuk rumah sakit, nomor register, dan diagnosa medik.
b. Riwayat Penyakit
Tanyakan pada pasien apakah ada riwayat penyakit sebelumnya, untuk memberikan
informasi-informasi tentang kesehatan atau penyakit masa lalu yang pernah diderita pada
masa lalu, biasanaya riwayat penyakit sebelumnya berhubungan dengan penyakit
perkemihan yang di derita pada pasien saat ini.
c. Keluhan utama pasien
Data Subyektif :
o Klien mengeluh tidak bisa tidur/istrahat dengan tenang jika rasa nyeri timbul.
o Klien mengeluh keragu-raguan pada awal berkemih .
o Klien mengeluh penurunan kemampuan dalam melakukan hubungan seksual.
o Klien mengeluh tentang penyakitnya
o Klien mengeluh khawatir dengan penyakitnya

Data Obyektif :
o Gelisah
o Ekspresi wajah nampak meringis bila nyeri timbul
o Nampak memegang area yang sakit
o Nyeri tekan daerah daerah suprapubik
o Nampak ketakutan dan cemas
d. Kaji Tanda-tanda vital
o Tekanan Darah
o Heart Rate
o Respitarori rate
o Suhu
e. Pemeriksaan fisik
o Head to too

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan ganggua pemasangan kateter
b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan adanya kateter adanya rasa
nyeri timbul.
c. Gangguan Cita tubuh berhubungan dengan adanya alat kateter yang terpasang pada
bagian
Diagnosa
No Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional
Keperawatan

1. a Tujuan : a. Lakukan pengkajian nyeri secara 1. Mengetahui tingkat atau derajat


Setelah dilakukan tindakan 2x24 jam komperhensif termasuk lokasi nyeri klien.
pasien dapat mengontrol nyeri. karakteristis, durasi, frekuensi, kualitas 2. Mengetahui tanda
dan faktor presdiposisi (P,Q,R,S,T) ketidaknyamanan klien.
Kriteria hasil : b. Observasi reaksi non verbal dari 3. Untuk mengurangi nyeri.
o Mengenali faktor penyebab ketidaknyamanan. 4. Untuk menghindari nyeri tiba-
o Mengenali lama sakitnya c. Ajarkan tentang teknik Distraksi dan tiba.
o Mencari bantuan tenaga kesehatan relaksasi 5. Tindakan mengurangi rasa nyeri
o Mengenali gejala-gejala nyeri d. Anjurkan agar tidak terlalu banyak klien
o Melaporkan nyeri sudah terkontrol gerak.
o Skala nyeri 0-3 e. Kolaborasi pemberian analgesic jika
perlu
4. b Tujuan : a. Mengkaji individu atau orang terdekat 1. Membantu dalam intervensi.
Setelah di lakukan asuhan terhadap kebiasaan tidur. 2. Agar pasien dapat istirahat.
keperawatan 2x24 jam pola tidur b. Menjelaskan kepda individu atau orang 3. Akan membantu mengurangi
pasien teratasi. terdekat penyebab gangguan tidur. nyeri.
c. Mempertahankan waktu tidur teratur. 4. Membantu mempertahankan
Kriteria hasil : d. Menyusun relaksasi untuk persiapan waktu istirahat pasien
o Istirahat dapat terpenuhi. tidur.
o Menggambarkan factor yang
mencegah atau menghambat tidur.
o Melaporkan keseimbangan optimal
dari istirahat atau aktivitas.
5. c Tujuan : a. Kaji secara verbal dan nonverbal respon 1. Mengetahui respon klien pada
Setelah dilakukan tindakan klien terhadap tubuhnya. tubuhnya
keperawatan selama 1X24 jam b. Monitor frekuensi mengkritik dirinya. 2. Mengetahui sejauh mana klien
gangguan Persepsi tentang kondisi c. Jelaskan tentang pengobatan,dan dapat menerima keadaan
tubuh pasien teratasi. perawatan, kemajuan dan prognosis 3. Mencegah klien semakin cemas
penyakit awalnya. karena kurang informasi
Kriteria hasil : d. Dorong klien mengungkapkan 4. Membantu klien mengurangi
o Persepsi menilai dirinyapositif. perasaannya. cemas
o Mampu mengidentifikasi kekuatan
persona.
o Mendiskripsikan secara factual
perubahan fungsi tubuh.
o Mempertahankan interaksi sosial.
6. d Tujuan : a. Kaji dan pantau tanda ansietas yang 1. Untuk mengetahui intensitas
Setelah diberikan asuhan terjadi. nyeri.
keperawatan 1x24 jam diharapkan b. Jelaskan prosedur tindakan pemasangan 2. Untuk mengurangi tingkat
kecemasan hilang atau berkurang. kateter suprapubiksecara sederhana ansietas.
sesuai tingkat pemahaman pasien. 3. Untuk mendorong dan menambah
Kriteria hasil : c. Diskusikan ketegangan dan harapan semangat pasien.
Pasien dapat mengenal perasaannya pasien. 4. Meyakinkan pasien bahwa peran
,dapat mengidentifikasi penyebab atau d. Dorong keluarga dan teman untuk dan kerja tidak berubah.
factor yang memengaruhinya, menganggap pasien seperi sebelumnya. 5. Mendorong pasien untuk
menyatakan cemas berkurang. e. Beritahu pasien program medis yang mengontrol tes gejala, untuk
telah dibuat untuk menurunkan resiko meningkatkan kepercayaan pada
penyakit yang lebih lanjut. program medis dan
f. Kolaborasi pemberian sedative, mengintegrasikan kemampuan
tranquilizer, sesuai indikasi. dalam persepsi diri.
6. Mungkin diperlukan untuk
membantu pasien rileks
sampsecara fisik mampu untuk
membuat strategi koping adekuat
3. Evaluasi

Setelah melakukan proses keperawatan baik dari hasil pengkajian,diagnosa dan


perencanaan kateterisasi perlu dikaji hasilyang diharapkan hasil yang diharapkan sudah
tercapai atau belum, pengkajian yang terus menerus terhadap kriteria hasil yang diharapkan
sehingga tercapai tindakan keperawatan yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

Kusyati, Eni dkk. 2006. Keterampilan dan prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar.
Jakarta EGC
Patricia, Potter A. 1996. Pocket Guide to Health Asessment, Edisi 3. Jakarta : EGC
http://www.scrib.com/doc/52297240/LP-Kateter
Potter, Perry. 2000. Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar, Edisi 3. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai